Anda di halaman 1dari 27

STUDI KASUS PASIEN

TERAPI RUMATAN METADON PADA PASIEN KETERGANTUNGAN OPIAT DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN

Disusun Oleh : Arief Mauludhy Muhammad 1102007043

KELOMPOK 6

Pembimbing : Dr. Dian Mardhiyah, MKK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI TAHUN 2013

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Hasil Studi Kasus Pasien dengan judul TERAPI RUMATAN METADON PADA PASIEN KETERGANTUNGAN OPIAT DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

Jakarta, Desember 2013 Pembimbing,

Dr. Dian Mardhiyah, MKK

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya kepada penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus Pasien TERAPI RUMATAN METADON PADA PASIEN KETERGANTUNGAN OPIAT DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN. Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, periode 2 Desember 2013 3 Januari 2014. Selain itu, laporan ini juga bertujuan sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan mengenai Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan dokter pembimbing, staf pengajar, dokter dan tenaga medis Puskesmas, serta orang-orang sekitar yang terkait. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Dian Mardhiyah, MKK selaku dosen pembimbing dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas

Kedokteran Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan yang bermanfaat. 2. Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS DiplDK selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 3. Rifda Wulansari, SP, M.Kes, selaku Koordinator dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 4. Dr. Dini Widianti, MKK selaku sekretaris dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 5. Prof. Dr. Hj. Qomariyah RS MS PKK DK AIFM selaku guru besar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi

6. DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 7. Dr. Citra Dewi, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 8. Dr. Fathul Jannah, M.Si selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 9. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 10. Dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 11. Rifqatussa'adah, SKM, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 12. Dr. Yusnita dan Dr. Erlina selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI 13. Dr. Budiman, M.Kes selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Senen. 14. Dr. Yulia selaku Koordinator Pembimbing Lapangan di Puskesmas Kecamatan Senen yang telah membimbing penulis dan seluruh staf Puskesmas Kecamatan Senen, Jakarta Pusat yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan laporan ini. 15. Sdr. C beserta keluarganya yang telah bersedia untuk diwawancarai dalam Laporan Studi Kasus ini. 16. Seluruh Rekan Sejawat Fakultas Kedokteran YARSI yang telah bekerja sama dalam menyusun laporan ini.

Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengharapkan saran, kritik dan segala bentuk pengarahan dari semua pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Jakarta, Desember 2013

Penulis

IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Tanggal Lahir Umur Alamat Rumah : Sdr. C : Laki-laki : 20 Februari 1988 : 25 tahun : Jl. Kramat Sawah IV No.E4 RT 007 RW 02 Kelurahan Paseban, Kecamatan Senen Pendidikan Pekerjaan Agama Suku Kewarganegaraan Status Perkawinan No.rekam medis : SMP : Tukang Ojek : Islam : Jawa : Indonesia : Belum menikah : 159

Tempat Pemeriksaan : Puskesmas Kecamatan Senen Tanggal Pemeriksaan : 10 Desember 2013

BERKAS PASIEN A. Anamnesis (Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 10 Desember 2013) 1. Keluhan Utama : Pasien ingin mendapatkan terapi rutin metadon 2. Keluhan Tambahan : -

3. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien laki-laki berusia 25 tahun datang ke Poliklinik Metadon Puskesmas Kecamatan Senen untuk mendapatkan metadon. Pasien sudah lama mengikuti Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) sejak bulan Januari 2013 dan selalu berobat rutin setiap hari. Pasien adalah seorang pengguna obat-obatan terlarang sejak 4 tahun yang lalu. Pasien mengaku pernah menggunakan ganja, shabu, ekstasi, dan putau. Pasien juga merokok dan suka minum-minuman beralkohol sejak SMP. Untuk mendapatkan zat tersebut, pasien terkadang suka mencuri. Tetapi, pasien tidak pernah tertangkap polisi. Setelah menjalani PTRM ini, pasien mengaku tidak ingin

mengonsumsi zat-zat terlarang lagi. Pasien diajak

mengikuti terapi

rumatan metadon sejak ketahuan oleh Ibu pasien. Ibu pasien tahu mengenai terapi metadon karena mendengar informasi dari tetangga pasien dan ada teman pasien yang mengajak pasien untuk mengikuti terapi rumatan metadon. Awal menggunakan metadon pasien sering terkejut, berdebar-debar, suka berkeringat dan sering merasa gelisah. Pasien pun masih tetap menggunakan ganja dan putau. Karena keluhan tersebut pasien sering berkonsultasi dengan dokter. Kemudian dokter menaikkan dosis secara bertahap sampai akhirnya sekarang pasien mendapatkan dosis yang sesuai dengan keadaannya. Sekarang pasien mengaku keluhan seperti diatas sudah jarang dirasakan. Sekarang pasien mengaku sudah tidak pernah menggunakan zat-zat tersebut. Pasien berjanji tidak akan menggunakan obat-obat terlarang lagi karena merasa sudah menyusahkan orang tua.

4. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat batuk berulang pada pasien disangkal oleh ibu pasien. Riwayat asma juga disangkal.

5. Riwayat Penyakit Keluarga Dalam keluarga tidak ada yang mengkomsumsi napza dan mengalami keluhan serupa.

6. Riwayat Sosial Ekonomi Pasien merupakan anak pertama dari pasangan Tn. S dan Ny. M. Saat ini pasien tinggal bersama kedua orang tua dan kedua adiknya. Kebutuhan hidup pasien sehari-hari dipenuhi dengan bekerja sebagai tukang ojek dengan penghasilan kurang lebih Rp 1.500.000/ bulan. Riwayat pendidikan pasien adalah tamat SMP. Pasien pernah masuk SMA tetapi saat kelas 2 SMA, pasien mengaku sering berkelahi dengan teman-temannya, sehingga pasien dikeluarkan dari sekolah. Pasien mengaku, sejak SD mulai menjadi anak yang nakal karena pergaulan dengan teman-temannya. Pasien menjadi seorang perokok, mencoba minum-minuman keras hingga akhirnya mengkonsumsi obat-obatan terlarang mulai dari ganja, shabu, ekstasi, sampai putau. Untuk mendapatkan zat tersebut pasien suka mencuri dari teman-teman sekolahnya. Pada tahun 2012 pasien ketahuan oleh ibunya sedang memakai obat-obatan terlarang. Oleh karena itu pasien mengikuti program metadon di Puskesmas Kecamatan Senen. Saat ini pasien berobat dengan menggunakan Kartu Jakarta Sehat (KJS). Pasien berasal dari sosial ekonomi menengah. 7. Riwayat Kebiasaan Pasien mengaku sudah tidak lagi mengkonsumsi obat-obatan terlarang, namun masih sering merokok (satu bungkus dalam sehari). Kebiasaan pasien saat ini masih malas untuk berolahraga. Pola makan pasien cukup teratur, tetapi jarang makan sayur-sayuran dan buah-buahan. Setiap pagi, sebelum berangkat bekerja, pasien pergi ke Poli Klinik Metadon Puskesmas Kecamatan Senen untuk mendapatkan metadon.

8. Riwayat Penggunaan Zat Zat Temb akau Pernah pakai Umur pertama kali pakai Cara penggunaan Sehari brp kali pakai 11 th Di hisap 2 bks 15 th Di minum 2 btl 16 th Di hisap 4 linting 17 th Di minum 4-6 tablet 17 th Di minum 4-6 tablet Alkohol Gan Ja Benzo Amfeta min Kok ain Halu sian Inha lasia 20 th Di suntik 5-10 ampul opiat

A. Pemeriksaan Fisik ( Tanggal 10 Desember 2013 )

1. Keadaan Umum Kesadaran

: tampak sehat : compos mentis

2. Vital Sign Tekanan darah Respirasi Nadi Suhu : 120/80 mmHg : 22 x/menit : 84 x/menit : 36,8 oC

3. Status Gizi Berat badan Tinggi badan BB ideal IMT : 65 kg : 170 cm : (170-100) (10 % x 65) = 63,5 kg : 65/(1,72) = 22,49 kg/m2 (Gizi Baik)

4. Status Generalis a. Kepala - Bentuk - Rambut - Mata - Telinga - Hidung - Tenggorokan - Mulut : Normocephal : Hitam, tidak mudah dicabut : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-) : pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+) : Bentuk normal, membran timpani intak ADS, Tindikan -/: pernapasan cuping hidung (-), septum nasi tidak deviasi, polip (-) : Tonsil T1-T1 Tenang, detritus (-), kripta (-) : bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor

b. Leher - Trakea di tengah - Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-) - Massa (-) c. Thoraks - Paru Inspeksi : Bentuk dada simetris, Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, retraksi sela iga (-) Palpasi Perkusi Auskultasi - Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : Iktus kordis tidak terlihat : Iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula Sinistra : batas jantung normal, tidak terdapat pembesaran jantung : Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdapat murmur dan gallop. d. Abdomen - Inspeksi - Palpasi - Perkusi : datar simetris, kelainan kulit (-) - Auskultasi : bising usus (+) normal : supel, hepar dan lien tidak teraba, turgor baik Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-) : timpani di semua lapang abdomen, nyeri ketok (-) : Fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiri : Sonor seluruh lapang paru, perajakan paru-hati (+) : Vesikuler kanan dan kiri, rhonki (-), wheezing (-)

e. Genitalia : tidak diperiksa f. Ekstremitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-)

5. Status Lokalis Ad regio cubiti sinistra : terdapat needle track (bekas suntikan)

B. Pemeriksaan Penunjang Pasien mengaku sudah menjalankan pemeriksaan CD4 sebanyak 2 kali. Hasil terakhir pemeriksaan 1810

BERKAS KELUARGA A. Profil Keluarga 1. Karakteristik Keluarga a. Identitas Kepala Keluarga : Nama Umur b. Identitas Pasangan Nama Umur : Ny. M : 50 tahun : Tn. S : 56 tahun

c. Struktur Komposisi Keluarga Tabel 1. Anggota Keluarga yang tinggal serumah


Kedudukan No Nama dalam keluarga 1 2 Tn. S Ny. M Kepala keluarga Istri Laki laki Perempuan 56 th 50 th SD SD Pensiunan Pedagang Gender Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan tambahan

Sdr. C

Anak ke-1

Laki-laki

25 th

SMP

Tukang Ojek

Pasien

Sdr. F

Anak ke-2

Laki-Laki

20 th

SMA

Belum bekerja Pelajar kelas 3 SMP

An. R

Anak ke-3

Perempuan

14 th

SD

10

2. Penilaian status sosial dan kesejahteraan hidup a. Lingkungan tempat tinggal Tabel 2. Penilaian lingkungan tempat tinggal Status kepemilikan rumah Daerah perumahan Luas rumah: 7 x 8 m2 Jumlah penghuni dalam satu rumah: 5 orang Luas halaman rumah: tidak ada halaman Tidak bertingkat Lantai rumah dari: Keramik Dinding rumah dari: Tembok` Ventilasi : 3 jendela ukuran 1 m x 1 m Jamban keluarga: Ada Tempat bermain: Tidak ada Penerangan listrik: 900 watt Ketersediaan air bersih: Ada (PAM) Tempat pembuangan sampah : Ada : milik Tn. S : padat penduduk Kesimpulan Keluarga Tn. S mempunyai rumah sederhana dengan dua kamar tidur, satu kamar mandi, satu ruang keluarga, dan satu ruangan

Karakteristik Rumah dan Lingkungan

digunakan sebagai dapur. Lantai rumah terbuat dari keramik.

Dinding rumah terbuat dari tembok. Untuk penerangan 5 rumah lampu ini yang

menggunakan

masing-masing berdaya 14 watt. Rumah ini memiliki satu kamar mandi dengan jamban keluarga, yang digunakan untuk mandi, BAK dan BAB, serta mencuci pakaian. Rumah ini cukup sehat karena memiliki tempat pembuangan

sampah dan ketersediaan air bersih.

b. Kepemilikan barang-barang berharga: (Kendaraan, elektronik, peralatan rumah tangga) Keluarga memiliki barang barang kebutuhan tersier seperti: 1) Kendaraan:

- Dua sepeda motor - Satu sepeda

11

2)

Elektronik dan peralatan rumah tangga:

- Satu televisi berwarna berukuran 21 inch - Dua kipas angin - Satu lemari es - Satu dispenser - Satu kompor gas - Satu setrika - Satu DVD player - Dua handphone

c. Denah rumah tempat tinggal Gambar 2. Denah rumah sdr. C

kamar tidur pasien

Keterangan : : Pintu : Jendela

12

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga a. Tempat berobat Apabila sakit, keluarga ini berobat ke Puskesmas Kecamatan Senen. b. Asuransi atau Jaminan Kesehatan Keluarga ini memakai Kartu Jakarta Sehat (KJS).

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas) Tabel 3. Pelayanan kesehatan keluarga Faktor Cara mencapai pusat pelayanan kesehatan Keterangan Menggunakan motor Kesimpulan Pasien pergi berobat ke Puskesmas menggunakan Tarif pelayanan kesehatan Gratis Karena pasien Kualitas pelayanan kesehatan Memuaskan Puskesmas Senen memiliki berobat dengan motor. KJS di

Kecamatan gratis.

secara

Keluarga pasien merasa pelayanan kesehatan di Puskesmas memuaskan. cukup

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga a. Kebiasaan makan Keluarga Tn. S biasa makan sebanyak 2-3 kali sehari dengan menu berupa nasi dan lauk pauk berupa daging ayam, ikan, tahu, tempe dan telur. Keluarga ini jarang mengkonsumsi sayur dan buah-buahan. Keluarga Tn. S meminum air putih 4-6 gelas setiap hari, air untuk minum didapatkan dengan

13

membeli air galon. Ibu pasien memasak menu makanan sendiri untuk keluarganya. Dalam kesehariannya pasien makan sebanyak tiga kali sehari dengan menu makanan bervariasi. Pasien selalu membeli makanan di warteg di dekat rumahnya. Menu makanan yang sering dibeli oleh pasien terdiri dari nasi, telur bulat atau telur dadar, tempe goreng atau ayam goreng, dan sesekali dengan sayur bayam atau kangkung. b. Pola makan pasien tiga hari terakhir ialah : Tanggal Waktu makan 7-12-13 Pagi Nasi + Menu makan Porsi Jumlah kalori telur Nasi putih 2 centong + 495 mangkuk sayur Kkal

dadar goreng + 1

sayur kangkung kangkung + 1 telur + air putih ayam negeri + 2 gelas air putih Siang Nasi + sayur Nasi putih 3 centong + 750 + 1 mangkuk sayur kkal

kangkung

ayam goreng + kangkung + 1 potong tempe goreng + ayam goreng + 2 tempe air putih potongan sedang + 2 gelas air putih Malam Nasi + tempe Nasi putih 3 centong + 735 goreng + sayur 2 kangkung tempe potongan kkal

+ sedang + 1 mangkuk

buah salak + air sayur kangkung + 2 putih buah salak + 2 gelas air putih Jumlah kalori hari ini 1980 kkal 8-12-13 Pagi Nasi + ikan Nasi 2 centong + 1 ekor 535 ikan kembung + 1 gelas kkal

kembung + teh

14

teh manis 3 sendok makan gula pasir Siang Nasi + ikan Nasi putih 3 centong + 685 2 tahu potongan kkal

kembung + tahu +

goreng + buah sedang + 2 buah salak salak + air putih + 2 gelas air putih

Malam Nasi goreng + Nasi goreng 2 centong 895 telur dadar + air dengan 5 sdm minyak kkal putih goreng + 1 telur ayam negeri + 2 gelas air putih Jumlah kalori hari ini 2115 kkal 9-12-13 Pagi Nasi + bihun Nasi putih 2 centong + 620 goreng 1 telur ayam negeri + 1 kkal bihun Siang Nasi + sayur Nasi putih 2 centong + 615 mangkuk + 1 sayur kkal tempe

bayam + tempe 1

+ empal daging bayam

+ air putih + potongan besar + 1 ptg buah jeruk sedang daging sapi + 2 gelas air putih Malam Nasi + sayur Nasi putih 2 centong + 575 mangkuk + 1 sayur kkal tempe

bayam + empal 1

daging + tempe bayam + air putih

potongan besar + 1 ptg sedang daging sapi + 2 gelas air putih

Jumlah kalori hari ini

1810 kkal

15

Kesimpulan : Jadi, kalori dari makanan yang dimakan sehari-hari masih kurang dari kebutuhan kalori total harian Sdr. C. Pasien juga mempunyai menu makanan yang kurang variatif, jarang makan buah-buahan dan minum susu.

b. Menerapkan pola gizi seimbang: Setiap hari Sdr. C kurang memperhatikan pola gizi seimbang dari menu yang mereka konsumsi, misalnya jarang mengkonsumsi buah. Hal ini mungkin dikarenakan pengetahuan dan minat yang kurang mengenai pentingnya pola makan gizi seimbang. Setelah menghitung jumlah BBI, kebutuhan energi/kalori serta kebutuhan zat gizi pada pasien, juga dengan melihat food recall pasien selama 3 hari sebelum datang ke puskesmas maka dapat disimpulkan bahwa setiap harinya menu makan pasien belum memenuhi jumlah energi/kalori yang dibutuhkan setiap harinya.

6. Pola Dukungan Keluarga a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga Keluarga pasien memberi dukungan terhadap pasien dalam mengikuti Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) di Puskesmas Kecamatan Senen. Apabila terdapat masalah dalam keluarga biasanya dibicarakan secara musyawarah antara Tn. S dengan istrinya yaitu Ny. M. Tempat pelayanan kesehatan (Puskesmas) yang dekat dari rumah dan biaya pelayanan kesehatan yang gratis.

b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga Kedua orang tua pasien yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, sehingga kurangnya perhatian terhadap kegiatan anak-anaknya. Kesibukan pasien dalam bekerja sehingga pasien jarang berada di rumah sehingga kurangnya waktu untuk berkumpul bersama keluarga.

16

B. Genogram 1. Bentuk keluarga Bentuk keluarga ini adalah nuclear family (keluarga inti) dimana terdiri dari ayah (Tn. S), ibu (Ny. M), dan ketiga anaknya yang tinggal dalam satu rumah. 2. Tahapan siklus keluarga Menurut Duvall (1977), keluarga Tn. S berada pada tahapan siklus keluarga yang ke-enam, yaitu tahap keluarga dengan anak usia dewasa muda. 3. Family map Gambar 2. Genogram Tn. S

Tn. J (alm)

Ny. S (alm)

Tn. K (alm)

Ny. A 50 thn

Tn. N 53 thn

Ny. U 48 thn

Tn. S 56 thn

Ny. M 50 thn

Sdr. M 30 thn

Sdri. S 22 thn

Sdri. I 20 thn

Sdr. C 25 thn

Sdr. F 20 thn

An. R 14 thn

KeteranganGambar :
Laki-laki :

Perempuan

Pasien

Tinggal Serumah : Keturunan Perkawinan Meninggal : : : 17

C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga Dalam struktur keluarga, Sdr. C adalah anak pertama yang seharusnya sekarang menjadi tulang punggung keluarga karena orang tuanya yang sudah pensiun, dan juga sebagai contoh untuk kedua adiknya. Tetapi pasien tidak dapat menempatkan dirinya, pasien masuk kedalam pergaulan yang salah sampai akhirnya menggunakan zat-zat terlarang dan mengecewakan

keluarganya. Hal ini disebabkan karena kesibukan dari orang tua pasien sehingga pasien kurang mendapat perhatian dan pengawasan dari orang tuanya. Setiap anggota keluarga kurang memiliki waktu untuk duduk bersama dan bercengkrama membahas suatu hal. Ini membuat pasien tidak mendapatkan kualitas hidup yang baik.

D. Diagnosis Holistik 1. Aspek personal : (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran) Alasan kedatangan Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Gambir untuk mengikuti PTRM karena keinginan sendiri. Pasien sudah merasa lelah dengan kebiasaannya menggunakan obat-obatan terlarang, karena pasien sudah sadar bahwa tidak ada dampak positif dari penggunaan obat-obatan terlarang tersebut. Harapan Pasien memiliki harapan yang besar untuk lepas dari obatobatan terlarang tersebut dan mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Kekhawatiran Pasien memiliki kekhawatiran tidak sembuh dan tidak selesai dari terapi minum metadon

2. Aspek klinik : (diagnosis kerja dan diagnosis banding) Diagnosis klinis Berdasarkan hasil anamnesa, pasien datang karena ingin mengkonsumsi metadon. Hal ini sudah rutin dilakukannya setiap
18

hari sejak bulan Januari 2013 di Puskesmas Kecamatan Senen. Pasien adalah seorang pengguna obat-obatan terlarang sejak 4 tahun yang lalu. Pasien mengaku pernah menggunakan ganja, shabu, ekstasi, dan putau. Diagnosis Kerja : Ketergantungan Opiat Diagnosis Banding : 3. Aspek resiko internal : (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien) Sejak SD pasien lebih suka bermain dengan teman yang umurunya lebih tua dari pasien. Dan teman-temannya memiliki pergaulan yang tidak baik, sehingga pasien mengikuti pergaulan teman-temannya. Awalnya pasien hanya mencoba-coba merokok tapi lama kelamaan pasien pun ikut minum-minuman beralkohol, menggunakan ganja, shabu, ekstasi, sampai putau. Semua itu dilakukannya karena pasien merasa di rumahnya tidak ada yang memperhatikannya. Pasien merasa bebas untuk melakukan apa saja tidak ada yang melarang karena kedua orang pasien sibuk dengan kerjaannya masing-masing sehingga. Saat ini pasien juga masih suka merokok dan terkadang masih minum-minuman beralkohol. Pasien juga sampai saat ini masih suka berkumpul bersama dengan teman-teman yang masih menggunakan obat-obatan terlarang. 4. Aspek psikososial keluarga : (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien) Ketergantungan opiat pada pasien dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal, salah satunya kurangnya perhatian dan

pengawasan dari orang tua terhadap pasien karena kesibukan dari masing-masing. Akhirnya pasien mengikuti pergaulan yang tidak baik bersama teman-temannya, sampai mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

19

5. Aspek fungsional : (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas seharihari baik di dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental) Menurut skor ECOG, pasien mempunyai aspek fungsional dengan skala penilaian 5 karena pasien masih bisa mengerjakan aktivitas sehari-harinya tanpa hambatan dan masih bisa bekerja.

E. Rencana Penatalaksanaan Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan Aspek personal - Menjelaskan kepada pasien untuk terus rutin mengikuti program ter api rumatan metadon Aspek klinik - Menganjurkan pasien untuk datang berobat dan terus mengikuti program terapi rumatan metadon - Pemberian metadon setiap hari sesuai dosis pasien (120mg) Aspek resiko internal - Mengedukasi agar mencukupi kebutuhan gizi Pasien Pada saat di Puskesmas - Kebutuhan gizi pasien tercukupi dengan memakan Gratis Pasien Pada saat di Puskesmas - Pasien terus berobat mengikuti program terapi rumatan metadon - Pasien minum metadon setiap hari sesuai dosis Gratis Pasien bersedia rutin meminum metadon setiap hari Pasien Pada saat di Puskesmas dan di rumah pasien - pasien terus rutin mengikuti program terapi rumatan metadon Gratis Biaya Keteranga n Pasien bersedia mengikuti PTRM

20

pasien dengan memakan sayur dan buah - memberi tahu pasien agar menjaga pergaulannya - memberi tahu pasien untuk menjaga hubungan baik dengan kaluarganya

dan di rumah pasien

sayur dan buah - Pasien bergaul di lingkungan yang baik - Terciptanya hubungan yang baik antara pasien dengan keluarganya - pasien berhenti merokok dan memiliki tabungan - Meningkatkan

- Memberi tahu pasien agar memberhentikan kebiasaan merokok dan lebih baik menabung

pemahaman ibu pasien bahwa berolahraga itu penting. - Pasien jarang jajan lagi di warung atau di sekolah dan memakan bekal dari rumah.

Aspek psikososial keluarga

- Memantau jadwal kunjungan pasien ke poliklinik metadon - mengedukasi orang tua pasien

Ayah dan ibu pasien

Pada saat kunjungan rumah

- Pasien berobat ke Poliklinik Metadon setiap hari dan dosisnya dan dosisnya dapat turun - Orang tua pasien

Gratis

21

agar dapat selalu memperhatikan dan memberi semangat agar pasien tidak kembali menggunakan obat-obat terlarang Aspek fungsional - Edukasi kepada pasien untuk menyempatkan waktu berolahraga demi menjaga kebugarannya - mengingatkan pasien untuk istirahat yang cukup setiap harinya Pasien Pada saat di Puskesmas dan kunjungan rumah

memberi perhatian lebih kepada pasien, terutama dalam memperhatikan pengobatan metadonnya

- pasien meluangkan waktu untuk berolahraga - pasien beristirahat dengan cukup setiap harinya

Gratis

Pasien bersedia menyempat kan waktu untuk olah raga

Rencana Usulan Kegiatan (Menu pola gizi seimbang) Sdr. C : - Aktivitas fisik sedang : 20 % - BB: 65 kg - TB: 170 cm - Indeks Masa Tubuh: 65 kg / (1,70m)2 = 22,49 kg/m2 (gizi baik)

22

- Berat badan ideal: (Tinggi badan 100) (10%x BB) Berat badan ideal : (170-100) (10%x 65) = 63,5 kg - Berat badan normal = berat badan ideal 10% Berat badan normal = 63,5 kg 10% = 57,15-69,85 kg - Status gizi: Berat badan normal = berat badan ideal 10% Kurus bila berat badan < 57,15 kg Gemuk bila berat badan > 69,85 kg Berat badan 65 kg termasuk dalam berat badan cukup. Jumlah kebutuhan kalori perhari : Kebutuhan kalori basal = BB ideal x 30 kkal = 63,5 x 30 kkal = 1905 kkal Kebutuhan untuk aktivitas ditambah 20 % = 20% x 1905 kkal = 381 kkal Kebutuhan kalori perhari = 1905 + 381 = 2286 kkal = 2290 kkal Contoh menu : Tanggal Waktu makan Hari I Pagi Menu makan Porsi Jumlah kalori Nasi + sayur tauge Nasi putih 2 centong + 480 + ikan bawal + 1 mangkuk sayur tauge kkal tahu goreng + air + 1 ekor ikan bawal + 2 putih potong tahu kecil + 2 gelas air putih 160 Selingan Siang Buah apel 2 buah apel sedang kkal

Nasi + buncis + Nasi putih 3 centong + 925

23

ayam tempe

goreng +

+ 1

mangkuk

sayur kkal

telur buncis + 1 potong ayam + 2 potong

dadar + air putih + sedang buah apel

tempe sedang + 1 telur ayam negeri + 4 gls air putih + 1 buah apel

Selingan

Buah semangka

buah

semangka 40 kkal

potongan besar Malam Nasi + sayur tauge Nasi putih 2 centong + 685 + ayam goreng + 2 potong tempe sedang kkal tempe + susu + air + 1 mangkuk sayur putih tauge + 1 daging ayam + 1 gelas susu sapi + 2 gelas air putih Jumlah kalori hari ini 2290 kkal Hari II Pagi Nasi + sayur sawi Nasi putih 2 centong + 665 + telur dadar + 1 telur ayam negeri + 1 kkkal tempe + teh mangkuk sayur sawi + 2 potong tempe sedang + 1 gelas teh manis 3 sendok pasir Selingan Siang Buah jeruk 2 buah jeruk makan gula 40 Kkal

Nasi + sayur pare + Nasi putih 3 centong + 830 tahu goreng + 1 mangkok sayur pare + kkal

tempe + hati sapi + 2 potong tahu sedang + air putih 2 potong tempe sedang + 2 potong hati sapi sdg + 4 gelas air putih Selingan Buah salak 2 buah belimbing 80 kkal

sedang

24

Malam

Nasi + sayur sawi Nasi putih 2 centong + 675 + tahu + hati sapi + 1 mangkuk sayur sawi kkal susu + air putih + 2 potong tahu sedang + 2 potong hati sapi sdg + 1 gelas susu sapi + 2 gelas air putih Jumlah kalori hari ini 2290 kkal

Hari III

Pagi

Nasi + bihun + Nasi putih 2 centong + 715 tempe + susu + air 1 piring bihun goring + kkal putih 2 potong tempe sedang + 1 gelas susu sapi + 2 gelas air putih

Selingan

Buah pisang ambon 1 buah pisang ambon 40 sdg kkal

Siang

Nasi

sayur Nasi putih 3 centong + 750 mangkuk + 1 sayur kkal tempe

bayam + tempe + 1

ikan bawal + air bayam putih

potongan besar + 1 ekor ikan bawal + 2 gls air putih 140 kkal

Selingan Malam

Bubur kacang hijau

1 1/2 mangkuk bubur

Nasi + sayur sawi Nasi 2 centong + 1 645 + tahu + ikan mangkuk sayur sawi + kkal

kembung + duku + 1 ekor ikan kembung + susu + air putih 15 buah duku + 1 gelas susu sapi + 2 gelas air putih Jumlah kalori hari ini 2290 kkal

25

F. Prognosis 1. Ad vitam 2. Ad sanationam 3. Ad fungsionam : Ad bonam : Dubia ad malam : Dubia ad bonam

26

Anda mungkin juga menyukai