“G4P3A0 31 tahun hamil 7-8 minggu dengan Hiperemesis Gravidarium grade II”
Disusun oleh :
Supervisior Pembimbing :
1
LEMBAR PENGESAHAN
“G4P3A0 31 tahun hamil 7-8 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum grade II”,
Supervisor Pembimbing,
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat
memuaskan. Literatur lain menyebutkan, prognosis hiperemesis gravidarum
umukmnya baik, namun dapat menjadi fatal bila terjadi deplesi elektrolit dan
ketoasidosis yang tidak dikoreksi dengan tepat dan cepat.5,6
4
BAB II
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SR
Agama : Islam
2. ANAMNESIS
Keluhan utama : Mual dan Muntah
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang dengan keluhan mual muntah dialami sejak 1 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Muntah dialami sebanyak ± 5 kali sehari setiap kali makan
dan minum disertai nyeri ulu hati sehingga napsu makan menurun dan pasien
merasakan lemas pada badan. Pasien juga mengalami batuk berdahak sejak 1
minggu yang lalu. Demam disangkal. Buang air kecil dalam batas normal begitu
juga dengan buang air besar.HPHT 6 Mei 2019.
Pasien pernah mengalami keluhan serupa saat mengandung anak ketiga, tetapi
saat itu pasien hanya minta untuk dirawat dirumah dengan bantuan bidan.
Riwayat penyakit darah tinggi, diabetes, asam urat dan ginjal disangkal.
Riwayat kebiasaan :
Pasien tidak pernah mengonsumsi obat-obatan tertentu atau jamu. Tidak ada
riwayat merokok dan konsumsi alkohol.
Pasien menikah 1 kali, umur 21 tahun. Saat hamil pasien rutin kontrol ke dokter
kandungan. Pasien memiliki riwayat persalinan sebagai berikut :
5
Anak ketiga berjenis kelamin laki-laki/spontan pervaginam/rumah
sakit/tahun 2016/di tolong oleh bidan.
Riwayat haid :
Pasien pertama kali Menarche umur 12 tahun dengan siklus teratur 28 hari.
Lamanya haid tiap siklus 4-5 hari. Tetapi saat memakai KB suntik per 3 bulan
siklus haid pasien menjadi tidak teratur. Hari pertama haid terakhir (HPHT) tidak
jelas, ± 6 Mei 2019. .
Riwayat pemakaian kontrasepsi :
Pasien menggunakan KB suntik per 3 bulan.
3. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 98 x/menit, regular, isi cukup
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,50C
SpO2 : 99 %
Head to toe
Kepala
Ekspresi : normal
Simetris muka : kanan = kiri
Deformitas : (-)
Rambut : hitam, lurus, sukar dicabut
Mata
Eksoptalmus/enoptalmus : (-)
Gerakan : ke segala arah
Kelopak mata : dalam batas normal
Konjungtiva : anemis (-)
Telinga
Tophi : (-)
Nyeri tekan di prosesus mastoideus: (-)
Pendengaran : dalam batas normal
Hidung
Perdarahan : (-)
Sekret : (-)
Mulut
Bibir : sianosis (-), kering (+)
6
Gigi geligi : normal
Gusi : perdarahan (-)
Leher
Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
Kelenjar gondok : tidak ada pembesaran
DVS : R-2 cmH2O
Pembuluh darah : venaectasis (-)
Kaku kuduk : (-)
Tumor : (-)
Thorax
Inspeksi:
Bentuk : simetris kiri=kanan
Pembuluh darah : venaectasis (-)
Buah dada : simetris
Sela iga : semetris kiri=kanan
Lain-lain : (-)
Paru-paru
Palpasi:
Fremitus raba : normal
7
Perkusis : tympani, ascites (-)
Auskultasi : peristaltic (+) kesan normal
Ekstremitas : akral hangat, edema pretibial -/-, dorsum pedis
-/-, pembesaran KGB (-),
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
PP test (+) (04/07/2019)
5. DIAGNOSIS
G3P2A0 31 tahun hamil 7-8 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum grade II
6. PENATALAKSANAAN AWAL
IVFD RL : D5% 1:1 guyur 1 kolf, lanjut RL drip neurobion : D10% 1 : 4 36
tetes/menit
Inj. Ondansentron 1 amp / 8 jam
Inj. Ranitidine 1 amp / 12 jam
Antasida sirup 3 x II C (30 menit a.c)
7. RENCANA PEMERIKSAAN
Lab: DL, SGOT/SGPT, HbsAg, HIV, pemeriksaan USG
Hasil pemeriksaan hematologi tanggal 04 Juli 2019
8
mg/dl
SGOT 74 L: <37 U/L P: < 31 U/L
SGPT 73 L: 42 U/L P: < 32 U/L
8. PROGNOSIS
Dubia at Bonam
9. RESUME
10. FOLLOW UP
05/07/2019
S : Mual (+) muntah 2 kali
O : Keadaan Umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg, Nadi : 80 x/menit, reguler, isi cukup; RR
20x/menit; suhu 36,0 C
A : G4P3A0 + hiperemesis gravidarum grade II
P :
IVFD RL drip neurobion : D10% 1 : 4 36 tetes/menit
Inj. Ondansentron 1 amp / 8 jam
Inj. Ranitidine 1 amp / 12 jam
Antasida sirup 3 x II C (30 menit a.c)
06/07/2019
S : Mual (+) sedikit muntah (-)
O : Keadaan Umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 100/70 mmHg, Nadi : 84 x/menit, reguler, isi cukup; RR
20x/menit; suhu 36,1 C
A : G4P3A0 + hiperemesis gravidarum grade II
9
P :
Aff infus
Antasida sirup 3 x II C (30 menit a.c)
10
BAB III
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, pasien mengalami mual dan muntah sebanyak ± 5 kali sehari
setiap kali makan dan minum, sudah berlangsung selama 1 minggu sehingga
menyebabkan pekerjaan sehari-hari terganggu dan berat badan menurun. Usia
kehamilan pasien kurang dari 20 minggu namun belum bisa dipastikan penyebab
kemungkinan karena faktor hormonal dan faktor psikologis.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan adalah
sebagai berikut3
3. Alergi, sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
11
pada beberapa kasus yang berat mungkin terkait dengan faktor psikologis. Namun
adanya hubungan 4 dengan serum positif terhadap Helicobacter pylori sebagai
penyebab ulkus peptikum tidak dapat dibuktikan oleh beberapa peneliti.3
12
muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, meningkatkan frekuensi muntah
yang lebih banyak, merusak liver, sehingga memperberat kondisi pasien.5
Pada kasus didapatkan usia kehamilan pasien kurang dari 20 minggu namun
belum bisa dipastikan penyebab kemungkinan karena faktor hormonal dan faktor
psikologis.
Pada kasus didapatkan pasien merasa lemas dikarenakan mual muntah yang
dialami sejak 1 minggu yang lalu. Mual muntah setiap kali makan dan minum
dengan frekuensi ± 5 kali / hari disertai nyeri pada epigastrium. BAK (+) tapi
13
sedikit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit sedang, kesadaran
compos mentis, suhu 36,50 C, Mata cowong, bibir tampak kering. Pada
pemeriksaan laboratorium juga didapatkan peningkatan SGOT dan SGPT.
Diagnosis Banding
a. Appendisitis Akut
Pada pasien hamil dengan appendisitis akut keluhan nyeri tekan pada perut
sangat menonjol sedangkan pada pasien hamil yang tanpa appendisitis akut
keluhan tersebut sedikit bahkan tidak ada. Tanda-tanda defance musculare, dan
rebound tenderness juga bisa dijadikan petunjuk untuk membedakan wanita
hamil dengan appendiksitis akut dan tanpa appendiksitis akut.3,7,8
b. Ketoasidosis Diabetes.
d. Hepatitis.
e. Tumor Serebri.
14
Pasien dengan tumor serebri biasanya selain gejala mual-muntah yang hebat
juga disertai keluhan lain seperti sakit kepala berat yang terjadi hampir setiap
hari, gangguan keseimbangan, dan bisa pula disertai hemiplegi. Pemeriksaan CT
scan kepala pada wanita hamil sebaiknya dihindari karena berbahaya bagi janin.4,8
Penatalaksanaan
d) Balans cairan ketat hingga tidak dijumpai ketosis dan deficit elektrolit
i) Nutrisi peroral diberikan bertahap dan jenis yang diberikan sesuai apa yang
dikehendaki pasien (prinsip utama adalah pasien masih dapat makan) dengan
porsi seringan mungkin dan baru ditingkatkan bila pasien lebih segar/enak
15
j) Infus dilepas bila kondisi pasien benar-benar telah segar dan dapat makan
dengan porsi wajar (lebih baik lagi bila telah dibultikan dengan hasil
laboratorium yang telah normal) dan obat peroral telah diberikan beberapa
saat sebelum infus dilepas
Diet dan perubahan gaya hidup merupakan pendekatan lini pertama pada
pasien dengan hiperemesis gravidarum ringan. Tujuan diet hiperemesis
gravidarum adalah mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis
serta secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup
sesuai keadaaan dan kebutuhan pasien. Makanan bagi hiperemesis gravidarum
dianjurkan memiliki karbohidrat tinggi (75-80% dari kebutuhan energi total),
lemak rendah (≤ 10% dari kebutuhan energi total), dan protein sedang (10-15%
dari kebutuhan energi total) 13
Diet awal yang dianjurkan pada pasien hiperemesis gravidarum meliputi: 13
1) Makan ketika lapar meskipun di luar jam makan rutin. Bila makan pagi dan
siang sulit diterima, optimalkan makan malam dan selingan malam
2) Makan sedikit tapi sering, jangan sampai lambung kosong
3) Minum banyak air di antara waktu makan tetapi tidak saat makan. Tunggu
minimal 30 menit setelah makan sebelum minum
4) Hindari makan pedas dan berlemak termasuk aroma yang menimbulkan rasa
mual-muntah. Tingkatkan konsumsi makanan kering
5) Konsumsi snack yang mengandung protein sebelum tidur.
6) Konsumsi crackers pagi hari saat bangun tidur.
7) Makanan dan minuman herbal seperti peppermint, jahe, frozen dessert
8) Vitamin prenatal pada pra konsepsi menurunkan mual-muntah saat
kehamilan.
Pada kasus, pasien diberikan penatalaksanaan berupa :
o IVFD RL drip neurobion : D10% 1 : 4 36 tetes/menit
o Inj. Ondansentron 1 amp / 8 jam
o Inj. Ranitidine 1 amp / 12 jam
o Antasida sirup 3 x II C (30 menit a.c)
Hal ini sesuai dengan kepustakaan dimana pemberian cairan intravena ini
telah teruji efektif dalam penanganan hiperemesis gravidarum pada 83%
pasien. Ondansetron biasa digunakan bila muntah refrakter, tiddak
membaik, prawat inap rekuren. Pada small-random studies didapatkan
bahwa ondansetron lebih superior dalam menurunkan mual daripada
kombinasi doxylamin-piridoksin serta lebih efektif menurunkan muntah
yang parah daripada metoklopramid.Seperti metoklopramid, ondansetron
memiliki efektivitas yang sama dengan prometazin tetapi efek samping
sedasi ondansetron lebih kecil, sedangkan antasida merupakan obat yang
bekerja menetralkan asam lambung dan mengurangi perasaan nyeri ulu hati.
16
Prognosis
17
DAFTAR PUSTAKA
18