PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah :
1. Meningkatkan kemampuan dalam penulisan ilmiah di bidan
kedokteran
2. Memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik di Bidang Obstetri dan
Ginekologi RSUD Kanjuruhan Kepanjen Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Malang
1.4 Manfaat
Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti
kepaniteraan klinik Obstetri dan Ginekologi.
.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Status Obstetri
2.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. H
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan :-
Agama : Islam
Alamat : Dusun Cungkal RT. 09 RW 02 Kel. Sumberpetung
Kec. Kalipare Kab. Malang, Jawa Timur
Status pernikahan : Menikah
Suku : Jawa
Tanggal MRS : 24 Juli 2022
Tanggal operasi : 26 Juli 2022
No RM : 537***
Diagnosa : G1P1001Ab000 dengan Late Hemorrhagic Post
Partum
Identitas Suami
Nama : Tn. A
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan :-
Agama : Islam
Alamat : Dusun Cungkal RT. 09 RW 02 Kel. Sumberpetung
Kec.Kalipare Kab. Malang, Jawa Timur
Status pernikahan: Menikah
Suku : Jawa
2.2 Anamnesa
1. Keluhan Utama
Perdarahan dari jalan lahir bergumpal-gumpal
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Kanjuruhan tanggal 24 Juli 2022 dengan
keluhan perdarahan dari jalan lahir yang bergumpal-gumpal sejak pagi pukul
08.00. Pasien melahirkan tanggal 12 Juli 2022 dan terdapat riwayat perdarahan
yang banyak saat persalinan. Pada tanggal 23 Juli 2022 keluar darah lagi dari
jalan lahir.
3. Riwayat kehamilan ini :
- Hamil muda : mual (-), muntah (-), pendarahan (-),
kejang (-)
- Hamil tua : sakit kepala (-), mual (-), muntah (-),
perdarahan (-), kejang (-)
- Pijat perut : disangkal
- Minum jamu : disangkal
- Trauma : disangkal
- ANC : 5 kali di bidan dan dokter spesialis
kandungan
1. Riwayat Penyakit Dahulu :
Hipertensi : disangkal
DM : disangkal
TBC : disangkal
Asma : disangkal
Alergi : disangkal
Riwayat oprasi : disangkal
Epilepsi : disangkal
HIV : disangkal
2. Riwayat keluarga :
Hipertensi : Ibu pasien
DM : disangkal
TBC : disangkal
Asma : disangkal
Alergi : disangkal
Riwayat oprasi : disangkal
Epilepsi : disangkal
HIV : disangkal
3. Riwayat Haid :
Menarch : 12 tahun
Siklus : tiap 28 hari, teratur 1 kali sebulan
Lama : 5-6 hari
Jumlah darah : sedang (1-2 pembalut/hari)
Disminorea : pasien mengalami disminore ketika haid
Flour albus :-
HPHT : Post Partum
HPL : Post Partum
4. Riwayat Perkawinan:
Menikah : 1 kali, saat usia 29 tahun
Lama menikah: 1 tahun
5. Riwayat kehamilan dan persalinan
4. Pemeriksaan Antropometri
- Berat badan saat hamil : kg
- Berat badan sebelum hamil : kg
- Tinggi badan : cm
5. Kulit : berwarna kuning langsat, tidak ada gatal,
kulit kering, turgor baik. Tidak didapatkan adanya luka
6. Kepala : Bentuk kepala normal, rambut kepala tidak
mudah rontok, tidak ada luka maupun benjolan.
7. Mata : Anemia +/+, ikterik -/-, pupil isokor, reflek
cahaya +/+, Mata tidak cowong
8. Hidung : tidak ada deformitas, tidak ada atrofi
konka, tidak ada secret, tidak ada obstruksi
9. Mulut : tidak ada stomatitis, gigi normal, kelainan
lidah tidak ada, mukosa faring tidak hiperemi, tidak ada pembesaran
tonsil.
10.Telinga : tidak ada secret, tidak serumen, tidak ada
benda asing, pendengaran normal
11. Leher : tidak kaku, tidak ada deviasi trakea, tidak
ada pembesaran KGB maupun kelenjar tiroid
12. Thoraks : dalam batas normal
Pulmo :
- Inspeksi : bentuk normal, pergerakan dada kanan sama
dengan dada kiri, irama regular, otot bantu nafas (-), pola nafas
abnormal (-).
- Palpasi : fremitus raba kiri sama dengan kanan
- Perkusi : sonor/sonor
- Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan :
wheezing (-/-), ronkhi (-/-).
Cor :
- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : ictus cordis kuat angkat, thrill (-)
- Perkusi :
o Batas kiri atas : ICS II para sternal line sinistra
o Batas kanan atas: ICS II para sternal line dekstra
o Batas kiri bawah: ICS V midclavicular line sinistra
o Batas kanan bawah: ICS IV para sternal linea dekstra
- Auskultasi : bunyi jantung I-II, regular, suara tambahan
jantung : gallop (-), murmur (-).
13.Abdomen
- Inspeksi : gambaran pembuluh darah collateral (-), tumor (-),
striae livide (-), strie albican (-), line nigra (-), bekas operasi (-)
- Auskultasi : bising usus normal
- Palpasi : ada nyeri tekan dibekas SC, pembesaran organ (-),
teraba massa abdomen (-), TFU 2 jari diatas sympisis pubis
14. Ekstremitas : akral hangat
- Atas kanan : bengkak (-), sakit (-), luka (-)
- Atas kiri : bengkak (-), sakit (-), luka (-)
- Bawah kanan : bengkak (-), sakit (-), luka (-)
- Bawah kiri : bengkak (-), sakit (-), luka (-)
15. Pemeriksaan Obstetri
a. Pemeriksaan luar
- Inspeksi : perut membesar arah membujur
- Palpasi :
Leopold I : TFU tidak teraba
- Auskultasi : (-)
- His : (-)
Pemeriksaan dalam : VT : ditemukan darah +stobel portio 2cm
B. Status Ginekologi
Inspeksi : tde
Palpasi : tde
C. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 25 Juni 2022 / pukul 05.26 WIB
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 9,7 g/dL 11,4-15,1 g/dL
Hematokrit 29,5 % 38 - 42 %
Eritrosit 3,35 juta/cmm 4,0 – 5,0 juta/cmm
Leukosit 14.100/cmm 4700-11300/cmm
Trombosit 235.000/cmm 142.000-424.000/cmm
MCH 29,0 27-31 pg
MCHC 32,8 32-36 %
Hitung Jenis
Lekosit
Eosinofil 2,8 0-4 %
Basofil 0,5 0-1 %
Neutrofil 82,7 51-67 %
Limfosit 7,5 25-33 %
Monosit 6,5 2-5 %
1.1 RESUME
Ny. H 30 tahun datang dengan keluhan perdarahan banyak dari jalan
lahir. Keluhan tersebut dialami pasien sejak pagi 23 Juli 2022 pukul 08.00.
Terdapat riwayat melahirkan pada tanggal 12 Juli 2022. Pasien mengatakan
saat persalinan terdapat riwayat perdarahan yang banyak. Status vital sign
ketika pasien datang, kesadaran kompos mentis dengan GCS 456, TTV
pasien TD : 115/59 mmHg; Nadi : 124 x/menit; RR : 20 x/menit; SpO2 :
97%; suhu pasien normal yaitu 36,8 Co, sedangkan status generalisata pasien
secara keseluruhan dalam batas normal.
Pada hasil pemeriksaan obstetrik, didapatkan saat palpasi TFU tidak
teraba. Pemeriksaan leopold tidak dilakukan karena merupakan pasien post
partum. Pada saat pemeriksaan dalam ditemukan adanya darah + stobel
disertai portio 2 cm. Dari pemeriksaan penunjang didapatkan hemoglobin
yang rendah yaitu dengan nilai 9,7 g/dL, Hematokrit 29,5% dan terjadi
peningkatan leukosit sebesar 14.100.
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis
kasus ini yaitu G3P1001Ab000 Post partum hari ke 11 dengan late HPP dan
anemia.
1.2 Diagnosa
P1001 Ab000 Post partum hari ke 11 dengan late HPP dan anemia.
1.3 Planning
- MRS
- Transfuse 4 PRC
- Infus 2 line : line 1 infus transfuse
Line 2 infus drip oksitosin dan metilergo
1.4 Tabel Observasi
23-07-2022 (18.00)
S O A P
Melahirkan KU : Cukup P1001Ab000 Infus 2 line :
tanggal 11-07- Tensi : 100/60 dengan post - 1 line infus
2022. Mengalami mmHg partum hari ke 11 transfuse
perdarahan Nadi : 82x/menit + Late HPP + - 2 line infus
banyak saat Suhu : 36,6C Anemia drip oksitosi
+ metilergo
persalinan. Hari RR : 19x/menit
ini jam 08.00 SpO2: 97% Transfusi 4 PRC :
keluar darah Anemis +/+ masuk 2 labu/hari
banyak darah dari Palpasi : TFU
jalan lahir tidak teraba
VT : +darah,
portio 2 cm
24-07-2022 (08.00)
S O A P
Lemas + KU : cukup P1001Ab000 Infus 2 line + DC
Pusing + PPV + dengan post lancar
Anemis + partum hari ke 12 Rencana transfuse
Hb : 4,3 gr/ dL + Late HPP + 4 PRC
Tensi : 110/70 Anemia Observasi lanjut
mmHg
Nadi : 84x/menit
SpO2 : 99%
RR : 20x/menit
Suhu : 36C
25-07-2022 (08.00)
S O A P
Perdarahan KU : cukup P1001Ab000 Infus RL 500 ml
pervaginam + Tensi : 110/70 dengan post 30 tpm + DC
Nadi : 88x/menit partum hari ke 13 lancar
SpO2 : 98% + Late HPP + Puasa +
RR : 19x/menit Anemia Injeksi ceftriakson
Suhu : 36,7C 2x1
R/ kuretase jam
12.00
26-07-2022 (08.00)
S O A P
- KU : cukup P1001Ab000 Infus RL 500 ml
Panas – dengan post 20 tpm
PPV -, Anemis- partum hari ke 14 Diet NSTVTP
Tensi : 110/70 + Post Curet H-1 Asam mefenamat
mmHg dengan ret sisa 3x500 mg
Nadi : 90x/menit plasenta Metilergo 2x0,125
Suhu : 36,5C
RR : 20x/menit
SpO2: 98%
1.5 Prognosis
- Ad Vitam : Dubia ad Bonam
- Ad Fungtionam : Dubia ad Bonam
- Ad Sanationam : Dubia ad Bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Retensio Plasenta
Retensio plasenta terjadi apabila plasenta tetap tertinggal di dalam
uterus 30 menit setelah bayi lahir. Saat kala tiga persalinan, myometrium
berkontraksi mengikuti penyusutan rongga uterus setelah lahirnya bayi.
Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan
plasenta. Karena tempat perlekatan plasenta menjadi kecil, sedangkan ukuran
plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian
terlepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian
bawah uterus atau ke dalam vagina.
Plasenta yang belum lepas sama sekali maka tidak menimbulkan
perdarahan. Plasenta yang lepas sebagian maka akan menimbulkan
perdarahan sehingga merupakan suatu indikasi untuk mengeluarkannya.
Plasenta yang belum lepas sama sekali dari dinding uterus karena :
Adanya kontraksi uterus yang kurang kuat untuk melepaskan plasenta
(plasenta adhesive).
Disebut sebagai plasenta akreta bila implantasi menembus desidua
basalis dan Nitabuch layer (endometrium). Sedangkan bila plasenta
inkreta terjadi saat plasenta sampai menembus myometrium dan
siebut plasenta perkreta bila vili korialis sampai menembus
perimetrium.
d. Thrombin
- Gangguan Pembekuan Darah
Penyebab perdarahan post partum karena gangguan pembekuan darah
dapat dicurigai apabila penyebab yang lain dapat disingkirkan serta adanya
riwayat pernah mengalami hal yang sama pada persalinan sebelumnya. Akan ada
tendensi yang mudah terjadi perdarahan setiap kali dilakukan penjahitan serta
perdarahan akan merembes atau timbul hematoma pada bekas jahitan, suntikan,
perdarahan dari gusi, rongga hidung.
Faktor predisposisi terjadinya hal ini adalah solusio plasenta, kematian
janin (IUFD), eklamsia, emboli cairan ketuban dan sepsis. Pada pemeriksaan
penunjang ditemukan hasil pemeriksaan faal hemostasis yang normal. Waktu
perdarahan dan waktu pembekuan memanjang, trombositopenia,
hypofibrinogenemia dan terdeteksi adanya FDP (fibrin degradation product) serta
pemanjangan tes prothrombin dan PTT (partial thromboplastin time) (Sarwono,
2009).
Tatalaksana Khusus
1. Atonia Uteri
Dilakukan pemijatan uterus
Pastikan plasenta lahir lengkap
Berikan 20-40 oksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9 %/ Ringer
Laktat dengan kecepatan 60 tetes/ menit dan 10 unit IM. Dilanjutkan
dengan infus oksitosin 20 unti dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9%/
Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes/ menit sampai perdarahan
berhenti
Apabila tidak tersedia oksitosin atau bila perdarahan tidak berhenti,
diberikan ergometrin 0,2 mg IM atau IV (lambat), dapat diikuti
pemberian 0,2 mg IM setelah 15 menit dan pemberian 0,2 mg IM.IV
(lambat) setiap 4 jam bila diperlukan.
Bila perdarahan berlanjut, berikan 1 g asam traneksamat IV (bolus
selama 1 menit, dapat diulang setelah 30 menit)
Dilakukan pasang kondom kateter atau kompresi bimanual internal
selama 5 menit
Disiapkan tindakan operatif bila kontraksi uterus tidak membaik,
dimulai dari konservatif. Pilihan-pilihan tindakan operatif yang dapat
dilakukan antara lain prosedur jahitan B-lynch, embolisasi arteri
uterine, ligase arteri uterine dan arteri ovarika atau prosedur
histerektomi subtotal
2. Retensio plasenta
Berikan 20-40 unitoksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9%/Ringer
Laktat dengan kecepatan 60 tetes/menitdan 10 UNIT IM. Lanjutkan
infus oksitosin 20 UNIT dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9%/Ringer
Laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga perdarahan berhenti
Lakukan tarikan tali pusat terkendali
Bila tarikan tali pusat terkendali tidak berhasil, lakukan plasenta manual
secara hati-hati
Berikan antibiotika profilaksis dosis tunggal (ampisilin 2 g IV DAN
metronidazol 500 mg IV).
Segera atasi atau rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap bila terjadi
komplikasi perdarahan hebat atau infeksi.
3. Sisa Plasenta
Berikan 20-40 unitoksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9%/Ringer
Laktat dengan kecepatan 60 tetes/menitdan 10 unitIM. Lanjutkan infus
oksitosin 20 unitdalam 1000 ml larutan NaCl 0,9%/Ringer Laktat
dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga perdarahan berhenti.
Lakukan eksplorasi digital (bila serviks terbuka) dan keluarkan bekuan
darah dan jaringan (lihat lampiran A.2). Bila serviks hanya dapat
dilalui oleh instrumen, lakukan evakuasi sisa plasenta dengan aspirasi
vakum manual atau dilatasi dan kuretase (lihat lampiran A.3 dan A.4).
Berikan antibiotika profilaksis dosis tunggal (ampisillin 2 g IV DAN
metronidazole 500 mg).
Jika perdarahan berlanjut,tatalaksana seperti kasus atonia uteri.
4. Robekan Jalan Lahir
Ruptura Perineum dan Robekan Dinding Vagina
Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi sumber perdarahan.
Lakukan irigasi pada tempat luka dan bersihkan dengan antiseptik.
Hentikan sumber perdarahan dengan klem kemudian ikat dengan
benan yang dapat diserap.
Lakukan penjahitan
Bila perdarahan masih berlanjut,berikan1gasamtraneksamat IV(bolus
selama 1 menit, dapat diulang setelah 30 menit) lalu rujuk pasien.
5. Inversio Uteri
Segera reposisi uterus (lihat lampiran A.7). Namun jika reposisi
tampak sulit, apalagi jika inversio telah terjadi cukup lama, bersiaplah
untuk merujuk ibu.
ika ibu sangat kesakitan, berikan petidin 1 mg/kgBB (jangan melebihi
100 mg) IM atau IV secara perlahan atau berikan morfin 0,1 mg/kgBB
IM.
Jika usaha reposisi tidak berhasil, lakukan laparotomi. u Jika
laparotomi tidak berhasil, lakukan histerektomi.
6. Gangguan Pembekuan Darah
Pada banyak kasus kehilangan darah yang akut, koagulopati dapat
dicegah jika volume darah dipulihkan segera.
Tangani kemungkinan penyebab (solusio plasenta, eklampsia).
Berikan darah lengkap segar, jika tersedia, untuk menggantikan faktor
pembekuan dan sel darah merah.
Jika darah lengkap segar tidak tersedia,pilih salah satu dibawahini:
o Plasma beku segar untuk menggantikan faktor pembekuan
(15 ml/ kg berat badan) jika APTT dan PT melebihi 1,5 kali
kontrol pada perdarahan lanjut atau pada keadaan
perdarahan berat walaupun hasil dari pembekuan belum
ada.
o Sel darah merah (packed red cells) untuk penggantian sel
darah merah.
o Kriopresipitat untuk menggantikan fibrinogen.
o Konsentrasi trombosit (perdarahan berlanjut dan trombosit
< 20.000).
o Apabila kesulitan mendapatkan darah yang sesuai, berikan
darah
golongan O untuk penyelamatan jiwa.
Alur Tatalaksana Perdarahan Post Partum
BAB IV
PEMBAHASAN