Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS PORTOFOLIO

DOKTER INTERNSHIP
Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi

Disusun Oleh :
Nama

: dr. Gita Fajar Wardhani

Wahana

: RSUD Dr.Rehatta Jepara

Portofolio ke- : IV (Empat)

Dokter Pembimbing
dr. Arief Purwanto
dr.Kurmin Hadi Darsono

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET


KABUPATEN JEPARA
2014

BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO


Pada hari ini tanggal __________ di Wahana RSUD Kelet telah dipresentasikan portofolio
oleh :
Nama : dr. Gita Fajar Wardhani
Kasus : Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi
Topik : Ilmu Kesehatan Jiwa
Nama Pendamping : dr.Arief Purwanto, dr. Kurmin Hadi D.
Nama Wahana
: RSUD Dr.Rehatta Jepara
No
Nama Peserta
Tanda tangan
1

dr Gita Fajar Wardhani

dr Fitria Iqlima Ulfa

dr Ika Siti Rahmawati

dr Nur Maslahah

dr Jiemi Ardian

dr Yestin Diana Bhakti

dr Nurulita Tunjungsari

dr Herdhita Galuh K.A.

dr Atika Ayuningtyas

10

dr Emmanuel Mareffcita

11

dr Fajar Sholehudin

12

dr Arif Purwanto

13

dr Kurmin Hadi Darsono

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Dokter Internship

Dokter Pendamping

Mengetahui,
Dokter Pendamping

dr. Gita Fajar Wardhani

dr. Arief Purwanto

dr. Kurmin Hadi Darsono

No. ID dan Nama Peserta : dr.Gita Fajar Wardhani


No.ID dan Nama Wahana : RSUD dr.Rehatta

Topik : Ilmu Kesehatan Jiwa


Tanggal (kasus) : 19 Oktober 2013
Nama Pasien : Tn N. (laki-laki)

No. RM : 13.01.1099

Tanggal Presentasi :

Nama Pendamping : dr. Arief P

Tempat Presentasi : RSUD dr Rehatta


Objektif Presentasi :
Keilmuan

Keterampilan

Penyegaran

Diagnostik

Manajemen

Masalah

Neonatus

Bayi

Anak

Remaja

Tinjauan Pustaka
Istimewa

Dewasa

Lansia

Bumil

Deskripsi
Seorang laki-laki, 43 tahun datang dengan keluhan kontrol karena sulit tidur dan sering merasa
cemas dan khawatir setiap ada masalah, pasien juga mengeluh nyeri ulu hati. Pasien didiagnosis
menderita Gangguan campuran cemas dan depresi.

Tujuan

Untuk menegakkan diagnosis

Manajemen
Bahan bahasan

Tinjauan

Riset

Kasus

Audit

Email

Pos

pustaka

Cara

Presentasi &

Diskusi

diskusi

membahas

Data Pasien:

Nama: Tn. N

Nomor Registrasi: 13.01.1099

Nama Klinik: RSUD dr

Telp :-

Terdaftar sejak :16 Juni 2012

Rehatta
Data utama untuk bahan diskusi

1. Diagnosis/Gambaran Klinis
Sejak 4 tahun yang lalu pasien sering merasa cemas, pasien mengaku keluhan cemas
mulai sering timbul setelah kematian ayahnya 4 tahun yang lalu. Pasien merasa
memiliki tanggung jawab yang besar terhadap keluarganya, terutama menjaga ibu dan
adiknya yang belum menikah.
Kurang lebih sejak 14 bulan yang lalu (Juni tahun 2011) pasien sulit tidur. Pasien juga
mengeluh punggung kanan bawah terasa linu serta perut terasa panas bagian ulu hati,
jantung menjadi berdebar-debar, nafsu makan mulai berkurang, dan konsentrasi
berkurang. Tangannya kadang gemetar, keluar keringat dingin, kadang pusing, badan
terasa panas menjalar. Pasien menjadi kurang bersemangat dalam beraktivitas dan
mudah lelah. Aktivitas sehari-hari seperti bertani masih bisa dilakukan meskipun
sedikit terganggu. Keluhan pasien sering hilang timbul, pasien mencoba
memeriksakan ke beberapa RS dan menjalani sejumlah pemeriksaan laboratorium
seperti rontgen paru, jantung, dan perut tetapi tidak ada kelainan yang didapatkan.
Pasien juga sering membeli obat warung, namun keluhan dirasakan tidak berkurang.
Setelah beberapa kali berobat di Puskesmas, oleh dokter Puskermas, disarankan
berobat ke bagian Psikiatri. Akhirnya pasien memutuskan untuk berobat di Poli
Psikiatri dan sering kontrol setiap obat habis ataupun keluhan timbul lagi.
Tahun 2012, saat pasien datang ke RS, pasien datang sendiri tanpa ada yang
mengantar untuk kontrol karena obat sudah habis. Pasien merasa keluhan sudah mulai
berkurang semenjak mendapatkan pengobatan. Pasien sudah bisa tidur dengan tenang,
nafsu makan sudah membaik. Namun, pasien mengaku dada masih sering terasa
panas dan masih sering khawatir setiap kali ada masalah. Pasien masih bisa bekerja
meski sedikit terganggu.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Psikiatri

Pasien belum pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya dan belum pernah
dirawat di Rumah Sakit.
Medis umum
Hipertensi, kejang, dan trauma kepala disangkal.
NAPZA dan merokok
NAPZA

: disangkal

Merokok

: jarang sekali, kadang 1 batang perhari.

3. Riwayat Pribadi
a. Riwayat kehamilan dan persalinan
Pasien merupakan anak ketiga dari tujuh beraudara. Tidak ada kelainan saat ibu
mengandung pasien. Pasien lahir cukup bulan dan proses kelahiran dibantu oleh
dukun beranak.
b. Riwayat masa anak-anak awal (0-3 tahun)
Paien merupakan anak yang aktif. Waktu kecil pernah jatuh dari atas meja, tapi tidak
ada keluhan dan kelainan yag terjadi. Pasien merupakan anak kesayangan dari
ayahnya. Pasien sangat manja sama ayahnya dibandingkan saudara-saudara lainnya.
c. Riwayat masa anak-anak tengah (3-11 tahun)
Pasien masuk SD saat berusia 6 tahun. Prestasi sekolah bagus sering mendapatkan
ranking di kelasnya. Hubungan pasien dengan guru dan temannya baik, tidak pernah
ada masalah serius selama sekolah. Pasien memiliki banyak teman selama di sekolah.
d. Riwayat masa anak-anak akhir (11-18 tahun)
Pendidikan terakhir pasien adalah SMA. Saat SMP dan SMA pasien termasuk murid
berprestasi dan sering mendapatkan rangking. Saat SMA pasien mempunyai prinsip
bahwa dia ingin berlaku adil terhadap saudara-saudaranya dan merasa memiliki
tanggung jawab lebih terhadap keluarganya.
e. Riwayat masa dewasa
i. Riwayat keagamaan
Pasien termasuk orang yang rajin beribadah, merupakan pengurus masjid di
kampungnya. Tidak mengikuti sekte atau aliran kepercayaan tertentu.
ii. Riwayat pendidikan
Pasien lulusan SMA. Selalu mendapatkan prestasi yang bagus disekolahnya.
Pasien selalu mendapat ranking sepuluh besar di kelasnya.

iii. Riwayat pekerjaan


Setelah SMA pasien memutuskan untuk menjadi petani. Pekerjaan dilakukan
berdasarkan keinginan sendiri dan bukan karena masalah biaya dan keterpaksaan.
Menurut pasien, petani adalah pekerjaan yang mulia.
iv. Riwayat pernikahan
Pasien belum menikah karena pasien memiliki prinsip dan rasa tanggung jawab
yang besar terhadap keluarga dan saudaranya.
v. Riwayat aktivitas sosial
Pasien aktif mengikuti kegiatan di desanya seperti menjadi Pembantu Pencatat
Nikah (PPN), menagih uang listrik warga, aktif dalam kepengurusan masjid, dll.
Pasien merupakan pribadi yang mudah bergaul di kampungnya.
vi. Riwayat hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum. Namun pernah sedikit
bermasalah saat menjadi PPN karena identitas yang mau menikah itu palsu.
vii. Situasi hidup sekarang
Pasien tinggal serumah bersama ibu dan kedua saudaranya yang belum menikah.
Ibu pasien memiliki usaha warung yang berada di dalam rumahnya.
f. Riwayat psikoseksual
Pasien berperilaku dan berpenampilan sebagai laki-laki. Tidak ada penyimpangan
seksual. Pernah suka dengan perempuan, tetapi tidak berani mendekati perempuan
yang disukainya.
4. Riwayat keluarga
a. Psikiatri
Keluarga tidak ada yang sakit seperti ini dan tidak ada yang mengalami gangguan
jiwa.
b. Medis umum
Disangkal.
c. NAPZA dan merokok
NAPZA disangkal. Sangat

jarang merokok, jika

merokok hanya satu batang

perhari.

d. Genogram

5. Riwayat pekerjaan
Pasien bekerja sebagai petani. Pendidikan terakhir pasien adalah SLTA. Biaya
pengobatan ditanggung oleh Jamkesmas. Kesan ekonomi kurang.
6. Pemeriksaan Status Mental

Gambaran Umum
a. Penampilan
Tampak seorang laki-laki sesuai umur, berpakaian rapi, rawat diri baik,
berambut hitam memakai baju batik dan celana kain panjang.
b. Tingkah laku
Normal.
c. Sikap
Kooperatif
d. Kontak psikis
Ada, wajar, dapat dipertahankan
Mood dan Afek
a. Mood\
Eutimik
b. Afek
Appropriate
c. Emosi lain
Kecemasan
Bicara

a. Kualitas: cukup
b. Kuantitas: cukup
Gangguan persepsi
a. Ilusi: Disangkal
b. Halusinasi: Disangkal
c. Depersonalisasi: Disangkal

d. Derealisasi: Disangkal
Proses pikir
a. Bentuk pikir: realistik
b. Arus pikir:
Kualitatif: koheren
Kuantitatif: normal
c. Isi pikir: Tidak ada gangguan
Sensorium dan Kognisi
a. Kesadaran: jernih
b. Orientasi Waktu: baik
Tempat: baik
Orang: baik
Situasional: baik
c. Daya ingat Segera: cukup
Jangka pendek: cukup
Jangka panjang: cukup
d. Konsentrasi: baik
e. Perhatian: Mudah ditarik, mudah dicantum
f. Kemampuan baca tulis: tidak dilakukan pemeriksaan
g. Kemampuan visuospasial: tidak dilakukan pemeriksaan
h. Pikiran abstrak: tidak dilakukan pemeriksaan
Pengendalian impuls: cukup
Reliabilitas: Autoanamnesis: bisa dipercaya Alloanamnesis: bisa dipercaya
Tilikan: True insight
7. Pemeriksaan Fisik

Status Internus
a. Keadaan umum: kesan gizi cukup
b. Kesadaran: composmentis
c. Tanda vital:

Tekanan darah: 130/80 mmHg

Nadi: 100 x/menit

Respirasi: 20 x/menit

d. Kepala: Normocephali, tidak ditemukan bekas luka

e. Mata: Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, pupil isokor, refleks
cahaya langsung dan tak langsung +/+
f. Leher: Kelenjar getah bening dan tiroid tidak membesar
g. Paru: Suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/h. Jantung: Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
i. Abdomen: Datar, bising usus (+) dalam batas normal, supel, nyeri tekan (-),
hepar dan lien tidak teraba membesar
j. Ekstremitas: Tonus dan pergerakan normal, edema (-)
Status Neurologis
a. GCS : E4V5M6=15
b. Kaku kuduk: (-)
c. N.cranialis: tidak ada kelainan
d. Pemeriksaan motorik:

superior

inferior

Kekuatan

5/5

5/5

Gerakan

bebas/bebas

bebas/bebas

Tonus

N/N

N/N

Trofi

eu/eu

eu/eu

e. Pemeriksaan Sensibilitas

+/+

+/+

f. Refleks Fisiologis

+/+

+/+

g. Refleks Patologis

-/-

-/-

8. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : Tidak dilakukan
b. Radiologi : Tidak dilakukan
Daftar Pustaka:
a. Kaplan dan Sadock. Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku dan
Psikiatri Klinis. Edisi Ketujuh. Jakarta: Binarupa Aksara. 1997. h: 685-729
b. Maslim R. Panduan Praktis, Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Cetakan
III. PT Nuh. Jakarta. 2007. h:14-22
c. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Bagian
Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Jakarta. 2003. h: 46-9
Hasil Pembelajaran :

a. Definisi Gangguan campuran cemas dan depresi


b. Etiologi Gangguan campuran cemas dan depresi
c. Gambaran Klinis Gangguan campuran cemas dan depresi
d. Diagnosis Gangguan campuran cemas dan depresi
e. Diagnosis Banding Gangguan Campuran cemas dan depresi
f. Penatalaksanaan Gangguan campuran cemas dan depresi
g. Prognosis Gangguan campuran cemas dan depresi
1. Subyektif:
Pasien laki-laki, 43 tahun, sejak 14 bulan yang lalu mengalami keluhan sulit tidur,
sering merasa cemas karena memikirkan tanggung jawab terhadap keluarganya
sepeninggal ayahnya. Pasien juga mengeluh gangguan nyeri pada ulu hati, nafsu
makan menurun, linu pada punggung, jantung berdebar-debar, konsentrasi menurun.
Pasien masih bisa bekerja dan beraktivitas, tetapi sedikit terganggu. Pasien merasa
keluhan sudah mulai berkurang semenjak mendapatkan pengobatan. Pasien sudah
bisa tidur dengan tenang, nafsu makan sudah membaik. Namun, pasien mengaku dada
masih sering terasa panas dan masih sering khawatir setiap kali ada masalah. Pasien
masih bisa bekerja meski sedikit terganggu.
2. Objektif
Dari hasil pemeriksaan status mental dan pemeriksaan fisik pada pasien didapatkan
Tingkah laku: normal
Sikap: kooperatif
Mood: eutimik
Afek: appropriate
Emosi lain: kecemasan
Kualitas bicara: cukup

Kuantitas arus pikir: cukup


Konsentrasi: baik
Perhatian: mudah ditarik, mudah dicantum
Reliabilitas alloanamnesis bisa dipercaya
3. Assessment
Dari anamnesis psikiatri dan pemeriksaan status mental diagnosis mengarah kepada
Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi sengan alasan sesuai PPDGJ III :
F41.2 Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi
Pedoman diagnosis menurut PPDGJ III
Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana
masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang
cukup berta untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk
anxietas, beberapa gejala otonomik harus ditemukan walaupun
tidak terus menerus, di samping rasa cemas atau kekhawatiran
berlebihan.
Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih
ringan, maka harus dipertimbangkan kategori gangguan
anxietas lainnya atau gangguan anxietas fobik.
Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat
untuk menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua
diagnosis tersebut harus dikemukakan, dan diagnosis gangguan
campuran tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya
dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan depresif
harus diutamakan.
Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stres
kehidupan yang jelas, maa harus digunakan kategori F43.2
Gangguan Penyesuaian.

Pada pasien ini


Terpenuhi

Tidak Terpenuhi
Tidak Terpenuhi

Tidak Terpenuhi

Gejala yang dialami pasien juga mengarah ke diagnosis banding berikut :


F32.01 Gangguan Depresif Ringan, Dengan Gejala Somatik
Pedoman diagnosis menurut PPDGJ III
Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi
seperti tersebut diatas.
Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya : (a) sampai
dengan (g).
Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya.
Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya
sekitar 2 minggu.
Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial
yang biasa dilakukannya.
Karakter ke 5:
F33.10 = Tanpa gejala somatik

Pada pasien ini


Tidak Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Dengan gejala
somatik

F33.11 = Dengan gejala somatik

Terpenuhi

F45.0 Gangguan Somatisasi


Pedoman diagnosis menurut PPDGJ III
Adanya banyak keluhan-keluhan fisik yang bermacam-macam
yang tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik,
yang sudah berlangsung sedikitnya dua tahun.
Tidak mau menerima naseehat atau penjelasan dari beberapa
dokter bahwa tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan
keluhan-keluhannya.
Terdapat diasbilitas dalam fungsinya dimasyarakat dan
keluarga, yang berkaitan dengan sifat keluhan-keluhannya dan
dampak dari perilakunya.

Pada pasien ini


Tidak Terpenuhi
Terpenuhi
Tidak Terpenuhi

4. Diagnosis Multiaksial
AXIS I

F41.2 Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi

AXIS II

Tidak ada (none)

AXIS III

Tidak ada (none)

AXIS IV

Masalah keluarga (meninggalnya ayah)

AXIS V

GAF admission: 80-71

5. Initial Plan Terapi


Farmakoterapi
a. Anti-anxietas
Lorazepam 1 x 1 mg (tiap malam)
b. Anti-depresan
Fluoxetine 1 x 10 mg (tiap pagi)
Non Farmakoterapi

Psikoterapi

6. Initial Plan Edukasi


a. Menjelaskan tentang penyakit pasien kepada keluarga, perjalanan penyakitnya dan
prognosisnya
b. Menasehati keluarga untuk memberikan dukungan moral kepada pasien.
c. Menasehati keluarga untuk saling memahami, saling terbuka, dan mencari jalan

keluar secara bersama-sama.


d. Menasehati keluarga agar jangan selalu membebani semua masalah kepada pasien
e. Memberi pengertian terhadap anaknya untuk bekerja
f. Menasehati keluarga supaya mengawasi pasien untuk minum obat dan mengantar
pasien kontrol

TINJAUAN PUSTAKA
I.

DEFINISI
Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-masing tidak
menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis
tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik harus ditemukan walaupun tidak
terus-menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan.
Kecemasan adalah keadaan individu atau kelompok mengalami perasaan gelisah
(penilaian atau opini) dan aktivitas sistem saraf autonom dalam berespons terhadap
ancaman yang tidak jelas, nonspesifik. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang

menggambarkan perasaan, keadaan emosional yang dimiliki seseorang pada saat


menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya.
Gangguan depresif merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang
berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dengan gejala penyerta termasuk
perubahan pola tidur, nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan,
rasa putus asa, tak berdaya dan gagasan bunuh diri
II.

ETIOLOGI
Empat garis bukti penting mengesankan bahwa gejala ansietas dan gejala depresif
terkait secara kausal pada sejumlah pasien yang mengalamigejala ini. Pertama ,
sejumlah peneliti melaporkan temuan neuroendokrin yang serupa pada gangguan
depresif dan ansietas, terutama gangguan panik, termasuk menumpulnya respons
kortisol terhadap hormon adenokort, kotropik, respon hormon pertumbuhan yang
tumpul terhadap klonidin ( Catapres), dan respon TSH (thyroid stimulating hormone)
serta prolaktin yang tumpulterhadap TRH (thyrotropin-relasing hormone).
Kedua, sejumlah peneliti melaporkan data yang menunjukkan bahwa hiperkatifitas
sistem noradrenergik sebagai penyebab relevan pada sejumlah pasien dengan
gangguan depresif dan gangguan ansietas. Secara rinci, studi ini telah menemukan
adanya

konsentrasi

metabolit

norepnefrin

3-methoxy-4-hydroxyphenylglycol

(MHPG) yang meningkat didalam urin, plasma, atau cairan serebro spinal (LCS) pada
pasien dengan serangan panik. Seperti pada gangguan ansietas dan gangguan depresif
lain,

serotonin

dan

asam

-aminobutirat

(GABA)

juga

mungkin

terlibat

sebagaipenyebab di dalam gangguan campuran depresif ansietas. Ketiga, banya studi


menemukan bahwa obat serotonergik, seperti fluoxetine (Prozac) dan clomipramine
(Anafranil), berguna dalam terapi gangguan depresif dan ansietas. Keempat, sejumlah

studi keluarga melaporkan data yang menunjukkanbahwa gejala ansietas dan depresif
berhubungan pada secara genetik sedikitnya pada beberapa keluarga.
III.

GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinis bervariasi, diagnosis Gangguan Anxietas Menyeluruh ditegakkan
apabila dijumpai gejala-gejala antara lain keluhan cemas, khawatir, was-was, ragu
untuk bertindak, perasaan takut yang berlebihan, gelisah pada hal-hal yang sepele dan
tidak utama yang mana perasaan tersebut mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya,
sehingga pertimbangan akal sehat, perasaan dan perilaku terpengaruh. Selain itu
spesifik untuk Gangguan Anxietas Menyeluruh adalah kecemasanya terjadi kronis
secara terus-menerus mencakup situasi hidup (cemas akan terjadi kecelakaan,
kesulitan finansial), cemas akan terjadinya bahaya, cemas kehilangan kontrol, cemas
akan`mendapatkan serangan jantung. Sering penderita tidak sabar, mudah marah, sulit
tidur.

IV.

DIAGNOSIS

Kriteria DSM-IV-TR Gangguan Campuran Ansietas Depresif Mood disforik yang


berulang atau menetap dan bertahan sedikitnya 1 bulan
Mood disforik disertai empat (atau lebih) gejala berikut selama sedikitnya 1 bulan :
1. Kesulitan berkonsentrasi atau pikiran kosong
2. Gangguan tidur (sulit untuk jatuh tertidur atau tetap tidur atau gelisahm tidur tidak puas)
3. Lelah atau energi rendah
4. Iritabilitas
5. Khawatir
6. Mudah nangis

7. Hipervigilance
8. Antisipasi hal terburuk
9. Tidak ada harapan (pesimis yang menetap akan masa depan)
10. Harga diri yang rendah atau rasa tidak berharga
Gejala menimbulkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya dalam area
fungsi sosial, pekerjaan atau area fungsi penting lain.
Gejala tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat (cth. Penyalahguanaan obat atau
pengobatan) atau keadaan medis umum
Semua hal berikut ini :
1. Kriteria tidak pernah memenuhi gangguan depresif berat, gangguan distimik; gangguan
panik, atau gangguan ansietas menyeluruh
2. Kriteria saat ini tidak memenuhi gangguan mood atau ansietas lain (termasuk gangguan
ansietas atau gangguan mood, dalam remisi parsial)
3. Gejala tidak lebih mungkin disebabkan gangguan jiwa lain.

Pedoman diagnostik menurut PPDGJ-III


1. Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-masing tidak
menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis
tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik harus ditemukan walaupun
tidak terus-menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan.
2. Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, harus
dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxietas
fobik.
3. Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk
menegakkan

masing-masing

diagnosis,

maka

kedua

diagnosis

tersebut

dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika


karena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan
depresif harus diutamakan.

4. Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stres kehidupan yang jelas, maka
harus digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian.
V.

DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding mencakup gangguan ansietas dan depresif lainnya serta gangguan
kepribadian. Di anatara gangguan ansietas, gangguan ansietas menyeluruh merupakan
gangguan yang lebih besar kemungkinannya untuk bertumpang tindih dengan
gangguan campuran ansietas-depresif. Diantara gangguan mood, gangguan dstimik,
dan gangguan depresif ringan adalah gangguan yang lebih besar kemungkinannya
untuk bertumpang tindih dengan gangguan campuran ansietas-depresif. Diantara
ganggguan kepribadian, gangguan kepribadian mengindar, dependen, dan obsesfi
kompulsif dapar memliki gejala yang mirip dengan gejala gangguan campuran
ansietas-depresif. Diagnosis gangguan somatoform juga harus dipertimbangkan

VI.

PENATALAKSANAAN
Karena studi yang membandingkan modalitas terapi gangguan campuran ansietasdepresif tidak tersedia, klinis mungkin lebih cenderung memberikan terapi
berdasarkan gejal yang muncul, keparahannya, dan tingkat pengalaman klinis tersebut
dengan berbagai modalitas terapi. Farmakoteapi untuk gangguan campuran ansietasdepresif dapat mencakup obat antiansietas, obat antidepresif, atau keduanya. Diantara
obat

ansiolitik,

sejumlah

data

menunjukkan

bahwa

penggunaan

triazolobenzodiazepine ( Alprazolam (Xanax) ) dapat di indikasikan karena efektivitas


nya dalam mengobati depresi yang disertai ansietas. Obat yang mempengaruhi
reseptor 5-HT, seperti busipron juga dapat di indikasikan. Diantara anti depresan,
meskipun teori noradrenergik menghubungkan gangguan ansietas dengan gangguan
depresif, anti depresif serotonergik ( contohnya, fluoxetine) dapat menjadi obat yang
paling efektif dalam mengobati gangguan campuran ansietas-depresif.

VII.

PROGNOSIS
Berdasarkan data klinis sampai saat ini, pasien tampak sama besar kemungkinannya
untuk memiliki gejala ansietas yang menonjol, gejala depresif yang mnonjol, atau
campuran dua gejala dengan besar yang sama saat awitan. Selama perjalanan
penyakit, dominasi gejala ansietasn dan depresif dapat bergantian. Prognosis nya tidak
diketahui

Anda mungkin juga menyukai