Anda di halaman 1dari 19

STUDI KASUS PASIEN HIPERTENSI GRADE II PADA PASIEN USIA LANJUT DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN

PENJARINGAN JANUARI 2013

Oleh : Kelompok I Farah Primadani Kaurow 110.2007.112 Pembimbing: DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes

MODUL KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA 2013

LEMBAR PERSETUJUAN Laporan studi kasus Hipertensi Grade II pada Ny.R dengan pendekatan kedokteran keluarga di Puskesmas Kecamatan Penjaringan pada periode 21 Januari - 1 Februari 2013 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI bagian Kedokteran Keluarga. Jakarta, Januari 2013 Pembimbing

DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb Puji dan syukur Saya panjatkan Kehadirat Allah SWT atas Karunia dan Hidayah-Nya sehingga tugas Studi Kasus Pasien dengan menggunakan penerapan pendekatan Ilmu Kedokteran Keluarga dengan judul Hipertensi Grade II pada Ny.R di Puskesmas Kecamatan Penjaringan Periode 21 Januari - 1 Februari 2013 dapat diselesaikan. Tujuan pembuatan Studi Kasus Pasien dengan penerapan pendekatan Kedokteran Keluarga ini sebagai salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI untuk periode 21 Januari - 22 Februari 2013. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof.Dr. Hj. Qomariyah RS MS PKK DK AIFM selaku guru besar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI 2. DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukan yang bersifat membangun sekaligus sebagai Kepala SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI 3. Dr. Sugma Agung Purbowo, MD, MARS selaku Koordinator Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI 4. Dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH, Dr. Citra Dewi, M.Kes, Dr. Dian Mardhiyah M.KK, Dr. Fathul Jannah, M.Si, Ibu Rifda Wulansari, S.P, M.Kes, dr. Dini selaku dosen Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI 5. Seluruh staf Puskesmas Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara yang telah memberikan bimbingan dan data untuk kelancaran pembuatan Studi Kasus Pasien ini 6. Seluruh Rekan Sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerja sama sehingga tersusun laporan ini Dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Wassalamualaikum Wr.Wb. Jakarta, Januari 2013 Penulis 3

BERKAS PASIEN A. Identitas Pasien Nama Jenis Kelamin Usia Pekerjaan Pendidikan Agama Suku Bangsa Alamat No. RM B. Anamnesa Dilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 28 Januari 2013 pukul 10.30 WIB di BPU Puskesmas Kecamatan Penjaringan 1. Keluhan Utama: Nyeri kepala 2. Keluhan Tambahan: Leher terasa kaku 3. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Penjaringan diantar oleh suaminya dengan keluhan nyeri kepala sejak 3 hari yang lalu. Keluhan dirasakan terus menerus namun tidak sampai membuat aktivitas pasien sehari-hari terganggu. Nyeri kepala terasa seperti ditekan-tekan dan seringkali dirasakan di seluruh kepala. Keluhan adanya mual dan muntah disangkal oleh pasien. Keluhan adanya pilek berulang disetai nyeri pada tulangtulang wajah khususnya daerah pipi, dahi dan pangkal hidung disangkal oleh pasien. Pasien juga mengeluhkan lehernya terasa kaku sejak 3 hari yang lalu, namun pasien masih bisa menggerakkan lehernya secara bebas. Riwayat adanya trauma daerah kepala dan leher disangkal oleh pasien. Riwayat keluhan serupa sering dialami pasien sejak 5 tahun terakhir, dan biasanya muncul bila pasien kelelahan atau bila pasien banyak pikiran. Pasien juga mengaku sering mudah emosi dan marah-marah akhir-akhir ini. Pasien mengatakan dirinya mempunyai riwayat tekanan darah tinggi yang telah diketahuinya sejak 5 tahun yang lalu. Pertama kali dirinya mengetahui dirinya menderita tekanan darah tinggi saat berobat ke Puskesmas Kecamatan Penjaringan dengan keluhan 4 : Ny. R : Perempuan : 61 tahun : Ibu Rumah Tangga : SMP : Islam : Jawa : Muara Karang Timur Penjaringan : 83878

Tanggal Berobat : 28 Januari 2013

nyeri kepala. Pada saat itu dilakukan pemeriksaan tekanan darah, dan hasilnya tinggi, yaitu 160/100 mmHg. Namun pasien tidak berobat rutin semenjak didiagnosis dengan tekanan darah tinggi. Hal dikarenakan pasien sudah merasa keadaannya membaik setelah minum obat tekanan darah yang didapat selama 5 hari, sehingga dirinya berobat hanya bila ada keluhan saja. Dari keterangan pasien, dokter yang memeriksa dirinya pertama kali sudah memberitahukan bahwa pasien harus kembali kontrol bila obat mau habis. Riwayat sesak nafas bila bekerja berat atau melakukan aktivitas berat, atau harus menggunakan dua bantal bila tidur disangkal oleh pasien. Keluhan adanya penurunan penglihatan secara tiba-tiba/ mendadak disangkal oleh pasien. Riwayat adanya kelemahan anggota badan/ stroke disangkal oleh pasien. Sehari-hari pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. 4. Riwayat Penyakit Dahulu: Pasien mengatakan dirinya mempunyai riwayat penyakit tekanan darah tinggi sejak 5 tahun yang lalu, namun tidak rutin berobat. Pasien hanya berobat bila ada keluhan Riwayat asma, diabetes mellitus, TB paru disangkal oleh pasien 5. Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat hipertensi, asma, diabetes melitus dan TB paru dalam keluarga disangkal 6. Riwayat Sosial Ekonomi Pasien tinggal di rumah milik sendiri bersama suaminya, dan satu keluarga lainnya yang beranggotakan 3 orang, yang bertinggal di salah satu kamar keluarga pasangan Ny.R yang dikontrakkan sejak 1 tahun terakhir. Pasien sudah tinggal di rumahnya yang saat ini sejak 15 tahun. Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Suami pasien bekerja sebagai pedagang keliling alat-alat rumah tangga dengan menggunakan gerobak. Pekerjaan ini sudah ditekuni Tn.D sejak 15 tahun yang lalu. Penghasilan yang didapat tidak menentu setiap harinya. Dalam sebulan berkisar antara Rp.150.000 hingga Rp.200.000. Dengan penghasilan ini, keluarga pasangan Tn.D dan Ny.R tidak dapat menabung karena uangnya habis untuk keperluan sehari-hari. Keluarga ini mendapatkan bantuan keuangan dari anak pertamanya yang bekerja sebagai kuli bangunan. 5

Menurut pasien, dirinya merupakan seseorang yang cukup aktif dalam bergaul di lingkungan tempat tinggalnya. Dirinya suka mengikuti kegiatan pengajian dan acara perkumpulan lainnya bersama tetangga-tetangga di RT/RW setempat. Begitu pula dengan suaminya yang mengikuti kegiatan ronde tiap 3 malam sekali. 7. Riwayat Kebiasaan: Pasien dan suami memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari, dan lebih sering memasak. Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung garam dan penyedap rasa, seperti ikan asin, telor asin, sayur lodeh dan sayur asam yang diberi garam dan penyedap rasa. Namun semenjak didiagnosis dengan penyakit tekanan darah tinggi 5 tahun yang lalu pasien mulai mengurangi menambahkan garam dan penyedap rasa dalam masakannya sehari-hari. Pasien menyangkal riwayat keluarga mengkonsumsi minum-minuman beralkohol. Keluarga Ny.R tidak ada yang memiliki kebiasaan merokok. Untuk pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu, memasak dikerjakan oleh pasien. Terkadang Tn. D dan Ny. R harus membantu mengurus cucunya yang berusia 2 tahun. C. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan Umum : Sedang 2. Vital sign: Kesadaran Tek. Darah Frek. Nadi Suhu 3. Status Generalis: Kepala Mata kedua pupil + Leher cmH2O Thoraks : Cor : BJ I BJ II reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo : Suara nafas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-) : Tidak teraba pembesaran KGB dan kelenjar tiroid. JVP 5+0 : Normal, rambut lurus, tidak mudah dicabut, sudah beruban : Konjungitva tidak anemis, sklera tidak ikterik, refleks cahaya : Compos Mentis : 180/120 mmHg : 88 x/menit : 36,7C

Frek Pernapasan : 22x/menit

Abdomen Ekstremitas BB TB BB Ideal Status Gizi IMT

: Tampak datar, simetris, bising usus (+) normal, hepar dan lien tidak teraba membesar : Akral hangat, edema (-), kekuatan otot normal : 60 kg : 152 cm : (152-100) (10 % x 52) = 46,8 kg : (BB aktual : BB ideal) x 100 % = 60 : 46,8 x 100 % = 128,2 % (BB berlebih) : (BB : TB (m2)) = 60 : 2,310 = 25,9

D. Pemeriksaan Penunjang Tidak dilakukan BERKAS KELUARGA A. Profil Keluarga 1. Karakteristik Keluarga a. Identitas Kepala Keluarga: Suami pasien bernama Tn. D berusia 65 tahun b. Identitas Pasangan: Pasien bernama Ny. R berusia 61 tahun c. Struktur Komposisi Keluarga: Tabel 1 Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah Kedudukan No 1. 2. Nama Tn. D Ny.. R dalam Keluarga Kepala Keluarga Istri Gender Umur L P 65 th 61 th Pendidikan SMP SMP Pekerjaan Pensiun Ibu rumah tangga Keterangan Tambahan Pemilik rumah Pasien

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup 7

a. Lingkungan Tempat Tinggal Tabel 2 Lingkungan Tempat Tinggal Status kepemilikan rumah: menumpang/ kontrak /hibah /milik sendiri Daerah perumahan: kumuh /padat bersih /berjauhan /mewah Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan Luas rumah: 5 x 5 m2 Keluarga Ny. R tinggal di rumah milik Jumlah penghuni dalam satu rumah: 5 orang ( 3 sendiri dengan lingkungan sekitar yang orang lainnya merupakan 1 keluarga yang kumuh. Namun ketersediaan air bersih, mengkontrak di kamar keluarga pasangan Ny.R) jamban keluarga serta tempat Luas halaman rumah: Tidak ada halaman pembuangan sampah cukup baik. Bertingkat Lantai rumah dari: Keramik Dinding rumah dari: Tembok Saat bencana banjir terjadi, rumah Jamban keluarga: Ada Tempat bermain: Tidak ada pasien terkena banjir setinggi paha Penerangan listrik: 200 watt orang dewasa sekitar 1 meter. Saat itu Ketersediaan air bersih: Ada Tempat pembuangan sampah : Ada pasien dan suami tidak mengungsi. Mereka berdua tinggal di lantai 2 rumah mereka.

Gambar Denah Rumah Keluarga Pasangan Tn.D dan Ny.R

b. Kepemilikan barang-barang berharga: ( Kendaraan, elektronik, peralatan RT ) - 1 buah televisi - 2 buah kipas angin - 1 buah handphone - 1 buah kompor gas ( tabung 3 kg) - 1 buah lemari pendingin 3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga: a. Sebutkan jenis tempat berobat : Puskesmas b. Balita: KMS (-) c. Asuransi/Jaminan kesehatan: Kartu Jakarta Sehat

10

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas) Tabel 3 Pelayanan Kesehatan Faktor Keterangan Cara mencapai pusat pelayanan Angkot kesehatan Tarif pelayanan kesehatan Kualitas pelayanan kesehatan Gratis Cukup memuaskan Kesimpulan Pasien jika mengalami sakit dirinya langsung berobat ke Puskesmas. Karena biayanya yang murah dan jarak yang tidak terlalu jauh dari rumah pasien, sehingga dapat ditempuh dengan naik angkot. Dan pasien juga merasa cukup puas dengan pelayanan yang ada di Puskesmas Kecamatan Penjaringan.

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga a. Kebiasaan makan: Menu makanan sehari-hari keluarga Tn. D dan Ny. R tidak menentu. Menu makanan yang paling disukai adalah makanan sederhana, seperti tempe, tahu, telor, sayur berkuah dan jarang mengkonsumsi buah-buahan. Pasien juga masih suka mengkonsumsi ikan asin namun tidak sesering dulu. Sekarang pasien makan ikan asin kurang lebih 1x tiap minggunya. b. Menerapkan pola gizi seimbang: Keluarga Tn. D dan Ny.R tidak terlalu memperhatikan pola makan gizi seimbang dari menu makanan sehari-hari, karena pengetahuan mengenai pola makan gizi seimbang kurang. Pola makan pasien selama 3 hari terakhir sebagai berikut: - Tanggal 25 Januari 2013 Pagi Siang Malam : bubur : nasi, ikan asin, sayur, : nasi, tempe, sayur

11

- Tanggal 26 Januari 2013 Pagi Siang Malam : bubur : nasi, telor, tahu : nasi, telur asin, tahu

- Tanggal 27 Januari 2013 Pagi Siang Malam : bubur : nasi, tempe, sayur lodeh : nasi, tahu, sayur lodeh

6. Pola Dukungan Keluarga a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga: Pasien selalu didukung untuk berobat oleh suaminya. Bahkan suami pasien selalu mengantar pasien berobat ke Puskesmas tiap kali pasien ingin berobat. b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga: Dalam penatalaksanaan penyakit pada Ny.R ini peran serta aktif dari seluruh anggota keluarga kurang, terutama dalam mengawasi pola makan pasien seharihari. Keluarga selalu dituntut untuk selalu memberi dukungan dan selalu mengingatkan pasien agar meminum obat secara teratur dan rajin kontrol berobat serta mengingatkan agar pasien tetap patuh terhadap anjuran dokter yang berhubungan dengan pemulihan kesehatan. B. Genogram 1. Bentuk keluarga: Keluarga terdiri atas 3 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama Tn. D berusia 65 tahun yang merupakan suami pasien Ny. R berusia 61 tahun. Bentuk keluarga adalah Usila (Usia lanjut) dengan pimpinan keluarga pasangan usia lansia. 2. Tahapan siklus keluarga: Tahapan siklus keluarga Tn. D dan Ny. R termasuk ke dalam beberapa tahap diantaranya : Tahap keluarga dengan anak-anak yang dewasa (The Family with adolescent) 12

Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga (Launching Family) Tn. D sebagai kepala keluarga menikah dengan Ny. R (pasien), dan memiliki 2

orang anak. Anak pertama bernama Tn. T menikah dengan Ny. R dan telah mempunyai satu orang anak yang bernama An. B berusia 2 tahun. Mereka telah memiliki rumah sendiri dan tinggal dekat dengan rumah pasien. Anak kedua bernama Nn. N dan saat ini sedang bekerja di Arab Saudi sebagai TKW sejak 5 tahun yang lalu. 3. Family Map (gambar)

Sudah meninggal Sudah meninggal saat Sudah meninggal saat berusia 34 th berusia 41th karena saat berusia 70 th kecelakaan karena usia tua

Sudah meninggal saat berusia 62 th karena usia tua

Tn. D 65 th

Ny.R 61 th

Tn. T 37 th

Ny.R 36 th

Nn.N 29 th

An.B 2 th

Keterangan : : Pasien / penderita : Laki-laki : Perempuan : Tinggal satu rumah : Meninggal

13

C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga 1. Masalah dalam organisasi keluarga : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, dan tidak mempunyai keahlian khusus yang dapat digunakan untuk mencari penghasilan atau melamar pekerjaan. Suami pasien adalah lansia dan bekerja sebagai pedagang alatalat rumah tangga dengan menggunakan gerobak keliling. Anak pertama dan kedua sudah tidak lagi tinggal bersama pasien. Sehingga dalam mengingatkan pasien untuk berobat kurang dalam keluarga ini. Hubungan yang terjalin sesama anggota keluarga cukup baik. 2. Masalah dalam fungsi biologis: Saat ini pasien menderita hipertensi grade II yang sudah dideritanya selama 5 tahun terakhir. 3. Masalah dalam fungsi psikologis: Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang sibuk mengurus keluarga dan rumah. Suami dan kedua anak pasien sibuk bekerja sehingga dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien kurang. 4. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan: Sumber penghasilan utama pada keluarga adalah dari suami yang merupakan pedagang alat-alat rumah tangga keliling, terkadang mendapat uang tambahan dari anak pertamanya. Untuk biaya kesehatan, pasien telah memiliki Kartu Jakarta Sehat dari program kesehatan Pemerintah Provinsi DKI. Dengan begitu pasien dapat berobat gratis. 5. Masalah lingkungan: Lingkungan rumah pasien kurang baik. Kebersihan lingkungan kurang terjaga karena merupakan lingkungan yang kumuh, serta padat sehingga jarak antar rumah saling berdekatan. 6. Masalah perilaku kesehatan: Keluarga kurang mengerti akan pentingnya

kesehatan dan pemeliharaan kesehatan, sehingga usaha dalam merubah pola makan dan gaya hidup kurang diperhatikan D. Diagnosis Holistik (Multiaksial) 1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran) 14

Pasien datang berobat ke Puskesmas diantar oleh suaminya, karena jarak yang dekat dan biaya yang gratis serta kualitas pelayanan kesehatan yang dirasakan cukup memuaskan. Pasien tidak rutin berobat, dirinya hanya berobat bila merasa ada keluhan. Pasien sangat mengharapkan dirinya dapat sembuh dari penyakit tekanan darah tingginya dengan mengkonsumsi obat-obatan yang didapat dari dokter di Puskesmas. Kekhawatiran pasien saat ini adalah dirinya harus minum obat seumur hidup sehingga dirinya merasa takut akan ketergantungan obat. 2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding) Diagnosis kerja : Hipertensi Grade II 3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien) Untuk kesehariannya pasien sering lupa untuk kontrol makanan yang dikonsumsinya. Pasien masih suka makanan dengan kadar garam yang tinggi. Selain itu pasien masih melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat sehingga sering menimbulkan nyeri kepala dan meningkatkan tingkat stress pada diri pasien, yang pada akhirnya dapat meningkatkan tekanan darahnya. Hal yang sering menimbulkan stress pada pasien adalah bila tidak mempunyai uang untuk keperluan sehari-hari serta bila ingat anak keduanya yang bekerja sebagai TKW di Arab Saudi sejak 5 tahun terakhir. Dari keterangan pasien, dirinya belum pernah ketemu dengan anaknya tersebut sejak bekerja di Arab Saudi. Selain itu, pasien malas untuk berobat ke dokter dan kontrol tekanan darahnya. Pasien hanya pergi berobat bila ada keluhan. Pasien adalah seorang muslim dan tidak pernah melewatkan sholat lima waktu, walaupun terkadang sholatnya tidak tepat waktu. Pasien juga sering mengaji dan turut serta ikut pengajian sebulan sekali di mesjid RT setempat. 4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien) Keluarga pasien kurang memperhatikan kondisi penyakit pasien, jarang mengingatkan untuk menjaga pola makan dan kegiatan sehari-hari pasien. Selain itu keluarga ini masih memiliki kesadaran yang kurang akan pentingnya kesehatan. Dari keterangan pasien suaminya sering mengingatkan pasien untuk control namun pasien yang malas untuk berobat. 15

5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik di dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental) Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan dapat dijalankan sendiri oleh pasien. E. Rencana Pelaksanaan Tabel 4 Rencana Penatalaksanaan
Aspek Aspek personal Kegiatan -Menjelaskan kepada pasien untuk tetap rajin kontrol berobat dan mengikuti saran dokter untuk kesembuhan penyakitnya. - Menjelaskan bahwa penyakit osteoartritis adalah penyakit yang disebabkan adanya gangguan fungsi sendi yang berhubungan dengan aktivitas, maupun proses penuaan yang biasanya menyerang sendi besar seperti (panggul,tulang belakang). Aspek klinik -Memberikan obat penurun tekanan darah Captopril dengan dosis 3 x 25 mg sehari -Memberikan obat pengencer darah untuk menghindari efek samping dari peningkatan tekanan darah aspirin 2x 1 tablet sehari -Menjelaskan fungsi obat yang bekerja dalam penurunan tekanan darah tinggi, cara kerja serta efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat -Menganjurkan pasien untuk berkonsultasi dengan bagian gizi untuk menetapkan pola makan pasien sehari-hari Pasien Pada saat kunjungan ke Puskesmas Sasaran Pasien Waktu Pada saat kunjungan ke Puskesmas Hasil diharapkan -Pasien menjaga agar penyakitnya tidak bertambah parah. -Pasien mengetahui tentang penyakitnya Biaya Keterangan

-Pasien dapat memiliki tekanan darah yang dalam rentang normal - Pasien mengerti akan pentingnya obat, khasiat obat dan cara penggunaan obat secara tepat untuk proses penyembuhan serta mencegah komplikasi -Pasien dapat mengetahui perkembangan penyakitnya dan mendapatkan pemulihan.

16

-Menganjurkan pasien untuk rutin berobat dan control tekanan darah Aspek risiko internal -Memberi edukasi pada pasien untuk merubah pola makan, menghindari makanan dengan kandungan garam dan kolesterol tinggi -Menyarankan untuk rutin berobat Aspek psikososial keluarga -Edukasi keluarga untuk tetap memberi dukungan kepada pasien seperti mengingatkan untuk meminum obat secara teratur, mengantarkan berobat agar dapat menjaga kesehatannya dengan pola makan yang baik -Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk meningkatkan komunikasi yang baik dengan pasien. -Memberi penyuluhan akan pentingnya kesehatan Aspek fungsional -Menyarankan pasien untuk tidak melakukan aktivitas berlebihan dan menasehati keluarga untuk ikut berperan dalam menjalankan pekerjaan rumah tangga sehari-hari untuk membantu pasien dan tidak membebankannya pada pasien Pasien dan keluarga Pada saat kunjungan kerumah Pasien dan keluarga Pada saat kunjungan ke rumah Pasien dan keluarga Pada saat kunjungan ke rumah -Pasien menghindari makanan dengan kandungan garam yang tinggi -Mengurangi resiko tekanan darah tinggi -Keluarga memahami keadaan fisik pasien untuk pemulihan kesehatan pasien. -Keluarga memberi perhatian lebih kepada pasien -Pasien dan keluarganya sadar akan pentingnya hidup sehat Kondisi tubuh pasien lebih sehat dan kuat, meringankan gejala penyakit

F. Analisa Kasus 1. Aspek Personal Keluhan keluhan yang dirasakan pasien saat ini merupakan tanda bahwa pasien memiliki respon kekhawatiran, sehingga bila pasien merasakan keluhan pasien datang berobat ke puskesmas. Hal ini bersesuaian dengan teori perilaku kesehatan dalam bagian perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan ( health seeking 17

behaviour), dimana hal tersebut merupakan respon dari sebuah stimulus (sakit). (Notoatmodjo, 2007). Pasien memiliki harapan untuk melanjutkan hidupnya. Pasien mengatakan ini semua takdir yang diberikan Allah SWT serta pasien ikhlas, dan ingin berobat teratur agar penyakitnya dapat disembuhkan. Pada analisis aspek personal dapat dilihat bahwa pasien adalah seseorang yang memiliki harapan untuk dapat melanjutkan hidupnya. Maka rencana penatalaksanaan menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya, komplikasi penyakitnya, memberikan penjelasan kepada pasien agar pasien termotivasi untuk kontrol rutin ke dokter setiap bulannya secara teratur. Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang dideritanya tidak dapat disembuhkan namun dapat terkontrol bila pasien rutin berobat tiap bulan. Dengan harapan pasien memahami mengenai penyakitnya dan rajin kontrol secara teratur dan pasien mengalami perbaikan dalam status kesehatannya dan kualitas hidup pasien akan meningkat. 2. Aspek Klinis Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien mengalami nyeri kepala tanpa didahului oleh sebab khusus disertaikaku leher sejak 3 hari yang lalu. Disertai keluhan lainnya seperti sering marah-marah atau mudah emosi. Maka rencana penatalaksanaan ialah menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya ialah cobaan hidup dari Allah SWT dan meyakinkannya bahwa dapat dikontrol serta menjelaskan kepada pasien untuk selalu menjaga kesehatan dengan rajin kontrol dan minum obat secara teratur. 3. Aspek Risiko Internal Aspek risiko internal yang perlu diperhatikan adalah pola makan dan faktor kebiasaan, maka rencana penatalaksanaan menjelaskan pola makan sehat dan memberi motivasi untuk berusaha menjaga kesehatan dengan rajin kontrol dan minum obat secara teratur. Dengan hasil yang diharapkan pasien ingin kontrol dan minum obat secara teratur. 4. Aspek Psikososial Keluarga Kurangnya komunikasi antara pasien dengan suaminya menyebabkan kurangnya perhatian dari suami pasien terhadap penyakit yang diderita oleh pasien. 18

Maka rencana pelaksanaan ialah menjelaskan kepada pasien agar dapat mengajak suaminya untuk berpartisipasi ikut serta dalam pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Serta menjelaskan kepada suami pasien mengenai penyakit pasien dan rencana pengobatannya dan pentingnya untuk tetap berobat dan mendukung serta mengingati pasien agar tetap minum obatnya secara rutin dan teratur. Dengan hasil yang diharapkan suami pasien lebih memperhatikan dan memberikan dukungan kepada pasien. 5. Aspek Fungsional Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah. Dengan rencana pelaksanaan menyarankan pasien untuk tidak membenani dirinya sendiri dalam beraktivitas, beraktivitas sesuai dengan kemampuannya, serta tetap melakukan olahraga. Dengan hasil yang diharapkan pasien dapat meningkatkan kualitas hidupnya. G. Prognosis 1. Ad vitam: ad bonam 2. Ad sanasionam: dubia ad bonam 3. Ad fungsionam: dubia ad bonam

19

Anda mungkin juga menyukai