Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN DIAGNOSIS HOLISTIK GOUT ARTHRITIS DITINJAU DARI ASPEK

RESIKO INTERNAL MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA

Disusun Oleh:
Deshe Karunia Astuti
1102016049
Kelompok 3

Pembimbing:
dr. Maya Trisiswati, MKM

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN KELUARGA


PERIODE 15 MARET 2021 – 28 MARET 2021
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “Laporan Diagonis Holistik Gout Arthritis
Ditinjau dari Aspek Resiko Internal Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga” ini telah
disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam
kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI

Jakarta,
Pembimbing,

dr. Maya Trisiswati, MKM

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur senantiasa kami ucapkan


kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia- Nya
kepada tim penulis sehingga Laporan Diagnosis Holistik yang berjudul
“Laporan Diagonis Holistik Gout Arthritis Ditinjau dari Aspek Resiko
Internal Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga” ini dapat
diselesaikan.
Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi
tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI. Selain itu, tujuan lainnya adalah sebagai
salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan
mengenai Ilmu Kesehatan Masyarakat, semoga dapat memberikan manfaat.
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen
pembimbing, staf pengajar, dokter dan tenaga medis Puskesmas, serta orang-
orang sekitar yang terkait. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar- besarnya kepada:
1. dr. Maya Trisiswati, MKM, selaku dosen pembimbing dan staf pengajar
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
2. dr. Fathul Jannah, M.Si Dipl.DK, selaku kepala bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat dan staf Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI.
3. dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK, selaku koordinator dan staf pengajar kepaniteraan
Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
4. dr. Dini Widianti, MKK, Dipl.DK, DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes,
DR. Rifqatussa’adah, S.KM, M.Kes.
5. dr. Siti Maulidya Sari, M. Epid, Dipl. DK, selaku staf Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
6. Nn. R yang telah bersedia berpartisipasi sebagai pasien dalam kasus ini.
7. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama
sehingga tersusun laporan ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga
laporan ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 17 Maret 2021

Deshe Karunia Astuti

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
LEMBAR PENATALAKSANAAN KASUS
KEDOKTERAN KELUARGA

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn.S
Usia : 59 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Proklamasi
Pendidikan : S2
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : PNS
Tanggal pemeriksaan : 16 Maret 2021
Tanggal home visit : 16 Maret 2021

B. ANAMNESIS PENYAKIT (DISEASE)

1. Keluhan Utama: Nyeri sendi pada jari-jari tangan kiri sejak 4 bulan yang lalu.
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien Tn. S, 59 tahun mengeluh nyeri pada sendi jari- jari tangan kiri terutama pada ibu jari,
hal ini sudah berlangsung sejak 4 bulan yang lalu. Keluhan ini dirasakan hilang timbul dan
tidak menjalar, keluhan sering dirasakan saat memakan makanan yang di larang. Keluhan
hilang dalam beberapa hari jika tidak makan makanan yang dipantang dan sampai beberapa
minggu bila tidak diobati. Terkadang pasien juga merasakan ibu jari tangan kaku dan nyeri
namun tidak disertai kesemutan, rasa baal, dan rasa kejang pada otot kaki. Pasien mengaku
tidak adanya rasa panas dan tidak bengkak pada ibu jari kaki serta tidak berisi cairan. Akhirnya
pasien berobat ke Dokter dan diberikan obat dan Meloxicam 15 mg dan Allupurinol 100 mg
2 kali per hari.

Menurut pasien faktor yang memicu sakit tersebut adalah ketika pasien mengonsumsi jeroan,
makanan yang diawetkan (sarden dan kornet), kacang-kacangan, emping melinjo, bayam,
buah-buahan (melon dan semangka). Pasien mengaku pola makannya baik dan pasien tidak
suka membeli makanan dari luar. Keluhan demam, riwayat ISPA, nyeri kepala, muntah
proyektil, riwayat luka, riwayat trauma, dan penurunan berat badan disangkal oleh pasien.

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
Keluarga mendukung pasien untuk berobat dan mengingatkan pasien untuk selalu meminum
obatnya.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien sudah mengalami sakit ini sejak 4 bulan yang lalu. Awalnya sakit terasa seperti pegal-
pegal dan nyeri terus menerus. Riwayat diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung,
penyakit ginjal, penyakit paru-paru, dan alergi pasien menyangkalnya. Riwayat pengobatan
pasien meminum obat Meloxicam dan Allupurinol.
4. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada angggota keluarga yang merasakan keluhan seperti ini

- Riwayat diabetes melitus dalam keluarga : Disangkal


- Riwayat hipertensi dalam keluarga : Disangkal
- Riwayat penyakit jantung dalam keluarga : Disangkal
- Riwayat penyakit paru-paru dalam keluarga : Disangkal
- Riwayat alergi dalam keluarga : Disangkal
- Riwayat epilepsi, kejang demam di keluarga : Disangkal
5. Riwayat Personal Sosial

Tn. S menikah pada usia 28 tahun. Pasien sudah menikah dan tinggal bersama dengan istri dan
anak bungsunya. Pasien memiliki pendidikan terakhir S2 Program Studi Ilmu Kesehatan
Olahraga di Universitas Airlangga, Surabaya. Pasien merupakan kepala keluarga dan
mempunyai 4 anak ( 2 anak laki-laki dan 2 anak perempuan). Anak pertama sampai dengan
anak ketiga sudah menikah dan bekerja, serta sudah tidak tinggal bersama orang tua.
Sedangkan anak ke empat saat ini masih tinggal bersama orang tua dan sedang menempuh
pendidikan profesi. Istri pasien bekerja sebagai wirausaha. Tempat tinggal pasien merupakan
milik pasien sendiri.

Pasien memiliki kebiasaan bangun tidur pukul 02.00 pagi untuk melaksanakan sholat tahajud
dan jam 05.00 pagi pasien melakukan sholat subuh. Setelah sholat subuh pasien melanjutkan
membaca Al-Qur’an hingga pukul 06.00. Pada pukul 06.10 pagi pasien sarapan dan bersiap
untuk mengajar melalui virtual dikarenakan situasi yang masih pandemi Covid-19.

Pasien mempunyai kebiasaan makan sebanyak tiga kali sehari. Keluarga pasien biasanya
makan makanan yang dimasak oleh istrinya. Pasien jarang berolahraga atau melakukan

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
aktivitas berat. Biaya hidup pasien diperoleh dari pendapatan pekerjaannya dan dirasakan
cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Pasien memiliki hubungan baik dengan
keluarga intinya, pasien mengaku tidak pernah memiliki konflik yang berarti dengan anggota
keluarganya.

Menurut pasien, dirinya masih sholat 5 waktu, berdoa, dan berdzikir. Riwayat Kebiasaan
Pasien sehari-sehari bangun tidur sekitar pukul 05.00, dan tidur pukul 21.00. Pasien tidak
pernah merokok, tidak meminum alkohol, dan tidak memakai obat-obatan terlarang. Pasien
memakan makanan yang halal, thayyib, dan sebelum kenyang pasien biasanya berhenti
makan.

6. Review Sistem

Sistem Respirologi : Tidak Ada Kelainan


Sistem Kardiovaskular : Tidak Ada Kelainan
Sistem Genitourinary : Tidak Ada Kelainan
Sistem Gastrointestinal : Tidak Ada Kelainan
Sistem Reproduksi : Tidak Ada Kelainan
Sistem Neurologi : Tidak Ada Kelainan
Sistem Dermatomuskular : Tidak Ada kelainan
Sistem Panca Indra : Tidak Ada Kelainan

C. ANAMNESIS PENGALAMAN SAKIT (ILLNESS)

Pengalaman Sakit Pasien

Pasien pernah mengalami hal ini sebelumnya yang timbul sejak 4 bulan yang lalu. Gejala awal
timbul nyeri pada jari-jari tangan kirinya yang membuat pasien merasakan tidak nyaman dan
memutuskan untuk berobat ke dokter di klinik. Dokter mendiagnosis pasien dengan GOUT
ATHRITIS. Pasien selalu mengikuti anjuran dokter untuk meminum obat dan menghindari faktor
pemicu munculnya penyakit tersebut. Keluarga pasien mendukung kesembuhan pasien.
Harapan pasien ingin sembuh dan tidak mengalami kekambuhan. Pasien menyadari bahwa
penyakit ini datangnya dari Allah SWT dan sembuh juga karena Allah, sehingga pasien

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
menerima keadaannya sekarang dengan sabar serta ikhlas. Pasien percaya bahwa setiap penyakit
pasti akan sembuh. Dirinya masih sholat 5 waktu, berdoa, serta dzikir. Pasien memakan
makanan yang halal dan thayyib. Berdasarkan kuesioner persepsi religi pasien di bawah, dapat
disimpulkan bahwa persepsi religi pasien adalah baik, dengan total nilai 119.

Tabel 1. Diagnosis holistic aspek personal persepsi religi pasien

NO Pernyataan SS S R TS STS
Keimanan Pasien

1 Penyakit yang saya alami datangnya karena kehendak Allah ✓

Saya menerima dengan ikhlas penyakit yang Allah berikan


2 kepada saya ✓

3 Saya sabar dalam menjalani masa pengobatan ✓

Penyakit yang Allah berikan bisa membersihkan dosa-dosa


4 saya ✓

5 Saya yakin Allah akan memberikan kesembuhan kepada saya ✓

6 Saya yakin Allah selalu mendengar doa saya ✓

7 Saya yakin Allah akan mengabulkan doa-doa saya ✓

Saya yakin setiap penyakit Allah berikan obat untuk


8 menyembuhkannya ✓

9 Saya akan sembuh hanya dengan izin Allah ✓

Dokter hanya orang yang membantu menyembuhkan saya,


10
yang menyembuhkan saya adalah Allah ✓

Meminum obat adalah ikhtiar saya agar sembuh, yang


11
menyembuhkan saya adalah Allah ✓

12 Saya yakin Allah selalu memberikan yang terbaik untuk saya ✓

Saya yakin setelah kehidupan di dunia, akan ada kehidupan di


13 akhirat ✓

Saya harus mempersiapkan amalan untuk bekal hidup di


14 akhirat ✓

Rutinitas Ibadah Pasien

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
Saya melaksanakan shalat setiap hari 5 waktu sekalipun saat
15 sakit ✓

Saya melaksanakan shalat sunnah dhuha setiap hari sekalipun


16 saat sakit ✓

17 Saya selalu membaca Al Qur'an setiap hari ✓

18 Saya selalu berdzikir kepada Allah setiap hari ✓

Makan, Minum yang Halal dan Thayyib

19 Makanan yang saya makan selalu makanan yang halal ✓

20 Minuman yang saya makan selalu minuman yang halal ✓

Makanan yang saya makan selalu makanan yang baik untuk


21 kesehatan (thayyib) ✓

Minuman yang saya makan selalu minuman yang baik untuk


22 kesehatan (thayyib) ✓

23 Saya selalu berhenti makan sebelum kenyang ✓

Bersedekah dan berbuat baik

24 Saya suka bersedekah (uang, makanan, dll) ✓

Saya yakin dengan bersedekah bisa membantu menyembuhkan


25 penyakit saya ✓

26 Saya merasa bahagia jika bisa berbagi dengan orang lain ✓

27 Saya merasa bahagia jika bisa membantu orang lain ✓

TOTAL 126

KETERANGAN NILAI

SS Sangat setuju 5

S Setuju 4

R ragu-ragu 3

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
TS Tidak setuju 2
PERSEPSI RELIGI PASIEN
STS Sangat tidak setuju 1
KATAGORI NILAI TOTAL

BAIK >= 108

CUKUP 69-107
KURANG <=68

Kesimpulan : Persepsi religi pasien termasuk dalam kategori baik dengan nilai total 126. Dari
aspek keimanan, pasien percaya bahwa penyakitnya merupakan kehendak dari Allah dan
kesembuhan juga datangnya dari Allah. Sehingga pasien bersabar dan tetap ikhtiar dengan
sakit yang ia alami. Pasien juga rutin melakukan ibadah seperti sholat, berdzikir dan berbuat
baik. Makanan dan minuman yang pasien konsumsi halal dan thayyib. Pasien memiliki
kebiasaan berhenti makan sebelum kenyang karena mubazir.

D. RUMAH DAN LINGKUNGAN SEKITAR

1. Kondisi Rumah
Tn. S tinggal bersama 2 orang anggota keluarga lainnya yaitu istri dan satu anaknya. Rumah
yang dimiliki pasien adalah rumah milik sendiri, berlokasi di daerah cukup padat penduduk di
Lampung. Rumah pasien memenuhi kriteria rumah sehat dengan total penilaian 1123. Dinding
rumah pasien sudah terbuat dari bata dan lantai pasien terbuat dari keramik, pasien juga memiliki
jendela untuk kamar tidur dan ruang keluarga, dengan ventilasi dan pencahayaan yang baik.
Tabel. 2. Komponen penilaian rumah sehat

NO KOMPONEN KRITERIA NILAI BOBOT NxB


(N)
RUMAH YG (B)
DINILAI

I KOMPONEN 31
RUMAH

1 Langit-langit a. Tidak ada 0


b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, 1
dan rawan kecelakaan

c. Ada, bersih dan tidak rawan 2 2 62

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
kecelakaan

2 Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari 1


anyaman bambu/ilalang)

b. Semi permanen/setengah 2
tembok/pasangan bata atau batu
yang tidak diplester/papan yang
tidak kedap air.

c. Permanen (Tembok/pasangan 3 3 93
batu bata yang diplester) papan
kedap air

3 Lantai a. Tanah 0

b. Papan/anyaman bambu dekat 1


dengan tanah/plesteran yang
retak dan berdebu.

c. Diplester/ubin/keramik/papan 2 2 62
(rumah panggung).

4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0


b. Ada 1 1 31

5 Jendela ruang keluarga a. Tidak ada 0


b. Ada 1 1 31

6 Ventilasi a. Tidak ada 0

b. Ada, lubang ventilasi dapur < 1


10% dari luas lantai
c. Ada, lubang ventilasi > 10% 2 2 62
dari luas lantai

7 Lubang asap dapur a. Tidak ada 0

b. Ada, lubang ventilasi dapur < 1


10% dari luas lantai dapur

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
b. Ada, lubang ventilasi dapur > 2 2 62
10% dari luas lantai dapur (asap
keluar dengan sempurna) atau
ada exhaust fan atau ada
peralatan lain yang sejenis.

8 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat 0


dipergunakan untuk membaca

b. Kurang terang, sehingga 1


kurang jelas untuk membaca
dengan normal

c. Terang dan tidak silau 2 2 62


sehingga dapat dipergunakan
untuk membaca dengan
normal.

II SARANA SANITASI 25

1 Sarana Air Bersih a. Tidak ada 0

(SGL/SPT/PP/KU/PAH). b. Ada, bukan milik sendiri dan 1


tidak memenuhi syarat kesh.

c. Ada, milik sendiri dan tidak 2


memenuhi syarat kesh.
e. Ada, milik sendiri dan 3
memenuhi syarat kesh.
d. Ada, bukan milik sendiri dan 4 3 75
memenuhi syarat kesh.

2 Jamban (saran a. Tidak ada. 0


pembuangan kotoran).
b. Ada, bukan leher angsa, tidak 1
ada tutup, disalurkan ke sungai /
kolam

c. Ada, bukan leher angsa, ada 2


tutup, disalurkan ke sungai atau
kolam

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
d. Ada, bukan leher angsa, ada 3
tutup, septic tank

e. Ada, leher angsa, septic tank. 4 4 100

3 Sarana Pembuangan Air a. Tidak ada, sehingga tergenang 0


Limbah (SPAL) tidak teratur di halaman

b. Ada, diresapkan tetapi 1


mencemari sumber air (jarak
sumber air (jarak dengan sumber
air < 10m).

c. Ada, dialirkan ke selokan 2


terbuka

d. Ada, diresapkan dan tidak 3


mencemari sumber air (jarak
dengan sumber air > 10m).
e. Ada, dialirkan ke selokan 4 4 100
tertutup (saluran kota) untuk
diolah lebih lanjut.

4 Saran Pembuangan a. Tidak ada 0


Sampah/Tempat Sampah b. Ada, tetapi tidak kedap air dan 1
tidak ada tutup

c. Ada, kedap air dan tidak 2


bertutup
d. Ada, kedap air dan bertutup. 3 3 75

III PERILAKU 44
PENGHUNI

1 Membuka Jendela a. Tidak pernah dibuka 0


Kamar Tidur b. Kadang-kadang 1

c. Setiap hari dibuka 2 2 88

2 Membuka jendela a. Tidak pernah dibuka 0 0 0

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
Ruang Keluarga b. Kadang-kadang 1

c. Setiap hari dibuka 2

a. Tidak pernah 0
3 Mebersihkan rumah b. Kadang-kadang 1
dan halaman c. Setiap hari 2 1 44

a. Dibuang ke 0
sungai/kebun/kolam
4 Membuang tinja bayi
sembarangan
dan balita ke jamban
b. Kadang-kadang ke jamban 1

c. Setiap hari dibuang ke jamban 2 2 88

a. Dibuang ke sungai / kebun / 0


kolam sembarangan

b. Kadang-kadang dibuang ke 1
Membuang sampah
tempat sampah
5 pada tempat sampah
c. Setiap hari dibuang ke tempat 2 2 88
sampah.

TOTAL HASIL PENILAIAN 1123

Keterangan :

Hasil Penilaian : Nilai x Bobot

Kriteria

• Rumah Sehat : 1068 – 1200


• Rumah Tidak Sehat
: < 1068

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
Total hasil penilaian : 1123

Kesimpulan : Memenuhi kriteria rumah sehat dengan nilai total 1123

Lingkungan Sekitar Rumah


Rumah pasien juga memiliki sumber air bersih dari PDAM yang memenuhi syarat rumah sehat,
jamban yang terbuat dari leher angksa yang dibuang melalui septic tank, untuk pembuangan air
limbah dibuang keselokan yang terbuka dan tidak berbau. Pasien memiliki tempat sampah di
dalam maupun di luar rumah yang kedap air dan terbuka. Sampah biasanya diangkut oleh tukang
sampah setiap hari pada pagi hari. Halaman rumah pasien terdapat tanaman hias. Jarak antar
rumahnya berdekatan namun tidak terlalu padat.
Lingkungan Pekerjaan
Pasien bekerja di salah satu Universitas yang memiliki lingkungan yang cukup baik.

E. INDIKATOR PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

No. Indikator PHBS Jawaban

Ya Tidak

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan ✓

2. Pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 - 6 bulan ✓

3. Menimbang berat badan balita setiap bulan ✓

4. Menggunakan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan ✓

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun ✓

6. Menggunakan jamban sehat ✓

7. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah dan ✓

Lingkungannya sekali seminggu

8. Mengkonsumsi sayuran dan atau buah setiap hari ✓

9. Melakukan aktivitas fisik atau olahraga ✓

10 Tidak merokok di dalam rumah ✓

Kesimpulan:

Keluarga sudah melakukan perilaku hidup bersih dan sehat

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
F. INSTRUMEN PENILAIAN KELUARGA (FAMILY ASSESMENT TOOLS)

1.Genogram Keluarga (Family Genogram)

Kesimpulan:
Pasien Tn. S (59 tahun) tinggal serumah dengan istrinya Ny. S (56 tahun), pasien dan istrinya
memiliki 4 anak, anak pertama Tn. P (30 tahun), anak kedua Tn. Y (28 tahun), anak ketiga Ny.
A (26 tahun), dan anak ke empat Nn. D (23 tahun). Dikeluarga hanya pasien yang mengalami
sakit. Orangtua, istri dan anaknya tidak ada yang mengalami atau memiliki riwayat penyakit
yang serupa dengan pasien.
2. Bentuk Keluarga (Family Structure)
Bentuk keluarga pasien termasuk bentuk keluarga Nuclear Family, yaitu keluarga yang terdiri
dari suami, istri, dan anak-anak kandung.
3. Tahapan Siklus Kehidupan Keluarga (Family Life Cycle)
Siklus kehidupan keluarga menurut Duvall dibagi menjadi 8 siklus. Tahapan siklus keluarga
pasien berada pada siklus 6, yaitu keluarga dengan anak dewasa (launching center families),
dimana anak pertama sampai anak ke tiga sudah keluar dari rumah orang tua atau sudah tidak
tinggal dengan orang tua.
4. Peta Keluarga (Family Map)

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
5.APGAR Keluarga (Family APGAR)
[Adaptability-Partnership-Growth-Affection-Resolve]
Hampir Kadang- Hampir tidak

APGAR Keluarga selalu kadang pernah (0)


(1)
(2)

1. Saya merasa puas karena saya dapat meminta ✓


pertolongan kepada keluarga saya ketika saya
menghadapi permasalahan
2. Saya merasa puas dengan cara keluarga saya ✓
membahas berbagai hal dengan saya dan berbagi
masalah dengan saya.

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
3. Saya merasa puas karena keluarga saya menerima ✓
dan mendukung keinginan-keinginan saya untuk
memulai kegiatan atau tujuan baru dalam hidup
saya.
4. Saya merasa puas dengan cara keluarga saya ✓
mengungkapkan kasih sayang dan menanggapi
perasaan-perasaan saya, seperti kemarahan,
kesedihan dan cinta.
5. Saya merasa puas dengan cara keluarga saya dan ✓
saya berbagi waktu bersama.
Skor Total 8

Skala pengukuran: Skor:

Hampir selalu = 2 8-10 = sangat fungsional

Kadang-kadang = 1 4-7 = disfungsional

Hampir tidak pernah = 0 0-3 = disfungsional berat

Kesimpulan:

Skor total berjumlah 8 poin, sangat fungsional.

6.SCREEM Keluarga (Family SCREEM)


(Social-Cultural-Religious-Educational-Economic-Medical)

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
Aspek Kekuatan Kelemahan
SCREEM

Social Sesama anggota keluarga saling mendukung -


kegiatan satu dengan yang lainnya. Pasien
dapat bersosialisasi dan memelihara
hubungan baik dengan keluarga dan
tetangga. Keluhan yang dirasakan pasien
tidak mengganggu fungsi sosialisasi.

Cultural Menerapkan kebiasaan yang baik secara -


turun menurun, dengan tetap berperilaku
sopan santun terhadap satu dengan yang
lainnya. Pasien dan keluarga merupakan
suku jawa, dan tidak mempengaruhi status
kesehatan pasien saat ini

Religious Pasien dan keluarga beragama Islam. Pasien Belum rutin melaksanakan
dan keluarga selalu melaksanakan sholat 5
sholat sunnah.
waktu, membaca Al-Qur’an, berdzikir
setiap hari, dan saling mendoakan.

Educational Pendidikan terakhir pasien adalah magister. -


Pasien mengerti tentang penyakit yang
dialaminya, dan berusaha berobat serta
tidak memperparah penyakitnya dengan
makanan yang dikonsumsi. Pasien
memberikan pendidikan yang terbaik untuk
anak-anaknya.

Economic Pasien memiliki perekonomian yang cukup .


dan dapat membiayai kehidupan sehari-hari
keluarganya.

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
Medical Pasien paham dengan penyakit yang sedang Pasien sulit untuk diajak
diderita dan berusaha menghindari makanan kedokter atau untuk melakukan
yang dapat memperberat penyalitnya. pemeriksaan lab.
Apabila salah satu anggota keluarga ada
yang sakit, pasien langsung membawanya
ke klinik ataupun RS.

PENILAIAN RELIGI KELUARGA


Tabel 3. Diagnosis Holistic Aspek Personal Persepsi Religi Keluarga

NO Pernyataan SS S R TS STS

Dukungan sprititual dari keluarga (tinggal serumah)

1 Keluarga saya melaksanakan shalat setiap hari 5 waktu ✓

Keluarga saya selalu mengingatkan saya untuk


2 melaksanakan shalat setiap hari 5 waktu ✓

3 Keluarga saya selalu membaca Al Qur'an setiap hari ✓

4 Keluarga saya selalu berdzikir kepada Allah setiap hari ✓

Keluarga saya selalu mendoakan agar saya segera


5 sembuh ✓

Total 15 8 0 0 0

Total Keseluruhan 23

KETERANGAN NILAI

SS Sangat setuju 5

S Setuju 4

R ragu-ragu 3

TS Tidak setuju 2

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
STS Sangat tidak setuju 1 PERSEPSI RELIGI PASIEN

KATAGORI NILAI TOTAL

BAIK >=20

CUKUP 11 SAMPAI 19

KURANG <=10

Kesimpulan:Persepsi religi keluarga termasuk dalam kategori baik dengan nilai total 23

7.Perjalanan Hidup Keluarga (Family Life Line)

Tabel 4. Tabel perjalanan hidup keluarga

Tahun Usia Life Events/ Crisis Severity of Illness

(Tahun)

1987 25 Tamat S1 IKIP

1991 29 Tamat S2 Magister Kesehatan Olahraga

1990 28 Menikah

1991 29 Lahir anak pertama Tidak ada riwayat penyakit

1993 32 Lahir anak kedua

1995 35 Lahir anak ketiga

1997 37 Lahir anak keempat

2020- 59 - Sakit pertama kali, intensitas


sekarang sakit ringan

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
G. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum = Baik


2. Kesadaran = Composmentis
3. Tanda Vital
- Tekanan Darah : 100/70 mmHg
- Nadi : 80 kali per menit
- Respirasi : 20 kali per menit
- Suhu : 36,7 C

4. Antropometri
- Tinggi Badan : 170 cm
- Berat Badan : 67 kg
- Lingkar Pinggang : 79 cm
- Lingkar Panggul : 98 cm
- Lingkar Lengan Atas : 28 cm
- IMT : 23,18 kg/m2
- Waist-Hip Ratio : 0,96
- Status Gizi : Normowieght

5. Pemeriksaan Umum
- Kepala : Bentuk oval, simetris
- Rambut : kehitaman merata
- Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil bulat, isokor, RCL +/+ RCTL +/+
- Hidung : Septum tidak deviasi, tidak terdapat sekret
- Telinga : tidak terdapat secret
- Mulut : Bibir simetris, tidak sianosis, lidah tidak kotor, tonsil T1-T1.

Leher :
Tidak teraba pembesaran KGB, kelenjar Tiroid JVP 5±2 cmH2O
Thoraks
Paru- Paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor seluruh paru, peranjakan paru-hati (+)
Auskultasi : Vesikuler kanan dan kiri, rhonki (-)

Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea Midclavicular sinistra
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdapat murmur

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
Abdomen
Inspeksi : Datar simetris, kelainan kulit (-), Pelebaran vena (-)
Auskultasi : Bising usus + normal
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-), Hepar dan Lien tidak teraba pembesaran.
Perkusi : Timpani pada empat kuadran abdomen. Undulasi (-), shifting dullnes (-),
balotement (-)
Anogenital:
Tidak diperiksa

Ekstremitas:
Akral hangat, edema (- ), sianosis (-)

H. PEMERIKSAAN KHUSUS
Tidak dilakukan

I. STATUS NUTRISI DAN PENILAIAN AKTIFITAS FISIK

STATUS NUTRISI

Tinggi Badan : 170 cm


Berat Badan : 67 Kg
IMT : 23,18 kg/m2
Status Gizi : Normoweight
BB ideal : 90% (TB-100) kg
90% (167-100)kg = 63 kg
Kalori Basal : 30 Kkal/KgBB

PERHITUNGAN KALORI
Kalori Basal = BB ideal x kalori basal laki-laki
= 63 x 30 = 1.890 kalori
Koreksi = Usia > 40 tahun : (-) (5%) x 1.890 = (-) 94,5 kalori
= Aktifitas Fisik Sedang : (+)(20% - 30%) x 1.890 = 378 – 567 kalori
= Stres Metabolik : (+) (10%)x 1.890 = 189 kalori

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
Total Kebutuhan = 2.362,5 – 2.551,5 kalori

Kebutuhan zat gizi

1. Protein : 10% dari total kalori = (10 % x 2.362,5)/ 4 = 59,06 gram


2. Lemak : 20% dari total kalori = (20% x 2.362,5)/4 = 118,125 gram
3. Karbohidrat : sisa dari total kalori dikurangi protein dan lemak =
2.362,5 – (236,25 + 472,5) = 1.653,75 gram

Tabel 5. Food record Tn. S selama 3 hari

Rabu, 17 Maret 2021


Menu Satuan Kalori Karbohidrat Protein Lemak

(kkal) (g) (g) (g)


Nasi 200 g 260 57,2 4,8 0,4
Makan
Minyak goreng 15 gr 135 - - 15
Pagi
Telur dadar 2 btr 224,2 1,4 13,8 17,6

Selingan Pisang 1 bh sdg 69 17,5 0,4


0,8
Pagi Ambon
Ikan goreng 1 ptg sdg 95 - 10 6
Makan Siang
Minyak goreng 15 gr 135 - - 15

Nasi 200 g 260 57,2 4,8 0,4

Tahu 2 btr 160 16 12 6

Selingan Pepaya
- -
Siang 2 ptg sdg 80 20

Daging sapi 100 g 268 - 12,4 9


Makan
Nasi 200 g 260 57,2 4,8 0,4
Malam
Daun singkong
½ gls 25 5 1,5 -

JUMLAH 1767,4 231,5 64,9 70,2

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
Jum’at, 19 Maret 2021
Menu Satuan Kalori Karbohidrat Protein Lemak

(kkal) (g) (g) (g)


Telur ceplok 1 btr bsr 114 0,6 7,2 9,1
Makan
Minyak goreng 15 gr 135 - - 15
Pagi
Nasi goreng 200 g 500 40,2 7 34,4

Selingan
-
Pagi
Tumis kangkung 100 g 92 2 2,2 0,2
Makan
Ayam goreng 2 ptg sdg 332 3,8 26,2 23,2
Siang
Minyak goreng 15 gr 135 - - 15

Nasi 200 g 260 57,2 4,8 0,4

Selingan
Pepaya 2 ptg sdg 77,9 19,6 1,2 0,2
Siang

Makan Nasi 200 g 260 57,2 4,8 0,4


Malam

Sayur bayam 100 gr 50 10 - -

Ayam Goreng 2 ptg sdg 332 3,8 26,2 23,2

Minyak goreng 15 gr 135 - - 15

10 butir
Selingan Bakso sapi 370 0,1 23,5 29,9
sdg
Malam
JUMLAH 1946,2 194,5 103,1 240,1

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
Sabtu, 20 Maret 2021
Menu Satuan Kalori Karbohidrat Protein Lemak

(kkal) (g) (g) (g)


Nasi uduk 200 g 236,1 47 4,2 3
Makan
Pagi Telur dadar 1 btr bsr 112,1 0,7 6,9 8,8

Minyak goreng 15 gr 135 - - 15

Tempe 2 ptg sdg 168,5 8,5 9,5 11,9

Selingan Jeruk manis 2 bh sdg 47,1 11,8 0,9 0,1


Pagi
Ikan kakap 200 g 167 - 36,4 1,4
Makan
Tempe 2 ptg sdg 168,5 8,5 9,5 11,9
Siang
Minyak goreng 15 gr 135 - - 15
300 g 390,1 85,8 7,2 0,6
Nasi liwet

Selingan - - - - - -
Siang
Nasi 200 g 260 57,2 4,8 0,4
Makan
Tumis jamur 100 g 50 10 3 -
Malam
Ikan pindang 50 gr 95 - 10 6

Melon 5 ptg sdg 400 80 - -


Selingan
malam
JUMLAH 2.364,4 309,5 92,4 74,1

Interpretasi terhadap food record pasien Tn. S,


Dari tabel diatas, disimpulkan bahwa Tn. S mendapatkan total kalori perhari :
 Rabu, 17 Maret 2021 = 1.971,2 kkal
 Jum’at, 19 Maret 2021 = 2.792,9 kkal
 Sabtu, 20 Maret 2021 = 2.564,4 kkal
Rata-rata kalori per hari = (1767,4+1946,2 + 2364,4) ÷ 3 = 2.026 kkal

Total asupan karbohidrat perhari :


 Rabu, 17 Maret 2021 = 231,5 kkal

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
 Jum’at, 19 Maret 2021 = 194,5 kkal
 Sabtu, 20 Maret 2021 = 349,5 kkal
Rata-rata karbohidrat per hari = (231,5 + 194,5 + 309,5) 3 = 245,16

Total asupan protein perhari:


 Rabu, 17 Maret 2021 = 64,9 kkal
 Jum’at, 19 Maret 2021 = 103,1 kkal
 Sabtu, 20 Maret 2021 = 92,4 kkal
Rata-rata protein perhari = (64,9 + 103,1 + 92,4)  3 = 65,1

Total asupan lemak perhari :


 Rabu, 17 Maret 2021 = 70,2 kkal
 Jum’at, 19 Maret 2021 = 240,1 kkal
 Sabtu, 20 Maret 2021 = 74,1 kkal
Rata-rata lemak perhari = ( 70,2 + 240,1 + 74,1)  3 = 128,13

Kesimpulan :
Kebutuhan kalori total pasien dalam sehari yaitu 2.362,5 – 2.551,5 kalori. Dari hasil food record
3 hari (Rabu, Jum’at, Sabtu) maka didapatkan jumlah kalori rata-rata pasien adalah 2.026 kalori,
yang mana input kalori kurang dari kebutuhan kalori pasien dalam sehari. Selain itu juga di
dapatkan rata-rata asupan karbohidrat perhari yang di konsumsi pasien 245,16 g, protein g,
dan lemak  g.

1. Penilaian Aktivitas Fisik


Tabel 6. Catatan penilaian aktivitas fisik

Hari dan Menit


0 - 15 16 - 30 31 - 45 46 – 60
Tanggal Jam

0 1 1 1 1

1 1 1 1 1

2 1 1 4 4
17/03/2021
3 1 1 1 1

4 1 1 1 1

5 4 4 5 5

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
6 5 5 7 7

7 7 7 3 3

8 3 3 2 2

9 2 2 5 5

10 5 5 5 2

11 2 2 1 1

12 1 1 1 1

13 1 1 2 4

14 4 4 2 2

15 2 2 2 2

16 4 4 2 2

17 2 2 2 2

18 2 2 4 4

19 2 2 2 2

20 2 2 2 2

21 1 1 1 1

22 1 1 4 4

23 1 1 1 1

Hari dan Menit


0 - 15 16 - 30 31 - 45 46 – 60
Tanggal Jam

0 1 1 1 1

1 1 1 1 1
19/3/2021
2 1 1 4 4

3 4 1 1 1

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
4 1 1 1 1

5 4 4 4 5

6 5 4 4 5

7 5 7 7 7

8 3 2 2 2

9 2 2 2 2

10 2 2 2 2

11 2 1 1 3

12 3 4 4 2

13 2 2 2 2

14 2 2 1 1

15 1 1 1 1

16 1 1 4 4

17 2 2 2 2

18 2 2 4 4

19 2 2 2 2

20 2 2 2 2

21 4 4 1 1

22 1 1 1 1

23 1 1 1 1

Hari dan Menit


0 - 15 16 - 30 31 - 45 46 – 60
Tanggal Jam

0 1 1 1 1
20/3/2021
1 1 1 1 1

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
2 1 1 1 1

3 1 1 1 1

4 1 1 1 1

5 4 4 4 5

6 5 5 7 7

7 7 7 7 7

8 2 2 2 2

9 2 2 2 2

10 2 2 2 2

11 1 1 2 2

12 2 2 2 4

13 4 4 2 2

14 2 2 1 1

15 1 1 1 1

16 1 1 4 4

17 2 2 2 2

18 2 2 4 4

19 2 2 2 2

20 2 2 2 2

21 4 4 1 1

22 1 1 1 1

23 1 1 1 1

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
Tabel 7. Perhitungan Perkiraan Jumlah Pengeluaran Energi Dalam Satu hari

(Metode Bouchard)

Hari ke- Kategori Aktivitas Jumlah Perkiraan Jumlah kalori


Fisik kategori pengeluaran kalori
dalam 1 hari (kcal/kgBB/15
menit)

1 1 36 0,26 9,36

(17/3/2021) 2 30 0,38 11,4

3 4 0,57 2,28

4 13 0,7 9,1

5 9 0,83 7,47

6 0 1 0

7 3 1,2 3,6

8 0 1,4 0

9 0 1,95 0

Total hari ke - 1 43,21

2 1 37 0,26 9,62

(19/3/2021) 2 36 0,38 13,68

3 3 0,57 1,71

4 16 0,7 11,2

5 0 0,83 0

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
6 0 1 0

7 3 1,2 3,6

8 0 1,4 0

9 0 1,95 0

Total hari ke - 2 39,81

3 1 40 0,26 10,4

(20/3/2021) 2 37 0,38 14,06

3 0 0,57 0

4 12 0,7 8,4

5 3 0,83 10,79

6 0 1 0

7 6 1,2 28,8

8 0 1,4 0

9 0 1,95 0

Total hari ke - 3 72,45

Jumlah rata-rata pengeluaran energi aktivitas fisik selama 3 hari :

𝟒𝟑, 𝟐𝟏 + 𝟑𝟗, 𝟖𝟏 + 𝟕𝟐, 𝟒𝟓 = 51,82 kcal/KgBB/15 menit


𝟑

Kesimpulan:

Berdasarkan table penilaian aktivitas fisik, hal yang dilakukan adalah melakukan aktivitas sedang.
Jumlah rata-rata pengeluaran energi aktivitas fisik selama 3 hari adalah 51,82 kcal/KgBB/15 menit.

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Jikaada)

1. Laboratorium :-

2. Radiologi :-

3. Lainnya :-

K. DIAGNOSIS BANDING

- Osteoarthritis

L. DIAGNOSIS HOLISTIK

Diagnosis Holistik
Aspek Personal

 Alasan kedatangan: nyeri pada jari-jari tangan kanan terutama pada malam hari sejak
4 bulan yang lalu
 Persepsi:
a. Klinis: Pasien menganggap bahwa sakit yang dialaminya akibat gaya hidup sering
makan yang tinggi purin
b. Religi: pasien percaya bahwa penyakitnya merupakan kehendak dari Allah, dan ia
yakin bahwa Allah akan selalu memberikan yang terbaik untuknya, sehingga
pasien bersabar dengan sakit yang ia alami
 Harapan: Pasien berharap agar penyakitnya sembuh dan tidak kambuh karena
membuat pasien merasa tidak nyaman
 Kekhawatiran: Pasien khawatir penyakitnya akan semakin memburuk sehingga
mengganggu aktivitas
Aspek Klinis

 Diagnosa klinis: Gout arthritis


Aspek Risiko Internal
 Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang tinggi purin.
 Kurang melakukan olahraga secara rutin.

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
 Tidak melakukan kontrol kesehatan secara rutin
Aspek Risiko Eksternal

 Kurangnya pengetahuan keluarga pasien mengenai penyebab sakit yang dialami oleh
pasien, sehingga pasien masih sering mengkonsumsi makanan yang tinggi purin.
 Jarang mengingatkan pasien untuk menghindari makanan tinggi purin.
 Keluarga sering makan makanan tinggi purin dan tidak rutin menyediakan makanan
rendah purin kepada pasien
Aspek Derajat Fungsional

Menurut Internasional Classification Primary Care (ICPC) pasien termasuk derajat 1 karena
pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bergantung pada orang lain

Uraian Diagnostik Holistik

Tn. S berusia 59 tahun mengeluhkan nyeri pada jari-jari tangan kanan terutama pada malam
hari sejak 4 bulan yang lalu. Faktor internal yang mempengaruhi kondisi pasien adalah akibat
dari kebiasaan pasien yang sering mengkonsumsi makanan tinggi akan purin. Selain itu, pasien
juga jarang melakukan olahraga secara rutin dan tidak kontrol kesehatan secara rutin. Faktor
eksternal yang mempengaruhi kondisi pasien adalah kurangnya pengetahuan dari keluarga
pasien mengenai penyebab keluhan yang dialami oleh pasien dan kurangnya perhatian kepada
pasien untuk mengingatkan agar tidak makan sembarangan. Selain itu, keluarga pasien juga
tidak rutin menyediakan makanan rendah purin kepada pasien. Aspek fungsional pasien saat
ini termasuk derajat 1 karena pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa
bergantung kepada orang lain. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik diagnosa
banding pasien adalah Gout arthritis. Tatalaksana yang diberikan kepada pasien saat ini adalah
Allupurinol 100 mg 2 x per hari dan Meloxicam 15 mg 1x per hari.

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
M. PENGELOLAAN KOMPREHENSIF
(Meliputi Lima Tahap Pencegahanan)
Patient - Centered

a. Edukasi terkait penyakit


Menjelaskan kepada pasien mengenai faktor risiko, pencegahan penyakitnya, dan
kondisinya saat ini.

b. Edukasi terkait Pola makan dan aktivitas fisik


Mengingatkan pasien untuk menjaga pola makanannya dengan teratur dan tetap menjaga
asupan makannya, serta mengurangi kebiasaannya untuk mengkonsumsi makanan berlemak dan
makanan yang mengandung tinggi purin secara berlebihan, dan tetap melakukan aktivitas fisik
seperti biasanya. Saran menu makanan:

Menu Satuan Kalori Karbohid Protein Lemak


(kkal) rat (g) (g)
(g)
Nasi 200 g 260 57 4,8 0,4
Makan Ayam 1 ptg sdg 166 1,9 13,1 11,6
Pagi goreng
Minyak 15 gr 135 - - 15
goreng
Pepes tahu 1 bj bsr 76 1,9 8,1 4,8
Pepaya 2 ptg sdg 77,9 19,6 1,2 0,2
Selingan Ubi Jalar 1 bh sdg 153 36,4 3,1 0,2
Pagi Rebus
Nasi 200 g 260 57 4,8 0,4
Kangkung ½ gls 46 1 1,1 4,6
Tumis
Makan Telur rebus 1 btr bsr 93 0,7 7,6 6,4
Siang Minyak 15 gr 135 - - 15
goreng
Ikan 1 ptg sdg 79 - 6,5 6
goreng
Mangga 1 ptg sdg 65 17 0,5 0,3
Selingan
Siang
Pisang 1 bh sdg 69 17,5 0,8 0,4
Ambon
Nasi 200 g 260 57 4,8 0,4

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
Makan Minyak 15 gr 135 - - 15
Malam goreng
Telur 1 btr bsr 112,1 0,7 6,9 8,8
dadar
Tempe 4 ptg sdg 99,9 8,6 9,6 3,9
goreng
Sayur 100 g 49 5,7 1,8 2,7
asem
Selingan
Apel 1 bh sdg 150 23 0,3 0,6
Malam
Susu 1 gls 131,9 9,6 6,4 7,8
Jumlah 2382,8 263,3 81,4 74,5

c. Kuratif
Jika pasien mengalami gejala disarankan untuk mengkonsumsi obat Allopurinol 100 mg
2 kali per hari dan Meloxicam 15 mg 1 kali per hari.

d. Rehabilitative
Menjaga pola makan, menghindari makanan yang memicu kambuhnya penyakit dan
olahraga secara teratur.

Family-Focused (Family Wellness Plan)

Membantu memberikan pemahaman kepada keluarga pasien mengenai sakit yang dialami
oleh pasien, sehingga keluarga dapat mengingatkan pasien dan menjaga makanan asupan serta
pola makan pasien.

No. Nama Status Skrining Konseling Imunisasi Kemoprofila


Kesehatan ksis

1. Ny. S Sehat Overweight, Edukasi Tidak -


Cek tekanan mengkonsumsi ingat
darah makanan yang
sehat

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
2 Nn. D Sehat Cek tekanan Edukasi Lengkap -
darah mengkonsumsi
makanan yang
sehat

Community-Oriented

Menciptakan program senam untuk pasien untuk kegiatan senam sehat dikarenakan belum
adanya kegiatan senam sehat secara rutin di lingkungan tersebut, serta memberikan edukasi untuk
tetap menjaga pola makannya dan mengurangi untuk mengkonsumsi makanan tinggi purin secara
berlebihan.

N. DATA ANGGOTA KELUARGA INTI (KELUARGA ASAL)

Tabel 6. Data anggota keluarga inti

No. Nama JenisKelamin Tgl Lahir/ Pekerjaan No.HP Status


Kesehatan
Umur

1. Tn. S Laki-laki 29 September 1961 PNS Sakit


/ 59 tahun

2. Ny. S Perempuan 29 Desember 1964 / Wirausaha Sehat


56 tahun

3. Tn. P Laki-laki 30 Maret 1991/ 30 PNS Sehat


tahun

4. Tn. Y Laki-laki 5 Oktober 1993/ PNS - Sehat

28 tahun

5. Ny. A Perempuan 25 April 1995/ 26 Wirausaha Sehat


tahun

6. Nn. D Perempuan 29 Desember 1997/ Mahasiswa Sehat


23 tahun

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
O. CATATAN TAMBAHAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

Nomor Tanggal Catatatan, kesimpulan dan Rencana tindak lanjut

Kunjungan

1. 20 Maret Follow up kegiatan keseharian pasien, untuk memastikan


apakah makanannya sudah dijaga, dan menanyakan perihal
2021
perkembangan gejala pasien.

2. 21 Maret Pasien dapat menjaga pola makannya dan mengurangi


untuk mengkonsumsi makanan tinggi purin.
2021

P. Prognosis
a. Ad vitam : Ad bonam
b. Ad functionam : Ad bonam
c. Ad sanationam : Ad bonam

Q. Coping Score
Coping score terdiri dari:

1 : Keluarga tidak peduli dengan pasien

2 : Keluarga hanya sesekali memperhatikan

3 : Keluarga memperhatikan pasien dan masih tergantung membutuhkan orang lain sebagai
pengingat (dokter)

4 : Keluarga memperhatikan pasien secara penuh kadang-kadang saja membutuhkan orang lain
sebagai pengingat

5 : Keluarga bisa full memperhatikan pasien

Dari uraian di atas, coping score keluarga pasien adalah 5 (keluarga bisa full memperhatikan
pasien).

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
R. LAMPIRAN
-
S. DOKUMENTASI

Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga
Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga

Anda mungkin juga menyukai