Skizofrenia Paranoid
Oleh :
Hana Sulistia S, Ked
Pembimbing :
Dr. Abdullah Shahab, Sp. KJ.
MARS
Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Usia : 69 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan: Belum menikah
Suku / Bangsa : Palembang / Indonesia
Pendidikan : Tamat SMP
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Budha
Alamat : Jl. Kolonel Atmo, Palembang
Datang ke RS : Selasa, 23 Agustus 2022, Pukul 10.00 WIB
Cara ke RS : Diantar keluarga
Tempat Pemeriksaan : Poli Jiwa RS. Dr. Ernaldi Bahar Palembang.
Anamnesis
RIWAYAT PSIKIATRI
Riwayat psikiatri diperoleh dari:
Autoanamnesis dengan penderita pada Kamis, 25 Agustus 2022, Pukul 13.00
WIB
Alloanamnesis dengan Adik kandung penderita pada Jumat, 26 Agustus 2022,
Pukul 10.00 WIB,
Sebab Utama
Pasien berbicara sendiri, keluar rumah dan menyalakan kompor gas pada malam
hari saat 1 hari SMRS
Riwayat Perjalanan
Penyakit
Autoanamnesis
Pada auto anamnesis, pasien mengatakan bahwa ia melihat orang
berlari lalu bersembunyi dibalik batu besar namun orang tersebut
tidak mengganggu pasien. Pasien mendengar ada yang berbisik dan
suara tertawa. Pasien merasa ada yang mengejeknya. Pasien sadar ia
dibawa kerumah sakit karena sakit dan pernah berobat ke RS Dr.
Ernaldi Bahar sebelumnya.
Riwayat Perjalanan
Penyakit
Autoanamnesis
Pasien mengatakan ia tidak menggunakan obat-obatan terlarang
namun mengonsumsi rokok 2 batang perhari. Sejak 20 tahun lalu
pasien mengaku telah bercerai dengan suaminya dan 4 anaknya
dibawa mantan suaminya, lalu menikah lagi dan memiliki banyak
isteri padahal pasien tidak pernah menikah sama sekali. Pasien
mampu mandi, BAB dan BAK sendiri, nafsu makan berkurang, dan
tidur cukup. Pasien sekarang hanya berharap agar bisa segera pulang
karena tidak tahan berada di rumah sakit.
Riwayat Perjalanan
Penyakit
Alloanamnesis
Pasien dibawa adiknya ke poli RS dr. Ernaldi Bahar karena berbicara
sendiri, keluar rumah dan menyalakan kompor gas pada malam hari 1
hari SMRS. Pasien sempat mengamuk jika dimarahi oleh orang
disekitarnya. Pasien sering keluyuran pada siang maupun malam hari
sejak 1 bulan terakhir ini. Keluarga sering membawa pasien kontrol
ke poli untuk mengambil obat. Setelah minum obat keluhan pasien
makin membaik, namun pada saat pasien dimarahi oleh keluarga,
keluhan pasien memburuk.
Riwayat Perjalanan
Penyakit
Alloanamnesis
Pasien tidak memiliki pekerjaan namun sehari-hari hanya membantu
pekerjaan rumah. Keluarga mengatakan pasien sudah mengalami
perubahan perilaku sejak 7 tahun terakhir ini dan dirawat di RS Jiwa
setelah itu membaik dan rutin kontrol ke poli. Sekitar 2 bulan yang
lalu, pasien pernah dirawat di RS Ernaldi Bahar dengan keluhan
gelisah, marah-marah, mendengar bisikan dan berbicara sendiri.
Setelah dirawat keadaannya membaik dan diperbolehkan pulang.
Riwayat Penyakit Sebelumnya
Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dengan gejala penyakit yang sama disangkal.
Keteranga
n:
: Pasien bernama Ny. N usia 69 Tahun
Riwayat Kehidupan Pribadi
Riwayat Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah tamat SMP
Riwayat Pekerjaan
Tidak pernah bekerja
Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah.
Riwayat Kehidupan Pribadi
Agama
Pasien beragama Budha
Pemeriksaan Status Mental
Pikiran
Proses dan bentuk pikiran : inkoheren
Kontinuitas : kontinu
Hendaya berbahasa : tidak ada
Isi Pikiran : waham kejar
Pemeriksaan Status Mental
Pengendalian Impuls
Pasien tampak tenang pada proses tanya jawab yang dilakukan dan tidak terdapat gerakan
involunter
Daya Nilai
Penilaian realita : RTA terganggu
Tilikan : Derajat 4, menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak
memahami penyebab sakitnya.
Pemeriksaan Fisik
1. Pasien datang ke Poli RS Ernaldi Bahar diantar keluarganya pada tanggal 23 Agustus 2022.
Pasien berbicara sendiri, keluyuran dan menyalakan kompor pada malam hari.
2. Pasien sering mengamuk dan menggangu tetangga.
3. Pasien tidak memiliki masalah pada kesadaran, daya ingat, fungsi kognitif dan orientasi,
memori serta pengetahuan umum pasien baik.
4. Mood eutimik dan afek serasi.
5. Pasien tidak pernah mengkonsumsi zat psikoaktif dan alkohol, tetapi pasien merokok.
6. Di keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan serupa.
7. Tidak ada gangguan aktivitas tidur, nafsu makan tidak terganggu serta mandi, BAK, dan
BAB masih bisa sendiri.
Ikhtisar Penemuan Bermakna
8. Pasien lahir normal, tidak memiliki riwayat epilepsi dan gangguan masalah tumbuh
kembang.
9. Pasien merupakan pribadi yang ramah, rajin, mudah bergaul, memiliki cukup banyak
teman dan pekerja keras.
10. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit fisik.
11. Pasien tinggal bersama saudara kandungnya.
12. Dalam penilaian realitas pada penderita, terdapat adanya gangguan dalam hal pikiran,
perasaan, perbuatan, dan perilaku.
13. Dalam pertimbangan tilikan terhadap penyakit, pasien menyadari penyakitnya & faktor
yang berhubungan dengan penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku
praktisnya.
Formulasi Diagnostik
Aksis I:
• Berdasarkan anamnesis, riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan, pada pasien ini
ditemukan adanya pola perilaku, pikiran, dan perasaan yang secara klinis bermakna dan
menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya (disability) dalam fungsi pekerjaan
dan sosial. Dengan demikian berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien ini
mengalami suatu gangguan jiwa.
• Bedasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, tidak terdapat penyakit
yang menyebabkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, daya ingat
atau daya konsentrasi, serta orientasi yang masih baik, sehingga Gangguan Mental Organik
(F00 – F09) tidak bisa ditegakan pada pasien ini.
Formulasi Diagnostik
Dari anamnesis diketahui bahwa pasien merokok, tidak minum alkohol dan juga tidak
memiliki riwayat penggunaaan zat psikoaktif. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
pasien ini bukan pasien Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Zat Psikoaktif atau Alkohol
(F10-F19)
• Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita berupa adanya
halusinasi dan delusi, maka pasien ini menderita gangguan psikotik (F20-F29). Gangguan
persepsinya yaitu halusinasi auditorik dan halusinasi visual. Gangguan isi pikir yaitu
waham curiga. Gangguan psikotik yang dialami pasien sudah terjadi lebih dari 1 bulan,
sehingga termasuk kedalam skizofrenia (F.20)
Berdasarkan PPDGJ III ditegakkan diagnosis untuk aksis I adalah F20.0 Skizofrenia
Paranoid karena, Halusinasi auditori berupa pasien merasa ada bisikan-bisikan yang
membicarakan dirinya memenuhi kriteria umum skizofrenia paranoid (F.20.0)
Formulasi Diagnostik
Aksis II:
Axis II F.60.0 Gangguan Kepribadian Paranoid
Aksis III:
Pada diagnosis multiaksial aksis III tidak ditemukan adanya gangguan kondisi medik umum
yang menyertai penderita. Maka aksis III tidak ada diagnosis.
Aksis IV:
Pada diagnosis multiaksial aksis IV ditemukan adanya masalah dengan primary support group
keluarga
Aksis V:
Pada aksis V didapatkan Global Assessment of Functioning (GAF) Scale saat datang ke
Rumah Sakit yaitu 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
secara umum masih baik.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I : F.20.0 Skizofrenia Paranoid
PSIKOFARMAKA
1.Olanzapine 2 x 10 mg
2.Trihexyphenidyl 2 x 2 mg
3.Haloperidol 3 x 5 mg
4.Clozapine 1 x 100 mg
Rencana
Penatalaksanaan
[Psikoterapi]
Terhadap keluarga
Terhadap penderita 1. Mengedukasi dengan
1. Edukasi menyampaikan informasi tentang
2. Intervensi langsung dan dukungan penyakit pasien dan membantu
terhadap pasien pasien mengonsumsi obat serta
3. Motivasi pasien agar tetap semangat kontrol teratur
dan tidak putus asa 2. Edukasi keluarga mengenai gejala
kekambuhan pada pasien untuk
segera dikonsultasikan kepada
dokter.
3. Memberi pengertian kepada
keluarga akan pentingnya peran
keluarga dalam proses
penyembuhan penyakit pasien.
BAB III Diskusi
Skizofrenia merupakan sekelompok gangguan psikotik dengan gangguan dasar pada
kepribadian, distorsi proses pikir, waham yang aneh, gangguan persepsi, afek yang abnormal.
Meskipun demikian, kesadaran pasien tetap jernih. Pasien mengalami hendaya berat dalam
menilai realitas. Diagnosis gangguan skizofrenia dapat ditegakan berdasarkan PPDGJ III
(Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa III) yang berpedoman pada DSM-V.
Pedoman diagnostik: Harus ada sedikitnya satu gejala yg amat jelas (dan biasanya dua gejala
atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam / jelas).
Pada gangguan skizofrenia paranoid, diagnosis dapat ditegakan berdasarkan PPDGJ III, F20.0
sebagai berikut:
1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
2. Tambahan : halusinasi dan / atau waham harus menonjol:
a) Suara-suara yang mengancam pasien atau memberi perintah atau halusinasi auditorik tanpa
bentuk verbal berupa bunyi peluit, mendengung atau tertawa.
b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa atau sifat seksual : halusinasi visual mungkin ada
tetapi jarang menonjol.
c) Waham dikendalikan, dipengaruhi atau dellusion of passivity dan keyakinan dikejar-
kejar yang beraneka ragam adalah yang paling khas.
d)Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, gejala katatonik tidak
menonjol.
BAB III Diskusi
Hal lain yang dilakukan adalah dengan intervensi langsung dan dukungan untuk
meningkatkan rasa percaya diri individu, perbaikan fungsi sosial dan pencapaian kualitas
hidup yang baik sehingga memotivasi penderita agar dapat menjalankan fungsi sosialnya
dengan baik. Keluarga penderita juga diberikan terapi keluarga dalam bentuk
psikoedukasi berupa penyampaian informasi kepada keluarga mengenai penyebab
penyebab penyakit yang dialami penderita serta pengobatannya sehingga keluarga dapat
memahami dan menerima kondisi penderita untuk minum obat dan kontrol secara teratur
serta mengenali gejala-gejala kekambuhan secara dini.3.
Prognosis penderita ini adalah bonam pada quo ad vitam dan quo ad fungsionamnya
sedangkan untuk quo ad sanationamnya adalah dubia bonam karena adanya dukungan
dari keluarga untuk sembuh, serta pasien menyadari penyakit yang ia derita, ada
keinginan untuk sembuh dan rutin untuk mengkonsumsi obat sehingga penyakit yang
dialami pasien dapat dikontrol.
TABEL FOLLOW UP 26 Agustus 2022 S : pasien mengatakan suara bisikan masih ada
Bangsal Cempaka
O: KU compos mentis, kontak (+), adekuat,
eutimik, kooperatif, halusinasi auditorik (+),
halusinasi visual (+), waham kejar (+). TD :
130/80 N : 91 x/menit
A: F20.0 Skizofrenia paranoid
P:
- Olanzapine 2 x 10 mg
- Trihexyphenidyl 2 x 2 mg
- Haloperidol 3 x 5 mg
- Clorilex 1 x 100 mg
TABEL FOLLOW UP 27 Agustus 2022 S : pasien mengatakan suara bisikan masih ada
Bangsal Cempaka
O: KU compos mentis, kontak (+), adekuat,
eutimik, kooperatif, halusinasi auditorik (+),
halusinasi visual (+), waham kejar (+). TD :
140/80 N : 94 x/menit
A: F20.0 Skizofrenia paranoid
P:
- Olanzapine 2 x 10 mg
- Trihexyphenidyl 2 x 2 mg
- Haloperidol 3 x 5 mg
- Clorilex 1 x 100 mg
TERIMA KASIH.