Anda di halaman 1dari 11

PRESENTASI KASUS PSIKOTIK

Skizoafektif

Diajukan Kepada:
Dr. Basiran, Sp.KJ

Disusun Oleh:
Rifqi Maziyansyah

G1A212139

Agus Heryana

G1A212141

Edi Ruspandi

G1A212142

SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS
FK UNSOED PURWOKERTO
2014

PRESENTASI KASUS PSIKOTIK


Skizoafektif

Oleh :
Rifqi Maziyansyah

G1A212139

Agus Heryana

G1A212141

Edi Ruspandi

G1A212142

Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti ujian


pada SMF Ilmu Kesehatan Jiwa
Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas
FK Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto

Disetujui dan disahkan,


Pada tanggal

Januari 2014

Pembimbing,

dr. Basiran, Sp. KJ

STATUS PENYAKIT PENDERITA

A. IDENTITAS PASIEN
Nama Lengkap

: Sdr. S

Umur

: 22 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Suku Bangsa

: Jawa

Status Pernikahan : Belum Menikah


Pendidikan

: Lulus SMP

Pekerjaan

: Pengangguran

Alamat

: weton kulon, 2/3, kec. Puring, kab. kebumen

Tanggal Periksa

: 15 Januari 2014

B. ANAMNESIS (Alloanamnesis dan Autoanamnesis)


Diambil dari

: Bangsal Bima Kamar D1 RSUD Banyumas

Tanggal

: 15 Januari 2014

Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Pendidikan
Alamat
Hubungan

Keluhan Utama
Pasien suka melamun

Keterangan
Tn. A
34 tahun
Laki- laki
Buruh
SD
Kawunganten, Cilacap
Kakak

Tn. S
37 tahun
Laki-laki
Buruh
SD
Kawunganten, Cilacap
Kakak

Keluhan Tambahan
Pasien cenderung murung, suka bicara sendiri tanpa sebab, tidak mau makan
sejak 3 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien laki-laki berusia 22 tahun datang ke UGD RS Banyumas diantar
keluarganya pada tanggal 12 Januari 2014 karena pasien tampak suka melamun
dan lebih suka menyendiri
Sejak 3 TSMRS pasien mulai tampak suka melamun, lebih suka
menyendiri, takut keluar rumah sakit, takut bertemu orang. Hal ini dirasa
keluarga muncul akibat pasien sering diejek oleh teman-temannya Karena
pasien tidak naik kelas 3 kali
Sejak 6 BSMRS kakak pasien pulang ke rumah. Dia memaksa pasien
untuk pergi ke luar rumah. Kakak pasien memaksa pasien dengan keras sambil
memaki pasien. Pasien semakin tampak menyendiri, ketakutan, tidak
melakukan aktivitas sehari-hari
Sejak 1 BSMRS pasien mulai tampak bicara sendiri tanpa sebab,
kadang tertawa dan marah-marah tanpa sebab. Pasien merasa mendengar suara
orang (perempuan dan laki-laki) yang terus menghinanya. Pasien dibawa ke
rumah sakit dan praktek dokter umum dan hanya mendapat obat untuk satu
minggu.
HMRS pasien tampak lemah, tidak mau makan sejak 3 hari yang lalu,
sulit tidur, bicara sendiri tanpa sebab, tampak sedih
Riwayat Penyakit Dahulu
1. Psikiatri
Pasien pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya.

2. Riwayat medis umum


Pasien sebelumnya tidak pernah menderita sakit yang membuat pasien
dirawat di rumah sakit. Pasien tidak pernah mengalami trauma kepala yang
berat, kejang atau panas tinggi.

3. Penggunaan obat-obatan dan alkohol


Pasien tidak memiliki riwayat mengkonsumsi alkohol maupun obat-obatan
4. Faktor psikososial
Pasien sering diejek oleh teman-temannya karena tidak naik kelas sampai
tiga kali.
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien baik pihak ayah maupun pihak ibu tidak ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien atau gangguan jiwa lain.
Silsilah Keluarga

Keterangan :
: Pasien
: Meninggal

Hal-hal yang Mendahului Penyakit


1. Faktor Pencetus
Pasien sering diejek oleh teman-temannya karena tidak naik kelas 3 kali
2. Faktor Predisposisi
Pasien tergolong usia dewasa muda dengan kepribadian introvert dengan
sifat kurang percaya diri dan pemalu. Pasien jarang bercerita mengenai
masalahnya selama ini kepada keluarga ataupun orang lain. Selama ini
pasien dikenal sebagai pribadi yang tertutup.
Faktor Organik

Pasien pernah mengalamai trauma kepala, namun kejang, maupun panas tinggi
disangkal.
Faktor Obat-Obatan dan Alkohol
Tidak didapatkan riwayat penggunaan alkohol, obat-obatan, dan zat adiktif
lainnya. Pasien perokok aktif sejak usia remaja.
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Pasien dilahirkan dengan persalinan normal saat umur kehamilan yang cukup
dibantu oleh dukun bayi di rumah sendiri. Pasien dilahirkan dengan kehamilan
yang dikehendaki dan keadaan ibu saat melahirkan dalam keadaan sehat dan
bahagia. Pasien adalah anak ke enam dari enam bersaudara.
Riwayat Perkembangan Awal
Pasien dibesarkan dan diasuh oleh orang tuanya dengan pola asuh yang kurang
diperhatikan. Pasien memiliki perkembangan awal yang normal.
Riwayat Perkembangan Seksual
Pasien tidak mengalami gangguan dalam perkembangan seksualnya.
Perkembangan Jiwa
Pasien tergolong usia dewasa dengan kepribadian introvert dengan sifat kurang
percaya diri dan pemalu. Pasien jarang bercerita mengenai masalahnya selama
ini kepada keluarga ataupun orang lain. Selama ini pasien dikenal sebagai
pribadi yang tertutup.

Riwayat Pendidikan
Pasien pertama kali masuk sekolah umur 7 tahun dan menyelesaikan
sekolahnya hingga bangku SD. Pasien pernah satu kali tidak naik kelas. Pasien
tidak melanjutkan sekolah karena ingin bermain.

Riwayat Pekerjaan
Setelah tamat SD pasien menganggur dan tidak bekerja sampai sekarang.
Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah.
Kegiatan Moral Spiritual
Pasien beragama islam sebelum sakit pasien kurang rajin dalam beribadah
sholatnya.
Aktivitas Sosial
Dalam keluarga pasien memiliki hubungan yang kurang baik dengan anggota
kelurga yang lain. Pasien tidak cukup dekat dengan saudara-saudara
kandungnya. Hubungan pasien dalam lingkungan sekitarnya terutama dengan
teman-teman sebaya baik akan tetapi dengan tetangganya kurang baik.
Kesan Alloanamnesis dan Autoanamnesis
Dapat dipercaya.
C. Kesimpulan Alloanamnesis

1. Seorang laki-laki, 24 tahun, belum menikah, beragama islam, suku jawa,


lulus SD.
2. Pasien dibawa keluarga ke RS Banyumas dengan keluhan merasa terancam.
Selain itu pasien dirasa sering menangis tiba-tiba, merasa ketakutan, marahmarah tanpa sebab, sulit tidur, sering melamun, sering keluar malam dengan
pandangan kosong dan membawa golok.
3. Keluhan muncul sejak satu bulan yang lalu dan semakin berat sejak empat
hari yang lalu.
4. Pasien memiliki kecenderungan kepribadian introvert.
D. Pemeriksaan Fisik
Kesan Umum
: Tampak sakit jiwa, gelisah, ketakutan
Kesadaran
: Composmentis
Vital Sign
:
Tekanan Darah
: 110/80 mmHg
Nadi

: 80 menit

Suhu

: 36,30C

RR

: 20 x/menit

Kepala
Mata

: Simetris, mesochepal
: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil
isokor
: Tidak ada discharge, tidak ada deviasi septum nasi
: Bibir tidak kering, lidah tidak kotor
: Simetris, tidak ada kelainan bentuk
:

Hidung
Mulut
Telinga
Thoraks
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi

: Iktus kordis tidak tampak


: Iktus kordis tidak kuat angkat
: Batas kiri atas ICS II LPS sinistra
Batas kanan atas ICS II LPS dekstra
Batas kiri bawah ICS V LMC sinistra
Batas kanan bawah ICS IV LPS dekstra
: S1 > S2, reguler, bising jantung tidak ada

Auskultasi
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

: Dada kanan dan kiri simetris


: Vokal fremitus kanan sama dengan kiri
: Sonor di seluruh lapang paru
: Suara dasar vesikuler, suara tambahan
tidak ada

Abdomen
Inspeksi

: Simetris, venektasi tidak ada, sikatrik tidak


ada, masa tidak ada
Auskultasi
: Bising usus normal
Perkusi
: Timpani
Palpasi : Defans muskular tidak ada, nyeri tekan epigastrium tidak
ada, tidak teraba massa, hepar tidak teraba membesar, limpa tidak
teraba

Ekstremitas

: Oedem
-

E. Pemeriksan Psikiatri
1. Kesan Umum
2. Kesadaran
3. Orientasi
Situasi
Orang
Waktu
Tempat
: Baik
4. Sikap/Tingkah Laku
5. Bentuk Pikir

: Tampak sakit jiwa, murung


: Composmentis
: Baik
: Baik
: Baik
: Hipoaktif, kooperatif
: Non realistik

Isi Pikir

: Waham kejar

Progresi Pikir
: Remming, lemah,
6. Roman Muka
: Hipomimik
7. Afek
: appropriate
8. Persepsi
: Halusinasi auditorik
9. Perhatian
: mudah ditarik, mudah dicantum
10. Hubungan Jiwa
: mudah
11. Insight
: Buruk
F. Sindrom-Sindrom
Sindrom Skizofren : halusinasi auditorik, waham kejar
Sindrom Depresi : remming, sulit tidur
G. Diagnosis Banding
Skizofren paranoid
Depresi
H. Diagnosis Kerja
Axis I
: F21.0 Skizoafektif
Axis II
: F60.0 Kepribadian Paranoid
Axis III
: Tidak ada
Axis IV
: Masalah ekonomi
Axis V
: GAF 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.
I. Penatalaksanaan

1. Terapi Farmakologis
Haloperidol 2 x 15 mg/hari
Khlorpromazin 2x150 mg/hari
ECT
2. Terapi Non Farmakologis
a. Terapi perilaku
Melatih kemampuan perilaku pasien yang dititik beratkan pada
kekurangan dan kelemahan pasien, dengan tujuan untuk menstabilkan
emosi pasien agar segera kembali normal dan mencegah terjadinya
kekambuhan.
b. Psikoterapi suportif
Memberi dorongan, semangat, motivasi, agar pasien tidak merasa putus
asa dalam menghadapi penyakitnya.
c. Psikoterapi keluarga
Memberikan edukasi kepada keluarga pasien tentang kondisi pasien agar
keluarga pasien dapat mengetahui keadaan pasien yang sebenarnya
sehingga dapt menciptakan situasi yang mendukung keberhasilan terapi
pasien. Terutama agar orang tua pasien lebih mencurahkan perhatian
kepada pasien.

d.Terapi psikososial
Mengembalikan kemampuan

pasien

dalam

beradaptasi

dengan

lingkungan sosial, terutama kebiasaan pasien yang sering berinteraksi


dengan teman-teman sekitar rumahnya dan tetangganya.
3. Psikoterapi Suportif
a. Memberikan edukasi dan informasi tentang penyakit pasien dan
keharusan menjalankan program pengobatan yang teratur serta disiplin.
b. Memberikan pengarahan tentang pentingnya dukungan keluarga dalam
menciptakan suasana yang kondusif untuk mencegah kambuhnya
penyakit pasien.
c. Memberikan informasi pada keluarga untuk mengenali tanda-tanda awal
kekambuhan.
4. Sosioterapi
Manipulasi lingkungan sosial pasien dengan cara keluarga membantu
memberikan penjelasan kepada para tetangga yang tinggal di sekitar rumah
pasien untuk tidak menganggap pasien sebagai orang sakit jiwa. Memberi
penjelasan kepada para tetangga untuk tidak memberikan tekanan atau hal
hal yang dapat mencetuskan kekambuhannya, misalnya dengan memberikan
penjelasan kepada tetangga yang sering mengejek pasien agar tidak
melakukan hal itu lagi. Hal ini diharapkan dapat membantu kesembuhan
pasien dan mencegah terjadinya kekambuhan.
J. Prognosis
Riwayat Penyakit

PREMORBID
Tidak Ada

Keluarga
Pola Asuh Keluarga
Kepribadian Premorbid
Stressor Psikososial
Sosial Ekonomi
Riwayat Keluhan yang

Kurang bagus
Introvert
Keinginan tak sampai
Kurang
Tidak ada

PROGNOSIS
Baik
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Baik

sama
Onset Usia Dewasa
Muda
Jenis Penyakit
Perjalanan Penyakit
Kelainan Organik

MORBID
Ya
Skizoafektif tipe depresi
Kronis
Tidak ada

PROGNOSIS
Buruk
Buruk
Buruk
Baik

Respon Terapi
Belum dapat ditentukan
Kesimpulan :Prognosis : Dubia ad Malam

Dubia

Anda mungkin juga menyukai