Anda di halaman 1dari 11

LEMBAR PENGESAHAN

Yang tersebut namanya di bawah ini:


Nama
: Zakirunallah Karunia
NIM
: C 111 12 921
adalah benar menyelesaikan lapsus yang berjudul SKIZOFRENIA
PARANOID dan tugas terjemahan KAPLAN yang berjudul Obat Anti
Depresan dan telah disetujui serta dibacakan di hadapan pembimbing.

Residen Pembimbing

Makassar, 09 Maret 2016


Supervisor Pembimbing

dr. Dwi Wahyuningsih

dr. Agus Japarii, M.Kes, Sp.KJ

LAPORAN KASUS
SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)

IDENTITAS PASIEN
Nama

:Ny. Maryam

Umur

: 46 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Status Perkawinan

: Belum menikah

Agama

: Islam

Warga Negara

: Indonesia

Pendidikan

: S1

Alamat

: Dusun Lekkong, Kecamatan Cendana- Enrekang

Pekerjaan

: Tidak Bekerja

Masuk RS

: 17 Februari 2016

No. RM

: 099038

LAPORAN PSIKIATRI
I.

RIWAYAT PENYAKIT :
A. Keluhan utama:
Gelisah dan Mengamuk
B. Riwayat gangguan sekarang :
Keluhan dan gejala
Seorang perempuan dibawa ke UGD RSKD untuk ketiga kalinya
oleh keluarganya karena mengamuk sejak 1 bulan yang lalu, pasien
mengamuk dengan menghamburkan barang-barang yang ada dirumah
dan selalu mengancam ingin memukul ibu dan tetanggan-tetangganya.
Menurut keluarga pasien, pasien mengaku mendengar suara-suara
bisikan seperti perintah yang memerintahkan dia untuk melakukan hal
tersebut. Pasien juga dikeluhkan sering gelisah, selalu berbicara
sendiri, menjadi lebih mudah tersinggung, serta suka mondar mandir
dan memungut barang-barang yang tidak terpakai lagi tanpa alasan
yang jelas. Pasien juga mengalami susah tidur pada malam hari. Dan
pada saat tidak tidur, pasien hanya berbicara sendiri.
Perubahan perilaku pertama kali dialami kurang lebih sekitar 10
tahun yang lalu yaitu pada akhir tahun 2006, dimana awalnya pasien

sering menangis-nangis dan mengurung diri sendiri tanpa diketahui


penyebabnya. Hingga, oleh keluarga telah dibawa ke RSKD untuk
pertama kalinya pada tahun 2012 dengan alasan pasien sering
membuang barang-barang dalam rumah ke sungai. Keluarga
mengatakan bahwa pasien selalu rajin untuk meminum obatnya
namun akhir-akhir ini (sekitar 2 bulan terakhir) pasien menjadi malas
meminum obatnya dengan alasan menjadi gemuk setelah minum obat.

Riwayat keluarga dengan gejala yang sama (-)


Hendaya / disfungsi
Hendaya dalam bidang sosial (+)
Hendaya dalam bidang pekerjaan (+)
Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (+)
Faktor stressor psikososial : Tidak jelas
Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan

psikis sebelumnya :
o Riwayat trauma tidak ada
o Riwayat infeksi tidak ada
o Riwayat kejang tidak ada
o Riwayat pemakaian NAPZA tidak ada
o Riwayat merokok tidak ada
o Riwayat meminum alkohol tidak ada
C. Riwayat gangguan sebelumnya :
Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya : pasien pernah mengalami
gangguan jiwa sebelumnya. Awalnya dimulai pada kahir tahun 2012
dimana pasien sering membuang barang-barang dalam rumah
kesungai tanpa alasan yang jelas dan mengamuk saat dilarang,
kemudian pasien dirawat selama sekitar 3 bulan dan pasien diberi
obat berwarna pink, putih dan orange. Pasien lalu dibawa oleh
keluarga ke UGD RSKD dan pada awal tahun 2015 pasien kembali
di bawa ke UGD RSKD dengan keluhan yang sama ditambah pasien
menjadi sering berbicara sendiri tanpa henti. Pasien telah diberi obat
namun akhir-akhir ini malas meminumnya.
D. Riwayat kehidupan pribadi :
1. Riwayat prenatal dan perinatal (0-1 tahun)

Lahir pada tahun 1970. Lahir cukup bulan. Lahir normal dan dibantu
oleh dukun beranak
2. Riwayat Kanak Awal (1-3 tahun)
Perkembangan masa kanak-kanak awal pasien seperti berjalan,
berbicara baik, perkembangan motorik berlangsung baik. Pasien
bermain dengan teman seusiannya.
3. Riwayat Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya. Hubungan pasien dengan
orangtua dan saudara-saudara nya baik. Pasien juga mendapatkan
pendidikan yang layak.
4. Riwayat Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)
Semasa usia remaja pasien terus melanjutkan pendidikannya hingga
sarjana (S1) di STKIP
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pekerjaan: Pasien tidak memiliki pekerjaan
b. Riwayat Pernikahan : Pasien belum menikah
c. Riwayat Agama :Pasien memeluk agama Islam
E. Riwayat Kehidupan Keluarga
- Pasien anak pertama dari 3 bersaudara (, , )
- Hubungan dengan keluarga baik
- Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama: (-).
F. Situasi Sekarang
Pasien sekarang tinggal dengan orang tua (ibu)
G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
Pasien merasa dirinya tidak sakit dan tidak membutuhkan pengobatan.

II.

STATUS MENTAL :
A. Deskripsi Umum :
Penampilan
- Penampilan umum:
Seorang perempuan, berambut sebahu, mengenakan daster

berwarna ungu dengan motif bunga


- Perawakan sedang
- Wajah sesuai umur
- Rawat diri baik
Kesadaran
: Berubah
Aktivitas psikomotor
: Tenang
Pembicaraan
: Spontan, lancar, intonasi biasa.
Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif

B. Keadaan Afektif (mood), perasaan, dan empati, perhatian :


Mood
: Sulit dinilai
Afek
: Tumpul
Empati
: Tidak dapat dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual (kognitif) :
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan sesuai dengan
pendidikan
2. Daya konsentrasi
: Kurang
3. Orientasi
:
Orientasi waktu
: Tidak Terganggu
Orang
: Tidak Terganggu
Tempat
: Tidak Terganggu
4. Daya ingat
:
Jangka panjang
: Tidak Terganggu
Jangka pendek
: Tidak Terganggu
Jangka segera
: Tidak Terganggu
5. Pikiran abstrak
: Tidak Terganggu
6. Bakat kreatif
: Tidak ada
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
D. Gangguan Persepsi :
1. Halusinasi
: Halusinasi auditorik (+),

pasien

mengaku

mendengar suara-suara bisikan oleh keluarganya (sepupu-sepuunya)


yang berniat untuk mengambil hartanya
2. Ilusi
: Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi
: Tidak ada
E. Proses Berpikir :
1. Arus pikiran :
Produktivitas
: Cukup
Kontinuitas
: Relevan dan koheren
Hendaya berbahasa : Tidak ada hendaya dalam berbahasa
2. Isi pikiran :
Preokupasi
: Tidak ada
Gangguan isi pikiran :
- Delution of influence (+), pasien meyakini bahwa ada
kekuatan sihir yang menyirih tangan dan menyihir matanya
-

sehingga dia sulit tidur


Waham curiga: pasien selalu beranggapan kalau keluarganya
(sepupu-sepupunya) iri dan cemburu terhadap harta yang
dimilikinya dan berniat untuk merebutnya
5

F. Pengendalian impuls
G. Daya nilai :
Norma sosial
Uji daya nilai
Penilaian realitas
H. Tilikan (insight)

: Tidak Terganggu
: Tidak Terganggu
: Tidak Terganggu
: Terganggu
: Derajat 1 (Pasien merasa dirinya tidak sakit

dan tidak membutuhkan pengobatan)


I. Taraf dipercaya
: Dapat dipercaya
III.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT:


1. Status Internus
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran
: Composmentis
c. Tanda vital
- Tekanan darah : 120/90 mmHg
- Nadi
: 104x/menit
- Suhu
: 36,2C
- Pernapasan
: 24x/menit
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, jantung, paru dan
abdomen dalam batas normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ada
kelainan.
2. Status Neurologi
a. GCS
: E4M6V5
b. Rangsang meningeal
: tidak dilakukan
c. Tanda ekstrapiramidal
- Tremor tangan
: tidak ada
- Cara berjalan
: normal
- Keseimbangan
: baik
d. Sistem saraf motorik dan sensorik dalam batas normal
e. Kesan
: normal

IV.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA :


Seorang perempuan dibawa ke UGD RSKD untuk ketiga kalinya oleh
keluarganya karena mengamuk sejak 1 bulan yang lalu, pasien mengamuk
dengan menghamburkan barang-barang yang ada dirumah dan selalu
mengancam ingin memukul ibu dan tetanggan-tetangganya. Menurut
keluarga pasien, pasien mengaku mendengar suara-suara bisikan seperti
perintah yang memerintahkan dia untuk melakukan hal tersebut. Pasien
6

juga dikeluhkan sering gelisah, selalu berbicara sendiri, menjadi lebih


mudah tersinggung, serta suka mondar mandir dan memungut barangbarang yang tidak terpakai lagi tanpa alasan yang jelas. Pasien juga
mengalami susah tidur pada malam hari. Dan pada saat tidak tidur, pasien
hanya berbicara sendiri.
Perubahan perilaku pertama kali dialami kurang lebih sekitar 10 tahun
yang lalu yaitu pada akhir tahun 2006, dimana awalnya pasien sering
menangis-nangis dan mengurung diri sendiri tanpa diketahui penyebabnya.
Hingga, oleh keluarga telah dibawa ke RSKD untuk pertama kalinya pada
tahun 2012 dengan alasan pasien sering membuang barang-barang dalam
rumah ke sungai. Keluarga mengatakan bahwa pasien selalu rajin untuk
meminum obatnya namun akhir-akhir ini (sekitar 2 bulan terakhir) pasien
menjadi malas meminum obatnya dengan alasan menjadi gemuk setelah
minum obat. Riwayat keluarga dengan gejala yang sama (-)
Pada pemeriksaan status mental didapatkan pembicaraan spontan,
koheren, intonasi biasa, lancar. Sikap pasien kooperatif. Mood sulit dinilai,
afek tumpul, tidak dapat dirabarasakan, fungsi kognitif dalam batas
normal, tidak ada gangguan pengendalian impuls. Pasien juga memiliki
halusinasi auditorik, delution of influence dan waham curiga .
V.

EVALUASI MULTIAKSIAL :
Aksis I :
Berdasarkan alloanamnesis dan autoanamnesis didapatkan adanya gejala
klinis yang bermakna yaitu berupa pola prilaku yang sering mengamuk,
selalu berbicara sendiri, susah untuk tidur malam, menangis dan
mengurung diri sendiri tanpa diketahui penyebabnya. Keadaan ini
mengakibatkan keluarga dan pasien terganggu dan tidak nyaman
(distress), sulit melakukan pekerjaan dengan benar, dan sulit mengisi
waktu luangnya dengan hal yang bermanfaat (disability). Oleh karena itu,
digolongkan sebagai gangguan jiwa. Dari pemeriksaan fisik tidak
ditemukan tanda disfungsi otak sehingga dapat digolongkan gangguan
jiwa non organik. Pasien juga mengalami hendaya berat dalam menilai

realita sehingga digolongkan sebagai gangguan jiwa non-organikpsikotik.


Berdasarkan status mental ditemukan adanya hendaya berat dalam
menilai realita berupa halusinasi auditorik yaitu mendengar suara-suara
bisikan, sehingga pasien disimpulkan menderita Skizofrenia (F20)
Pasien juga mengalami gangguan isi pikir berupa waham curiga
yaitu pasien selalu beranggapan kalau keluargaanya (sepupu-sepupunya)
iri kepada dia dan berniat untuk merebut hartanya. Dari autoanamnesis
dan pemeriksaan status mental didapatkan adanya afek yang tumpul, ada
halusinasi auditorik, delution of influence (+) dan waham curiga.
Sehingga Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan
Jiwa (PPDGJ III) diagnosis diarahkan pada Skizofrenia Paranoid
(F20.0)
Aksis II :
Pasien tidak memenuhi ciri-ciri gangguan kepribadian yang tercantum
dalam PPDGJ III
Aksis III :
Tidak terdapat gangguan fisik
Aksis IV :
Faktor stressor psikososial tidak diketahui.
Aksis V :
GAF scale saat ini :50-41
VI.

DAFTAR PROBLEM :
Organobiologik
Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, namun diduga terdapat
ketidak seimbangan neurotransmitter, maka dari itu pasien memerlukan

farmakoterapi.
Psikologik
Prilaku dan aktifitas motorik normoaktif, afek tumpul, empati tidak dapat
dirabarasakan, daya ingat jangka panjang dan jangka pendek tidak
terganggu,

intelegensia

dan

pengetahuan

umum

sesuai

dengan

pendidikan dan usia, halusinasi ada, waham ada, tilikan derajat 1


Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya sosial, hendaya pekerjaan dan hendaya
waktu senggang.

VII.

RENCANA TERAPI :
Farmakoterapi :
- Halopuridol tab 5 mg 3 x
- Clopromazin tab 100 mg 0-0-I
Psikoterapi :
- Ventilasi: Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pasien
untuk menceritakan keluhan dan isi hati serta perasaan sehingga pasien
-

merasa lega.
Konseling: Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien
tentang penyakitnya, agar pasien memahami cara menghadapinya,
serta memotivasi pasien agar tetap rutin minum obat.

Sosioterapi :
Memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien dan orang
disekitarnya tentang gangguan yang dialami pasien sehingga mereka dapat
menerima dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membantu

VIII.

IX.

proses pemulihan pasien.


PROGNOSIS :
Ad vitam
: dubia ad bolam
Ad sanationem : dubia ad malam
FOLLOW UP :
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya, efektifitas
terapi serta kemungkinan terjadinya efek samping dari obat yang diberikan.

X.

PEMBAHASAN
Skizofrenia merupakan suatu sindrom psikotik kronis yang ditandai oleh

gangguan pikiran dan persepsi, afek tumpul, anhedonia, deteorisasi, serta dapat
ditentukan uji kognitif buruk.
Menurut PPDGJ III, minimal ada satu gejala dari kriteria ini yang sangat
jelas atau dua gejala bila tidak terlalu jelas.
(a)

Thought of echo: isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya, dan isi pikiran ulangan walaupun isinya sama, namun
kualitas beda; atau

Thought of insertion atau withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar
masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirnya diambil keluar
oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal).

Thought of broadcasting : isi pikirannya tersiar ke luar sehingga orang lain


atau umum mengetahuinya.

(b) -

Delution of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu


kekuatan tertentu dari luar.

Delution of influence : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu


kekuatan tertentu dari luar.

Delution of perception : pengalaman inderawi yang tidak wajar yang


bermakna sangat khas bagi dirinya , bersifat mistik atau mukjizat.

(c) Halusinasi auditorik


(d) Waham-waham menetap jenis lainnya yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil.
Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus ada secara jelas:
(e) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja
(f) Arus pikir yang terputus atau yang mengalami sisipan yang berakibat
inkoherensi atau pembacaan yang tidak relevan atau neologisme
(g) Perilaku katatonik, seperti gaduh gelisah, posisi tubuh tertentu atau
fleksibilitas cerea, negativism, mutisme dan stupor
(h) Gejala-gejala negative, seperti apatis, bicara yang jarang dan respons
emosional yang menumpul atau tidak wajar
Gejala-gejala khas tersebut telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan
atau lebih. Khusus untuk mendiagnosa skizofrenia paranoid, gejala-gejalanya
sebagai berikut:
-

Memenuhi kriteria umum untuk diagnose skizofrenia

Halusinasi dan waham yang menonjol

Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik


secara relative tidak nyata/menonjol.

10

Pada pasien ini ditemukan adanya halusinasi auditorik yaitu mendengar


suara bisikan di telinganya. Ditemukan juga delution of influence dimana pasien
merasa disihir tangan dan matanya . Selain itu terdapa Waham curiga berupa
pasien selalu beranggapan kalau keluarganya (sepupu-sepupu) iri hati dan
cemburu pada pasien karena hartanya dan pasien merasa bahwa mereka berniat
untuk merebut hartanya tersebut. Gejala ini sudah berlangsung > 3 bulan, maka
dari itu pasien didiagnosa Skizofrenia Paranoid (F20.0)
Pada pasien terdapat gejala positif berupa halusinasi dan waham serta
gejala negative seperti adanya gangguan hubungan social dengan orang lain. Oleh
karena itu medikasi yang diberikan berupa obat antipsikotik

DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, R Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III.
Cetakan 1. 2001. Jakarta : Penerbit Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FKUnika Atma Jaya. Dicetak oleh PT. Nuh Jaya.
2. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi 3.
2007. Jakarta : Penerbit Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma
Jaya. Dicetak oleh PT. Nuh Jaya.

11

Anda mungkin juga menyukai