Tabel 1.1 Daftar Anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
No Nama Kedudu L/ Umur Pendidik Pekerjaa Pasien Ket
kan P (Tahun an n Klinik
dalam ) Terakhir (Y/T)
keluarga
1
LAPORAN HOME VISIT DOKTER KELUARGA
Tabel 1.2 Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode
pembinaan)
Tanggal Tingkat Paraf Paraf Keterangan
Pemahaman Pembimbing
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
4
Laporan ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh faktor
lingkungan, psikososial, perilaku dan faktor genetik terhadap
kejadian hipertensi.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kehidupan pasien dalam keluarga melalui APGAR
yang berkaitan dengan kejadian hipertensi.
b. Mengidentifikasi faktor sosial ekonomi pasien melalui SCREEM
yang berkaitan dengan kejadian hipertensi.
c. Mengidentifikasi faktor keturunan pasien melalui Genogram yang
berkaitan dengan kejadian hipertensi.
d. Mengidentifikasi faktor pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan
keteraturan kontrol pasien hipertensi.
e. Mengidentifikasi perilaku pasien terkait dengan kejadian hipertensi.
f. Mengidentifikasi faktor lingkungan yang berkaitan dengan kejadian
hipertensi.
1.4 Manfaat
Manfaat hasil kegiatan Home Visit bagi:
a. Pasien dan keluarganya
Sebagai pendekatan dalam pemberian informasi mengenai
hipertensi yang diderita pasien serta hubungan terhadap sosial,
ekonomi, pelayanan kesehatan, perilaku pasien, dan faktor lingkungan,
sehingga mendapatkan pemahaman dan informasi yang baik.
b. Pelayanan kesehatan
Sebagai sumber evaluasi dalam memberikan pelayanan terhadap
kejadian hipertensi yang dialami oleh pasien
c. Dokter Muda
Sebagai pengetahuan tentang penatalaksaan hipertensi secara
holistik dan komprehensif.
5
BAB II
HASIL KUNJUNGAN
Nama : Tn. S
Umur : 56 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Alamat : Dusun Banjar Bendo RT. 2/RW. 1 Kec.
Sidoarjo,Sidoarjo
Suku : Jawa
Tanggal periksa : 8 mei 2018
2.1.2 Anamnesis
a. Keluhan Utama
6
c. Riwayat Penyakit Dahulu:
7
10 m2 dan letaknya berdekatan dengan rumah tetangga lainnya. Rumah
memiliki wc, sumber air yang dimiliki pasien adalah air sumur yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan
mencuci baju tampak cukup bersih, terdapat jendela pada ruang
keluarga hanya di ruang tamu dan kamar tidur, dapur kurang tertata
rapi. Suasana sekitar rumah pasien tampak cukup bersih. Sebelah
rumah pasien saling berdempetan dengan tetangga.
g. Riwayat Gizi.
Pasien sehari-hari makan 2-3 kali/hari dengan nasi sepiring
lengkap dengan sayur, lauk pauk seperti telur, tahu, tempe. Pasien
sering menkonsumsi teh manis pada pagi hari dan gorengan pada sore
hari. Kesan status gizi cukup.
2.1.3 Anamnesis Sistem
a. Kulit : warna kulit sawo matang, kulit gatal (-)
b. Kepala : sakit kepala (+), rambut kepala tidak ron-
tok.
c. Mata : penglihatan kabur (-)
d. Hidung : tersumbat (-), mimisan (-)
e. Telinga : pendengaran berkurang (-), berdengung (-),
keluar cairan (-)
f. Mulut : sariawan (-), mulut kering (-)
g. Tenggorokan : sakit menelan (-), serak (-)
h. Pernafasan : sesak nafas (-), batuk (-), mengi (-), batuk
darah (-)
i. Kadiovaskuler : berdebar-debar (-), nyeri dada (-)
j. Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), nafsu makan baik, ny-
eri perut (-), BAB tidak ada keluhan
k. Genitourinaria : BAK lancar,warna kekuningan
l. Neurologik : kejang (-), lumpuh (-)
m. Psikiatrik : emosi stabil, mudah marah (-)
n. Muskuloskeletal : kaku sendi (-), nyeri lutut (-), nyeri otot (-)
8
o. Ekstremitas : Motorik : DBN, kesemutan (-) pada kedua
ekstremitas bawah
2.2 Pemeriksaan Fisik
2.2.1 Keadaan Umum
Cukup, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi kesan
cukup.
2.2.2 Tanda Vital dan Status Gizi
a. Tanda Vital
a) Tensi : 150/90 mmHg
b) Nadi : 88 x/menit, regular
c) Pernafasan : 20 x/menit
d) Suhu : 36,5oC
b. Status gizi (BMI) :
a) BB : 65 kg
b) TB : 170 cm
c) BMI : 22,5 (normal)
1) Kulit
a. Warna : sawo matang, ikterik (-), sianosis (-).
b. Kepala : tidak ada luka, rambut tidak mudah dicabut
2) Mata
a. Conjunctiva anemis (-/-)
b. Sklera ikterik (-/-)
c. Pupil isokor (3mm/3mm)
d. Reflek kornea (+/+)
e. Katarak (-/-)
f. Radang/conjunctivitis/uveitis (-/-)
3) Hidung
a. Nafas cuping hidung (-/-)
b. Sekret (-/-)
c. Epistaksis (-/-)
d. Deformitas hidung (-)
9
4) Mulut
a. Bibir pucat (-)
b. Lidah kotor (-)
c. Papil lidah atrofi (-)
d. Tepi lidah hiperemis (-)
5) Telinga
a. Sekret (-/-)
b. Othorea (-/-)
c. Cuping telinga dalam batas normal
6) Tenggorokan
a. Tonsil T1/T1
b. Pharing hiperemis (-/-)
7) Leher
JVP tidak meningkat, pembesaran kelenjar tiroid & limfe (-)
8) Thoraks
Simetris (+/+), retraksi (-)
a. Cor : I : ictus cordis tampak
P : ictus cordis kuat angkat
P : batas kiri atas : ICS II Parasternal line Sinistra
batas kanan atas : ICS II Parasternal lineDextra
batas kiri bawah : ICS V Midclavicular line Sinistra
batas kanan bawah : ICS IV Parasternal line Dextra
batas jantung kesan tidak melebar
A : S1 tunggal,S2 tunggal.Murmur (-), bising (-)
b. Pulmo:
Pemeriksaan dilakukan dari depan dan belakang, posisi berbaring
dan duduk.
I : Simetris (+/+)
P : fremitus raba kiri sama dengan kanan
P : sonor/sonor
10
A: suara dasar vesikuler Rhonki Wheezing
- - - -
+ +
- - - -
+ +
- - - -
+ +
9) Abdomen
I : Scar (-), bekas operasi (-) Spidernevi (-)
A : bising usus (+) normal
P : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba
P : timpani seluruh lapang perut
10) Sistem Collumna Vertebralis
I :deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)
P : nyeri tekan (-)
P : NKCV (-)
11) Ektremitas: Akral hangat (+), edema (-), CRT <2’
12) Sistem genetalia: dalam batas normal
13) Pemeriksaan Neurologik
Fungsi Luhur : dalam batas normal
Fungsi Vegetatif : dalam batas normal
Fungsi Sensorik : dalam batas normal
Fungsi motorik : dalam batas normal
14) Pemeriksaan Psikiatrik
Penampilan : baik, perawatan diri cukup
Kesadaran : kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos
mentis
Afek : appropriate
Psikomotor : normoaktif
Proses pikir : tidak dievaluasi
11
Belum dilakukan
Usul pemeriksaan penunjang tambahan :
o Kolesterol total
o Trigliserida
o Ureum
o Kreatinin
2.2.4 Resume
2.2.6 Penatalaksanaan
Non medika mentosa
1. Non Medika mentosa
a) Olahraga teratur
12
b) Diet rendah garam
c) Menghindari makanan yang mengandung MSG dan yang
berminyak
d) Mengikuti kegiatan Posbindu PTM
2. Medikamentosa
Yang di dapat pasien dari Puskesmas:
Belum mendapatkan pengobatan
Pengobatan yang di usulkan:
Amlodipin 1x 5 mg
2.2.7 PROGNOSIS
Dubia ad bonam
Keluarga terdiri dari pasien (Tn. S), anak pasien (Tn.A), menantu
keluarga ini. Hubungan diantara mereka cukup dekat antara satu dengan
yang lain. Hubungan dengan anak pasien yang lain juga terjalin cukup
13
secara musyawarah dan mencari jalan tengah, serta dibiasakan sikap
saling tolong menolong baik fisik, dukungan mental, maupun jika ada
per bulan.
14
2.4 FUNGSI FISIOLOGIS (APGAR SCORE)
15
dilarang oleh keluarganya dalam berobat, maupun beraktivitas, bila pasien
akan memulai merubah pola makan dan berolahraga pasien tidak dilarang
oleh keluarganya.
2.4.4 AFFECTION
Hubungan pasien dengan anak keduaserta menantunya yang
tinggal dirumah pasien sangat dekat dan saling menyayangi. Anak lain
yang tidak tinggal serumah dengan pasien tetap memberikan perhatian
pada pasien terhadap kesehatan dan keseharian pasien, serta mereka
semua saling menyayangi.
2.4.5 RESOLVE
Pasien merasa cukup puas dengan kebersamaan dan waktu yang ia
dapatkan dari anak-anaknya, menantu serta cucu pasien.
Tabel 2.3 Skor APGAR Tn. S
APGAR Tn.S Terhadap Keluarga Sering Kadang Jarang/tidak
/selalu -kadang
16
saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 10 fungsi keluarga dalam keadaan baik
17
Tn. A merupakan anak nomer 2 dari pasien yang tinggal serumah
dengan pasien. Tn.A merupakan seorang yang bekerja. Meskipun Tn.A
jarang di rumah, namun ketika pulang bekerja Tn.A selalu
menyempatkan diri berbicara dan berinteraksi dengan Tn.S. Tn.A sangat
mengupayakan pengobatan yang maksimal pada Tn.S.
2.5 FUNGSI PATOLOGIS (S.C.R.E.E.M)
18
pendidikan dan pengetahuan orang tua masih rendah.
Kemampuan untuk memperoleh dan memiliki fasilitas
pendidikan seperti buku-buku, koran dan internet
terbatas.
Medical Tidak mampu membiayai pelayanan kesehatan yang
lebih baik. Dalam mencari pelayanan kesehatan
keluarga ini biasanya menggunakan Puskesmas dengan
+
metode pembayaran ditanggung sendiri Pasien dan
keluarga rutin berobat ke Puskesmas karena mudah
dijangkau dan letaknya dekat.
Keterangan :
kesehatan yang lebih baik, demi mendapatkan hasil yang lebih baik
Kesimpulan :
19
2.6 KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Tn. Ny.
A M
An.
A
= Laki-Laki
= Perempuan
= Pasien
20
2.6.1 INFORMASI POLA INTERAKSI KELUARGA
Hubungan baik dan hubungan tidak baik antar anggota keluarga
Tn. S, Tn.A
56 tahun 32 tahun
Ny. M
30 tahun An. A,
10 Tahun
21
Jawab : Istri mendukung apa yang dilakukan suami karena ia
3. Ketika anak seperti itu apa yang dilakukan anggota keluarga yang lain?
Jawab: Keluarga sejauh ini mendukung apa yang di lakukan anak dan
6. Selanjutnya siapa ?
22
khusunya tentang Hipertensi. Pasien tinggal di rumahnya bersama anak
keduanya dan menantunya. Namun anaknya hanya dirumah saat sore
sepulang bekerja. Sementara anak yang lainnya telah memiliki keluarga dan
tinggal terpisah dengan pasien. Pasien mulai mengetahui peyakitnya sejak
tahun 2018, dan memulai pengobatan pada tahu 2018.
Lingkungan didalam rumah pasien kurang tertata dengan baik. Dalam
hal kebersihan rumah dinilai kotor dan tidak rapi. Mereka juga menata
perabot rumah dengan sembarang tempat. Keluarga ini memiliki jamban
sendiri didalam rumahnya.
2.7.2 Faktor Non Perilaku
23
2.7.3.2 Denah Rumah
10 m
U
Kamar Kamar
Tidur Mandi
S
Kamar Dapur
Tidur
10 m
Ruang Tamu
24
BAB III
PEMBAHASAN
Faktor genetic:
Pelayanan
Kesehatan:
Tn.S 1. Kehadiran
pasien pasien
Faktor Lingkungan Hipertensi
yang kurang
2. Kurangnya
1. Pendidikan yang sosialisasi
kurang mengenai
hipertensi oleh
petugas
kesehatan
setempat
Faktor Perilaku
Gaya hidup (terkait):
Pola makan yang kurang sehat
Tidak pernah olahraga
Tidak pernah mengikuti Posbindu
25
3.1 PEMBAHASAN
26
Hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi seperti
stroke, kelemahan jantung, penyakit jantung koroner (PJK),
gangguan ginjal dan lain-lain yang berakibat pada kelemahan
fungsi dari organ vital seperti otak, ginjal dan jantung yang dapat
berakibat kecacatan bahkan kematian. Hipertensi atau yang
disebut the silent killer yang merupakan salah satu faktor resiko
paling berpengaruh penyebab penyakit jantung (cardiovascular)
(Soedirjo, 2008).
4 Faktor Risiko
a. Faktor Genetik
b. Faktor Lingkungan
27
ditimbulkan, pencegahan serta penanganan penyakit tersebut. Dimana hal
berkumpul dan bertukar fikiran, serta lebih aktif pada kegiatan posbindu
c. Faktor Perilaku
yang teratur. Hal tersebut dapat menurunkan kadar gula serta tekanan
darah pasien. Pola makan pasien harus sangat diatur karena dari pola
pasien.
28
P : Prioritas jalan keluar
M : Maknitude, besarnya masalah yang bias diatasi apabila solusi ini
dilaksanakan (turunnya prevalensi dan besarnya masalah ini)
I : Implementasi, kelanggengan selesainya masalah.
V : Valiability, sensitifnya dalam mengatasi masalah
C : Cost, biaya yang diperlukan
29
3.3 Uraian Kegiatan
30
kerja hipertensi penduduk
Puskesmas tiap
Urangagung kelurahan
dan Petugas yang
Kesehatan menderita
Hipertensi
Mendata
jumlah
pasien
Hipertensi
disetiap
kelurahan
31
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Segi Biologis:
a. Tn. S (56 tahun) menderita Hipertensi.
b. Rumah dan lingkungan sekitar keluarga Tn.S kurang sehat.
c. Kurangnya hygenitas diri dan keluarga.
2. Segi Psikologis:
a. Tingkat kepatuhan dalam mengonsumsi obat kurang baik,
sehingga kurang mendukung untuk proses penyembuhan penyakit
yang diderita pasien.
3. Segi Sosial Ekonomi:
a. Tidak ada masalah dari segi sosial masyarakat
b. Ada masalah dari segi ekonomi dalam keluarga ini yang berpen-
garuh terhadap pelayanan kesehatan yang didapatkan termasuk
informasi tentang kesehatan keluarga.
4. Segi Lingkungan:
Rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggal pasien kurang
sehat.
5. Segi Fisik:
Pengetahuan akan Hipertensi yang masih rendah
4.2 SARAN
1. Promotif :
Memberikan pengertian kepada penderita dan anggota keluarga mengenai
penyakit Diabetes melitus dan hipertensi dan merupakan penyakit yang
harus dikontrol dengan pengobatan teratur dan diet yang baik.
32
2. Preventtif :
a) Olahraga teratur
b) Diet rendah karbohidrat
c) Diet rendah garam
d) Menghindari makanan yang mengandung MSG dan yang berminyak
d) Mengikuti kegiatan Posbindu PTM
33
DAFTAR PUSTAKA
34
LAMPIRAN
Keluarga Tn. S
35
Proses heteroanamnesis pasien
36
Rumah Pasien
37