Amira
No. ID dan Nama Wahana : PKC Duren Sawit
Topik: Episode Depresi Ringan
Tanggal (kasus) :20 Mei 2015
Nama Pasien :Nn. S
No. RM :xxxxx
Tanggal presentasi :
Pendamping: dr. Clara Maghdalena
Tempat presentasi:
Obyek presentasi :
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan pustaka
Keilmuan
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Lansia
Bumil
Dewasa
Deskripsi: Seorang pasien perempuan berusia 28 tahun, sedang menjalani pengobatan TB Paru
4 bulan, susah tidur dan penurunan nafsu makan.
Tujuan: menegakkan diagnosis penyakit kejiwaan
Bahan
Tinjauan
Riset
Kasus
Audit
bahasan:
Cara
pustaka
Diskusi
Presentasi dan
Pos
membahas:
diskusi
Data utama untuk bahan diskusi:
Diagnosis/gambaran klinis: Seorang pasien perempuan berusia 28 tahun, agama
Islam, anak ke-3 dari 4 bersaudara, belum menikah, tinggal bersama orangtuanya,
pendidikan terakhir D3.
Pasien sedang menjalankan pengobatan TB paru sejak 4 bulan lalu. Awalnya
menderita batuk lama sekitar 2 bulan lalu, pasien kemudian menjalani pengobatan di PKC
Duren Sawit, setelah di periksa, hasil pemeriksaan BTA (+)
: Pasien
: saudara laki-laki
saudara
perempuan
4. Riwayat pekerjaan: Pasien mulai bekerja sebagai Sales Promotion setelah 3 bulan lulus
D3, saat ini pasien sudah tidak bekerja lagi dengan alasan pasien malu dengan penyakit
yang di deritanya.
5. Lain-lain:
Daftar Pustaka:
a. Mansjoer, A., dkk. Obat-obatan antidepresi. Dalam: Kapita Selekta Kedokteran, Edisi
Ketiga. Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
2000 : 434-437
b. Maslim, Rusdi. Episode Depresi Ringan. Dalam : Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa
Rujukan Ringkas dari PPDGJ III Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa UNIKA
Atmajaya , 2001: 64-65
c. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/antidepressants.html
Hasil pembelajaran:
1. Menegakkan diagnosis Gangguan Jiwa
2. Memberikan penanganan Pasien dengan gangguan jiwa
Awalnya pasien menderita batuk lama sekitar 2 bulan lalu, pasien kemudian
menjalani pengobatan di PKC Duren Sawit, setelah di periksa, hasil pemeriksaan BTA (+)
saat itu pasien mulai menjalankan pengobatan TB Paru. Sejak di diagnosis pasien
menderita TB Paru pasien mulai merasa pesimis dan mulai meninggalkan pekerjaan serta
jarang bergaul dengan teman-temannya. Setelah menjalankan pengobatan keluhan batuk
yang di derita pasien sudah berkurang, tetapi pasien merasa penyakit yang dideritanya
membuatnya menjadi tidak percaya diri lagi, pasien juga mengeluh sulit tidur karena
memikirkan penyakit yang di deritanya.
C. HAL HAL YANG MENDAHULUI SAKIT
1.
Psikiatri
Sekitar 4 yang lalu pasien sudah mengalami perubahan tingkah laku menjadi
pendiam dan kurang bersemangat sejak di diagnosis TB Paru.
2.
Faktor Organis
Kejang (-)
Pasien tidak mempunyai riwayat kejang.
Keracunan (-)
Pasien tidak pernah keracunan.
3.
4.
Faktor Psikososial
a. Faktor Predisposisi
1. Kepribadian premorbid
Pasien tergolong orang yang baik dengan anggota keluarga yang lain,
mudah bergaul dan senang bersosialisasi.
2. Kasih sayang
Pasien cukup mendapatkan kasih sayang dari keluarganya.
3. Sosial ekonomi
Keadaan sosial ekonomi kurang. Bapak dan ibu pasien merupakan
wiraswasta.
saudara-saudaranya yang lain sudah memiliki keluarga dan adiknya yang bungsu
masih duduk dibangku sekolah. Pasien mulai bekerja sejak lulus dari D3. Gaji
pasien di tempat kerjanya dirasakan cukup
semenjak sakit pasien jadi tidak mau berkerja lagi karena tidak memiliki
semangat seperti dulu.
b. Faktor Pencetus
pasien di diagnosis menderita TB Paru dan pasien merasa penyakitnya itu
membuatnya kehilangan masa depan dan menjadi pesemis dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari. Pasien selalu memikirkan penyakit yang dideritanya
sehingga pasien menjadi sulit tidur dan juga tidak nafsu makan.
A RIWAYAT KELUARGA
a. Pola Asuh Keluarga
Pasien adalah anak ke-3 dari 4 bersaudara. Pasien dibesarkan dalam keadaan
kedua orang tua harmonis dan cukup mendapat perhatian.
b. Silsilah Keluarga
Pasien adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara. Tidak ada keluarga pasien yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien atau yang mengalami gangguan jiwa
: Ayah Pasien
: ibu pasien
: Pasien
: saudara laki-laki
saudara perempuan
Riwayat Kelahiran
Pasien lahir di rumah, ditolong oleh bidan, cukup bulan, spontan, langsung
menangis, dan tidak terdapat kelainan. Berat badan tidak diketahui. Pada saat bayi,
pasien tidak pernah mengalami panas tinggi dan kejang serta minum ASI cukup.
2.
masalah perilaku yang menonjol.Waktu kecil mampu bermain bersama temanteman sebayanya.
3.
4.
5.
Perkembangan Jiwa
Pasien dibesarkan dalam keluarga harmonis, kasih sayang cukup,
mendapatkan pendidikan agama yang cukup dari kedua orang tuanya.
6. Riwayat Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SLTA. Prestasi pasien dalam rata-rata.
5.
Riwayat Pekerjaan
Pasien mulai bekerja sebagai Sales Promotion setelah 3 bulan lulus dari D3
,tetapi pasien saat ini sudah tidak bekerja lagi..
6.
7.
Hubungan Sosial
8.
9.
Kebiasaan
Pasien tidak memiliki kebiasaan yang merugikan kesehatan dan
menyebabkan kelainan otak seperti penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang
lainnya.
10.
Gambaran Kepribadian
Setelah terjadi perubahan perilaku, pasien menjadi kurang ceria. Pasien
menjadi segan bergaul.
Status Internus
Keadaan Umum
: baik
Kesadaran
: compos mentis
Vital Sign
* Tensi
: 110/70 mmHg
* Nadi
: 76 x/menit
* Suhu
: 36,30C
Kepala
Mata
Lidah
: tidak kotor
Leher
Dada
* Paru
* Jantung
Abdomen
Ekstremitas
B. Status Neurologik
Nervus Cranial
Reflek reflek
11.
Reflek Fisiologis
* Reflek Patella
: (+) dbn
* Reflek Bisep
: (+) dbn
* Reflek Trisep
: (+) dbn
C.
Reflek Patologis
: (-)
Sensorik
: dbn
Motorik
: dbn
Vegetatif
: dbn
Status Psikiatrik
1. Deskripsi umum
Kesan Umum
Kesadaran
: compos mentis
Perilaku
: hipoaktif
Pembicaraan
: Distimic
Afek
: depresif
Fungsi kognitif
- Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan
Tingkat kecerdasan sesuai dengan pendidikan dan intelegensia, mampu berhitung
dan menjawab pertanyaan-pertanyaan umum.
- Daya konsentrasi
: cukup
- Orientasi
Orang
: cukup
Waktu
: cukup
Tempat: cukup
Situasi
: cukup
- Daya ingat
Jangka pendek
: cukup
Jangka menengah
: cukup
Jangka panjang
: cukup
- Pikiran abstrak
: cukup
: tidak ada
Halusinasi auditorik
: tidak ada
Halusinasi olfaktori
: tidak ada
Halusinasi taktil
: tidak ada
Ilusi
: tidak ada
: tidak ada
Derealisasi
: tidak ada
Proses pikir
-
Arus Pikir
Kuantitatif
: Normal
Kualitatif
: Normal
Preokupasi
: tidak ada
Obsesi
Isi pikir
Gangguan pikiran
o Waham bizzare
Siar pikir
: (-)
Sisip pikir
: (-)
Kendali pikir
: (-)
Sedot pikir
: (-)
o Waham curiga
: (-)
: (-)
o Waham cemburu
: (-)
o Waham bersalah
: (-)
: (-)
o Waham nihilistik
: (-)
Bentuk pikir
: realistik
Pengendalian impuls
Pasien dapat mengendalikan diri saat pemeriksaan
Daya nilai
Penilaian realitas : derealistik (-), depersonalisasi (-)
Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
Pasien ingin mencari pekerjaan yang layak dan membahagiakan orang tuanya.
Tilikan (insight)
Pasien merasa dirinya sakit.
IV.
tetapi pasien merasa penyakit yang dideritanya membuatnya menjadi tidak percaya diri
lagi, pasien juga mengeluh sulit tidur karena memikirkan penyakit yang di deritanya.
GEJALA YANG DIDAPAT
V.
Kesan umum
Afek depresif
Kehilangan Minat dan kegembiraan
Konsentrasi dan perhatian berkurang
Tidur terganggu
Nafsu makan berkurang
VI.
DIAGNOSIS
Episode Depresif Ringan
VII.
1.
PEMBAHASAN
Gangguan Depresi Ringan (F 32.0)
No
Episode Depresif
Pada
Pasien
Gejala Utama
1.
Afek Depresif
Terpenuhi
2.
Terpenuhi
3.
No
Kriteria Diagnosis
Pada
Pasien
Gejala Lainnya
1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tidur terganggu
Nafsu makan berkurang
Terpenuhi
Terpenuhi
terpenuhi
VIII.
PENATALAKSANAAN
Efek antikolinergik (mulut kering, retensi urin. penglihatan kabur, konstipasi, sinus
takikardi, dll)
Sedasi
Efek samping yang tidak berat biasanya berkurang setelah 2-3 minggu bila tetap diberikan
dengan dosis yang sama.
Pada keadaan overdosis/intoksikasi trisiklik dapat terjadi Atropine Toxic Syndrome dengan gejala
eksitasi susunan saraf pusat, hipertensi, hiperpireksia, konvuisi, toxic consumed state (confusion,
delirium, disorientation).
Tindakan untuk keadaan ini:
1. Bilas lambung
2. Diazepam 10 mg, im untuk mengatasi konvuisi
3. Prostigmin 0,5-1,0 mg im untuk mengatasi efek antikolinergik (dapat diulangi setiap 3045 menit sampai gejala mereda)
Dosis Anjuran
1.
Amitriptilin
75-150 mg/hari
2.
Amoksapin
200-300 mg/hari
3.
Klomipramin
100-200 mg/hari
4.
Imipramin
75-150 mg/hari
5.
Moklobemid
300-600 mg/hari
6.
Maprotilin
75-150 mg/hari
7.
Aminiptin
75-150 mg/hari
8.
Mianserin
30-60 mg/hari
9.
Opipramol
50-150 mg/hari
10. Sertralin
50-100 mg/hari
11. Trazodon
100-200 mg/hari
12 Paroksetin
20-40 mg/hari
13. Fluvaksamin
50-100 mg/hari
14. Fluoksetin
20-40 mg/hari
Untuk sindrom depresi ringan dan sedang yang datang berobat jalan, pemilihan terbaiknya
mengikuti urutan:
Langkah 1
* Citalopram (Celexa)
* Escitalopram (Lexapro)
Langkah 2
: golongan trisiklik
* Amitriptyline
Langkah 3
Pada penggunaan litium, kelainan fungsi jantung. ginjal. dan kelenjar tiroid.
KASUS PSIKIATRI
EPISODE DEPRESI RINGAN
Disusun oleh :
dr. Amira
Dokter Internship PKC Duren Sawit
Pendamping :
Dr. Clara Magdalena
: dr. Amira
Judul/topik
Nama Pendamping
Nama wahana
Keterangan
Tanda Tangan
Presentan
Dokter internsip
Dokter internsip
Dokter internsip
Dokter internsip
dr.Clara Maghdalena
Presentan
dr. Amira