Pasien dipertimbangkan untuk dirujuk ke rumah sakit lain jika:
a. Fasilitas dan sarana yang dibutuhkan pasien tidak tersedia di rumah sakit. b. Sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menangani pasien tersebut tidak tersedia di rumah sakit. c. Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan pasien tidak tersedia di rumah sakit. d. Pasien menghendaki untuk dirujuk ke rumah sakit lain. 2. Pasien dinyatakan siap untuk dirujuk hanya jika: a. Pasien / keluarga telah diberitahu tentang transfer dan tujuan dilakukan transfer. b. Kondisi klinis pasien dalam keadaan stabil. c. Rumah sakit yang dituju sudah dihubungi dan menyatakan kesiapannya untuk menerima pasien. d. Ada petugas yang bertanggung jawab selama proses transfer sesuai level dan kategori pasien transfer. 3. Pendamping dan kendaraan dalam proses transfer harus sesuai dengan kategori level transfer. 4. Selama proses transfer, kondisi pasien harus dinilai dan dipantau setiap 60 menit atau sesuai kondisi pasien, dan dicatat di Lembar Transfer Eksternal. 5. Lembar Transfer Eksternal dibuat rangkap tiga, lembar pertama diberikan kepada RS penerima, lembar kedua dibawa kembali ke RSUD RA Kartini dan disimpan dalam berkas Rekam Medik pasien, lembar ke tiga disimpan untuk proses administrasi 6. Rumah Sakit tujuan diberikan dokumen sesuai ruangan asal pasien yaitu: a. Pasien dari unit rawat inap: Surat Pengantar Rujukan, Lembar Transfer Eksternal, Resume Pasien Pulang. b. Pasien dari unit gawat darurat: Surat Pengantar Rujukan, Lembar Transfer Eksternal. c. Pasien dari unit rawat jalan : Surat Pengantar Rujukan. 7. Pasien yang dirujuk yang tidak memerlukan ambulan dan petugas pendamping harus dipastikan bahwa pasien tersebut sudah tiba di RS yang dituju. 8. Surat pengantar rujukan dibuat minimal rangkap dua. Lembar pertama diberikan ke RS yang dituju, lembar kedua dimasukkan ke berkas rekam medik pasien. Petugas yang mendampingi transfer pasien harus memperhatikan dan menerapkan prinsipprinsip Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.