Anda di halaman 1dari 9

Nama Peserta : dr.

Reshka Renanti Maharani


Nama wahana : RSUD Bangkinang
Topik : Hiperemesis Gravidarum
Tanggal (kasus) : 15 Agustus 2018
Nama Pasien : Ny. L (25 tahun) No RM : 161163
Tanggal Presentasi : 25 September 2018 Nama Pendamping : dr. Nur Aisyah
Tempat Presentasi : RSUD Bangkinang
Objektif Presentasi :
 Keilmuan □ keterampilan □ penyegaran Tinjauan Pustaka
 Diagnostik ✓ Manajemen ✓ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja  Dewasa □ Lansia □ Bumil
Deskripsi :
Wanita 25 tahun datang dengan keluhan muntah-muntah sejak 3 hari sebelum masuk
rumah sakit.
Tujuan :
 Mendiagnosa Hiperemesis Gravidarum
 Melakukan tatalaksana yang tepat
Bahan Bahasan : ✓ Tinjauan □Riset  Kasus □ Audit
Pustaka
Cara Membahas : □ Diskusi  Presentasi dan □ Email □ Pos
diskusi
Data Pasien : Nama : Ny. L Nomor registrasi : 161163
Nama Klinik : IGD RSUD Telp: Terdaftar Sejak : 15 Agustus 2018
Bangkinang
Data Utama untuk Bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis :
Pasien wanita 25 tahun datang ke IGD RSUD Bangkinang dengan keluhan
muntah-muntah yang memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Muntah-muntah
sudah dirasakan sejak 7 hari yang lalu, frekuensi >10 kali per hari, berisi apa yang
dimakan. Nyeri ulu hati sejak 5 hari yang lalu. Mual (+). Pasien merasa aktifitas sehari-
hari terganggu karena lemas HPHT DAN TP Tidak haid sejak 2,5 bulan yang lalu.
Demam (-), buang air kecil dan buang air besar tidak ada keluhan. Pasien 2 minggu yang
lalu dirawat di RSUD Bangkinang dengan keluhan yang sama, pasien dirawat selama 4
hari. Pasien menarche usia 12 tahun, siklus teratur 1 kali sebulan, lamanya 4-6 hari,
banyaknya 2-3 kali ganti duk per hari, nyeri ketika haid tidak ada. Pasien kontrol
kehamilan 1 kali ke bidan 2 minggu yang lalu.
2. Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus sebelumnya tidak ada.

1
3. Riwayat Kehamilan, Perkawinan, Imunisasi, Kontrasepsi:
 Riwayat Perkawinan: 1 kali tahun 2015
 Riwayat Kehamilan/Abortus/Persalinan: 2/0/1
1. Tahun 2016, laki-laki, berat badan lahir 2900 gr, lahir spontan ditolong
bidan, sehat.
2. Tahun 2018 sekarang.
 Riwayat Kontrasepsi: tidak ada

Status Generalisata :
Keadaan Umum : tampak sakit sedang, Kesadaran : Komposmentis kooperatif
TD: 100/70 mmHg, HR: 98x/i, RR: 20 x/i, T: 37,1 0C

Kulit : Teraba hangat, turgor baik, sianosis (-), ikterik (-), pucat (-)
Kepala : Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut : Mukosa bibir kering
Leher : Tidak diperiksa
Thorax :
Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : Tidak diperiksa
Perkusi : Tidak diperiksa
Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronkhi (-/-) , Wheezing(-/-).
Bunyi jantung I dan II normal.
Abdomen : Tidak tampak membuncit
Ekstremitas : Akral hangat, capillary refill time < 2 detik
Genitalia : Perdarahan per vaginam (-)

Status Lokalis:
Abdomen :
Inspeksi : Tidak tampak membuncit, striae gravidarum (-), sikatrik (-)
Palpasi : Fundus uteri tidak teraba, nyeri tekan epigastriun (+), turgor kulit
kembali cepat
Perkusi : Timpani

2
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Genitalia : Perdarahan per vaginam (-)

Laboratorium:
Hemoglobin : 12,2 mg/dl
Lekosit : 7.600 mm3
Trombosit : 267.000 mm3
Urinalisa :
Plano test : positif
pH : 6.8
Warna : kuning muda
Keton :+1

Hasil Pembelajaran :
Diagnosis serta tatalaksana yang tepat pada Hiperemesis gravidarum
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio :

1. Subjektif
Seorang wanita 25 tahun datang ke IGD RSUD Bangkinang pada tanggal 15 Agustus
2018 dengan :
Keluhan Utama : muntah-muntah yang memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang :
 Muntah-muntah sudah dirasakan sejak 7 hari yang lalu, frekuensi >10 kali per hari,
berisi apa yang dimakan
 Nyeri ulu hati sejak 5 hari yang lalu
 Mual (+)
 Tidak haid sejak 2.5 bulan yang lalu
 Pasien merasa aktifitas sehari-hari terganggu karena lemas
Riwayat Pasien Terdahulu : tidak ada

2. Objektif
Status Generalisata :
Keadaan Umum : tampak sakit sedang, Kesadaran : Komposmentis kooperatif

3
TD: 100/70 mmHg, HR: 98x/i, RR: 20 x/i, T: 37,1 0C

Kulit : Teraba hangat, turgor baik, sianosis (-), ikterik (-), pucat (-)
Kepala : Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut : Mukosa bibir kering
Leher : Tidak diperiksa
Thorax :
Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : Tidak diperiksa
Perkusi : Tidak diperiksa
Auskultasi : suara napas vesikuler, ronkhi (-/-) , Wheezing(-/-).
Bunyi jantung I dan II normal. Murmur (-), gallop (-).
Abdomen : Tidak tampak membuncit
Ekstremitas : Akral hangat, capillary refill time < 2 detik
Genitalia : Perdarahan per vaginam (-)

Status Lokalis:
Abdomen :
Inspeksi : Tidak tampak membuncit, striae gravidarum (-), sikatrik (-)
Palpasi : Fundus uteri tidak teraba, nyeri tekan epigastriun (+), turgor kulit
kembali cepat
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Genitalia : Perdarahan per vaginam (-)

Menurut literatur:
Hiperemesis Gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai
umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang –kadang begitu hebat dimana segala
apa yang dimakan dan di minum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi pekerjaan
sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin.

Sebab pasti hyperemesis gravidarum ini belum diketahui. Frekuensi kejadian


adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan adalah

4
sebagai berikut:
a) Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda
akibat peningkatan kadar HCG.
b) Faktor organik, karena masuknya vili khorealis dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik.
c) Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab, dan sebagainya.
d) Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes dan lain-lain.

Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu :


a) Tingkat I (Ringan)
Muntah yang terus-menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman,
berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lendir dan
sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100 kali
permenit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit
berkurang, dan urin sedikit tetapi masih normal.
b) Tingkat II (Sedang)
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat,
subfebril, nadi cepat dan lebih dari 100-140 kali per menit, tekanan darah sistolik kurang
dari 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam
urin, dan berat badan cepat menurun.

c) Tingkat III (Berat)


Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang, yang mulai terjadi adalah gangguan
kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus,
sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria dalam urin.

Patofisiologi
Peningkatan hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem
gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas lambung menurun dan
pengosongan lambung melambat. Refluks esofagus, penurunan motilitas lambung, dan

5
penurunan sekresi asam hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan
muntah. Hal ini diperberat dengan adanya penyebab lain berkaitan dengan faktor
psikologis, spiritual, lingkungan dan sosiokultural.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi pada hamil muda ; bila terjadi
terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit disertai
alkalosis hipokloremik, serta dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi.

3. Diagnosis
G2P1AOH1 gr 10-11 minggu + hiperemesis gravidarum

4. Plan :
 IVFD Rl 20 tpm
 Injeksi ondansentron 1 ampul/12 jam/IV
 Injeksi ranitidine 1 ampul/12 jam/IV
Pengobatan hiperemesis gravidarum berdasarkan literature:
1. Medikamentosa
Obat-obatan yang dapat diberikan diantaranya suplemen multivitamin,
antihistamin, dopamin antagonis, serotonin antagonis, dan kortikosteroid. Vitamin
yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6 seperti pyridoxine (vitamin B6). Pemberian
pyridoxin cukup efektif dalam mengatasi keluhan mual dan muntah. Anti histamin
yang dianjurkan adalah doxylamine dan dipendyramine. Pemberian antihistamin
bertujuan untuk menghambat secara langsung kerja histamin pada reseptor H1 dan
secara tidak langsung mempengaruhi sistem vestibular, menurunkan rangsangan di
pusat muntah. Selama terjadi mual dan muntah, reseptor dopamin di lambung berperan
dalam menghambat motilitas lambung. Oleh karena itu diberikan obat dopamine
antagonis. Dopamin antagonis yang dianjurkan diantaranya prochlorperazine,
promethazine, dan metocloperamide. Prochlorperazin dan promethazine bekerja pada
reseptor D2 untuk menimbulkan efek antiemetik. Sementara itu metocloperamide
bekerja di sentral dan di perifer. Obat ini menimbulkan efek antiemetik dengan cara
meningkatkan kekuatan spincter esofagus bagian bawah dan menurunkan transit time
pada saluran cerna.
Pemberian serotonin antagonis cukup efektif dalam menurunkan keluhan mual dan
muntah. Obat ini bekerja menurunkan rangsangan pusat muntah di medula. Serotonin

6
antagonis yang dianjurkan adalah ondansetron. Odansetron biasanya diberikan pada
pasien hiperemesis gravidarum yang tidak membaik setelah diberikan obat-obatan
yang lain. Sementara itu pemberian kortikosteroid masih kontroversial karena
dikatakan pemberian pada kehamilan trimester pertama dapat meningkatkan risiko
bayi lahir dengan cacat bawaan
2. Terapi Nutrisi
Pada kasus hiperemesis gravidarum jalur pemberian nutrisi tergantung pada derajat
muntah, berat ringannya deplesi nutrisi dan peneriamaan penderita terhadap rencana
pemberian makanan. Pada prinsipnya bila memungkinkan saluran cerna harus
digunakan. Bila peroral menemui hambatan dicoba untuk menggunakan nasogastric
tube (NGT). Saluran cerna mempunyai banyak keuntungan misalnya dapat
mengabsorsi banyak nutrien, adanya mekanisme defensif untuk menanggulangi infeksi
dan toksin. Selain itu dengan masuknya sari makanan ke hati melalui saluran porta ikut
menjaga pengaturan homeostasis nutrisi. Bila penderita sudah dapat makan peoral,
modifikasi diet yang diberikan adalah makanan dalam porsi kecil namun sering, diet
tinggi karbohidrat, rendah protein dan rendah lemak, hindari suplementasi besi untuk
sementara, hindari makanan yang emetogenik dan berbau sehingga menimbulkan
rangsangan muntah.
3. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, cerah, dan memiliki peredaran udara
yang baik. Sebaiknya hanya dokter dan perawat saja yang diperbolehkan untuk keluar
masuk kamar tersebut. Biasanya dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau
hilang tanpa pengobatan.
4. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada pasien bahwa penyakitnya dapat disembuhkan.Hilangkan
rasa takut oleh karena kehamilan dan persalinan karena itu merupakan proses
fisiologis, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik lainnya yang
melatarbelakangi penyakit ini. Jelaskan juga bahwa mual dan muntah adalah gejala
yang normal terjadi pada kehamilan muda, dan akan menghilang setelah usia
kehamilan 4 bulan.

Daftar Pustaka

7
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu
di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, edisi 1. Jakarta; 2013.
2. Widayana Ary dkk. 2012. Diagnosis dan Penatalaksanaan Hiperemesis
Gravidarum. Universitas Udayana; Bali.
3. Prawirohardjo S, Wiknjosastro H.2007. Hiperemesis gravidarum. Dalam: Ilmu
Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Portofolio

Hiperemesis Gravidarum

8
Oleh
dr. Reshka Renanti Maharani

Pembimbing
dr. Nur Aisyah

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PERIODE NOVEMBER 2017-2018
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKINANG
KABUPATEN KAMPAR
2018

Anda mungkin juga menyukai