Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

EKLAMPSIA

Disusun oleh:
Gemia Clarisa Fathi
1102014114

Pembimbing:
dr. Husny B. Sismawan, M. Kes, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARJAWINANGUN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan
presentasi kasus dengan judul “Eklampsia” sebagai tugas kepanitraan Kebidanan
dan Kandungan RSUD Arjawinangun. Tidak lupa shalawat serta salam kami
panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini, izinkan kami selaku penulis untuk mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami untuk menyelesaikan
presentasi kasus ini, terima-kasih kepada dr. K.A. Halim Lutfi, Sp.OG, MH.Kes
selaku kepala kepaniteraan Kebidanan dan Kandungan yang telah meluangkan
waktu dalam membimbing dan memberi masukan-masukan kepada penulis
mengenai presentasi kasus ini dan kepada dr. Isnaina Perwira, Sp.OG, dr. Husny B.
Sismawan, Sp.OG dan dr. Trubus Priyoko, Sp.OG yang turut membantu dan
membimbing penulis, dan juga kepada seluruh dokter, staf bagian kebidanan, orang
tua kami yang telah mendukung secara moril maupun materil demi terwujudnya
cita-cita kami, dan teman-teman sejawat lainnya yang turut membantu penyusun
selama kepanitraan di bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan. Semoga Allah SWT
memberikan balasan yang sebesar-besarnya atas bantuan yang diberikan selama ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan presentasi kasus ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh sebab itu kami mengharapkan saran serta kritik yang
dapat membangun dalam laporan presentasi kasus ini untuk perbaikan di kemudian
hari. Semoga presentasi kasus ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua
baik sekarang maupun di hari yang akan datang. Aamin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Arjawinangun, Maret 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

Eklampsia didefinisikan sebagai kejadian kejang pada wanita dengan


preeklampsia yang ditandai dengan hipertensi yang tiba-tiba, proteinuria dan edema
yang bukan disebabkan oleh adanya koinsidensi penyakit neurologi lain.2
Eklampsia merupakan kelainan akut pada wanita hamil, bersalin atau nifas yang
ditandai dengan timbunya kejang atau koma, yang sebelumnya telah menunjukan
gejala-gejala preeklampsia.1
Pada wanita yang menderita eklampsia timbul serangan kejang yang diikuti
oleh koma. Eklampsia lebih sering pada primigravida daripada multipara.
Tergantung dari saat timbulnya eklampsia dibedakan eklampsia gravidarum
(eklampsia antepartum), eklampsia parturientum (eklampsia intrapartum), dan
eklampsia puerperale (eklampsia postpartum).2
Eklampsia di Indonesia masih merupakan penyakit pada kehamilan yang
meminta korban besar dari ibu dan bayi. Dari berbagai pengumuman, diketahui
kematian ibu berkisar antara 9,8-25,5% sedangkan kematian bayi lebih tinggi lagi,
yakni 42,2-48,9%. Sebaliknya, kematian ibu dan bayi di negara maju lebih kecil.
Tingginya kematian ibu dan anak di negara-negara yang kurang maju disebabkan
oleh kurang sempurnanya pengawasan antenatal dan natal; penderita-penderita
eklampsia sering terlambat mendapat pengobatan yang tepat. Kematian ibu
biasanya disebabkan oleh perdarahan otak, dekompensasio kordis dengan edema
paruparu, payah-ginjal, dan masuknya isi lambung ke dalam jalan pernapasan
waktu kejangan.3
BAB II
STATUS PASIEN

LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. D
Usia : 26 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Bungko
Tanggal masuk RS : 5 Februari 2019 pukul 02.30

II. Anamnesis
Keluhan utama:
Pasien datang dirujuk dari Puskesmas Kedaton dengan keluhan tensi tinggi dan
kejang satu kali.
Riwayat penyakit sekarang
G1P0A0 merasa hamil 9 bulan datang ke IGD Kebidanan RSUD
Arjawinangun didampingi oleh bidan puskesmas pada tanggal 5 Februari 2019,
pukul 02.30 WIB dengan keluhan tensi tinggi baru hari ini dan kejang satu kali yang
berlangsung selama kurang lebih satu menit saat di Puskesmas Selain itu, pasien
juga mengeluhkan rasa nyeri kepala yang hebat. Nyeri ulu hati dan pandangan
kabur disangkal oleh pasien.
Pasien mengatakan perutnya terasa mulas-mulas yang dirasakan semakin
hebat sejak tanggal 5 Februari pukul 01.00 WIB. Keluar air-air disertai lendir darah
sejak tanggal 4 Februari pukul 09.00 WIB. Keluhan juga disertai dengan kaki
bengkak sejak dua minggu sebelum masuk RS. Lima menit setelah bayi dilahirkan,
pasien juga mengalami kejang yang serupa dan berlangsung sekitar 1 menit di IGD
.
Riwayat menstruasi:
Menarkhe : 14 tahun
Siklus : Teratur, 28 hari
Lama haid : 7 hari
Keluhan saat haid : Disangkal, 3 kali ganti pembalut
HPHT : 28 April 2018
HTP : 4 Februari 2019

Riwayat obstetri:
Pasien tidak pernah hamil sebelumnya

Riwayat KB:
Tidak ada

Riwayat Pernikahan:
1 kali, usia pernikahan 2 tahun

Riwayat Penyakit dahulu:


HT (-), DM (-), Asma (-), Alergi (-), Peny. Jantung (-), Peny. Paru (-).

Riwayat penyakit keluarga:


HT (-), DM (-), Asma (-), Alergi (-), Peny. Jantung (-), Peny. Paru (-).

Pemeriksaan Fisik
 Status Pasien
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 160/120 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Pernafasan : 23 x/menit
Suhu : 36,5 oC
Tinggi Badan : 159 cm
Berat Badan : 61 kg
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Thorax :
Jantung : BJ 1 & 2 Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Paru : VBS kanan=kiri, Rhonki (-), Wheezing (-)
Iktus kordis : 2 cm di lateral linea mid clavicula sinistra.
Abdomen : normal
Genitalia : normal
Ekstremitas : Edema ekstremitas bawah +/+, akral hangat +/+

Status Obstretikus
Abdomen
 Inspeksi
 Membuncit sesuai usia kehamilan aterm
 Linea mediana hiperpigmentasi, striae gravidarum (+)
 Sikatrik (-)
 Palpasi
 L1 : TFU 31 cm, teraba bagian lunak pada fundus
 L2 : Punggung kanan ( teraba tahanan memanjang di perut bagian
kiri dan bagian-bagian kecil pada bagian kiri)
 L 3 : Presentasi kepala (bagian bawah teraba bulat dan keras)
 L 4 : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP
 His : 4x10’x35’’
 Auskultasi
Bising usus (+) Normal, DJJ : 125x/menit, reguler.
Pemeriksaan dalam
v/v tidak tampak kelainan, portio tidak teraba,  lengkap, ketuban (+), presentasi
kepala di Hodge III

Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium
Darah Lengkap
Hemoglobin : 12,8 gr/dl
Hematokrit : 40,8 %
Leukosit : 21.000 /uL
Trombosit : 307000
Eritrosit : 507.000.000/Ul
Index Eritrosit
MCV : 80,5 fL
MCH : 25,3 pg
MCHC : 31,5 g/dL
RDW : 13,7%
MPV : 8,2 fL

Hitung Jenis (Diff)


Eosinofil : 0.1 %
Basofil : 0.5 %
Segmen : 87.1 %
Limfosit : 8.8 %
Monosit : 3.6 %
Luc :0 %
Golongan darah :B

Koagulasi
Waktu pembekuan (CT) : 4 menit
Waktu perdarahan (BT) : 2 menit
Imunologi
HBsAg : 0,02
Anti HIV : Non reaktif

Kimia klinik
Ureum : 14.1 mg/dL
Creatinin : 0.62 mg/dL
SGOT : 31 U/L
SGPT : 10U/L

Urine
Protein Urine : 3+

Diagnosis Kehamilan
G1P0A0 partulient aterm 40-41 minggu kala I fase aktif dengan eklampsia

Penatalaksanaan
IVFD Ringer Laktat 500cc 20 tetes/menit
MgSO4 4 gr bolus intravena, dilanjutkan dengan dosis rumatan (MgSO4 6 gr dalam
500 cc Ringer Laktat)
Cefazoline Inj 3 x 1 gr
Furosemide Inj 1 x 20 mg
Nifedipine 3 x 10 gr

Rencana
 Obeservasi
 Pimpin persalinan
 Rawat HCU Nifas
Laporan Perinatologi
Pada pukul 03.35 tanggal 5 Februari 2019 lahir seorang bayi laki-laki dengan,
presentasi kepala, segera menangis setelah lahir dengan berat 2800 gr, PB : 51 cm,
LK : 33 cm, LD: 34 cm, bayi diletakkan di atas meja resusitasi yang telah
dihangatkan lebih dahulu dengan posisi semi ekstensi. Kemudian bayi dikeringkan
dengan memakai kain yang kering, bersih dan halus mulai dari muka, kepala dan
seluruh tubuh sambil dilakukan pengisapan lendir dan mulut, orofaring dan kedua
lubang hidung, kemudian dilakukan stimulasi takstil. Bayi menangis kuat, BJ
139x/menit. Kulit mulai memerah. APGAR : 7/8/9. Kemudian dilakukan perawatan
tali pusat. Tali pusat diklem dan dipotong kemudian dibungkus dengan kasa steril.
Pemeriksaan Fisik
KU : aktif, menangis
HR : 143 x/ menit R : 41 x/menit S : 35,9 ⁰C SpO2 : 95 %

Kepala : UUB datar


Konjungtiva tidak anemis
Sklera tidak ikterik
Pernafasan Cuping Hidung (-)
Perioral sianosis (-)
Langit-langit intak
Leher : Retraksi suprasternal (-)
Thorax : Bentuk dan gerak simetris, retraksi interkostal -/-
Cor : Bunyi jantung murni regular
Pulmo : VBS kiri = kanan
Abdomen : Datar lembut, retraksi epigastrium (-)
Hepar/lien: tidak teraba
Bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat
Capillary refill time < 3”
Akrasianosis (-)
Reflex : Moro (+) Sucking (+) Rooting (+) Grasping (+)
New Ballard Score : ~ 38 minggu
DK/ : Bayi cukup bulan, sesuai masa kehamilan
Th/ :
- Pertahankan suhu 36,5 – 36,9 ⁰C
- Vit. K 1 mg i.m.
- Sementara rawat kamar bayi sampai ibu siap
Follow up ruangan
Waktu Follow Up
05/02/2019 S : Nyeri kepala, pandangan kabur, nyeri ulu hati, dan kejang disangkal
Pukul 08.00 O : TD: 140/100 mmHg N: 90x/menit RR: 25x/menit S:36,50C
KU: sedang
Kesadaran : compos mentis
Kepala : CA -/- SI -/-
Leher : JVP tidak meningkat
Thoraks :
cardio : BJ I-II reguler m (-), g (-)
Ictus cordis teraba 2 cm lateral dari MCS
Paru : VBS ka=ki ronkhi (-), weezhing (-)
Ekstremitas : edema (+), akral hangat (+)
Abdomen : teraba massa pada perut kiri bawah,
TFU setinggi pusat

A : P1A0 partus maturus spontan dengan eklampsia

P:
IVFD 500 cc RL + MgSO4 6 gr 20 tetes/ menit
Asam Mefenamat 3 x 500 mg
Cefadroxil 2 x 500 mg
Nifedipine 3 x 10 mg
Tablet Tambah Darah 2 x 1 tab
06/02/2019 S : Nyeri kepala, nyeri ulu hati, pandangan kabur, dan kejang disangkal
Pukul 08.00 O : TD: 130/80 mmHg N: 85x/menit RR: 20x/menit S:36,60C
KU: sedang
Kesadaran : compos mentis
Kepala : CA -/- SI -/-
Leher : JVP tidak meningkat
Thoraks :
Cardio : BJ I-II reguler m (-), g (-)
Ictus cordis teraba 2 cm lateral dari MCS
Paru : VBS ka=ki ronkhi (-), weezhing (-)
Ekstremitas : edema (+), akral hangat (+)
Abdomen : TFU setinggi pusat

A : P1A0 partus maturus spontan dengan eklampsia

P:
Asam Mefenamat 3 x 500 mg
Cefadroxil 2 x 500 mg
Nifedipine 3 x 10 mg
Tablet Tambah Darah 2 x 1 tab
Rencana dipulangkan
BAB III
PEMBAHASAN

PERMASALAHAN
1. Apakah sudah tepat diagnosis diatas?
2. Apakah penatalaksanaan eklampsia lama pada kasus ini sudah tepat?
PEMBAHASAN
1. Diagnosis pada pasien ini sudah tepat, yaitu eklampsia.
Eklampsia adalah kelainan akut pada preeklampsia atau preeklampsia berat,
dalam kehamilan, persalinan, atau nifas yang ditandai dengan timbulnya
kejang dengan atau tanpa penurunan kesadaran (gangguan sistem saraf
pusat).2
Eklampsia didefinisikan sebagai kejadian kejang pada wanita dengan
preeklampsia yang ditandai dengan hipertensi yang tiba-tiba, proteinuria
dan edema yang bukan disebabkan oleh adanya koinsidensi penyakit
neurologi lain.

Dari paparan di atas pasien ini dapat didiagnosis dengan eklampsia karena:
- Kejang
- Tekanan darah > 160/110 mmHg
- Proteinuria +3
2. Tatalaksana
- Anti kejang
Magnesium sulfat (MgSO4)2,4
Pemberian magnesium sulfat pada dasarnya sama seperti pemberian
magnesium sulfat pada preeklamsia berat. Pengobatan suportif terutama
ditujukan untuk gangguan fungsi organ-organ penting, misalnya
tindakan-tindakan untuk memperbaiki asidosis, mempertahankan
ventilasi paru-paru, mengatur tekanan darah, mencegah dekompensasi
kordis.
Cara pemberian MgSO4 pada PEB:
- Antihipertensi2
Antihipertensi diberikan sesuai dengan preeklampsia berat.
Antihipertensi lini pertama:
Nifedipin, dosis: 10-20 mg per oral, diulani setelah 30 menit;
maksismum 120 mg dalam 24 jam.
Antihipertensi lini kedua:
Sodium nitroprusside: 0, 25 mikrogram i.v./kg/menit, infus;
ditingkatkan 0,25 mikrogram i.v./kg/5 menit.
- Diuretikum2
Tidak diberikan secara rutin, kecuali bila ada edema paru-paru, payah
jantung kongestif, atau anasarca. Diuretikum yang dipakai adalah
furosemide.
- Antibiotik2
Antibiotik digunakan dengan tujuan pencegahan infeksi selama
persalinan dan kelahiran bayi.
BAB IV
KESIMPULAN

Penegakan diagnosis pada pasien ini sudahlah tepat. Pasien didiagnosis eklampsia
karena:
- Kejang
- Tekanan darah > 160/110 mmHg
- Proteinuria +3
Penatalaksanaan kasus ini pun sudah sesuai karena memperhatikan prinsip,
pencegahan kejang berulang, pada pasien eklampsia. Penatalaksanaan yang tepat
pada kasus ini dapat mencegah komplikasi dan kematian ibu dan bayi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ. Obstetri
williams. Edisi ke-23. Jakarta: EGC; 2013.
2. Angsar, D. Hipertensi dalam kehamilan. Dalam: Prawirohardjo S. Ilmu
Kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;
2016.
3. Mochtar R. Sinopsis obstetri: obstetri fisiologi, obstetri patologi. Edisi ke-
3. Jakarta: EGC; 2012.
4. RSUP Dr. Hasan Sadikin. Panduan Praktik Klinis Obstetri dan Ginekologi.
Bandung: FK UNPAD; 2018.

Anda mungkin juga menyukai