EKLAMPSIA
Disusun oleh:
Gemia Clarisa Fathi
1102014114
Pembimbing:
dr. Husny B. Sismawan, M. Kes, Sp.OG
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. D
Usia : 26 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Bungko
Tanggal masuk RS : 5 Februari 2019 pukul 02.30
II. Anamnesis
Keluhan utama:
Pasien datang dirujuk dari Puskesmas Kedaton dengan keluhan tensi tinggi dan
kejang satu kali.
Riwayat penyakit sekarang
G1P0A0 merasa hamil 9 bulan datang ke IGD Kebidanan RSUD
Arjawinangun didampingi oleh bidan puskesmas pada tanggal 5 Februari 2019,
pukul 02.30 WIB dengan keluhan tensi tinggi baru hari ini dan kejang satu kali yang
berlangsung selama kurang lebih satu menit saat di Puskesmas Selain itu, pasien
juga mengeluhkan rasa nyeri kepala yang hebat. Nyeri ulu hati dan pandangan
kabur disangkal oleh pasien.
Pasien mengatakan perutnya terasa mulas-mulas yang dirasakan semakin
hebat sejak tanggal 5 Februari pukul 01.00 WIB. Keluar air-air disertai lendir darah
sejak tanggal 4 Februari pukul 09.00 WIB. Keluhan juga disertai dengan kaki
bengkak sejak dua minggu sebelum masuk RS. Lima menit setelah bayi dilahirkan,
pasien juga mengalami kejang yang serupa dan berlangsung sekitar 1 menit di IGD
.
Riwayat menstruasi:
Menarkhe : 14 tahun
Siklus : Teratur, 28 hari
Lama haid : 7 hari
Keluhan saat haid : Disangkal, 3 kali ganti pembalut
HPHT : 28 April 2018
HTP : 4 Februari 2019
Riwayat obstetri:
Pasien tidak pernah hamil sebelumnya
Riwayat KB:
Tidak ada
Riwayat Pernikahan:
1 kali, usia pernikahan 2 tahun
Pemeriksaan Fisik
Status Pasien
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 160/120 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Pernafasan : 23 x/menit
Suhu : 36,5 oC
Tinggi Badan : 159 cm
Berat Badan : 61 kg
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Thorax :
Jantung : BJ 1 & 2 Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Paru : VBS kanan=kiri, Rhonki (-), Wheezing (-)
Iktus kordis : 2 cm di lateral linea mid clavicula sinistra.
Abdomen : normal
Genitalia : normal
Ekstremitas : Edema ekstremitas bawah +/+, akral hangat +/+
Status Obstretikus
Abdomen
Inspeksi
Membuncit sesuai usia kehamilan aterm
Linea mediana hiperpigmentasi, striae gravidarum (+)
Sikatrik (-)
Palpasi
L1 : TFU 31 cm, teraba bagian lunak pada fundus
L2 : Punggung kanan ( teraba tahanan memanjang di perut bagian
kiri dan bagian-bagian kecil pada bagian kiri)
L 3 : Presentasi kepala (bagian bawah teraba bulat dan keras)
L 4 : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP
His : 4x10’x35’’
Auskultasi
Bising usus (+) Normal, DJJ : 125x/menit, reguler.
Pemeriksaan dalam
v/v tidak tampak kelainan, portio tidak teraba, lengkap, ketuban (+), presentasi
kepala di Hodge III
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Darah Lengkap
Hemoglobin : 12,8 gr/dl
Hematokrit : 40,8 %
Leukosit : 21.000 /uL
Trombosit : 307000
Eritrosit : 507.000.000/Ul
Index Eritrosit
MCV : 80,5 fL
MCH : 25,3 pg
MCHC : 31,5 g/dL
RDW : 13,7%
MPV : 8,2 fL
Koagulasi
Waktu pembekuan (CT) : 4 menit
Waktu perdarahan (BT) : 2 menit
Imunologi
HBsAg : 0,02
Anti HIV : Non reaktif
Kimia klinik
Ureum : 14.1 mg/dL
Creatinin : 0.62 mg/dL
SGOT : 31 U/L
SGPT : 10U/L
Urine
Protein Urine : 3+
Diagnosis Kehamilan
G1P0A0 partulient aterm 40-41 minggu kala I fase aktif dengan eklampsia
Penatalaksanaan
IVFD Ringer Laktat 500cc 20 tetes/menit
MgSO4 4 gr bolus intravena, dilanjutkan dengan dosis rumatan (MgSO4 6 gr dalam
500 cc Ringer Laktat)
Cefazoline Inj 3 x 1 gr
Furosemide Inj 1 x 20 mg
Nifedipine 3 x 10 gr
Rencana
Obeservasi
Pimpin persalinan
Rawat HCU Nifas
Laporan Perinatologi
Pada pukul 03.35 tanggal 5 Februari 2019 lahir seorang bayi laki-laki dengan,
presentasi kepala, segera menangis setelah lahir dengan berat 2800 gr, PB : 51 cm,
LK : 33 cm, LD: 34 cm, bayi diletakkan di atas meja resusitasi yang telah
dihangatkan lebih dahulu dengan posisi semi ekstensi. Kemudian bayi dikeringkan
dengan memakai kain yang kering, bersih dan halus mulai dari muka, kepala dan
seluruh tubuh sambil dilakukan pengisapan lendir dan mulut, orofaring dan kedua
lubang hidung, kemudian dilakukan stimulasi takstil. Bayi menangis kuat, BJ
139x/menit. Kulit mulai memerah. APGAR : 7/8/9. Kemudian dilakukan perawatan
tali pusat. Tali pusat diklem dan dipotong kemudian dibungkus dengan kasa steril.
Pemeriksaan Fisik
KU : aktif, menangis
HR : 143 x/ menit R : 41 x/menit S : 35,9 ⁰C SpO2 : 95 %
P:
IVFD 500 cc RL + MgSO4 6 gr 20 tetes/ menit
Asam Mefenamat 3 x 500 mg
Cefadroxil 2 x 500 mg
Nifedipine 3 x 10 mg
Tablet Tambah Darah 2 x 1 tab
06/02/2019 S : Nyeri kepala, nyeri ulu hati, pandangan kabur, dan kejang disangkal
Pukul 08.00 O : TD: 130/80 mmHg N: 85x/menit RR: 20x/menit S:36,60C
KU: sedang
Kesadaran : compos mentis
Kepala : CA -/- SI -/-
Leher : JVP tidak meningkat
Thoraks :
Cardio : BJ I-II reguler m (-), g (-)
Ictus cordis teraba 2 cm lateral dari MCS
Paru : VBS ka=ki ronkhi (-), weezhing (-)
Ekstremitas : edema (+), akral hangat (+)
Abdomen : TFU setinggi pusat
P:
Asam Mefenamat 3 x 500 mg
Cefadroxil 2 x 500 mg
Nifedipine 3 x 10 mg
Tablet Tambah Darah 2 x 1 tab
Rencana dipulangkan
BAB III
PEMBAHASAN
PERMASALAHAN
1. Apakah sudah tepat diagnosis diatas?
2. Apakah penatalaksanaan eklampsia lama pada kasus ini sudah tepat?
PEMBAHASAN
1. Diagnosis pada pasien ini sudah tepat, yaitu eklampsia.
Eklampsia adalah kelainan akut pada preeklampsia atau preeklampsia berat,
dalam kehamilan, persalinan, atau nifas yang ditandai dengan timbulnya
kejang dengan atau tanpa penurunan kesadaran (gangguan sistem saraf
pusat).2
Eklampsia didefinisikan sebagai kejadian kejang pada wanita dengan
preeklampsia yang ditandai dengan hipertensi yang tiba-tiba, proteinuria
dan edema yang bukan disebabkan oleh adanya koinsidensi penyakit
neurologi lain.
Dari paparan di atas pasien ini dapat didiagnosis dengan eklampsia karena:
- Kejang
- Tekanan darah > 160/110 mmHg
- Proteinuria +3
2. Tatalaksana
- Anti kejang
Magnesium sulfat (MgSO4)2,4
Pemberian magnesium sulfat pada dasarnya sama seperti pemberian
magnesium sulfat pada preeklamsia berat. Pengobatan suportif terutama
ditujukan untuk gangguan fungsi organ-organ penting, misalnya
tindakan-tindakan untuk memperbaiki asidosis, mempertahankan
ventilasi paru-paru, mengatur tekanan darah, mencegah dekompensasi
kordis.
Cara pemberian MgSO4 pada PEB:
- Antihipertensi2
Antihipertensi diberikan sesuai dengan preeklampsia berat.
Antihipertensi lini pertama:
Nifedipin, dosis: 10-20 mg per oral, diulani setelah 30 menit;
maksismum 120 mg dalam 24 jam.
Antihipertensi lini kedua:
Sodium nitroprusside: 0, 25 mikrogram i.v./kg/menit, infus;
ditingkatkan 0,25 mikrogram i.v./kg/5 menit.
- Diuretikum2
Tidak diberikan secara rutin, kecuali bila ada edema paru-paru, payah
jantung kongestif, atau anasarca. Diuretikum yang dipakai adalah
furosemide.
- Antibiotik2
Antibiotik digunakan dengan tujuan pencegahan infeksi selama
persalinan dan kelahiran bayi.
BAB IV
KESIMPULAN
Penegakan diagnosis pada pasien ini sudahlah tepat. Pasien didiagnosis eklampsia
karena:
- Kejang
- Tekanan darah > 160/110 mmHg
- Proteinuria +3
Penatalaksanaan kasus ini pun sudah sesuai karena memperhatikan prinsip,
pencegahan kejang berulang, pada pasien eklampsia. Penatalaksanaan yang tepat
pada kasus ini dapat mencegah komplikasi dan kematian ibu dan bayi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ. Obstetri
williams. Edisi ke-23. Jakarta: EGC; 2013.
2. Angsar, D. Hipertensi dalam kehamilan. Dalam: Prawirohardjo S. Ilmu
Kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;
2016.
3. Mochtar R. Sinopsis obstetri: obstetri fisiologi, obstetri patologi. Edisi ke-
3. Jakarta: EGC; 2012.
4. RSUP Dr. Hasan Sadikin. Panduan Praktik Klinis Obstetri dan Ginekologi.
Bandung: FK UNPAD; 2018.