Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN STUDI KASUS

ASMA BRONKIAL PADA DEWASA MUDA DARI ASPEK INTERNAL


MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI
PUSKESMAS TANAH ABANG, JAKARTA PUSAT

Disusun Oleh :
Siti Alya Zafira 1102014251
Agustin Susanti 1102014006
Almarchiano Sandi 1102014013

Pembimbing :
Dr. Dian Mardhiyah, MKK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2019

1
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “Asma Bronkial Pada Dewasa Muda
Dari Aspek Internal Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga Di Puskesmas
Tanah Abang, Jakarta Pusat” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipublikasikan
dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran
Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, 18 Juni 2019


Pembimbing

Dr. Dian Mardhiyah, MKK. Dipl.DK

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh


Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur senantiasa kami ucapkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia- Nya kepada tim
penulis sehingga Studi Kasus yang berjudul “Asma Bronkial Pada Dewasa Muda
Dari Aspek Internal Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga Di Puskesmas
Tanah Abang, Jakarta Pusat” ini dapat diselesaikan. Penulisan dan penyusunan
laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. Selain itu, tujuan
lainnya adalah sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama
pengetahuan mengenai Ilmu Kesehatan Masyarakat, semoga dapat memberikan
manfaat.
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen
pembimbing, staf pengajar, dokter dan tenaga medis Puskesmas, serta orang- orang
sekitar yang terkait. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr.Dian Mardhiyah, MKK. Dipl.DK selaku dosen pembimbing dan staf
pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Universitas YARSI yang telah
membimbing dan memberi masukan yang bermanfaat.
2. dr. Erlina Wijayanti, MPH, selaku kepala bagian d a n s t a f Kepaniteraan
Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
3. Dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK, selaku koordinator Kedokteran Keluarga dan
staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
4. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Universitas YARSI.

3
5. dr. Sari Ulfa Nardia, selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Tanah Abang.
6. dr. Dwi Maisa Mawarti dan dr. Fiki serta seluruh tenaga kesehatan di
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang yang telah memberikan bimbingan kepada
penulis untuk kelancaran proses penulisan laporan ini.
7. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama
sehingga laporan ini dapat tersusun dengan baik.

Kesadaran bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk
perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi
semua pihak.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta,Juni 2019

Tim Penulis

4
BAB I
BERKAS PASIEN

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. I
Usia : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang warung.
Alamat : Jl. Karet Pasar Baru Barat 2, RT 06/RW 05
Tanggal periksa : 27 Mei 2019

B. ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis kepada Ny. I pada tanggal 27 Mei 2019
Keluhan Utama : Sesak nafas pada malam hari sejak 1 hari
Keluhan Tambahan : Batuk sejak 3 hari

1. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Tanah Abang dengan
keluhan sesak nafas pada malam hari sejak 1 hari yang lalu,. Sesak disertai
bunyi mengi. Diawali dengan batuk berdahak sejak 3 hari yang lalu. Dahak
berwarna hijau, kental, tidak disertai darah. Batuk disertai nyeri pada
tenggorokan dan pilek. Keluhan lainnya pasien demam sejak 3 hari yang
lalu. Pasien mengaku sebelumnya memang sering sesak nafas disertai
mengi terutama ketika sedang batuk dan jika memakan makanan yang
memicu alerginya yaitu produk susu sapi dan ikan laut. Pasien sebelumnya
sudah pernah mengalami keluhan serupa dan didiagnosis asma. Saat ini
pasien segera berobat ke puskesmas untuk diobati keluhannya dan untuk
meminta rujukan ke rumah sakit untuk ke dokter spesialis paru. Pasien
sudah pernah dirujuk ke dokter spesalis paru sebelumnya kurang lebih 1

5
tahun yang lalu dan diberikan obat untuk asma-nya . Namun, sudah 7 bulan
ini pasien tidak kontrol. Pasien oleh dokter spesialis paru diberikan obat
inhaler.
Pasien makan sebanyak 2-3 kali dalam sehari, dan hampir setiap
hari pasien memasak makanannya sendiri. Biasanya pasien mengonsumsi
makanan seperti daging, ayam, sayur dan buah. Pasien termasuk orang
yang tidak suka ngemil. Pasien jarang berolahraga.
Pasien mengaku sudah mengetahui tentang penyakitnya. Pasien
berharap dengan berobat ke dokter penyakitnya akan sembuh, untuk itu
pasien mengaku mencoba menjalankan saran dari dokter dan menjalankan
terapi secara teratur. Pasien sangat khawatir karena mengetahui bahwa
penyakit ini Ia dapatkan menurun dari kakeknya sehingga Ia takut kelak
anaknya akan menderita penyakit yang sama. Pasien juga tidak terbuka
dengan suaminya mengenai penyakitnya karena takut Suaminya akan
khawatir. Pasien merupakan seseorang yang cukup jarang menjalankan
ibadah. Pasien tidak hanya memasrahkan diri saja, namun pasien juga
berusaha terus untuk memperjuangkan kesembuhannya. Ia percaya ini
merupakan ujian dari Allah, dan Ia pun percaya dengan usaha yang telah
ia lakukan, niscaya Allah SWT juga membantunya dalam menyembuhkan
penyakit yang sedang ia alami.

2. Riwayat Penyakit Dahulu


a. Pasien pernah mengalami hal serupa sejak 3 tahun yang lalu.
b. Riwayat alergi (+) pasien mengaku gatal-gatal setelah mengkonsumsi
ikan laut.
c. Riwayat Hipertensi (-)
d. Riwayat Diabetes Mellitus (-)

3. Riwayat Penyakit Keluarga


a. Kakek pasien memiliki riwayat asma.
b. Riwayat hipertensi dalam keluarga disangkal

6
c. Riwayat DM dalam keluarga disangkal
d. Riwayat alergi dalam keluarga disangkal

4. Riwayat Pengobatan
Pasien diberikan obat “Ventolin” oleh dokter spesialis paru yang
digunakan jika pasien merasa sesak nafas.

5. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien tinggal bertiga bersama suami dan 1 orang anaknya. Pasien
merupakan anak bungsu dari 2 bersaudara. Suami pasien bekerja sebagai
Satpam sebuah perumahan. Biaya hidup pasien diperoleh dari gaji
suaminya sebagai satpam dan hasil warung dirumahnya yaitu ± Rp
4.500.000/bulan

6. Riwayat Kebiasaan
Sehari-hari pasien bangun pukul 05.00, kemudian pasien solat subuh
dan setelah itu pasien mandi pagi. Pasien berangkat ke pasar pukul 06.00
menggunakan motor. Setelah itu pasien kembali kerumah pukul 07.00 dan
masak dan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci baju,
menjemur, menyetrika, dan membersihkan rumah lalu pukul 10.00 pasien
bersiap membuka warung yang ada di halaman depan rumah pasien.
Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok maupun mengonsumsi
minuman beralkohol. Pasien mengaku jarang berolahraga.

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
a. Kesan Sakit : baik
b. Kesadaran : compos mentis.
2. Vital Sign
a. Tekanan darah : 120/70 mmHg .
b. Frekuensi nadi : 80 x/menit, reguler

7
c. Frekuensi napas : 18 x/menit
d. Suhu : 36,6º C.

3. Status Gizi
a. Berat badan : 64 kg

b. Tinggi badan : 158 cm


c. Indeks Massa Tubuh (IMT) = BB / TB (m) 2
= 64 / (1,58)2
= 26,95 kg/m2 (Overweight)
d. Berat Badan Ideal (BBI) = ( TB cm - 100 ) – (15% x (TB cm -100)
= (158 - 100 ) – (158- 100) x 15%
= 52,2 kg
e. Status Gizi = Overweight.

4. Status Generalis
a. Kepala : Normocephal, rambut hitam dan tumbuh teratur.
b. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat
isokor, refleks cahaya langsung (+/+), reflek cahaya tidak
langsung (+/+).
c. Telinga : Bentuk normal,serumen (-/-), keluar sekret dari telinga
(-/-), nyeri tekan mastoid (-/-).
d. Hidung : Bentuk normal, deviasi septum (-), sekret (-/-)
e. Mulut : Mukosa bibir basah, lidah kotor (-), Faring hiperemis,
Tonsil T1 – T1 tenang
f. Leher : KGB tidak teraba membesar, retraksi suprasternal (-),
pembesaran kelenjar tiroid tidak tampak.
g. Thorax :
Pulmo :
Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak ada masa maupun sikatrik
Palpasi : Fremitus taktil dan fremitus vokal simetris kanan dan

8
kiri, tidak teraba masa dan pelebaran sela iga.
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru, peranjakan paru - hati
(+)
Auskultasi: Suara napas vesikular (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing
(+/+)

Jantung :
Inspeksi : Iktus Kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus Kordis teraba pada ICS V linea mid clavicular
sinistra
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi: Bunyi jantung I – II reguler, murmur (-), gallop (-)

h. Abdomen :
Inspeksi : Cembung, tidak terdapat sikatrik
Auskultasi : Bising usus (+) normal pada seluruh kuadran abdomen
Palpasi : Nyeri tekan (-) pada seluruh kuadran abdomen, tidak
teraba massa, hepar dan lien tidak teraba membesar
Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran abdomen

i. Ekstremitas
Atas : Akral hangat, sianosis (-/-), capillary refill time <2
detik, edema (-/-)
Bawah : Akral hangat, sianosis (-/-), capillary refill time <2
detik, edema (-/-)

D. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG

9
BAB II
BERKAS KELUARGA

A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. R
Usia : 32 tahun
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Pekerjaan : Satpam
Alamat : Jl. Karet Pasar Baru Barat 2, RT 06/RW 05
Status : Menikah

b. Identitas Anak
Nama : An. R
Usia : 3 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Belum sekolah

c. Struktur Komposisi Keluarga


Ny. I menikah sejak 6 tahun yang lalu dgn Tn. R dan memiliki anak
yaitu An.R dan tinggal satu rumah dengan mereka. Mereka tidak
memiliki pekerja rumah tangga. Menurut Friedman keluarga ini
termasuk ke dalam kategori the Nuclear Family yaitu keluarga inti.

10
Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah
No Nama Keduduk Gender Usia Pendidikan Pekerjaan
an
1 Tn. R Kepala L 32 tahun SMA Satpam
Keluarga
2 Ny. I Istri P 30 tahun SMA Pedagang
Warung

3 An.R Anak L 3 tahun Belum -


Sekolah

Genogram
a. Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga pasien adalah The Nuclear Family yaitu keluarga inti
yang terdiri dari bapak, ibu, dan satu orang anak.

b. Tahapan Siklus Keluarga


Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall
(1985) dan Friedman (1998), tahapan siklus keluarga Ny. M termasuk ke
dalam keluarga dengan anak pra-sekolah.
c. Dinamika Keluarga:
Keluarga pasien termasuk keluarga yang harmonis dan kompak.
d. Family Map

11
Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis
Keluarga Ny. I terdiri dari 2 bersaudara. Namun, Ny. I sudah
tidak tinggal dengan orang tua dan kakaknya semenjak menikah..
Keluarga Ny. I merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangga sehari-harinya. Keluarga Ny. I selalu saling menyarankan
untuk datang ke puskesmas apabila terdapat salah satu anggota
keluarga yang sakit.

b. Fungsi Psikologis
Secara psikologis Ny. I memiliki hubungan yang baik
dengan suaminya. Walaupun suaminya sering mendapatkan shift
malam pada pekerjaannya sebagai satpam, namun Ny.I sangat
pengertian. Ny. I mengatakan bahwa ia dan orang tua dan
kakaknya jarang bertemu walaupun komunikasi antar keluarga
berjalan cukup baik.. Tn. R selalu memberikan dukungan kepada
Ny.I

12
c. Fungsi Ekonomi
Penghasilan keluarga tiap bulan didapatkan dari gaji Tn. R
dan hasil penjualan di warung Ny. I. Setiap bulannya, keluarga
Ny.I sering menabung dengan menyisihkan uang dari hasil
warungnya untuk kebutuhan-kebutuhan mendadak. Dengan uang
yang ada Ny. I merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-
harinya. Keluarga Ny. I memiliki kartu BPJS sebagai asuransi
kesehatan.

d. Fungsi Sosial
Lingkungan tempat keluarga tinggal termasuk lingkungan
yang cukup padat penduduk. Lingkungan rumah pasien cukup
bersih dan terawat, secara keseluruhan keadaan rumah pasien dalam
keadaan bersih. Namun, Ny. I mengeluhkan jika kondisi air di
lingkungan rumahnya tidak terlalu baik. Keluarga Ny. I juga
membina hubungan yang baik terhadap tetangga karena sering
berinteraksi saat tetangganya berbelanja ke warungnya.

e. Fungsi Pendidikan
Keluarga Ny. I menyadari akan pentingnya memperoleh
pendidikan. Namun keduanya mengaku tidak melanjutkan ke
jenjang perguruan tinggi karena masalah biaya dari orang tua
sehingga mereka melanjutkan untuk langsung bekerja.

f. Fungsi Budaya
Sebagian besar penduduk di sekitar rumah pasien adalah suku
Betawi dan Jawa. Pasien dan keluarga juga merupakan keluarga
yang merantau dari Jawa Barat. Pasien dan keluarga dapat tinggal
dan bersosialisasi dengan baik kepada warga sekitar.

13
g. Fungsi Spiritual
Ny. I mengaku masih sering terlewat melakukan ibadah
shalat 5 waktu. Namun, Tn. R selalu melaksanakan ibadah shalat
5 waktu di masjid jika ada kesempatan.

2. Penilaian Rumah Sehat


Tabel 2. Komponen Penilaian Rumah
KOMPONEN
NO RUMAH YG KRITERIA NILAI BOBOT
DINILAI
I KOMPONEN RUMAH
31

1 Langit-langit a. Tidak ada 0


b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan rawan kecelakaan 1
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2 62

2 Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman bambu/ilalang) 1


b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau 2
batu yang tidak diplester/papan yang tidak kedap air.
c. Permanen (Tembok/pasangan batu bata yang diplester) 3 93
papan kedap air.

3 Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu dekat dengan tanah/plesteran 1
yang retak dan berdebu.
c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah panggung). 2 62

4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0


b. Ada 0 0
5 Jendela ruang keluarga a. Tidak ada 0
b. Ada 1 31

6 Ventilasi a. Tidak ada 0


b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai 1
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas lantai 2 62

7 Lubang asap dapur a. Tidak ada 0


b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai dapur 1
b. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari luas lantai dapur 2 62
(asap keluar dengan sempurna) atau ada exhaust fan
atau ada peralatan lain yang sejenis.

8 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk membaca 0

14
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca 1
dengan normal
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat dipergunakan
untuk membaca dengan normal 2 62

II SARANA SANITASI
25
1 Sarana Air Bersih a. Tidak ada 0
(SGL/SPT/PP/KU/PAH). b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesh. 1
c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesh. 2
e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesh. 3 75
d. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesh. 4

2 Jamban (saran pembua- a. Tidak ada. 0


ngan kotoran). b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke 1
sungai / kolam
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke sungai 2
atau kolam
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic tank 3
e. Ada, leher angsa, septic tank. 4 100
3 Sarana Pembuangan a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di halaman 0
Air Limbah (SPAL) b. Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air (jarak 1
sumber air (jarak dengan sumber air < 10m).
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air (jarak 3 75
dengan sumber air > 10m).
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota) untuk 4
diolah lebih lanjut.

4 Saran Pembuangan a. Tidak ada 0


Sampah/Tempat Sampah b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 1
c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2
d. Ada, kedap air dan bertutup. 3 75
PERILAKU
III PENGHUNI 44

1 Membuka Jendela a. Tidak pernah dibuka 0


Kamar Tidur b. Kadang-kadang 1 44
c. Setiap hari dibuka 2

2 Membuka jendela a. Tidak pernah dibuka 0


Ruang Keluarga b. Kadang-kadang 1 44
c. Setiap hari dibuka 2

3 Mebersihkan rumah a. Tidak pernah 0


dan halaman b. Kadang-kadang 1 44
c. Setiap hari 2

15
4 Membuang tinja bayi a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0
dan balita ke jamban b. Kadang-kadang ke jamban 1
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2 88

5 Membuang sampah a. Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan 0


pada tempat sampah b. Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 1
c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah. 2 88

TOTAL HASIL PENILAIAN 1067

Pedoman Penilaian Rumah Sehat


Keterangan :
Hasil Penilaian : Nilai x Bobot
Kriteria:
1. Rumah Sehat : 1068-1200
2. Rumah Tidak Sehat : <1068
Kesimpulan : Rumah Ny. I (total skor 1067) termasuk dalam kategori
rumah tidak sehat karena salah satu factor masih belum mendukung rumah
sehat yaitu komponen fisik rumah.

Status kepemilikan rumah : Milik pribadi

Daerah pemukiman : Padat

Jumlah penghuni rumah : 3 orang

16
Kepemilikan barang-barang berharga
Keluarga Ny. I memiliki barang-barang antara lain 1 buah kulkas,
1 buah televisi, 1 buah AC, 1 buah kompor gas, 1 buah dispenser, 1 buah
mesin cuci dan 1 buah rice cooker.

Kamar
mandi
dapur

9M

Ruang
keluarga
Kamar tidur

7M
Gambar 1. Denah Rumah Keluarga Ny. I

1. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


a. Perilaku terhadap sakit dan penyakit
Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, mereka mencoba
datang ke puskesmas dan memeriksakan diri ke dokter/fasilitas layanan
kesehatan lainnya. Jika sudah ada keluhan, maka Ny. I akan datang
kembali ke puskesmas/rumah sakit untuk kontrol penyakitnya.
b. Perilaku terhadap pelayanan kesehatan
Seluruh anggota keluarga Ny. I sudah memakai kartu Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dalam pengobatan. Jarak dari
rumah ke puskesmas sangat terjangkau dan dapat ditempuh dengan

17
angkutan kota/ojek. Pasien merasa cukup puas dengan pelayanan
Puskesmas.

c. Perilaku terhadap makanan


Keluarga Ny. I memiliki kebiasaan makan sebanyak 2-3 kali dalam
sehari. Hampir setiap hari, keluarga Ny. I memasak makanannya sendiri.
Ny. I tidak terlalu suka mengonsumsi buah-buahan. Ny. I memiliki
riwayat alergi terhadap beberapa bahan makanan sehingga Ny.I sangat
memilih makanan yang dimakannya.

d. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan


Keluarga Ny. I tinggal di rumah yang berada pada lingkungan yang
tidak terlalu padat penduduk. Rumah Ny. I memiliki 1 kamar tidur, 1
dapur, 1 ruang keluarga, 1 kamar mandi. Rumah Ny. I memiliki jendela,
ventilasi, dan 1 pintu utama. Dirumah pasien masih terdapat debu pada
langit-langit, kipas angin dirumah pasien juga jarang dibersihkan.
Sehari-hari keluarga Ny. I menggunakan air PAM untuk MCK. Di
depan rumah terdapat tempat pembuangan sampah.

18
2. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Tabel 3. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara Menggunakan motor Letak Puskesmas Kecamatan Tanah


mencapai atau angkutan kota Abang berada tidak terlalu jauh dari
pusat atau ojek untuk sampai tempat tinggal pasien, sehingga untuk
pelayanan di puskesmas mencapai puskesmas pasien dan
kesehatan keluarganya harus menggunakan
Tarif Biaya pelayanan angkutan kota atau ojek terlebih dahulu.
pelayanan kesehatan dinilai Untuk biaya pengobatan, pasien dan
kesehatan cukup terjangkau dan keluarga mengaku bahwa setiap kali
dengan adanya BPJS datang berobat tidak pernah dipungut
lebih membantu lagi biaya apapun karena menggunakan
dalam urusan biaya. BPJS dan pelayanan yang diberikan oleh
Kualitas Kualitas pelayanan pihak puskesmas dirasa sudah cukup
pelayanan kesehatan yang memuaskan.
kesehatan diberikan oleh pihak
puskesmas dinilai
sudah cukup
memuaskan.

3. Pola konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasaan makan
Pasien mempunyai kebiasaan makan sebanyak 2-3 kali sehari. Menu
makanan yang biasa ia masak seperti seperti nasi, daging, ayam, sayur,
tahu, tempe. Ny. I jarang membeli makanan di rumah makan karena alergi
yang Ia miliki. Ny. I memiliki pantangan memakan Ikan laut dan Produk
susu sapi.

19
b. Menerapkan pola gizi seimbang
Menu makanan gizi seimbang adalah makanan yang terdiri dari nasi,
lauk pauk, sayur mayur, buah, dan susu. Menu makan sehari-hari keluarga
Ny. I yang biasanya terdiri dari nasi, lauk pauk, dan sayur, namun keluarga
Ny. I jarang mengonsumsi susu.

Pola makan pasien selama 3 hari terakhir sebagai berikut:

Tabel 4. Food recall 25 Mei 2019


Pagi, 25 Mei 2019
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Roti coklat (1 potong) 280 kkal 40 gr 5 gr 10 gr
Teh (1 cangkir) 25 kkal 5 gr 1 gr 0 gr
Siang, 25 Mei 2019
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi Putih (1 centong) 175 kkal 40 gr 4 gr 0 gr

Ayam Bakar (1 potong) 216 kkal 0 gr 17 gr 15 gr

Tahu (1 buah) 37.5 kkal 3.5 gr 2.5 gr 1.4 gr

Sayur kangkung (1 mangkok) 25 kkal 5 gr 1 gr 0 gr

Air Putih (2 Gelas) 0 kkal 0 gr 0 gr 0 gr

Malam, 25 Mei 2019


Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi Putih (1 centong) 175 kkal 40 gr 4 gr 0
Ayam Bakar (1 potong) 216 kkal 0 gr 17 gr 15 gr
Jeruk (1 buah) 12.5 kkal 2.5 gr 0.5 gr 0 gr
Air Putih (2 gelas) 0 kkal 0 gr 0 gr 0 gr
Jumlah 1162 kkal 136 gr 52 gr 41,4 gr

20
Tabel 5. Food recall 26 Mei 2019
Pagi, 26 Mei 2019
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Bubur kacang hijau (1 mgk) 109 kkal 8.7 gr 0.5 gr 18.3 gr
Aqua (1 Gelas) 0 kkal 0 gr 0 gr 0 gr
Siang, 26 Mei 2019
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi Putih (2 centong) 290 kkal 32,84 gr 4,07 gr 12,95gr
Daging semur (1 potong) 141 kkal 4,34 gr 12,7 gr 8 gr
Tempe Bacem (1 buah) 34 kkal 1,79gr 2gr 2,28gr
Sayur kangkung (1 mangkok) 25 kkal 5 gr 1 gr 0 gr
Air putih (2 gelas) 0 kkal 0 gr 0 gr 0 gr
Malam, 26 Mei 2019
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Roti coklat (2 potong) 560 kkal 80 gr 10 gr 20 gr
Air Putih (2 Gelas) 0 0 0 0
Jumlah 1.159 kkal 91,13 gr 30,27 gr 61,53gr

Tabel 6. Food recall 27 Mei 2019


Pagi, 27 Mei 2019
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Bubur Ayam (1 mangkok) 372 kkal 36,12gr 27,56gr 12,39gr
Es kopi susu (1 gelas) 30 kkal 7,14 gr 0,31 gr 0.14 gr
Siang, 27 Mei 2019
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi Putih (1 centong) 175 kkal 40 gr 4 gr 0
Sate ayam (10 tusuk) 306 kkal 54,32gr 4,37gr 11,34gr
Sayur sop (1 mangkok) 163 kkal 5,6gr 16,53gr 8,67gr
Kue Coklat (1 potong) 235 kkal 34,94 gr 2,62 gr 10,5 gr
Air Putih (1 Gelas) 0 0 0 0

21
Malam, 27 Mei 2019
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Mie Goreng Ayam (1 porsi) 329 kkal 41,82 gr 12,45gr 11,96gr
Telur Dadar (1 Butir) 89 kkal 0,43gr 6,24gr 6,76gr
Air Putih (2 Gelas) 0 0 0 0
Jumlah 1.699 kkal 220,37 gr 74,08gr 61.76gr

Interpretasi terhadap food recall pasien.


Dari tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa Tn. P mendapat total kalori per
hari, sebagai berikut :
- Tanggal 25 Mei 2019 = 1162 kkal

- Tanggal 26 Mei 2019 = 1.159 kkal

- Tanggal 27 Mei 2019 = 1.699 kkal

Rata-rata asupan pasien selama 3 hari adalah 1.340 kkal.


Keterangan : Rata-rata asupan kalori yang dikonsumsi adalah 1340 kkal, dengan
rata-rata asupan karbohidrat 149,1 gr, protein 125,5 gr, dan lemak 54,8 gr.

Berat Badan Ideal (BBI) = ( TB cm - 100 ) – (10% x (TB cm -100)


= (158 - 100 ) – (158 - 100) x 15%
= 52,2 kg
Indeks Massa Tubuh (IMT) = BB / TB2 (m)
= 64 / (1,58)2
= 26,6 kg/m2 (Overweight)

Jumlah kebutuhan kalori per hari: Rumus Harris Benedict


- Kebutuhan Kalori Basal = BBI x 25 kkal (perempuan)
= 52,2 x 25 kkal
= 1.305 kkal

22
- Kebutuhan untuk aktivitas ditambah 10% karena aktivitas yang dilakukan
pasien termasuk aktivitas ringan.
10% x 1305 = 130,5 kkal

- Jadi, total kebutuhan kalori perhari untuk pasien adalah :

1.305+130,5 = 1.435,5 kkal

- Kebutuhan gizi pasien:


Karbohidrat (60-70%) = 60% x 1305 kkal = 783 kkal
Protein (10-15%) = 10% x 1305 kkal = 130,5 kkal
Lemak (20-25%) = 20% x1305 kkal = 260,1 kkal

Kesan: Setelah menghitung kebutuhan kalori, juga dengan melihat food recall
pasien selama 3 hari bahwa pada hari pertama dan kedua menu makan pasien
kurang dari jumlah kalori yang dibutuhkan. Sedangkan pada ketiga menu
makan pasien lebih dari jumlah energi/kalori dan kandungan gizi yang
dibutuhkan.

6. Pola Dukungan Keluarga


A. Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah Dalam Keluarga
Pasien beserta keluarga pasien memiliki keinginan yang kuat agar pasien
dapat sembuh. Pasien sendiri merupakan orang yang selalu berusaha mencari
pengobatan sesegera mungkin saat tahu terkena suatu penyakit. Suami pasien
juga selalu mengingatkan pasien untuk berobat jika ada keluhan. Pasien dan
keluarga tidak khawatir dengan biaya pengobatan berkat bantuan BPJS.

B. Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah Dalam Keluarga


Ny. I merupakan orang yang tertutup. Ia mengatakan bahwa ia jarang
mengeluh kepada keluarganya tentang penyakitnya. Suaminya tidak terlalu
paham mengenai penyakitnya karena ia tidak mau suaminya khawatir.
Sehingga, Suami pasien kurang teredukasi dengan penyakit yang dialami oleh

23
pasien. Pasien juga mengaku masih sering lupa dalam hal beribadah. Ibadah
belum merupakan sesuatu yang wajib Ia lakukan setiap hari.

7. Identifikasi Permasalahan yang Didapat Dalam Keluarga

1. Kurangnya komunikasi antara pasien dan keluarga mengenai penyakitnya


dan faktor-faktor risiko yang dapat memperberat penyakitnya
2. Keluarga pasien kurang teredukasi tentang penyakit yang dialami pasien

24
BAB III

DIAGNOSIS HOLISTIK

1. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal
- Alasan kedatangan : Kontrol (riwayat asma). Saat ini pasien memiliki
keluhan batuk berdahak disertai sesak nafas. Pasien
datang seorang diri.
- Harapan : Pasien berharap sakitnya dapat segera pulih dan
tidak akan kambuh lagi.
- Kekhawatiran : Pasien khawatir bahwa suatu saat anaknya akan
memiliki penyakit yang sama dengan pasien.
- Persepsi : Pasien sangat mengetahui penyakit yang ia alami
dan ia pun tahu bahwa penyakit ini dapat dikontrol
agar tidak kambuh.
- Aspek religi : Pasien merupakan seorang yang cukup rajin
beribadah, ia berusaha semampunya untuk
menjalankan pengobatan. Walaupun ia masih sering
terlewat melakukan ibadah, namun ia tahu bahwa ini
adalah cobaan dari tuhan dan Allah SWT akan tetap
membantu menyembuhkan penyakitnya.

2. Aspek Klinik
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang ditemukan :
• Pasien mengeluh sesak nafas disertai bunyi mengi.
• Pasien pernah berobat ke dokter paru dan didiagnosis dan diobati
sebagai Asma
• Pasien mempunyai riwayat alergi.

25
Sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Diagnosis Kerja : Asma Bronkial
b. Diagnosis Banding : Bronkitis kronis

3. Aspek Risiko Internal


- Pasien tidak terbuka kepada keluarga tentang penyakitnya
- Pasien tidak mengetahui dampak jangka panjang tentang penyakitnya
- Pasien tidak kontrol ke dokter spesialis paru sesuai anjuran dikarenakan
merasa sudah tidak ada keluhan.

4. Aspek Risiko Eksternal


- Kurangnya edukasi terhadap keluarga pasien tentang penyakit yang
dialami pasien dan akibatnya di kemudian hari.
- Kurangnya komunikasi dan keterbukaan antara pasien dengan keluarga
terhadap penyakit yang dialaminya.
- Rumah pasien tidak sehat masih banyak debu yang dapat mencetuskan
asma

5. Aspek Fungsional
Menurut skala International Classification of Primary Care (ICPC) pasien
termasuk derajat 1, yaitu mandiri dalam perawatan diri dan dapat bekerja
di dalam dan di luar rumah.

26
2. Rencana Penatalaksanaan
Tabel 7. Rencana Penatalaksanaan
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Rincian Kegiatan Follow Up 1 Follow Up 2

Aspek Pasien berharap Menjelaskan Pasien Pada saat di Pemahaman pasien Pasien paham Pasien sudah
Persona sakitnya dapat kepada pasien dan Puskesmas mengenai penyakitnya tentang faktor- paham tentang
l mengenai Keluarga dan pasien dapat faktor yang dapat faktor yang
segera pulih dan
penyakit Asma menghindari faktor – membuat membuat
tidak kambuh lagi bronkial dapat faktor yang dapat penyakitnya penyakitnya
dikontrol dan membuat penyakitnya kambuh dan kambuh dan
perlu pengobatan dapat kambuh kembali. pasien berusaha masih tetap
yang teratur agar menghindarinya berusaha
tidak berulang menghindari
kembali faktor tersebut

Pasien khawatir Menjelaskan Pasien Pada saat di Pemahaman pasien Pasien paham Pasien paham
bahwa suatu saat faktor resiko dan puskesmas mengenai penyakitnya tentang tentang faktor-
Asma bronkial Keluarga dan faktor resiko penyakitnya dan faktor resiko
anaknya akan
dan kemungkinan penyakitnya serta faktor-faktor penyakitnya dan
memiliki penyakit yang mungkin kemugkinan yang resiko kemungkinan
yang sama dengan terjadi. dapat terjadi, serta penyakitnya. menurunkan
pencegahannya. penyakitnya
pasien.
terhadaap
anaknya.

27
Pasien dapat
memahami
Menjelaskan kepada
konsep datangnya
pasien bahwa
penyakit dalam
Penyakit ini penyakitnya Pasien mengerti
Islam dan
merupakan cobaan merupakan ujian dari Tidak ada konsep datangnya
Pasien Home Visit diingatkan untuk
yang datang dari Tuhan dan Tuhan perubahan penyakit dalam
tidak
Tuhan. yang maha Islam.
meninggalkan
menyembuhkan.
ibadah wajib serta
meningkatkan
ibadah sunnah.

28
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Rincian Kegiatan Follow Up 1 Follow Up 2

Aspek Pasien didiagnosis a. Memberikan Pasien Pada saat di Pasien meminum obat Pasien Pasien
Klinis obat- obatan: Puskesmas yang telah diberikan minum obat minum obat
penyakit Asma - Salbutamol tablet
secara teratur dan tidak secara teratur secara teratur
bronkial 2mg, 3x1
- Amoxcicilin terputus serta berobat ke dari dan tetap
500mg, 3x1 dokter spesialis paru puskesmas. berobat ke
- Guiafenesin 3x seperti anjuran dokter dokter
Diagnosis banding : 100ng
puskesmas spesialis paru
Bronkitis Kronis
Memberikan surat
rujukan kepada
dokter spesialis
penyakit paru

29
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Rincian Kegiatan Follow up 1 Follow Up 2

Aspek Pasien tidak Menganjurkan Pasien Home visit Pasien diharapkan Pasien sudah mulai Pasien sudah
Faktor terbuka terhadap pasien untuk dapat bersikap terbuka terbuka dengan terbuka dengan
Risiko bersikap terbuka kepada keluarga keluarga tentang keluarga namun
keluarga tentang
Internal terhadap tentang penyakitnya penyakitnya namun masih belum bisa
penyakitnya keluarganya tidak menceritakan menceritakan
secara detail detail
penyakitnya
Pasien tidak Mengedukasi pasien Pasien Puskesmas Pasien diharapkan Pasien sudah Pasien sudah
mengetahui tentang dampak dan home dapat mengetahui mengetahui dampak mengetahui
jangka panjang yang visit dampak jangka panjang jangka panjang dari dampak jangka
dampak jangka
ditimbulkan akibat yang ditimbulkan penyakitnya panjang dari
panjang akibat penyakitnya akibat penyakitnya penyakitnya
penyakitnya

30
Pasien tidak Mengedukasi pasien Pasien Puskesmas Pasien diharapkan Pasien sudah Pasien sudah
kontrol ke dokter tentang penyakitnya dan home dapat mengetahui memiliki keinginan kembali kontrol
dan pentingnya visit bahwa pentingnya untuk kembali ke ke dokter
spesialis paru
kontrol ke rumah kontrol ke rumah sakit dokter spesialis paru spesialis paru
sesuai anjuran sakit sesuai anjuran sesuai anjuran guna sesuai anjuran sesuai anjurajn.
dikarenakan untuk mengkontrol
asma yang dideritanya.
merasa sudah
tidak ada keluhan.

31
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Rincian Kegiatan Follow Up 1 Follow Up 2

Aspek Faktor Kurangnya Menjelaskan Pasien Home visit Keluarga pasien lebih Pasien Pasien
Risiko komunikasi dan pentingnya dan mengerti tentang mengatakan mengatakan
Eksternal keterbukaan antara komunikasi dan keluarga pentingnya komunikasi, bahwa bahwa
pasien dengan keterbukaan antar keterbukaan dan komunikasi dan keluarganya
keluarga terhadap keluarga untuk dukungan kepada pasien keterbukaan sudah lebih
penyakit yang memberi dukungan antar terbuka dan
dialaminya kepada pasien keluarganya memberikan
belum berjalan dukungan
baik kepada pasien
Kurangnya edukasi Menjelaskan Pasien Home visit Keluarga pasien Pasien Melalui
terhadap keluarga tentang penyakit dan mengerti tentang mengatakan penjelasan yang
yang dialami pasien, keluarga penyakit yang dialami bahwa diberikan pasien
pasien tentang
faktor penyebab, oleh pasien keluarganya tentang
penyakit yang cara penularan dan masih belum penyakitnya,
dialaminya pencegahannya mengetahui dan keluarga pasien
belum mengerti mulai lebih
tentang mengetahui dan
penyakitnya lebih mengerti
tentang penyakit
yang dialaminya

32
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Rincian Kegiatan Follow Up 1 Follow Up 2
Aspek Menurut skala Menyarankan Pasien Pada saat Pasien mampu untuk Pasien sangat Pasien sangat
Fungsional International pasien untuk tetap home visit tetap merawat merawat merawat
menjaga kebersihan
Classification of kebersihan diri maupun kebersihan diri kebersihan diri
baik diri maupun
Primary Care lingkungan di lingkungan dan lingkungan dan lingkungan
(ICPC) pasien rumah dan di
lingkungan kerja
termasuk derajat 1,
yaitu mandiri dalam
perawatan diri dan
dapat bekerja di
dalam dan di luar
rumah.

C. Prognosis
1. Ad vitam : Dubia ad Bonam
2. Ad sanasionam : Dubia ad bonam
3. Ad fungsionam : Dubia ad Bonam

33
LAMPIRAN

34

Anda mungkin juga menyukai