Pendamping:
dr. Dewanto, M. Kes
Oleh:
dr. Putri Fitrania
Laporan Kasus Varicella telah disetujui guna melengkapi tugas Dokter Internship
dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP) dan Usaha Kesehatan Masyarakat
(UKM) di bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular.
Pasuruan, 2022
Mengetahui
Pendamping Dokter Internship
PRAKATA
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik laporan ini.
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam
menempuh Program Dokter Internship Puskesmas Kutasari Purbalingga.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang kepada:
1. Drg Nugroho selaku Kepala Puskesmas Kandang Sapi Kota Pasuruan
2. dr. Dewanto, M.Kes. selaku pembimbing di Puskesmas Kandang Sapi Kota Pasuruan
3. Pasien Pada Kasus ini, Desa Mandaran Rejo Pasuruan
4. Semua rekan Dokter Internship dan Pegawai Puskesmas Kandang Sapi Kota Pasuruan yang
telah banyak membantu
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, karena itu saran
dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat menjadi bahan
informasi yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu kedokteran, khususnya bidang
kesehatan masyarakat.
Wassalam.
Pasuruan,
Dokter Internship
PENDAHULUAN
Varicella, yang biasa dikenal di Amerika Serikat sebagai cacar air, disebabkan oleh
virus varicella-zoster. Penyakit ini umumnya dianggap sebagai penyakit virus ringan,
membatasi diri dengan komplikasi sesekali. Before vaccination for varicella became
widespread in the United States, this disease caused as many as 100 deaths annually.
Sebelum vaksinasi varicella menjadi luas di Amerika Serikat, penyakit ini menyebabkan
sebanyak 100 kematian setiap tahunnya. Since the varicella vaccine was introduced in the
United States in 1995, disease incidence has substantially decreased. Karena vaksin varicella
diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1995, insiden penyakit telah secara substansial
menurun.
Bahkan saat ini, varicella tidak benar-benar jinak. Satu studi menunjukkan bahwa
hampir 1:50 kasus varicella yang terkait dengan komplikasi. Di antara sebagian besar
komplikasi serius varicella pneumonia dan ensefalitis, keduanya terkait dengan angka
kematian yang tinggi. Selain itu, kekhawatiran telah dikemukakan mengenai hubungan
varicella dengan invasif parah penyakit streptococcus grup A.
Amerika Serikat mengadopsi vaksinasi universal terhadap varicella pada tahun 1995,
yang mengurangi tingkat mortalitas dan morbiditas dari penyakit ini. Untuk alasan yang
jelas, anak yang tidak divaksinasi tetap rentan. Anak dengan varicella mengekspos kontak
dewasa di rumah tangga, sekolah, dan pusat penitipan anak dengan risiko berat, penyakit
bahkan fatal. Varicella adalah umum dan sangat menular dan mempengaruhi hampir semua
anak-anak rentan sebelum remaja.
Kedua kasus dalam rumah tangga sering lebih parah. Sekolah atau hubungi pusat
penitipan anak berkaitan dengan tingkat transmisi yang lebih rendah namun masih signifikan.
Anak-anak yang rentan jarang mendapatkan penyakit dengan kontak dengan orang dewasa
dengan zoster. Transmisi maksimum terjadi selama akhir musim dingin dan musim semi.
Varicella dikaitkan dengan respon imun humoral dan sel-dimediasi. Respon ini
menginduksi kekebalan yang tahan lama. Ulangi infeksi subklinis dapat terjadi pada orang-
orang ini, namun serangan kedua dari cacar air sangat jarang terjadi di orang
imunokompeten. Reexposure dan infeksi subklinis dapat berfungsi untuk meningkatkan
kekebalan yang diperoleh setelah episode cacar air, ini dapat berubah di era post vaksin.
BAB 2
2.1.3 Anamnesis
1. Keluhan Utama
Muncul bintik-bintik di muka dan tubuh
2. Keluhan Tambahan
Badan Panas
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dating ke Puskesmas Kutasari pada tanggal 8 Juli 2014, dengan
keluhan muncul bintik-bintik di seluruh tubuh. Bintik-bintik dikeluhkan sejak ±
2 hari sebelum ke puskesmas.
Keluhan lain yang dirasakan pasien badan terasa panas. Keluhan ini baru
diderita pasien pertama kali, sebelumnya pasien belum pernah menderita
penyakit yang sama.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat penyakit yang pernah diderita: diare (+), panas (+), batuk (+), pilek
(+)
b. Riwayat mondok : belum pernah
c. Riwayat Operasi : belum pernah
d. Riwayat Kecelakaan : belum pernah
e. Riwayat Pengobatan : tidak ada
f. Riwayat Alergi makanan / obat : tidak ada
g. Riwayat Imunisasi Dasar:
Imunisasi BCG : lengkap
Imunisasi DPT : lengkap
Imunisasi Polio : lengkap
Imunisasi Campak : lengkap
Imunisasi Hepatitis B : lengkap
h. Riwayat Imunisasi Tambahan:
Tidak didapat
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluhan yang sama dengan orang tua : diakui
Keluhan yang sama dengan keluarga : diakui, sepupu pasien memiliki keluhan
sama dengan pasien
6. Riwayat Social dan Exposure
a. Community
Lingkungan sekitar tempat tinggal pasien adalah di daerah persawahan dan
rumah antar penduduk tidak terlalu berdekatan. Rumah pasien dikelilingi
rumah penduduk lainnya dengan jarak yang bervariasi. Rumah terdekat
berjarak ± 5 meter dari halaman depan rumah pasien. Sebelah depan rumah
terdapat dawah, dan terdapat jalan kecil yang dapat dilalui kendaraan
bermotor. Sebelah kiri rumah, ± 4 meter, terdapat kandang ternak kambing
dan kebun pisang. Di belakang rumah, terdapat kebun. Kebun belakang rumah
dimanfaatkan penduduk sekitar sebagai tempat pembuangan sampah. Pasien
maupun penduduk lain sekitar rumah pasien belum memiliki jamban sendiri
sehingga masih memanfaatkan air sungai untuk keperluan sehari-hari.
Suasana sekitar rumah pasien tidak terlalu bising dan ramai.
b. Home
Pasien tinggal di Desa Meri Kecamatan Kutasari. Pasien tinggal di
sebuah rumah permanen dan tidak bertingkat. Luas rumah ± 60 m2 dengan
jumlah penghuni 3 orang. Lantai rumah berupa tanah. Dinding rumah
menggunakan tembok yang belum di semen, masih berupa bata, sedangkan
atap menggunakan seng dan genting. Rumah tersebut memiliki 1 kamar tidur,
1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 dapur, 1 gudang, 1 ruang kosong. Ruang
tamu memiliki jendela berukuran ± 1,5 x 2,5 m dan lubang ventilasi berukuran
± 0,5 x 2,5 m. Kamar tidur memiliki lubang ventilasi berukuran ± 0,5 x 0,4
m. Kesan pencahayaan sangat kurang karena kondisi rumah siang hari
termasuk gelap. Kesan kebersihan dan kerapian dalam rumah kurang. Rumah
sudah memiliki jamban yang hanya dapat digunakan untuk mandi serta buang
air kecil. Untuk buang air besar, pasien masih menggunakan kamar mandi
umum yang ada di dekat rumah pasien kadang di sungai. Sumber air berasal
dari sumur gali menggunakan timba yang letaknya bersebelahan dengan
jamban. Kondisi air tampak kurang bersih, tidak bening serta tidak berbau. Air
digunakan juga untuk minum maupun memasak makanan. Pembuangan dari
jamban dialirkan ke dan pembuangan air cucian peralatan ataupun mencuci
(tempat di dekat sumur) dialirkan ke dalam selokan kecil yang mengalir ke
area pesawahan. Hal ini menyebabkan di beberapa tempat terdapat air bekas
cucian yang menggenang.
c. Hobby
Pasien mempunyai hobi bermain dengan saudara dan teman-teman sebayanya.
d. Occupational
Pasien belum sekolah dan bekerja.
e. Personal habit
Pasien sering bermain di luar rumah dengan saudara dan teman sebayanya.
f. Diet
Pasien sehari-hari makan 2-3 kali, dengan menu nasi, sayur dan lauk pauk.
g. Drug
Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan sebelumnya maupun jamu.
7. Riwayat Gizi
Pasien makan sehari-hari biasanya antara 2-3 kali dengan nasi sepiring,
sayur, dan lauk pauk seperti telur, tahu-tempe, dan jarang dengan daging,
makanan kadang tidak habis, terkadang konsumsi buah-buahan. Pasien masih
menyusu pada ibu nya.
8. Riwayat Persalinan
Pasien dilahirkan cukup bulan, ditolong paraji, BBL 2700 gram. Selama
hamil, ibu pasien jarang memeriksakan kehamilannya ke petugas kesehatan.
Riwayat mengkonsumsi obat-obatan selama hamil tidak diketahui.
9. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan pada awalnya normal, tetapi seiring
waktu lebih lambat dari anak seusianya.
10. Riwayat Ekonomi
Ayah penderita bekerja sebagai buruh, dan ibu sebagai ibu rumah tangga.
Penderita tinggal di rumah bersama bapak dan ibunya. Kebutuhan sehari-hari
dicukupi dengan penghasilan kurang lebih Rp. 900.000 per bulan. Hubungan
penderita dengan anggota keluarga yang lain saling mendukung. Orangtua
penderita peduli dengan kesehatan anggota keluarganya. Dalam kehidupan sosial
penderita banyak bergaul dengan saudara dan teman sebayanya.
11. Riwayat Psikologi
Pasien termasuk orang yang memiliki sifat terbuka. Penyakit yang
diderita pasien tampak mengganggu pasien. Hal tersebut dapat diketahui dari
cerita ibu pasien, bahwa semenjak sakit pasien sering mengeluh gatal pada
tubuhnya.
12. Riwayat Demografi
Hubungan dalam keluarga cukup baik. Pasien adalah anak tunggal di
keluarga. Tidak ada riwayat perceraian dalam keluarga.
13. Riwayat Sosial
Penyakit yang diderita pasien dirasakan mengganggu aktivitas maupun
sosialisasi sehari-hari. Akan tetapi, hubungan pasien dengan saudara maupun
tetangga tampak sangat baik. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya orang yang
menjenguk pasien ke rumah pasien.
14. Anamnesis Sistemik
a. Keluhan Utama : Muncul bintik-bintik di muka dan tubuh
b. Kulit : Warna kulit sawo matang, kulit gatal (+),
gelembung bulat berisi air (+), kemerahan (+) di
muka dan seluruh tubuh
c. Kepala : Simetris, ukuran normal, sakit kepala (-), pusing (-),
rambut kepala tidak rontok, berwarna hitam, luka
pada kepala (-), benjolan/borok di kepala (-)
d. Mata : Gatal (-), penglihatan kabur (-)
e. Hidung : Keluar cairan (-)
f. Telinga : Pendengaran jelas, keluar cairan (-)
g. Mulut : Sariawan (-), mulut kering (-), mukosa merah
muda, bintik-bintik pada mukosa (-)
h. Tenggorokan : Sakit menelan (-)
i. Pernafasan : Sesak nafas (-), mengi (-), batuk (-)
j. Sistem Kardiovaskuler : Nyeri dada (-)
k. Sistem Gastrointestinal : Mual (-), muntah (-) kembung (-), nyeri
perut (-) .
l. Sistem Muskuloskeletal : Lemas (-)
m.Sistem Genitourinaria : BAK (+) normal
n. Ekstremitas : Atas : bengkak (-), pegal (+)
Bawah : bengkak (-), pegal (+)
2.1.4 Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Tampak baik, kesadaran compos mentis
2. Tanda Vital
a. Nadi : 108x /menit, regular
b. RR : 20x /menit
c. Suhu : 38,70 C
d. BB : 14,7 kg
e. TB : 90 cm
3. Status gizi
Berdasarkan perhitungan menggunakan tabel Z-Score
a. Perhitungan berat badan menurut umur anak:
WAZ= 14,7 – 14,6 = 0,06
1,5
Kategori: berat badan normal
b. Perhitungan tinggi badan menurut umur anak:
HAZ= 90 – 96,5 = -1,85
3,5
Kategori: status gizi normal
c. Perhitungan berat badan menurut tinggi badan anak:
WHZ= 14,7 – 13,3 = 1
1,4
Kategori: status gizi normal
Kesimpulan status gizi : baik
4. Kulit : Sianosis (-), turgor kulit menurun (>1 detik),
ikterus (-), keriput (-), vesikel (+), eritema (+), pustula (+)
di muka dan seluruh tubuh, vesikel mukosa (-)
5. Kepala : Bentuk kepala normal
6. Mata : Edema palpebra (-/-), konjunctiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-), mata cekung (-/-)
7. Telinga : Bentuk normal, sekret (-/-)
8. Hidung : Napas cuping hidung (-), discharge (-/-)
9. Mulut : Bibir sianosis (-), lidah kotor (-)
9. Tenggorokan : Radang (-)
10. Leher : Deviasi trakea (-), JVP meningkat (-), pembesaran
kelenjar limfe (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
11. Thoraks : Bentuk simetris, datar, retraksi (-)
Jantung :
Inspeksi : Tidak terlihat ictus cordis
Palpasi : Teraba ictus cordis di SIC V LMCS
Perkusi : Batas kiri bawah SIC V 2 jari medial LMCS
Batas kiri atas SIC II LMCS
Batas kanan atas SIC II LPSD
Batas kanan bawah SIC IV LPSD
Perkusi : S1> S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Pulmo :
Inspeksi : Dinding dada datar, retraksi (-), gerakan
paru simetris, benjolan (-), tanda radang (-), jejas (-), lesi (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), retraksi (-), gerakan nafas simetris
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru kanan dan kiri
Auskultasi : Vesikular normal, wheezing (-), ronkhi -/-
12. Punggung : skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-)
13. Abdomen :
Inspeksi : Datar, benjolan (-), lesi (-), jejas (-), tanda radang (-), caput
medusae (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan perut (-), benjolan (-)
Perkusi : Timpani normal
14. Genitalia : Tidak dilakukan
15. Anorektal : Tidak dilakukan
16. Ekstremitas :
Superior : Edema (-/-), jejas (-/-), akral dingin (-/-)
Inferior : Edema (-/-), jejas (-/-), akral dingin (-/-)
2.1.5 RESUME
An. D, laki-laki, usia 3 tahun dengan bentuk keluarga nuclear family, tinggal
dalam satu rumah bersama ayah dan ibu. Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa
pasien menderita muncul bintik-bintik pada seluruh tubuh yang disertai demam.
Bintik-bintik dan demam dikeluhkan sejak 2 hari sebelum ke puskesmas. Kondisi
psikologi keluarga cukup baik, yang terlihat dari dukungan keluarga dalam merawat
pasien ketika sakit. Status ekonomi menengah ke bawah, rumah pasien berukuran
cukup besar tetapi kurang memenuhi syarat rumah sehat. Lantai rumah dari tanah,
dindingnya terbuat dari tembok yang tidak di semen, serta atap menggunakan seng
dan genting. Ventilasi dan pencahayaan matahari sangat kurang. Rumah sangat dekat
dengan kadang kambing dan sawah. Sumber air berasal dari sumur dan higienitas
kurang. Pasien lebih dekat dengan ibu, bilamana terdapat permasalahan pasien akan
bercerita kepada ibunya. Kesehariannya pasien sering bermain dengan tetangga atau
saudaranya.
3.1 Penatalaksanaan
1. Personal
Terapi farmakologis :
1. Asiklovir 5 x 400 mg
2. CTM 3 x 2 mg
3. Dexametasone 3 x 0,25 mg
4. Paracetamol 3 x 250 mg prn
Terapi non farmakologis :
1. Istirahat
2. Jaga daya tahan tubuh, dengan makan makanan yang bergizi tinggi protein,
karbohidrat, dan serat
3. Menjaga kebersihan diri pasien dengan membiasakan mencuci tangan sebelum
makan, tidak bermain di tanah, mengganti baju minimal 2 kali sehari dan kebersihan
lingkungan rumah.
4. Tidak kontak dengan penderita yang memiliki gejala serupa
Patient Centre Management
a. Dukungan Psikologis
Suport psikologis perlu diberikan oleh keluarga pasien. Hal ini berkaitan dengan penyakit
cacar air yang membutuhkan waktu yang cukup lama agar dapat benar-benar sembuh.
Pasien harus dimotivasi agar mau beristirahat total minimal selama satu minggu. Pasien
juga diberikan pengertian mengenai faktor resiko apa saja yang dapat menyebabkan
penyakit cacar air.
b. Penentraman Hati
Menentramkan hati sangat diperlukan untuk mendukung pengobatan pasien. Penyakit
cacar air pada anak jarang menimbulkan komplikasi pada anak. Akan tetapi
dibutuhkan kesabaran dari pasien untuk istirahat total dan tidak melakukan aktifitas
total minimal selama 1 minggu. Motivasi keluarga terhadap pasien juga diperlukan
agar pasien mau meminum obat secara teratur agar pasien cepat sembuh. Keluarga
harus mendukung dengan sepenuh hati dalam pengobatan pasien.
4.1 Follow Up
Tanggal 9 Juli 2014
S : vesikel pada muka dan seluruh badan, eritema, demam
O : KU baik, compos mentis
Tanda vital
RR : 20 x/menit
N : 100 x/menit
S : 38, 7 0C
BB : 14,7 kg
TB : 90 cm
A : Cacar air (varisela)
P : Terapi medikamentosa berupa Asiklovir 5 x 400 mg, CTM 3 x ½ tab, dexametason 3 x
½ tab, Paracetamol 3 x 250 mg prn. Terapi non farmakologis, istirahat total, konsumsi
makanan bergizi, kurangi aktifitas fisik yang berat, jaga higeinitas, jaga daya tahan
tubuh. Selain itu juga dilakukan patient centered management, berupa dukungan
psikologis, managemen stress, penentraman hati, penjelasan tentang penyakit yang
diderita, basic konseling pada keluarga dan edukasi pasien.
BAB 3
IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
A. FUNGSI HOLISTIK
1. Fungsi Biologis
Keluarga terdiri dari bapak kandung dan ibu kandung An. Danang. Bapak Slamet
berusia 29 tahun, yang merupakan seorang kepala rumah tangga. Ibu Ika adalah ibu
kandung dari penderita, berumur 23 tahun. An. Danang, merupakan anak tunggal
berusia 3 tahun. Keluarga pasien merupakan keluarga yang kurang cukup sadar
mengenai kesehatan. Saat penderita mengalami muncul bintik-bintik dan demam,
keluarga penderita tidak langsung membawa pasien ke puskesmas. An. Danang saat
berobat di dampingi oleh ibunya. Setelah ke puskesmas, An. D didiagnosis cacar air
(varisela).
2. Fungsi Psikologis
An. Danang tinggal serumah dengan bapak dan ibu kandungnya. Bapak Slamet dan ibu
Ika sangat menyayangi dari An. Danang. An. Danang juga sering berkumpul dengan
keluarga disaat sore hari. An. Danang sering bermain dengan saudara dan teman
sebayanya.
3. Fungsi Sosial
An. Danang memiliki banyak teman di lingkungan rumahnya. An. Dalam lingkungan
tempat tinggal An. D juga sering bermain dengan saudara sepupun dan teman sebayanya,
ia memiliki banyak teman.
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Penghasilan keluarga An. Danang berasal dari penghasilan bapak yang tiap bulannya
berpenghasilan kira-kira Rp.900.000,-. Biaya pengobatan pasien di Puskesmas menggunakan
Jamkesmas.
ADAPTATION
Dalam menghadapi masalah selama ini penderita selalu mendapatkan dukungan
berupa nasehat dari keluarganya. Jika penderita menghadapi suatu masalah selalu
menceritakan kepada ibunya. Penyakitnya ini kadang mengganggu aktivitasnya sehari-hari.
PARTNERSHIP
Komunikasi terjalin satu sama lain, meskipun waktu kebersamaan dirasa singkat. Setiap ada
permasalahan didiskusikan bersama dengan anggota keluarga lainnya, komunikasi dengan istri dan
anggota keluarga lainnya berjalan dengan baik.
GROWTH
Pasien merasa bersyukur masih dapat menjalani aktifitasnya sehari-hari yaitu masih dapat
bermain dengan saudara dan teman sebayanya.
AFFECTION
Pasien merasa hubungan kasih sayang dan interaksi dengan ibu dan ayahnya berjalan dengan
lancar. Pasien juga sangat menyayangi keluarganya, begitu pula sebaliknya.
RESOLVE
Rasa kasih sayang yang diberikan kepada pasien cukup, baik dari keluarga maupun dari
saudara-saudara.
Tabel 3.1 Skor APGAR An. D
A.P.G.A.R An. D Terhadap Keluarga Hampir Kadang Hampir
selalu -kadang tidak
pernah
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi
masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 6
Tabel 3.2 Skor APGAR Tn. S
A.P.G.A.R Tn. S. Terhadap Keluarga Hampir Kadang Hampir
selalu -kadang tidak
pernah
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi
masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 6
Tabel 3.3 Skor APGAR Ny. I
A.P.G.A.R Ny. I Terhadap Keluarga Hampir Kadang Hampir
selalu -kadang tidak
pernah
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi
masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 7
A.P.G.A.R SCORE keluarga pasien = (6+6+7+)/3
= 6,3
Kesimpulan : fungsi fisiologis keluarga pasien sedang
Secara keseluruhan total poin dari A.P.G.A.R keluarga pasien adalah 19, sehingga rata-
rata A.P.G.A.R dari keluarga pasien adalah 6,3. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi fisiologis
yang dimiliki keluarga pasien dalam keadaan sedang.
Ny.I
Tn.S
An.D
An. D, 3 thn
Diagram 1. Genogram Keluarga
Keterangan:
= Laki-laki
= Perempuan
Atau = Meninggal
= Pasien
BAB 4
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
Pengetahuan : Lingkungan:
Keluarga kurang Lembab dan
mengetahui penyakit sedikit sinar
penderita matahari.
Tidak ada jamban
sendiri.
Tindakan
Sikap: Kebiasaan pasien
Kesadaran pasien Keluarga An. D Pasien bermain
akan kesehatan dengan saudara
kurang dan tetangga
dengan penyakit
sama
Pelayanan Kesehatan: Komunikasi:
Jika sakit berobat ke Pasien adalah anak
dokter dan puskesmas yang terbuka, mau
menerima nasihat
orang lain
: faktor perilaku
Dapur P
Gudang e
k
Ruang TV (R. Keluarga)
Ruang Tamu a
r
Ruang Kosong
a
n
Kamar Tidur Ruang Tamu
Ruang Tamu g
Ruang Tamu n
Pekarangan rumah
Jalan
Sumur dan
kamar
mandi
BAB 5
DAFTAR MASALAH
A. Masalah medis
Tabel 5.1 Masalah Medis
MASTER PROBLEM LIST
Approx. Date Inactive/ Date
No. Active Problems
Date of Problem Resolved Resolved
Onset Recorded Problems
1. 6 Juli 2014 8 Juli 2014 Cacar air 13 Juli 2014
1. Keluarga An.
D kurang
mengerti akan
penyakit
cacar air
2. Di dekat
tempat
tinggal An. D 3 th dengan 4. rumah
cacar air kurang
pasien ada
(varisela) sehat
saudara dan
tetangga
yang
mengalami
sakit yang
sama 3. rumah pasien
cukup jauh
dari tempat
pelayanan
kesehatan
D. Matrikulasi Masalah
Prioritas masalah ini ditentukan melalui teknik kriteria matriks. (Azrul, 1996)
Tabel 5.2 Matrikulasi Masalah
No. Daftar Masalah I T R Jumlah
P S SB Mn Mo Ma IxTxR
1. Keluarga An. D kurang 4 4 4 3 4 4 4 12.288
mengerti akan penyakit
cacar air
2. Keluarga dan tetangga 5 4 5 3 4 4 5 24.000
pasien sakit sama
3. Rumah pasien jauh 3 3 4 3 3 4 4 5.184
dari tempat pelayanan
kesehatan
4. Rumah kurang sehat 3 3 3 3 3 3 3 2.187
Keterangan :
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (teknologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (pentingnya masalah)
Kriteria penilaian :
1 = tidak penting
2 = agak penting
3 = cukup penting
4 = penting
5 = sangat penting
E. Prioritas Masalah
Berdasarkan kriteria matriks diatas, maka urutan prioritas masalah keluarga Tn. S
adalah sebagai berikut :
1. Pasien sering berinteraksi dengan saudara dan tetangga yang mengalami sakit serupa
dengan pasien.
2. Keluarga Tn. S kurang mengerti akan penyakit cacar air
3. Rumah pasien jauh dari tempat pelayanan kesehatan.
4. Rumah kurang sehat
Kesimpulan :
Prioritas masalah yang diambil adalah kebiasaan pasien bermain dengan saudara
dan tetangganya yang sakit cacar air. Pasien belum mengetahui akibat yang ditimbulkan
dari kebiasaan berdekatan dengan saudara yang sakit. Hal ini juga dapat berkaitan dengan
pengetahuan pasien dan keluarganya mengenai kesehatan.
F. Pembinaan Keluarga
1. Tujuan
Tujuan Umum
Setelah diberikan konseling diharapkan keluarga dan penderita lebih memahami
mengenai pengetahuan keluarga mengenai cacar air serta penyebabnya yang dikaitkan
dengan pola asuh terhadap anak.
Tujuan Khusus :
Setelah diberikan konseling diharapkan keluarga dan penderita dapat :
a. Mengetahui tentang penyebab cacar air.
b. Mengetahui tentang pentingnya peran keluarga dalam perjalanan penyakit cacar air.
c. Mengetahui cara perawatan pasien dengan penyakit cacar air.
2. Materi
Materi yang diberikan berupa pengetahuan mengenai cacar air. Sasaran dari
pembinaan ini adalah pasien dan keluarganya. Pembinaan keluarga ini dilakukan pada
tanggal 13 Juli 2014, dengan metode penyuluhan langsung kepada pasien dan
keluarganya dan tanya jawab. Untuk mengevaluasi dari pembinaan keluarga dilakukan
dengan memberikan pertanyaan kepada keluarga pasien. Selain itu diberikan pula
management penatalaksanaan cacar air kepada pasien dan keluarganya. Adapun
management penatalaksanaan cacar air yang diarahkan kepada pasien dan keluarganya
adalah sebagai berikut:
a. Kesimpulan
1. Varisela atau cacar air sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus varisela-zoster yang
sangat menular bersifat akut yang umumnya menganai anak, yang ditandai oleh demam
yang mendadak, malaise, dan erupsi kulit berupa makulopapular untuk beberapa jam
yang kemudian berubah menjadi vesikel selama 3-4 hari dan dapat meninggalkan
keropeng.
2. Obat antivirus dapat diberikan, pemberian antivirus dapat mengurangi lama sakit,
keparahan dan waktu penyembuhan akan lebih singkat.
3. Untuk menghindari penularan, tidak disarankan untuk tidur bersama dengan anak yang
sakit.
4. Pasien cacar air diupayakan beristirahat total di tempat tidur sampai demamnya turun.
Setelah demam turun, teruskan istirahat sampai suhu normal kembali.
b. Saran
Untuk mengatasi kasus yang diderita pasien maka harus :
1. Menerima penyakitnya dengan lapang dada dan berusaha menyembuhkannya.
2. Varisela merupakan penyakit infeksi yang masih sering terjadi di masyarakat, sehingga
perlu mendapatkan perhatian khusus.
3. Tidak jajan disembarang lagi. Pasien makan-makanan yang terjamin kebersihan dan
kesehatannya.
4. Meningkatkan gizi pasien yaitu dengan suplai makanan tinggi kalori tinggi protein.
DAFTAR PUSTAKA
Nelson WE, ed. Ilmu kesehatan anak. 15th ed. Alih bahasa. Samik Wahab. Jakarta: EGC, 2000 :
(1): 561-3.
Martin K, Noberta D, Matheus T. Varisela Zoster Pada Anak. Universitas Pelita Harapan.
Jakarta. 2009. Vol. 3 No. 1.
Djuanda, Adhi; dkk. Ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi kelima. Jakarta : FKUI. 2007
Mansjoer, Arief. Kapita Selekta Kedokteran. Cetakan III. Medis Aesculapius. Jakarta. 2000