PENDAHULUAN
prevalensi hiperurisemia sebesar 24,3 % pada laki-laki dan 11,7% pada wanita.
(Purwaningsih, 2010)
Dari penelitian Scudamore, diketahui bahwa pada 516 penderita, 60 %
mengalami serangan gout akut pertama mengenai jempol kaki, dan menyerang
kedua jempol pada 5% penderita. Persentase kemungkinan penderita yang
mengalami gout akut dan menyerang banyak sendi sekitar 4-13%. Berdasarkan
penelitian Gutman, serangan gout susulan 62% terjadi pada tahun pertama setelah
serangan gout pertama, 16% timbul dalam kurun waktu 1-2 tahun setelah
serangan gout pertama, 11% timbul dalam waktu 2-5 tahun, 4% dalam 5-10 tahun
setelah serangan gout pertama, dan sisanya 7% tidak mengalami gangguan
serangan gout (Yatim, 2006 )
Sebagian besar kasus gout dan hiperurisemia termasuk hiperurisemia
asimptomatik, mempunyai latar belakang penyebab primer, sehingga memerlukan
pengendalian kadar asam urat jangka panjang. Perlu komunikasi yang baik
dengan pasien untuk mencapai tujuan terapi. Hal itu dapat diperoleh dengan
edukasi dan diet rendah purin yang menjadi tatalaksana (Hidayat, 2009).
Pencegahan lainnya berupa penurunan konsumsi alkohol dan penurunan berat
badan (Misnadiarly, 2007) Gejala dari gout berupa serangan nyeri sendi yang
bersifat akut, biasanya menyerang satu sendi disertai demam, kemudian keluhan
membaik dan disusul masa tanpa keluhan yang mungkin berlanjut dengan nyeri
sendi kronis. Hampir 85-90% penderita yang mengalami serangan pertama
biasanya mengenai satu persendian dan umumnya pada sendi antara ruas tulang
telapak kaki dengan jari kaki. (Yatim, 2006)
Hal inilah yang mendorong dilakukannya penelitian untuk mengetahui
bagaimana karakteristik penderita Gout Artritis yang mengunjungi poli Lansia
puskesmas Johan Pahlawan pada bulan Maret sampai Juni 2016.
1.2.2
1.4.2
Manfaat Aplikatif
Sebagai informasi dan data bagi pelaksana program terutama yang akan
melaksanakan program yang berhubungan dengan mini projek ini dan khususnya
bagi penulis dapat menambah wacana keilmuan dan wawasan.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Gout Artritis
2.1.1 Pengertian Gout Artritis
Artritis gout merupakan penyakit heterogen sebagai akibat deposisi kristal
monosodium urat pada jaringan atau supersaturasi asam urat didalam cairan
ekstarseluler (Anastesya W, 2009). Artritis gout merupakan salah satu penyakit
inflamasi sendi yang paling sering ditemukan, yang ditandai dengan penumpukan
kristal monosodium urat di dalam ataupun di sekitar persendian. Monosodium
urat ini berasal dari metabolisme purin. Hal penting yang mempengaruhi
penumpukan kristal adalah hiperurisemia dan saturasi jaringan tubuh terhadap
urat. Apabila kadar asam urat di dalam darah terus meningkat dan melebihi batas
ambang saturasi jaringan tubuh, penyakit artritis gout ini akan memiliki
manifestasi berupa penumpukan kristal monosodium urat secara mikroskopis
maupun makroskopis berupa tophi (Zahara, 2013).
Dari waktu ke waktu jumlah penderita asam urat cenderung meningkat.
Penyakit gout dapat ditemukan di seluruh dunia, pada semua ras manusia.
Prevalensi asam urat cenderung memasuki usia semakin muda yaitu usia produktif
yang nantinya berdampak pada penurunan produktivitas kerja. Prevalensi gout di
Amerika serikat 2,6 dalam 1000 kasus. Peningkatan prevalensi diikuti dengan
meningkatnya usia, khususnya pada laki-laki. Sekitar 90% pasien gout primer
adalah laki-laki yang umumnya yang berusia lebih dari 30 tahun, sementara gout
pada wanita umumnya terjadi setelah menopause (Dufton J, 2011). Pada tahun
2006, prevalensi hiperurisemia di China sebesar 25,3% dan gout sebesar 0,36%
pada orang dewasa usia 20 74 tahun (Kumalasari, 2009). Prevalensi asam urat di
Indonesia terjadi pada usia di bawah 34 tahun sebesar 32% dan kejadian tertinggi
pada penduduk Minahasa sebesar 29,2%
artritis
gout,
menurut
suatu
penelitian hal tersebut merupakan salah prediktor kuat terhadap kematian karena
kerusakan kardiovaskuler (Andry, 2009).
2.2 Etiologi
Klasifikasi gout dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Gout primer. Gout primer dipengaruhi oleh factor genetic. Terdapat
produksi/sekresi asam urat yang berlebihan dan tidak diketahui
penyebabnya.
b. Gout sekunder. Gout sekunder dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu :
1) Produksi asam urat yang berlebihan, misalnya pada :
a) Kelainan
mieloproliferatif
(polisitema,
leukemia,
myeloma
retikularis)
b) Sindrom Lesch-Nyhan yaitu suatu kelainan akibat defisiensi
hipoxantin guanine fosfori basil transferase yang terjadi pada anakanak dan pada sebagian orang dewasa.
c) Gangguan penyimpanan glikogen
d) Penatalaksanaan
anemia
pernisiosa
karena
maturasi
sel
atau
keadaan
alkoholok,
asidosis
laktat,
Manifestasi klinik gout terdiri dari arthritis gout akut, interkritikal gout dan
gout menahun dengan tofi. Ketiga stadium ini merupakan stadium yang
klasik
baik, maka keadaan interkritik akan berlanjut menjadi stadium menahun dengan
pembentukan tofi.2
Adanya
kristal
urat
yang
khas
dalam
cairan
sendi.
11
yang akan dirombak menjadi asam urat dalam tubuh, sehingga diet purin
merupakan cara terbaik dalam pengobatan asam urat.
2.9 Prognosis
Tanpa terapi yang adekuat, serangan dapat berlangsung berhari-hari,
bahkan beberapa minggu. Periode asimtomstik akan memendek apabila penyakit
menjadi progresif. Semakin muda usia pasien pada saat mulainya penyakit, maka
semakin besar kemungkinan menjadi progresif. Artritis tofi kronik terjadi setelah
serangan akut berulang tanpa terapi yang adekuat.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
13
PENGOLAHAN DATA
PELAPORAN HASIL
Gambar 3.1 Alur penelitian
14
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1
Pahlawan 193,2 km2. Puskesmas Johan Pahlawan berdiri tahun 1992 dengan luas
bangunan 520 m2 dan luas tanah 1500 m2, dengan status rawat jalan. Lokasi
15
Pustu
: 2 Unit
Poskesdes
: 3 Unit
Polindes
: - Unit
Posyandu
: 27 Pos
No
Desa
Jumlah Penduduk
Jumlah
RT
Lk
Pr
Total
Panggong
684
628
1,312
329
Padang Seurahet
23
18
41
14
Ujong Baroh
3,374
3,366
6,740
1,569
Runding
1,738
1,720
3,458
805
Drien Rampak
3,474
3,715
7,189
1,615
Kp. Darat
356
323
679
165
Seuneubok
2,708
2,771
5,479
1,194
Gampa
1,460
1,487
2,947
745
Lapang
2,611
2,461
5,072
1,190
10
Leuhan
2,432
2,361
4,793
1,144
11
Blang Beurandang
3,253
2,990
6,243
1,495
J U M LAH
22,113
21,840
43,953
10,265
16
UPTD
Nama Sarkes
No
Desa
Pustu
Poskesdes
Polindes
Posyandu
Panggong
Padang Seurahet
Ujong Baroh
Runding
Drien Rampak
Gp. Darat
Seuneubok
Gampa
Lapang
10
Leuhan
11
Blang Beurandang
J U M LAH
27
17
Dari Pkm Johan Pahlawan ke Pustu Leuhan berjarak +/- 3 Km dengan waktu
tempuh +/- 15 menit
Dari Pustu Leuhan ke Pustu Blang Beurandang berjarak +/- 1 Km dengan waktu
tempuh +/- 7 menit
Dari Pustu Blang Beurandang ke Poskesdes Caritas berjarak +/- 500 Mtr dengan
jarak tempuh +/-5 Menit
Dari Poskesdes Caritas ke Poskesdes Islamic Relief berjarak +/- 1 Km dengan
waktu tempuh +/- 7 Menit
Dari Poskesdes Islamic Relief ke Poskesdes C W S berjarak +/- 1 Km dengan
waktu tempuh +/- 7 Menit
Pustu
Poskesdes
CWS
Blang
Dinkes
Poskesd
es
Poskesdes
Arah ke Kaway
XVI
RSU
CND
Pustu
Pkm Johan
Pahlawan
18
B. Ketenagaan
Jumlah tenaga kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Johan Pahlawan adalah
106 orang. Distribusi tenaga kesehatan terdiri dari berbagai disiplin ilmu untuk
melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terdiri dari pegawai negeri
sipil (PNS) dan pegawai tidak tetap (PTT).
Distribusi tenaga kesehatan di Puskesmas Johan Pahlawan dapat dilihat pada
table di bawah ini :
No
Jenis Ketenagaan
Dokter Umum
Status
Pns
Bakti
Jumlah
Keterangan
Dokter Gigi
Perawat
1
- 24
30
D1/D3/S1
4
Bidan Ppb / D3
24
32
Perawat Gigi
Ass. Apoteker
Kesmas / Skm
Kesling
G I Z I D3 / S1
10
Analis / Labor
11
Admin / Tu
10
16
19
12
UMUM
Jumlah
83
23
106
kegiatan
masalah
20
Motto :
BULAN
Maret
April
Mei
Juni
Jumlah
12
6
3
1
22
14
6
4
2
26
22
18
7
5
52
19
7
4
1
31
67
37
18
9
131
21
60
50
40
Laki-laki
perempuan
30
20
10
0
Maret
April
Mei
Juni
Jenis Kelamin
Perempuan
%
f
%
16,86
8
16,66
19,27
10
20,83
37,34
21
43,75
26,50
9
18,75
63,35
48
36,65
Jumlah
Laki-laki
Maret
April
Mei
Juni
Total
f
14
16
31
22
83
f
22
26
52
31
131
%
16,79
19,84
39,69
23,66
100
22
140
120
100
80
60
40
20
0
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
hubungan
yang
bermakna
dengan
gout
oartritis.
Dengan
bertambahnya usia, resiko terkena gout oartritis lebih besar sehingga prevalensi
gout artritis dikalangan usia lanjut meningkat.
23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
24
kepada
peneliti
untuk
dapat
menambah
wawasan,
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Gleadle J. At a Glance Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Erlangga.2007; h.93.
26
27