PUSKESMAS TAMAN
KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO
MEI 2017
Disusun oleh :
Pembimbing:
dr. Rachmad Sudarto
NIP. 196801102008011009
Disusun Oleh :
Ni Luh Ketut Mey Diantari
15710052
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga
kami bisa menyelesaikan penyusunan “LAPORAN HOME VISIT
PUSKESMAS TAMAN THYPHOID FEVER”. Tugas praktek kerja lapangan
ini merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas dalam
kepaniteraan klinik di dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Dengan menyusun laporan ini, kami berharap dapat menambah
pengetahuan dan memperluas wawasan kami, serta berpikir maju dan kritis
dalam menghadapi segala permasalahan yang ada di masyarakat, khususnya
dalam bidang kesehatan.
Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak
yang membantu terwujudnya laporan ini di antaranya :
1. Prof. Dr. Sri Harmadji, dr., Sp.THT - KL (K), selaku rektor
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
2. Prof. Soedarto, dr., DTM&H, Ph.D, Sp.Par (K), Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
3. Prof. Dr. Hj. Rika Subarniati Triyoga, dr., SKM, selaku Kepala Bagian
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
4. Sukma Sahadewa , dr M.Kes Selaku koordinator kepaniteraan klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya.
5. Atik sri Wulandari, SKM,M.Kes. Selaku dosen pembimbing
kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
6. Zuhaida, dr.M.Kes. selaku Kepala Puskesmas Taman Kecamatan
Taman Kabupaten Sidoarjo.
7. Rachmad, dr. selaku dokter pembimbing di Puskesmas Taman
Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo.
3
8. Seluruh paramedis dan Non Medis yang telah banyak membantu kami
selama melaksanakan kepaniteraan klinik di Puskesmas Taman Kecamatan
Taman Kabupaten Sidoarjo.
9. Para bidan desa, kader puskesmas serta perawat desa yang telah
banyak membantu kami selama melaksanakan kepaniteraan klinik di
Puskesmas Taman Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo.
10. Semua pihak yang telah membantu terselesaikan laporan penelitian ini.
Penyusun
4
Lampiran
FORM HASIL KEGIATAN HOME VISIT
LAPORAN HOME VISIT DOKTER KELUARGA
Berkas Pembinaan Keluarga
Puskesmas Taman Kabupaten Sidoarjo
5
BAB I
STATUS PENDERITA
A. PENDAHULUAN
Laporan ini diambil berdasarkan kasus yang diambil dari seorang
penderita thypoid, berjenis kelamin laki-laki dan berusia 10 tahun, dimana
penderita merupakan salah satu pasien thypoid rawat jalan Puskesmas Taman,
Kabupaten Sidoarjo, dengan berbagai permasalahan yang dihadapi. Mengingat
kasus ini masih banyak ditemukan di masyarakat khususnya di daerah
Puskesmas Taman beserta permasalahannya seperti masih kurangnya
kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola hidup sehat dan bersih .Oleh
karena itu penting kiranya bagi penulis untuk memperhatikan dan
mencermatinya untuk kemudian bisa menjadikannya sebagai pengalaman di
lapangan.
B. STATUS PENDERITA
1. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. A
Umur : 10 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : -
Pendidikan : SD
Agama : Kristen
Alamat : Tawangsari permai B-81 kecamatan taman, kabupaten
sidoarjo
Suku : Jawa
Tanggal periksa : 29 April 2017
2. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama : Panas badan
6
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke puskesmas pertama kali tahun 2017 dengan
keluhan panas badan. Pasien mengatakan merasa panas sejak 5 hari yang
lalu dan semakin panas pada malam hari, pasien demam hingga
menggigil. Pasien sempat mengeluh sakit kepala disertai mual dan
muntah. Ibu pasien mengatakan pasien mengalami penurunan nafsu
makan dan lemah. Nyeri perut dirasakan pasien hilang timbul. BAB
tidak lancar, terakhir kalinya bab 3 hari yang lalu konsistensi keras.
Pasien sudah berobat ke dr keluarga namun masih belum sembuh.
Karena itu ibunya segera membawa ke puskesmas Taman.
e. Riwayat Kebiasaan
Merokok :-
Kebersihan badan : Mandi 2x sehari
Olah raga : Jarang
Suka membeli jajan sembarangan di sekolahan
g. Riwayat Gizi
Penderita makan sehari-harinya biasanya antara 2-3 kali dengan nasi
sepiring, daging dan lauk pauk seperti telur, tahu-tempe kerupuk, dan
7
jarang dengan sayur. Penderita sering makan-makanan yang dijual
dipinggir jalan, karena diajak teman sekolahnya. Kesan status gizi kesan
kurang.
i. Anamnesis system
8
14. Ekstremitas : Atas : bengkak (-), sakit (-)
Bawah : bengkak (-), sakit (-)
3. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi kesan cukup.
2. Tanda Vital dan Status Gizi
Tanda Vital
Nadi : 84x/menit, regular, kuat
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,40C
Tensi : 110/70 mmHg
Status gizi ( Kurva NCHS ) :
BB : 40 kg
TB : 141 cm
BB/(TB)2 = 40/(1.41)2 = 20,2
BMI < 18,5 = Kurang
BMI 18,5 – 23,9 = Normal
BMI 25 – 26,9 = Gemuk (gizi lebih)
BMI ≥27 = Obesitas
Status Gizi Gizi Cukup (normal)
3. Kulit
Warna : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)
Kepala : Bentuk mesocephal, tidak ada luka, rambut tidak mudah
dicabut, atrofi m. temporalis(-), makula (-), papula (-), nodula (-), kelainan
mimik wajah/bells palsy (-)
4. Mata
Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm),
reflek kornea (+/+), wama kelopak (coklat kekitaman), katarak (-/-),
radang/conjunctivitis/uveitis (-/-)
9
5. Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksls (-), deformitas hidung (-),
hiperpigmentasi (-), sadle nose (-)
6. Mulut
Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (+), papil lidah atrofi (-), tepi
lidah hiperemis (-), tremor (-)
7. Telinga
Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-), cuping
telinga dalam batas normal
8. Tenggorokan
Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)
9. Leher
Trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe
(-), lesi pada kulit (-)
10. Thoraks
Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
Cor :
I : ictus cordis tak tampak
P: ictus cordis tak kuat angkat
P: batas kiri atas : SIC U 1 cm lateral LPSS
batas kanan atas : SIC II LPSD
batas kiri bawah : SIC V 1 cm lateral LMCS
batas kanan bawah : SIC IV LPSD
batas jantung kesan tidak melebar
A: BJ I-II intensitas normal, regular, bising (-)
Pulmo : Statis (depan dan belakang)
I : pengembangan dada kanan sama dengan kiri
10
P : fremitus raba kiri sama dengan kanan
P : sonor/sonor
A: suara dasar vesikuler (+/+)
suara tambahan RBK (-/-), whezing (-/-)
Dinamis (depan dan belakang)
11. Abdomen
I : dinding perut sejajar dengan dinding dada
A : BU (+) meningkat
P : soepel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba
P : tympani
11
16. Pemeriksaan Psikiatrik
Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup
Kesadaran : kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis
Afek : appropriate
Psikomotor : normoaktif
Proses pikir : bentuk :realistik
isi : waham(-), halusinasi (-), ilusi(-)
arus : koheren
Insight : baik
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
5. RESUME
Seorang pasien laki-laki 10 tahun dengan keluhan utama panas badan.
Panas sudah dialami sejak 5 hari, panas meninggi pada malam hari hingga
mengigil. Mual disertai muntah. BAB tidak lancer
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit ringan,
compos mentis, status gizi kesan normal. Tanda vital T:110/70, N: 84 x/menit,
RR: 20 x/menit, S:36,3°C, BB: 40 kg, TB: 141 cm, status gizi kurang. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan lidah kotor.
12
Diagnosis Sosial Ekonomi dan Budaya
7. PENATALAKSANAAN
Non Medika Mentosa
1. Pemakaian alat-alat makan dan ekskreta untuk mencegah penularan
kuman ke orang-orang sekitar pasien.
2. Bedrest.
4. Pengaturan diet.
Medikamentosa
13
seperti Ceftriaxone dan Cefotaxime. Pada orang dewasa yang resisten
terhadap golongan Fluoroquinolone juga dapat diberikan golongan
Cephalosporin generasi ketiga seperti Ceftriaxone 1-2 gram intravena atau
intramuskular selama 5 hari atau 3 gram dalam 3 hari dan Cefotaxime 1-2
gram intravena atau intramuskular.
14
BAB II
IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA
A. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Biologis.
Keluarga terdiri dari orang tuanya (Tn. Yohanes, 46th dan Ny
Malsen, 43th),dan saudara kandung adiknya (Mattew, 5 th). Penderita
ketika lahir ditolong oleh bidan, spontan, menangis kuat dengan BB lahir
3,2 kg di rumah seorang bidan.
2. Fungsi Psikologi.
Hubungan keluarga penderita terjalin cukup, terbukti dengan
permasalahan-permasalahan yang dapat diatasi dengan baik dalam
keluarga ini. Hubungan diantara mereka cukup dekat antara satu dengan
yang lain. Hubungan dengan orang tua dan saudara penderita terjalin
cukup baik. Sehari-hari penderita lebih banyak menghabiskan waktunya
dengan teman-teman sekolahnya. Pasien hidup bahagia dan berkumpul
dengan keluarganya.
3. Fungsi Sosial
Dalam masyarakat penderita dan keluarganya hanya sebagai anggota
masyarakat biasa, tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam
masyarakat.Dalam kesehariannya penderita bergaul akrab dengan
masyarakat di sekitamya dan teman-temannnya di sekolah seperti halnya
anggota masyarakat yang lain.
15
membayar listrik. Makan sehari-hari Iauk pauk, tempe tahu, frekuensi
makan kadang-kadang 2-3 kali. Kalau ada keluarga yang sakit biasa
berobat ke puskesmas, dan penderita sudah mempunyai kartu BPJS.
B. APGAR SCORE
ADAPTATION
PARTNERSHIP
GROWTH
16
AFFECTION
RESOLVE
An. Abdiel adalah seorang pelajar kelas 3 SD. Sehingga waktu untuk
berkumpul keluarga dan bermainl bersama adiknya sangat sedikit. Hal ini
menunjukkan bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga An. A dalam
keadaan kurang. Namun hubungan antar individu dalam keluarga tersebut
terjalin baik.
C. SCREEM
17
SUMBER PATHOLOGY KET
Sosial Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga -
juga dengan saudara partisipasi mereka dalam
masyarakat cukup.
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya -
baik, hal ini dapat dilihat dari pergaulan sehari-
hari baik dalam keluarga maupun di lingkungan,
banyak tradisi budaya yang masih diikuti. Sering
mengikuti acara-acara di gereja.
Religius Pemahaman agama cukup. Namun penerapan -
Agama menawarkan pe- ajaran agama cukup. Hal ini dapat dilihat dari
ngalaman spiritual yang penderita yang rajin menjalankan ibadahnya ke
baik untuk ketenangan gereja setiap hari minggu.
in-dividu yang tidak
didapat-kan dari yang
lain
Ekonomi Ekonomi keluarga ini tergolong menengah ke -
bawah, untuk kebutuhan primer sudah bisa
terpenuhi. Diperlukan skala prioritas untuk
pemenuhan kebutuhan hidup
Edukasi Pendidikan anggota keluarga kurang memadai. -
Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua
cukup. Kemampuan untuk memperoleh dan
memiliki fasilitas pendidikan seperti buku-buku,
Koran mencukupi.
Medical Pelayanan kesehatan puskesmas memberikan -
perhatian khusus terhadap kasus penderita.
Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga ini
menggunakan askes dengan dokter keluarga dan
BPJS diPuskesmas. Hal ini mudah dijangkau
karena letaknya dekat dengan rumah.
18
D. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Alamat lengkap : Tawangsari permai B-81 kecamatan taman, kabuaten
sidoarjo
Bentuk Keluarga : keluarga inti
Diagram 1. Genogram Keluarga An. A
Dibuat tanggal 29 April 2016
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal dunia
19
E. INFORMASI POLA INTERAKSI KELUARGA
Adik penderita
F. PERTANYAAN SIRKULER
1. Ketika penderita jatuh sakit apa yang harus dilakukan oleh orang tua ?
Jawab :
Orang tua mengajak berobat ke tempat pengobatan
2. Ketika orang tua bertindak seperti itu apa yang dilakukan penderita ?
Jawab :
penderita mendukung apa yang dilakukan oleh orang tuanya.
3. Kalau butuh dirawat/operasi ijin siapa yang dibutuhkan ?
Jawab :
Dibutuhkan ijin orang tua, karena sebagai kepala keluarga. Namun
sebelumya melalui musyawarah dengan anggota keluarga lainya atau
mungkin juga melibatkan keluarga besarnya.
4. Siapa anggota keluarga yang terdekat dengan penderita ?
Jawab :
20
Anggota keluarga yang dekat dengan pendenta adalah ibunya
5. Siapa yang secara emosional jauh dari penderita ?
Jawab :
Tidak ada.
6. Siapa yang selalu tidak setuju dengan pasien ?
Jawab :
Tidak ada.
21
BAB III
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KESEHATAN
22
Rumah yang dihuni keluarga ini tidak memadai karena ada kekurangan
dalam pemenuhan standar kesehatan. ventilasinya masih kurang, lingkungan
belakang rumah untuk menyimpan barang yang tidak terpakai. Pembuangan
limbah keluarga memenuhi sanitasi lingkungan karena limbah keluarga
dialirkan. Sampah keluarga dibuang ditempat pembuangan sampah yang ada
di depan rumah. Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini
jika sakit adalah dokter keluarga dengan memakai astek dan BPJS di
Puskesmas Taman.
Gambaran Lingkungan
23
Denah Rumah
A Keterangan :
A : Ruang tamu
B : Kamar tidur
B C : Dapur
D : Kamar mandi
C D
24
BAB III
PEMBAHASAN
A. MASALAH AKTIF :
1. Demam Tifoid
B. FAKTOR RESIKO :
1. Lingkungan rumah yang kurang bersih
2. Ventilasi rumah yang kurang
3. Udara sekitar rumah yang kurang segar karena di
belakang rumah banyak barang yang tidak terpakai disimpan di tempat
tersebut.
Keturunan
Tidak terdapat faktor
keturunan pada pasien ini
25
PEMBAHASAN MASALAH SESUAI DENGAN H.L BLUM
1. Keturunan
26
BAB V
PATIENT MANAGEMENT
2. Penentraman Hati
Menentramkan hati diperlukan untuk pasien dengan problem
psikologis antara lain yang disebabkan oleh persepsi yang salah tentang
penyakitnya, kecemasan, kekecewaan dan keterasingan yang dialami
akibat penyakitnya. Menentramkan hati penderita dengan memberikan
edukasi tentang penyakitnya bahwa penyakitnya tersebut bukan penyakit
turunan dan dapat disembuhkan. Faktor yang paling penting untuk
kesembuhannya adalah ketekunan dalam menjalani pengobatan sesuai
petunjuk dokter. Selain itu juga didukung dengan makan makanan yang
bergizi tinggi meskipun sederhana, istirahat yang cukup. Diharapkan
27
pasien bisa berpikir positif, tidak berprasangka buruk terhadap
penyakitnya, dan membangun semangat hidupnya sehingga bisa
mendukung penyembuhan dan meningkatkan kualitas hidupnya.
4. Menimbulkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada diri sendiri
28
5. Pengobatan
Medikamentosa dan non medikamentosa seperti yang tertera dalam
penatalaksanaan.
1. Bagi keluarga biasakan menerapkan pola hidup sehat dan bersih. Biasakan
membersihkan rumah setidaknya 2 kali setiap hari dan lingkungan
belakang rumah yang dibuat untuk memelihara burung dara sebaiknya
diatur yang baik, serta mencuci perabotan rumah dan pakaian
menggunakan air bersih. Selalu mengkonsumsi air bersih yang sudah
dimasak serta menggunakan sumber air yang baik.
2. Istirahat yang cukup 6-8 sehari semalam.
4. Olah raga teratur dan makan-makanan yang bergizi.
29
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Prioritas Masalah
Keterangan :
P : Prioritas jalan keluar
M : Magnitude, besarnya masalah yang bisa diatasi apabila solusi ini
dilaksanakan (turunnya prevalensi dan besarnya masalah lain)
I : Implementasi, kelanggengan selesai masalah
V : Vulnerability, sensitifnya dalam mengatasi masalah
C : Cost, Biaya yang diperlukan
Maka, prioritas jalan keluar yang terpilih adalah melakukan penyuluhan
penularan typhoid fever.
30
B. Rencana Program Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Penularan Typhoid Fever
1. Menentukan Staff medis Terbentukny 1 kali 1. Mengumpulka 1. Balai desa Tenaga Mei 1.ruangan
kriteria tim dan tenaga a kriteria tim dalam n aspirasi Tawangsari kesehatan minggu 2. Kursi dan meja
penyuluh kesehatan penyuluh bulan kriteria tim terkait pertama 3. Microphone dan
lainnnya pertama penyuluh perlengkapan
2. Menyepakati teknik
kriteria tim 4. Papan tulis
penyuluh 5. Konsumsi
6. Buku laporan
1
2 Pembentukan Staff medis Terbentuk 2x 1. Memilih dan 1. Ruang Staff Mei 1. Konsumsi
Tim dan tenaga tim seminggu menyeleksi pertemuan penyuluh 2. Ruangan
penyuluhan kesehatan penyuluh kandidat tim puskesmas terpilih 3. LCD
puskesmas 2. Persetujuan taman 4. Laptop
taman 3. Pembentukan 5. Microphone dan
struktural perlengkapan
teknik
6. Kursi
3. Perencanaan Tim 1. Terbentu 2x dalam 1. Menyusun Ruang pertemuan Staff Mei 1. Ruangan
program penyuluh knya seminggu materi puskesmas taman penyuluh 2. Kursi
pelatihan dan terpilih materi pelatihan terpilih 3. Meja
penyuluhan penyulu 2. Penyuluhan 4. Microphone dan
han sanitasi perlengkapan
pelatihan lingkungan, teknik
pola hidup 5. pelaporan
2
bersih dan
sehat
3. Demo
peragaan
pengolahan
bahan
makanan yang
bersih dan
sehat
3
4. Pelatihan Tim Seluruh tim 1. Anggota 1x per 1.Pembahasan Ruang pertemuan Tim Mei Lokasi, bahan
penyuluh yang terpilih tim bulan materi penyuluhan puskesmas kebon Survailans materi dan peraga,
penyulu 2. pemantapan taman konsumsi
h materi penyuluhan
4
5 Penyuluhan Penjamah 1. 1x Dalam 1.Persiapan Balai desa tawang Tim Mei Lokasi, Bahan
makanan dan
pemberantasa Tercakupny Sebulan Materi sari Survailans serta alat untuk
masyarakat
n dan a Penjamah 2. Pelaksanaan melakukan
sekitar
pencegahan lingkungan SD
makanan dan penyampaian penyuluhan
penularan Kebon dan materi penyuluhan konsumsi dan
Typoid Fever Cengkeh masyarakat doorprize yang
sekitar menarik.
lingkungan
SD tawang
sari
5
6. Evaluasi hasil Penjamah Peningkatan 1x per 1. Inspeksi Kantin sekolah Tim Juni 1. Transport
makanan dan
penyuluhan pemahaman bulan mendadak tawang sari penyuluh 2. Kuisioner
masyarakat
tentang pada penjamah 3. Kamera
sekitar
lingkungan SD
pemberantas makanan 4. pelaporan
Tawang sari an dan 2. Penyebaran
pencegahan kuisioner
penularan untuk menilai
penyakit tingkat
typhoid pengetahuan
fever penjamah
makanan
6
BAB VII
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Segi Biologis:
- Sdr. A (10 tahun), menderita penyakit demam thypoid
- Status gizi Sdr. N berdasarkan IMT termasuk dalam kategori Gizi
kurang.
- Rumah dan Lingkungan sekitar keluarga Sdr. A tidak sehat.
2. Segi Psikologis:
- Hubungan antara anggota keluarga dan anggota masyarakat yang
terjalin cukup akrab
- Pengetahuan akan demam thyphoid kurang.
- Tingkat kepatuhan dalam mengkonsumsi obat yang baik, mendukung
untuk penyembuhan penyakit tersebut
3. Segi Sosial:
- Pasien tidak memiliki masalah dengan orang tua dan saudaranya.
4. Segi fisik:
- Rumah dan lingkungan sekitar keluarga Sdr. A kurang bersih.
B. SARAN
1. Untuk masalah medis dilakukan langkah-langkah:
- Preventif : Penderita diharapkan untuk menjaga kesehatan terutama
dengan menjaga pola hidup, mulai dari makanan dan olahraga. Karena
pasien termasuk orang dengan factor resiko terjadinya demam thypoid
jadi dianjurkan untuk lebih telaten dan teratur.
- Promotif : edukasi penderita dan keluarga mengenai demam thypoid
dan pengobatan-nya oleh petugas kesehatan atau dokter yang
menangani.
- Kuratif : saat ini penderita memasuki pengobatan dengan
ciprofloxacin dan paracetamol
1
- Rehabilitatif : Memotivasi pasien agar tidak putus asa dalam
pengobatan karena pengobatan demam thypoid adalah pengobatan
yang tidak boleh terputus, bisa mengakibatkan relaps.
2
DAFTAR PUSTAKA
Centers for Disease Control and Prevention. Typhoid fever. October 5, 2010.
[cited 2011 Jan 8]. [Internet] Available at :
http://www.cdc.gov/nczved/divisions/dfbmd/diseases/typhoid_fever/
Klotchko A, Mark RW. Salmonellosis. Mar 31, 2009. [cited 2011 Jan 11].
[Internet] Available at:
http://emedicine.medscape.com/article/228174-overview
Fauci AS, et al. Harrison’s Manual of Medicine. 17th ed. New York: McGraw
Hill; 2009. p 456-457
Brusch J. Typhoid fever. April 8, 2010. [cited 2011 Jan 11]. [Internet]
Available at:
http://emedicine.medscape.com/article/231135-overview
Klotchko A. Salmonellosis. Mar 31, 2009. [cited 2011 Jan 8]. [Internet]
Available at:
http://emedicine.medscape.com/article/228174-media
3
LAMPIRAN
FOTO
4
Gambar 3. Kamar mandi
5
Gambar 5. Dapur
6
Gambar 7. Ruang Tamu