BAB 1. PENDAHULUAN
Gambar 2.1 Lokasi dan Persentase Ulkus Dekubitus. 1: studi Yeoman dan Hardy,
2: studi Dansereaou
2.1.3 Epidemiologi
5
kriteria, imobilisasi total dan imobilisasi relative. Pada kasus imobilisasi total
apabila pergerakan spontan sudah tidak didapatkan, contohnya pada pasien tidak
sadar, pasien dengan bius total. Sedangkan imobilisasi relative didapatkan gerakan
spontan didapatkan terbatas, contohnya karena pengaruh obat yang ada efek
mengantuk/sedasi, patah tulang, sakit parah, multiple sclerosis, paraplegia,
hemiplegia, dan polyneuropathy. Sedangkan pada faktor resiko sekunder, meliputi
tidak cukupnya aliran darah ke kulit, demam, inkontinesia, keadaan umum yang
lemah, dan penuaan fisiologis pada kulit (Hartmann AG,2008).
Berikut tabel pembagianfactor resiko dari ulkus decubitus.
Sedangkan menurut Braden dan Bergstrom (1987) dalam Handayani (2010) faktor
– faktor yang berhubungan dengan resiko terjadinya ulkus decubitus diuraikan
sebagai berikut :
2.1.4.1 Faktor Tekanan
Efek patologis tekanan yang berlebihan dihubungkan dengan intensitas tekanan
dan
durasi tekanan
2.1.4.1.1 Intensitas Tekanan
Intensitas tekanan menggambarkan besarnya tekanan antar muka
kulit bagian luar dengan permukaan matras. Jika tekanan antar muka
melebihi tekanan kapiler maka pembuluh kapiler akan kolaps dan
selanjutnya jaringan akan hipoksia dan iskemi. Tekanan kapiler rata – rata
diperkirakan 32 mmHg di arteriol, 30 – 40 mmHg di akhir arteri, 25
mmHg di pertengahan arteri, 12 mmHg di vena, dan 10-14 mmHg di
bagian akhir vena. Lindan (1961) dalam Bryant (2007) mengukur tekanan
antar muka laki – laki dewasa sehat dalam posisi supine, prone, sidelying
dan duduk di atas bed percobaan mendapatkan data tekanan antar muka
antara 10 0 100 mmHg. Tekanan antar muka 300 mmHg ditemukan pada
posisi duduk tanpa alas kursi (Kosiak dalam Bryant, 2000). Pada individu
sehat, tekanan antar muka tidak selalu akan mengakibatkan hipoksia
karena individu sehat mempunyai kemampuan mengenali sensasi dengan
baik sehingga mampu berpindah posisi ketika merasa tidak nyaman, tapi
8
pada individu yang tidak mampu mengenali sensasi ataupun tidak mampu
berpindah posisi dengan sendirinya tekanan antar muka akan berisiko
mengakibatkan hipoksia.
degenerasi jaringan Pada jaringan yang kurang baik akan lebih mudah
mengalami ulkus decubitus disbanding jaringan yang toleransinya baik
jika diberi intensitas tekanan yang sama (Bryant,2007).
2.1.5 Tipe Ulkus Dekubitus
Berdasarkan waktu yang diperlukan untuk penyembuhan dari suatu ulkus
decubitus dan perbedaan temperature dari ulkus dengan kulit sekitarnya, decubitus
dapat dibagi menjadi tiga tipe :
1. Tipe normal
2. Tipe arteriosklerotik
3. Tipe terminal
Ulkus dekubitus tipe normal, mempunyai beda temperatur sampai dibawah
lebih kurang 2,5℃ dibandingkan kulit sekitarnya dan akan sembuh dalam
perawatan sekitar 6 minggu. Ulkus ini terjadi karena iskemia jaringan setempat
akibat tekanan, tetapi aliran darah dan pembuluh – pembuluh darah sebenarnya
baik.Ulkus dekubitus tipe arteriosklerotik, mempunyai beda temperatur kurang
dari 1℃ antara daerah ulkus dengan kullit sekitarnya. Keadaan ini menunjukkan
gangguan aliran darah akibat penyakit pada pembuluh darah (arterosklerotik) ikut
berperan untuk terjadinya decubitus disamping faktor tekanan. Dengan perawatan,
ulkus ini diharapkan sembuh dalam 16 minggu.Sedangkan untuk ulkus dekubitus
tipe terminal terjadi pada penderita yang akan meninggal dan tidak dapat
menyembuh (Nuralaila, dr. Gadis,2006).
TEKANAN
Hipoksia jaringan
Pallor
ULKUS DEKUBITUS
Perfusi buruk
meninggal
Kondisi Fisik
Baik 4
Lumayan 3
Buruk 2
Sangat buruk 1
Kesadaran
Kompos mentis 4
Apatis 3
Sopor 2
Stupor/koma 1
Aktivitas
Ambulan 4
Ambulan dengan bantuan 3
Hanya bisa duduk 2
Tiduran 1
Mobilitas
Bergerak bebas 4
Sedikit terbatas 3
Sangat terbatas 2
Tidak bisa bergerak 1
Inkontinensia
Tidak 4
Kadang-kadang 3
Sering inkontinensi urin 2
Inkontinensia urin dan alvi 1
Keterangan :
Skor ≥ 14:: resiko sangat kecil, Skor 12-13 : resiko sedang, Skor ≤ 12 : resiko
50 kali lebih besar
Stadium 2
Reaksi lebih dalam lagi sampai mencapai seluruh dermis
hingga lapisan lemak subkutan. Tampak sebagai ulkus
yang dangkal, tepi jelas dan perubahan warna pigmen kulit
Stadium 3
Ulkus lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan,
menggaung dan berbatasan dengan fascia otot
15
Stadium 4
Perluasan ulkus menembus otot sehingga tampak tulang di
dasar ulkus serta dapat mengakibatkan infeksi pada tulang
dan sendi
Unstageable
Dasar ulkus tertutup lapisan berwarna kuning, coklat, abu-
abu atau hijau
dressing
Iodine Broad Daily to Has May damage Specifically not
solution wet spectrum four times antimicrobial healthy tissue recommended by
gauze antiseptic daily activity some experts due
dressing to potential
toxicity
fibroblasts
(Ichwani, 2011)
Pemberian antibiotika pada penderita ulkus dekubitus stadium tertentu
juga diperlukan.Khususnya antibiotika topikal jika didapatkan koloni bakteri
sangat banyak namun penggunaan rutin secara umum tidak
direkomendasikan.Pemberian antibiotika sistemik hanya diindiksikan pada pasien
dengan sepsis, selulitis dan osteomyelitis. Pemberian antibiotika awal
berspektrum luas untuk kuman gram – positif dan negative serta anaerob dapat
diberikan sambil menunggu hasil kultur. Ampicilin-sulbactam, imipenem,
meropenem, tikarsilin klavunat, piperasilin tazobactan, serta kombinasi
klindamisin dengan siprofloksasin atau aminoglikosida merupakan pilihan yang
sesuai untuk terapi inisial (Ichwani, 2011).
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : M. Ikhsan
Umur : 25 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Dharmawangsa Kaliwining Rambipuji Jember
No. Telepon : 081235129046
Agama : Islam
Suku : Madura
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status Pembiayaan : Jamsostek
No. RM : 45.19.20
Tanggal pemeriksaan : 15 Juni 2015
B. ANAMNESIS
Autoanamnesis serta heteroanamnesis pasien dan keluarga pasien
dilakukan pada tanggal 15 Juli 2015
C. RIWAYAT PENYAKIT
SUBJEKTIF
Keluhan Utama :
Luka di daerah pantat
RPS:
Pasien mengeluhkan luka di daerah pantat sejak sekitar 3 minggu yang
lalu. Pasien mengaku sekitar 3 minggu yang lalu pasien baru mengetahui
bahwa ada luka di daerah pantatnya. Sebelumnya pasien tidak menyadari ada
luka di daerah pantatnya. Pada saat awal luka berupa lubang kecil dengan luka
kemerahan disekitarnya. Pada awalnya luka berukuran kecil namun semakin
27
lama semakin membesar. Kemudian pasien juga tidak merasakan nyeri pada
daerah luka. Pasien mengaku sejak 2 tahun yang lalu tidak bisa berjalan atau
duduk sendiri karena sebelumnya pasien mengalami kecelakaan dan menjadi
lumpuh hingga sekarang. Pasien mengatakan sehari-hari lebih banyak
berbaring dan tidak begitu sering berpindah-pindah posisi karena tidak bisa
melakukannya sendiri. Pasien juga mengatakan sehari-hari pasien
mengenakan pampers karena semenjak lumpuh pasien tidak bisa menahan
BAK maupun BAB.
RPD : Riw. Trauma Tulang Belakang Sejak 2 tahun yang lalu
RPO : Keluarga menggunakan rivanol dan betadine 2x/sehari untuk merawat
luka.
OBJEKTIF
Keadaan Umum : cukup
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
Tekanan Darah: 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Tax : 36,5 oC
Kulit:
Dalam batas normal
Kepala :
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung : tidak ada secret/perdarahan
Telinga : tidak ada secret/perdarahan
Mulut : bibir tidak sianosis
Leher : tidak didapatkan adanya pembesaran KGB
Thoraks :
Cor:
I: Ictus cordis tidak tampak
P: Ictus cordis teraba di ICS V MCL Sinistra
28
Pulmo:
I : Simetris, Ketertinggalan gerak (-), Jejas (-)
P : Krepitasi (-), Fremitus Raba +/+ simetris normal
P : Sonor
A : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen :
I: Flat
A: Bising usus (+) normal
P: Tympani, pekak hepar +
P: Soepel, nyeri tekan -, defans muskular -
Ekstremitas :
AH : ekstrimitas superior +/+, ekstrimitas inferior +/+ (status lokalis)
Oedema : ekstrimitas superior -/-, ekstrimitas inferior -/-
Status Lokalis
Regio Glutteus:
ASSESMENT
Ulkus Dekubitus + Paraplegia Ext Sup. e.c Spinal Cord Injury
PLANNING
Terapi :
Pro debridement,
30
DAFTAR PUSTAKA
Kadir,Subhan.2007.Dekubitus.http://subhankadir.wordpress.com/2007/08/20/deku
bitus/ Diakses pada tanggal 27 November 2013)
Wicaksono, Emirza Nur. 2013. Ulkus Dekubitus. Diakses dari www.
Emirzanurwicaksono.blog.unissula.ac.id pada tanggal 27 November 2013