DOKTER INTERNSHIP
Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi
Disusun Oleh :
Nama
Wahana
Dokter Pembimbing
dr. Arief Purwanto
dr.Kurmin Hadi Darsono
dr Nur Maslahah
dr Jiemi Ardian
dr Nurulita Tunjungsari
dr Atika Ayuningtyas
10
dr Emmanuel Mareffcita
11
dr Fajar Sholehudin
12
dr Arif Purwanto
13
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Dokter Internship
Dokter Pendamping
Mengetahui,
Dokter Pendamping
No. RM : 13.01.1099
Tanggal Presentasi :
Keterampilan
Penyegaran
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Tinjauan Pustaka
Istimewa
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi
Seorang laki-laki, 43 tahun datang dengan keluhan kontrol karena sulit tidur dan sering merasa
cemas dan khawatir setiap ada masalah, pasien juga mengeluh nyeri ulu hati. Pasien didiagnosis
menderita Gangguan campuran cemas dan depresi.
Tujuan
Manajemen
Bahan bahasan
Tinjauan
Riset
Kasus
Audit
Pos
pustaka
Cara
Presentasi &
Diskusi
diskusi
membahas
Data Pasien:
Nama: Tn. N
Telp :-
Rehatta
Data utama untuk bahan diskusi
1. Diagnosis/Gambaran Klinis
Sejak 4 tahun yang lalu pasien sering merasa cemas, pasien mengaku keluhan cemas
mulai sering timbul setelah kematian ayahnya 4 tahun yang lalu. Pasien merasa
memiliki tanggung jawab yang besar terhadap keluarganya, terutama menjaga ibu dan
adiknya yang belum menikah.
Kurang lebih sejak 14 bulan yang lalu (Juni tahun 2011) pasien sulit tidur. Pasien juga
mengeluh punggung kanan bawah terasa linu serta perut terasa panas bagian ulu hati,
jantung menjadi berdebar-debar, nafsu makan mulai berkurang, dan konsentrasi
berkurang. Tangannya kadang gemetar, keluar keringat dingin, kadang pusing, badan
terasa panas menjalar. Pasien menjadi kurang bersemangat dalam beraktivitas dan
mudah lelah. Aktivitas sehari-hari seperti bertani masih bisa dilakukan meskipun
sedikit terganggu. Keluhan pasien sering hilang timbul, pasien mencoba
memeriksakan ke beberapa RS dan menjalani sejumlah pemeriksaan laboratorium
seperti rontgen paru, jantung, dan perut tetapi tidak ada kelainan yang didapatkan.
Pasien juga sering membeli obat warung, namun keluhan dirasakan tidak berkurang.
Setelah beberapa kali berobat di Puskesmas, oleh dokter Puskermas, disarankan
berobat ke bagian Psikiatri. Akhirnya pasien memutuskan untuk berobat di Poli
Psikiatri dan sering kontrol setiap obat habis ataupun keluhan timbul lagi.
Tahun 2012, saat pasien datang ke RS, pasien datang sendiri tanpa ada yang
mengantar untuk kontrol karena obat sudah habis. Pasien merasa keluhan sudah mulai
berkurang semenjak mendapatkan pengobatan. Pasien sudah bisa tidur dengan tenang,
nafsu makan sudah membaik. Namun, pasien mengaku dada masih sering terasa
panas dan masih sering khawatir setiap kali ada masalah. Pasien masih bisa bekerja
meski sedikit terganggu.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Psikiatri
Pasien belum pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya dan belum pernah
dirawat di Rumah Sakit.
Medis umum
Hipertensi, kejang, dan trauma kepala disangkal.
NAPZA dan merokok
NAPZA
: disangkal
Merokok
3. Riwayat Pribadi
a. Riwayat kehamilan dan persalinan
Pasien merupakan anak ketiga dari tujuh beraudara. Tidak ada kelainan saat ibu
mengandung pasien. Pasien lahir cukup bulan dan proses kelahiran dibantu oleh
dukun beranak.
b. Riwayat masa anak-anak awal (0-3 tahun)
Paien merupakan anak yang aktif. Waktu kecil pernah jatuh dari atas meja, tapi tidak
ada keluhan dan kelainan yag terjadi. Pasien merupakan anak kesayangan dari
ayahnya. Pasien sangat manja sama ayahnya dibandingkan saudara-saudara lainnya.
c. Riwayat masa anak-anak tengah (3-11 tahun)
Pasien masuk SD saat berusia 6 tahun. Prestasi sekolah bagus sering mendapatkan
ranking di kelasnya. Hubungan pasien dengan guru dan temannya baik, tidak pernah
ada masalah serius selama sekolah. Pasien memiliki banyak teman selama di sekolah.
d. Riwayat masa anak-anak akhir (11-18 tahun)
Pendidikan terakhir pasien adalah SMA. Saat SMP dan SMA pasien termasuk murid
berprestasi dan sering mendapatkan rangking. Saat SMA pasien mempunyai prinsip
bahwa dia ingin berlaku adil terhadap saudara-saudaranya dan merasa memiliki
tanggung jawab lebih terhadap keluarganya.
e. Riwayat masa dewasa
i. Riwayat keagamaan
Pasien termasuk orang yang rajin beribadah, merupakan pengurus masjid di
kampungnya. Tidak mengikuti sekte atau aliran kepercayaan tertentu.
ii. Riwayat pendidikan
Pasien lulusan SMA. Selalu mendapatkan prestasi yang bagus disekolahnya.
Pasien selalu mendapat ranking sepuluh besar di kelasnya.
perhari.
d. Genogram
5. Riwayat pekerjaan
Pasien bekerja sebagai petani. Pendidikan terakhir pasien adalah SLTA. Biaya
pengobatan ditanggung oleh Jamkesmas. Kesan ekonomi kurang.
6. Pemeriksaan Status Mental
Gambaran Umum
a. Penampilan
Tampak seorang laki-laki sesuai umur, berpakaian rapi, rawat diri baik,
berambut hitam memakai baju batik dan celana kain panjang.
b. Tingkah laku
Normal.
c. Sikap
Kooperatif
d. Kontak psikis
Ada, wajar, dapat dipertahankan
Mood dan Afek
a. Mood\
Eutimik
b. Afek
Appropriate
c. Emosi lain
Kecemasan
Bicara
a. Kualitas: cukup
b. Kuantitas: cukup
Gangguan persepsi
a. Ilusi: Disangkal
b. Halusinasi: Disangkal
c. Depersonalisasi: Disangkal
d. Derealisasi: Disangkal
Proses pikir
a. Bentuk pikir: realistik
b. Arus pikir:
Kualitatif: koheren
Kuantitatif: normal
c. Isi pikir: Tidak ada gangguan
Sensorium dan Kognisi
a. Kesadaran: jernih
b. Orientasi Waktu: baik
Tempat: baik
Orang: baik
Situasional: baik
c. Daya ingat Segera: cukup
Jangka pendek: cukup
Jangka panjang: cukup
d. Konsentrasi: baik
e. Perhatian: Mudah ditarik, mudah dicantum
f. Kemampuan baca tulis: tidak dilakukan pemeriksaan
g. Kemampuan visuospasial: tidak dilakukan pemeriksaan
h. Pikiran abstrak: tidak dilakukan pemeriksaan
Pengendalian impuls: cukup
Reliabilitas: Autoanamnesis: bisa dipercaya Alloanamnesis: bisa dipercaya
Tilikan: True insight
7. Pemeriksaan Fisik
Status Internus
a. Keadaan umum: kesan gizi cukup
b. Kesadaran: composmentis
c. Tanda vital:
Respirasi: 20 x/menit
e. Mata: Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, pupil isokor, refleks
cahaya langsung dan tak langsung +/+
f. Leher: Kelenjar getah bening dan tiroid tidak membesar
g. Paru: Suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/h. Jantung: Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
i. Abdomen: Datar, bising usus (+) dalam batas normal, supel, nyeri tekan (-),
hepar dan lien tidak teraba membesar
j. Ekstremitas: Tonus dan pergerakan normal, edema (-)
Status Neurologis
a. GCS : E4V5M6=15
b. Kaku kuduk: (-)
c. N.cranialis: tidak ada kelainan
d. Pemeriksaan motorik:
superior
inferior
Kekuatan
5/5
5/5
Gerakan
bebas/bebas
bebas/bebas
Tonus
N/N
N/N
Trofi
eu/eu
eu/eu
e. Pemeriksaan Sensibilitas
+/+
+/+
f. Refleks Fisiologis
+/+
+/+
g. Refleks Patologis
-/-
-/-
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : Tidak dilakukan
b. Radiologi : Tidak dilakukan
Daftar Pustaka:
a. Kaplan dan Sadock. Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku dan
Psikiatri Klinis. Edisi Ketujuh. Jakarta: Binarupa Aksara. 1997. h: 685-729
b. Maslim R. Panduan Praktis, Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Cetakan
III. PT Nuh. Jakarta. 2007. h:14-22
c. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Bagian
Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Jakarta. 2003. h: 46-9
Hasil Pembelajaran :
Tidak Terpenuhi
Tidak Terpenuhi
Tidak Terpenuhi
Terpenuhi
4. Diagnosis Multiaksial
AXIS I
AXIS II
AXIS III
AXIS IV
AXIS V
Psikoterapi
TINJAUAN PUSTAKA
I.
DEFINISI
Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-masing tidak
menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis
tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik harus ditemukan walaupun tidak
terus-menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan.
Kecemasan adalah keadaan individu atau kelompok mengalami perasaan gelisah
(penilaian atau opini) dan aktivitas sistem saraf autonom dalam berespons terhadap
ancaman yang tidak jelas, nonspesifik. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang
ETIOLOGI
Empat garis bukti penting mengesankan bahwa gejala ansietas dan gejala depresif
terkait secara kausal pada sejumlah pasien yang mengalamigejala ini. Pertama ,
sejumlah peneliti melaporkan temuan neuroendokrin yang serupa pada gangguan
depresif dan ansietas, terutama gangguan panik, termasuk menumpulnya respons
kortisol terhadap hormon adenokort, kotropik, respon hormon pertumbuhan yang
tumpul terhadap klonidin ( Catapres), dan respon TSH (thyroid stimulating hormone)
serta prolaktin yang tumpulterhadap TRH (thyrotropin-relasing hormone).
Kedua, sejumlah peneliti melaporkan data yang menunjukkan bahwa hiperkatifitas
sistem noradrenergik sebagai penyebab relevan pada sejumlah pasien dengan
gangguan depresif dan gangguan ansietas. Secara rinci, studi ini telah menemukan
adanya
konsentrasi
metabolit
norepnefrin
3-methoxy-4-hydroxyphenylglycol
(MHPG) yang meningkat didalam urin, plasma, atau cairan serebro spinal (LCS) pada
pasien dengan serangan panik. Seperti pada gangguan ansietas dan gangguan depresif
lain,
serotonin
dan
asam
-aminobutirat
(GABA)
juga
mungkin
terlibat
studi keluarga melaporkan data yang menunjukkanbahwa gejala ansietas dan depresif
berhubungan pada secara genetik sedikitnya pada beberapa keluarga.
III.
GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinis bervariasi, diagnosis Gangguan Anxietas Menyeluruh ditegakkan
apabila dijumpai gejala-gejala antara lain keluhan cemas, khawatir, was-was, ragu
untuk bertindak, perasaan takut yang berlebihan, gelisah pada hal-hal yang sepele dan
tidak utama yang mana perasaan tersebut mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya,
sehingga pertimbangan akal sehat, perasaan dan perilaku terpengaruh. Selain itu
spesifik untuk Gangguan Anxietas Menyeluruh adalah kecemasanya terjadi kronis
secara terus-menerus mencakup situasi hidup (cemas akan terjadi kecelakaan,
kesulitan finansial), cemas akan terjadinya bahaya, cemas kehilangan kontrol, cemas
akan`mendapatkan serangan jantung. Sering penderita tidak sabar, mudah marah, sulit
tidur.
IV.
DIAGNOSIS
7. Hipervigilance
8. Antisipasi hal terburuk
9. Tidak ada harapan (pesimis yang menetap akan masa depan)
10. Harga diri yang rendah atau rasa tidak berharga
Gejala menimbulkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya dalam area
fungsi sosial, pekerjaan atau area fungsi penting lain.
Gejala tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat (cth. Penyalahguanaan obat atau
pengobatan) atau keadaan medis umum
Semua hal berikut ini :
1. Kriteria tidak pernah memenuhi gangguan depresif berat, gangguan distimik; gangguan
panik, atau gangguan ansietas menyeluruh
2. Kriteria saat ini tidak memenuhi gangguan mood atau ansietas lain (termasuk gangguan
ansietas atau gangguan mood, dalam remisi parsial)
3. Gejala tidak lebih mungkin disebabkan gangguan jiwa lain.
masing-masing
diagnosis,
maka
kedua
diagnosis
tersebut
4. Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stres kehidupan yang jelas, maka
harus digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian.
V.
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding mencakup gangguan ansietas dan depresif lainnya serta gangguan
kepribadian. Di anatara gangguan ansietas, gangguan ansietas menyeluruh merupakan
gangguan yang lebih besar kemungkinannya untuk bertumpang tindih dengan
gangguan campuran ansietas-depresif. Diantara gangguan mood, gangguan dstimik,
dan gangguan depresif ringan adalah gangguan yang lebih besar kemungkinannya
untuk bertumpang tindih dengan gangguan campuran ansietas-depresif. Diantara
ganggguan kepribadian, gangguan kepribadian mengindar, dependen, dan obsesfi
kompulsif dapar memliki gejala yang mirip dengan gejala gangguan campuran
ansietas-depresif. Diagnosis gangguan somatoform juga harus dipertimbangkan
VI.
PENATALAKSANAAN
Karena studi yang membandingkan modalitas terapi gangguan campuran ansietasdepresif tidak tersedia, klinis mungkin lebih cenderung memberikan terapi
berdasarkan gejal yang muncul, keparahannya, dan tingkat pengalaman klinis tersebut
dengan berbagai modalitas terapi. Farmakoteapi untuk gangguan campuran ansietasdepresif dapat mencakup obat antiansietas, obat antidepresif, atau keduanya. Diantara
obat
ansiolitik,
sejumlah
data
menunjukkan
bahwa
penggunaan
VII.
PROGNOSIS
Berdasarkan data klinis sampai saat ini, pasien tampak sama besar kemungkinannya
untuk memiliki gejala ansietas yang menonjol, gejala depresif yang mnonjol, atau
campuran dua gejala dengan besar yang sama saat awitan. Selama perjalanan
penyakit, dominasi gejala ansietasn dan depresif dapat bergantian. Prognosis nya tidak
diketahui