Anda di halaman 1dari 16

STATUS PASIEN

No. Registrasi

: 00 14 06 55

Masuk RS

: 5 Mei 2015

Nama

: Nn. DS

Jenis Kelamin

: Perempuan

Tempat/Tgl Lahir

: Lajonga, 31 Desember 1975

Status Perkawinan

: Belum menikah

Agama

: Islam

Warga Negara

: Indonesia

Suku Bangsa

: Bugis Sidrap

Sekolah / Pekerjaan

: SD / Tidak Bekerja

Alamat / No. Telpon

: Jl. Rijang Benteng Kec. Panca Lautang (SIDRAP)

Keluarga Terdekat

: Irmayanti (Sidrap) : 081354533216

Diagnosis Sementara

: Gangguan afektif bipolar episode kini manik


dengan gangguan psikotik

Masuk RS yang ke

: 1 (Pertama)

LAPORAN PSIKIATRI
I.

RIWAYAT PENYAKIT :
A. Keluhan utama dan alasan MRSJ / terapi :
Gelisah
B. Riwayat gangguan sekarang :
Keluhan dan gejala
Pasien dibawa ke RS Dadi karena keluarga pasien mengeluh pasien
gelisah dan kadang mengamuk sambil melempar barang dan sering
mengancam ingin memukul Ibunya. Pasien juga sering membakar
perabotan rumah tangga dengan alasan ingin mendaur ulang perabot

rumah tangga menjadi perhiasan, keluarga pasien sering melihat pasien


berbicara sendiri dan tidak jarang pasien berbicara kotor. Pasien mengaku

dirinya adalah presiden dan merasa dirinya sangat cantik


Hendaya / disfungsi
Hendaya dalam bidang sosial (+)
Hendaya dalam bidang pekerjaan (+)
Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (+)
Faktor stressor psikososial :
Tidak diketahui
Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis
sebelumnya :
Tidak ditemukan penyakit fisik berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Dari Alloanamnesis diketahui bahwa pasien pertama
kali mengamuk pada tahun 1998 tanpa alasan yang jelas. Tetapi gejala
tersebut hanya berlangsung 3 bulan. Setelah itu pasien tidak mengamuk
lagi. Pada tahun 2001, pasien yang awalnya tidak suka dandan mulai
menggunakan make up, tetapi masih dalam batas wajar. Semakin hari
make up pasien menjadi semakin tebal dan berlebihan. Pasien juga sering
memuji muji dirinya sendiri. Pasien merasa sangat cantik. Kelainan ini
terus bertahan sampai sekarang, tetapi keluarga tidak memeriksakan
pasien ke dokter jiwa dengan alasan pasien tidak mengganggu orang
disekitarnya. Tetapi karena 1 bulan yang lalu pasien menjadi semakin
sering mengamuk dan membahayakan orang lain dengan membakar
perabotan di rumah, maka dari itu keluarga pasien memutuskan untuk
membawa pasien ke RS Jiwa untuk yang pertama kalinya.

C. Riwayat gangguan sebelumnya :


Riwayat kejang (-)
Riwayat pemakaian NAPZA: merokok (+), alkohol (-), obat-obatan (-)
Riwayat trauma (-)
Riwayat infeksi (-)
D. Riwayat kehidupan pribadi :

Riwayat prenatal dan perinatal (0 1 tahun)


Pasien lahir normal di rumah pada tahun 1975 , cukup bulan, ditolong
oleh dukun.
Riwayat masa kanak kanak awal (1 3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak anak pada umumnya.
Riwayat masa kanak kanak pertengahan (4 11 tahun)
Pasien mulai masuk SD saat usia 7 tahun, prestasi disekolah biasa saja.
Riwayat masa remaja (12 17 tahun)
Setelah tamat SD pasien tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP
dan SMA. Pertumbuhan dan perkembangan pasien sama dengan remaja

lain. Pasien dikenal sebagai orang yang ramah dan mudah bergaul.
Riwayat masa dewasa (18 tahun sekarang)
Pasien belum menikah dan tidak bekerja. Pasien lebih memilih tinggal
bersama dan merawat ibunya.

E. Riwayat kehidupan keluarga :


Pasien adalah anak ke 4 dari 7 bersaudara (, , , , , , )
Hubungan dengan saudara kurang baik
Tidak ada riwayat penyakit yang sama dalam keluarga
F. Situasi saat ini :
Pasien saat ini tinggal berdua bersama ibunya. Ibu pasien memahami
keadaan pasien dan selalu berusaha mendukung proses penyembuhan
anaknya. Keadaan sosial ekonomi keluarga pasien tergolong cukup. Pasien
tidak bekerja.
G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya :
Pasien tidak merasa memiliki kelainan jiwa atau penyakit lainnya sehingga
pasien tidak merasa membutuhkan pengobatan
II.

STATUS MENTAL :
A. Deskripsi Umum :
Penampilan
- Penampilan umum:

Tampak wanita dengan perawakan pendek, agak gemuk, kulit sawo


matang, wajah sesuai usia dan perawatan diri kurang. Pasien
menggunakan pakaian pesta berwarna keemasan, rok pesta berwarna
hijau, dandanan untuk ke pesta yang berlebihan dengan lipstik ungu
yang mencolok. Menggunakan banyak gelang yang berwarna emas,

serta kalung buatan tangan yg tidak cocok dengan pakaian pasien.


Pasien memakai tas plastik yang diisi anak kucing.
Kesadaran
: Berubah
Aktivitas psikomotor
: Meningkat
Pembicaraan
: Spontan, lancar, kesan membanjir
Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif

B. Keadaan Afektif (mood), perasaan, dan empati, perhatian :


Mood
: Senang
Afek
: Sesuai
Keserasian
: Appropriate
Empati
: Tidak dapat dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual (kognitif) :
1. Intelegensia dan pengetahuan umum sesuai dengan tingkat pendidikan
formal pasien.
2. Daya konsentrasi : Cukup Baik
3. Orientasi

4.
5.
6.
7.

Waktu

: Terganggu

Orang

: Tidak terganggu

Tempat

: Tidak terganggu

Daya ingat
Segera
: Terganggu
Pendek
: Terganggu
Sedang
: Terganggu
Panjang
: Tidak Terganggu
Pikiran abstrak : Terganggu
Bakat kreatif
: Membuat perhiasan
Kemampuan menolong diri sendiri : Kurang

D. Gangguan Persepsi :
1. Halusinasi
: Tidak ada
2. Ilusi
: Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi
: Tidak ada
E. Proses Berpikir
1. Arus pikiran
Produktivitas
: Berlebih
Kontinuitas
: Asosiasi longgar
Hendaya berbahasa : Tidak ada hendaya dalam berbahasa
2. Isi pikiran
Preokupasi
: Tidak ada
Gangguan isi pikiran : Waham kebesaran. Pasien merasa dirinya
adalah artis dan presiden semua Negara.

III.

F. Pengendalian impuls

: Tidak terganggu

G. Daya nilai :
Norma sosial
Uji daya nilai
Penilaian realitas

: Terganggu
: Terganggu
: Terganggu

H. Tilikan (insight)

: Tilikan derajat I. Yaitu penyangkalan total


terhadap penyakitnya

I. Taraf dipercaya

: Dapat dipercaya

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT :


Pemeriksaan Fisik
Status Internus :
TD
= 130/90 mmHg
N
= 92 kali/menit
P
= 23 kali/menit

S
= 370 C
Tuliskan pula hal-hal bermakna lainnya yang anda temukan pada
pemeriksaan fisik, Pemeriksaan Laboratorium dan penunjang lainnya :
- GCS
= E4 M6 V5
- Pemeriksaan Nervus I XII
= Normal
- Rangsang Meningeal
= Negatif
- Gejala peningkatan TIK
= Tidak ada
- Refleks Patologis
= Negatif

IV.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA :


Pasien adalah seorang wanita usia 40 tahun yang diantar masuk ke IGD
Rumah Sakit Dadi oleh keluarganya karena gelisah dan sering
mengamuk. Pasien mengamuk dengan melempar barang barang di

rumah dan mengancam ingin memukuli ibunya.


Dari Alloanamnesis diketahui bahwa pasien pertama kali mengamuk pada
tahun 1998 tanpa alasan yang jelas. Tetapi gejala tersebut hanya
berlangsung 3 bulan. Setelah itu pasien tidak mengamuk lagi. Pada
tahun 2001, pasien yang awalnya tidak suka dandan mulai menggunakan
make up, tetapi masih dalam batas wajar. Semakin hari make up pasien
menjadi semakin tebal dan berlebihan. Pasien juga sering memuji muji
dirinya sendiri. Pasien merasa sangat cantik. Kelainan ini terus bertahan
sampai 1 bulan lalu, tetapi keluarga pasien tidak memeriksakan pasien
ke dokter jiwa dengan alasan pasien tidak mengganggu orang
disekitarnya. Tetapi karena 1 bulan yang lalu pasien menjadi semakin
sering mengamuk dan membahayakan orang lain dengan membakar
perabotan di rumah, keluarga pasien memutuskan untuk

membawa

pasien ke RS Jiwa untuk yang pertama kalinya.


Pasien sering berbicara kotor, bicara sendiri dan susah tidur saat malam

hari.
Pasien mengaku dirinya adalah presiden dan tetap meyakini hal tersebut
meski telah dipastikan bahwa hal itu tidak benar. Pasien juga mengaku
dirinya adalah presiden sekaligus artis dan merasa sangat cantik.

Dari pemeriksaan status mental didapatkan seorang wanita berkulit sawo


matang dengan wajah sesuai usia menggunakan pakaian pesta berwarna

emas, rok berwarna hijau, dan perawatan diri kurang.


Mood senang, afek sesuai, empati tidak dapat dirabarasakan.
Tidak ditemukan gangguan persepsi saat pemeriksaan, produktivitas
berlebih, kontinuitas berupa asosiasi longgar, serta tidak ada hendaya
berbahasa dan pengendalian impuls tidak terganggu. Pasien merasa tidak
sakit dan merasa tidak perlu mendapat pengobatan.

V.

EVALUASI MULTIAKSIAL :
Aksis I :
Berdasarkan alloanamnesis dan autoanamnesis didapatkan adanya gejala
klinis yang bermakna berupa perasaan gelisah dan mengamuk, susah tidur,
serta suka mengancam tanpa alasan yang jelas, sehingga mengakibatkan baik
pasien maupun keluarga pasien merasa terganggu dan tidak nyaman
(distress), dan sulit melakukan pekerjaan dengan benar, dan sulit mengisi
waktu luangnya dengan hal yang bermanfaat (disability). Oleh karena itu,
digolongkan sebagai gangguan jiwa (Menurut PPDGJ III). Dari
pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda disfungsi otak sehingga dapat
digolongkan gangguan jiwa non organik. Pasien mengalami hendaya berat
dalam menilai realita sehingga digolongkan sebagai gangguan psikotik.
Dari autoanamnesis ditemukan keyakinan pasien tentang dirinya
mengenai hal yang tidak sesuai dengan kenyataannya (tidak cocok dengan
intelegensi dan latar belakang kebudayaannya) tetapi pasien tetap meyakini
hal tersebut meski dibuktikan bahwa hal itu mustahil (Waham). Dalam kasus
ini pasien merasa dirinya adalah artis sekaligus presiden.
Ditemukan pula riwayat gangguan jiwa sebelumnya (episode
berulang) yaitu satu episode afektif lain (hipomanik), namun berdasarkan
alloanamnesis terhadap ibu pasien, pasien pernah sembuh sempurna maka
digolongkan sebagai gangguan afektif bipolar (F31). Episode yang

sekarang memenuhi kriteria untuk diagnosis mania dengan gejala psikotik


(F30.2) sehingga digolongkan sebagai Gangguan Afektif Bipolar episode
kini manik dengan gejala psikotik (F31.1)
Aksis II :
Pasien merupakan anak ke 4 dari 7 bersaudara. Pasien tumbuh seperti
anak seusianya. Pasien bersekolah sampai tamat SD dan dapat bergaul
dengan teman sebayanya. Tapi informasi tersebut belum cukup untuk

VI.

menggolongkan pasien ke dalam salah satu ciri kepribadian.


Aksis III :
Tidak ada diagnosis
Aksis IV :
Tidak diketahui
Aksis V :
GAF (Global Assesment of Functioning) scale :
40 31 Gangguan dalam beberapa pengujian realitas atau komunikasi,
disabilitas berat dalam beberapa fungsi.
DAFTAR PROBLEM :
Organobiologik
Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna dari pemeriksaan status
internus

dan

status

neurologis

tetapi

kemungkinan

terdapat

ketidakseimbangan neurotransmitter yang mendasarki gangguan yang

dialami oleh pasien, maka diperlukan psikofarmakoterapi.


Psikologik
Pasien mengalami hendaya berat dalam menilai realita maka dari itu pasien

memerlukan psikoterapi.
Sosiologik
Pada pasien ini ditemukan adanya hendaya sosial, hendaya dalam melakukan
pekerjan dan serta hendaya dalam pengunaan waktu senggang sehingga
pasien memerlukan sosioterapi.

VII.

PROGNOSIS :
Dari hasil alloanamnesis didapatkan keadaan keadaan berikut ini :
Faktor pendukung
:
1. Dukungan keluarga baik
2. Taraf ekonomi cukup baik
3. Riwayat premorbid dan sosial baik

Faktor penghambat
:
1. Usia
2. Stress psikososial tidak jelas
Dari faktor faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa prognosis pasien adalah
Dubia et Bonam

VIII.

RENCANA TERAPI :
Farmakoterapi :
Haloperidol 5 mg 3 x 1
Clozapin 25 mg 2x1
Carbamazepin 200 mg 2 x 1

Psikoterapi :
- Ventilasi
Memberikan

kesempatan

seluas-luasnya

kepada

pasien

untuk

menceritakan keluhan dan isi hati serta perasaan sehingga pasien merasa
lega. Hal ini dibantu oleh dokter dengan sikap yang penuh pengertian dan
dengan
-

anjuran.

Jangan

terlalu

banyak

memotong

bicaranya

(menginterupsi).
Persuasi
Menerangkan secara masuk akal tentang gejala gejala penyakitnya yang
timbul akibat cara berpikir, perasaan, dan sikapnya terhadap masalah yang

dihadapinya.
Sugesti
Secara halus dan tidak langsung menanamkan pikiran pada pasien atau
membangkitkan kepercayaan padanya bahwa gejala gejala yang
dialaminya akan hilang. Dokter sendiri harus mempunyai sikap yang
meyakinkan dan otoritas professional serta menunjukkan empati. Pasien
akan percaya kepada dokter sehingga kritiknya berkurang dan emosinya
terpengaruh serta perhatiannya menjadi sempit. Bila tidak terdapat

gangguan kepribadian yang mendalam, maka sugesti akan efektif.


Bimbingan

Memberi nasehat nasehat yang praktis dan khusus (spesifik) yang


berhubungan dengan masalah kejiwaan pasien agar ia lebih sanggup
mengatasinya, misalnya tentang cara mengadakan hubungan antar
-

manusia, cara berkomunikasi, bekerja, belajar, dan sebagainya.


Konseling
Membantu pasien mengerti dirinya sendiri lebih baik, agar ia dapat

mengatasi suatu masalah lingkungan atau dapat menyesuaikan diri.


Terapi Kerja
Memberi kesibukan kepada pasien, berupa hal hal atau kegiatan yang
dia sukai ataupun dapat berupa latihan kerja tertentu agar ia terampil

dalam hal itu yang kelak akan berguna baginya.


Sosioterapi :
Memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien dan orang
disekitarnya tentang gangguan yang dialami pasien sehingga mereka dapat
menerima dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membantu
proses pemulihan pasien.

IX.

PEMBAHASAN / TINJAUAN PUSTAKA :


Gangguan afektif bipolar episode kini mania denga gejala psikotik:
Untuk menegakkan diagnosis pasti :

Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan

gejala psikotik
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik,
manik, depresi, atau campuran) dimasa lampau.

Mania dengan gejala psikotik (F.30.2)

Gambaran klinis merupakan mania yang lebih berat dari F.30.1


Harga diri yang membumbung dan gagasan yang dapat berkembang dapat
menjadi waham kebesaran, iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham
kejar. Waham dan halusinasi sesuai dengan keadaaan afek tersebut.

Pada pasien ini ditemukan adanya keyakinan pasien tentang dirinya yang tidak
sesuai dengan kenyataan yaitu pasien merasa dirinya adalah presiden sekaligus
10

artis, tetapi pasien tetap meyakini hal tersebut meski dibuktikan hal itu mustahil.
Ditemukan pula riwayat gangguan jiwa sebelumnya dimana afek pasien dan
tingkat aktivitasnya jelas terganggu namun pernah sembuh sempurna maka
digolongkan sebagai gangguan afektif bipolar, episode yang sekarang memenuhi
kriteria untuk diagnosis mania dengan gejala psikotik dan pernah mengalami
episode afektif dimasa lampau sehingga digolongkan sebagai gangguan afektif
bipolar, episode kini mania dengan gejala psikotik (F31.1).
Psikofarmaka yang diberikan untuk pasien ini antara lain Haloperidol,
Clozapin dan Carbamazepin. Haloperidol berguna untuk menenangkan keadaan
mania pasien psikosis. Haloperidol menenangkan dan menyebabkan tidur pada
orang yang mengalami eksitasi. Dan efek haloperidol terhadap saraf otonom lebih
kecil daripada efek antipsikotik lainnya. Haloperidol cepat diserap di saluran
cernah. Kadar puncaknya dalam plasma tercapat dalam waktu 2 6 jam sejak
menelan obat, menetap dalam plasma sampai berminggu minggu. Clozapin,
efektif untuk mengontrol gejala gejala positif (iritabilitas) maupun yang negatif
(social disinterest, incompetence, dan personal neatness). Carbamazepin juga
digunakan sebagai alternatif terapi gangguan bipolar maupun untuk terapi
profilaksis.

X.

FOLLOW UP :
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya, efektifitas
terapi serta kemungkinan terjadinya efek samping dari obat yang diberikan.

Lampiran

11

AUTOANAMNESIS (5 Mei 2015 Pukul 11.00 wita)


DM

: Assalamu alaikum

: Wa alaikum salam. Kita siapa?

DM

: Tabe, perkenalkan bu, nama saya Ayu. Saya dokter muda di sini.
Nama ibu siapa?

: Nama saya DS, Bu

DM

: Umurnya ibu berapa?

: Kurang tau juga, Bu. Mungkin 50 tahun atau 40 tahun. Kurang tau
juga Bu. Coba lihat di KTPku disitu ada tempat tanggal lahirku.

DM

: Di manaki tinggal kah bu?

: Di Rijang Benteng, Bu

DM

: Daerah mana itu Bu DS?

: Sidrap, Bu. Jauh dari sini makanya saya kesini naik mobil.

DM

: Apa pekerjaan sehari hari ta ibu?

: Saya Presiden, Bu. Tapi saya juga usaha bikin perhiasan di rumah.
Liat perhiasan saya, ini semua saya semua yang bikin. Kalo mauki
nanti ku bikinkan juga

DM

: Pendidikan terakhir ta apa ibu?

: Kurang tau juga, bu. Kenapa ibu mau tau?

DM

: Tidak ji ibu, untuk kelengkapan datanya saja ibu. Ibu kesini sama
siapa?

: Sama ipar sama mama ku, Bu. Sama itu juga supir satu tapi tidak
saya tau namanya.

DM

: Ibu DS, ibu tau tempat apa ini?

: Aku dengar tadi katanya ini Rumah sakit jiwa. Tapi aku kan tidak
gila.

DM

: Ada masalah apa ibu sampai ibu di bawa ke sini? Jangan jangan ibu
abis ganggui orang?
12

: Ah tiiidak. Siapa bilang. Aku ini orang baik. Tidak mungkin ganggu
orang.

DM

: Terus kalo tidak ganggui orang kenapa ibu bisa dibawa kesini?

: Itu juga aku kurang tau. Mungkin salah paham bu. Karena saya mau
daftar umrah makanya ke Makassar.

DM

: Oh ibu mau umrah? Pantas pakaiannya ibu bagus sekali.

: Bagus? Memang bu. Karena ini baju mau juga saya pakai ke
pestanya sepupuku. Mamaku ajak aku ke Makassar buat ikut pesta.

DM

: Jadi umrah atau pesta ibu?

: Pesta bu. Kenapa mau umrah? Uangku belum cukup. Ini masih
menabung. Kalau sudah cukup baru mau umrah sama keluarga.

DM

: Aamiin bu. Ngomong ngomong Ibu itu di tasnya ada apa? Kucing
kah itu bu?

: Iyya bu. Kucing saya ini. Namanya kucing.

DM

: Bisa dikasi keluar saja ibu? Kasian kucingnya tidak bisa bernapas?

: Jangan ibu. Ini kucing sudah saya anggap keluarga. Dia anak saya.
Biar di dalam tas bu. Dia suka di dalam tas saya. Dia tidak mau jauh
jauh.

DM

: Kalo ibu kasi keluar kucingnya nanti saya belikan susu sama
makanan kucing.

: Betulan bu? Ya sudah. Janji yah bu? Kalo kita bohongika nanti saya
lapor sama iparku bu. Iparku tidak suka pembohong.

DM

: Iyye bu. Ibu katanya ibu ta suka ki mengamuk di rumah?

: Siapa bilang? Tidak pernah bu. Saya akting saja, saya kan artis.
Sebenarnya saya yang main semua film tapi bukan saya yang
ditampilkan.

DM

: Ibu ta bilang kita pernah ancam mau pukulki? Kenapa begituki bu?

: Aku begitu karena dia salah, bu. Orang salah memang harus

13

dimarahi. Kalo ibu ku salah terus aku tidak pukul bagaimana?


Artinya aku sudah tidak peduli sama ibuku. Aku marah marah
karena cuma aku yang perhatikan sama ibuku.
DM

: Kenapa cuma kita yg peduli bu? Mana saudara ta yang lain?

: Mereka sudah tinggalkan ibuku. Saya kan bersaudara ada 10 orang


bu. Tapi Cuma saya yang urus ibuku.

DM

: Berapa jumlah saudara ta ibu?

: Aku bersaudara ada 10 orang bu, yang hidup cuma 8 orang yang lain
sudah meninggal bu. Ada juga saudara tiriku 2 bu.

DM

: Oh begitu. Ibu hari ini hari apa? Tanggal berapa?

: Kurang tau juga bu hari apa ini. Sebenarnya hari hari itu sama
semua, Cuma perasaannya manusia kalau setiap hari itu berbeda.

DM

: Oh begitu. Bu, menurut keluargata ibu sering bicara sendiri. Kenapa


bicara sendiri?

: Tidak pernah saya bicara sendiri bu.

DM

: Terus ibu bicara sama siapa?

: Tidak ada bu. Aku lagi mau saja bicara sendiri. Wajar kan bu, karena
lagi bosan jadi bicara sendiri.

DM

: Ibu pernah dengar suara suara yang bicara sama ibu tapi orangnya
tidak ada?

: Tidak pernah bu. Mana mungkin ada suara baru orangnya tidak ada.
Hahaha

DM

: Oh iya bu. Apa ibu pernah melihat hal hal aneh seperti bayangan
bayangan? Atau ibu punya kemampuan melihat yg orang lain tidak
bisa liat?

: Misalnya hantu begitu bu? Tidak pernah bu. Mungkin kalau saya
melatih indra ke-enam saya nanti saya bisa.

DM

: Ibu merasa ada yang aneh tidak sama dirinya ibu?


14

: Aneh bagaimana maksudnya ibu? Tidak ada yg aneh pada diri saya
bu. Kalau cantik, memang saya cantik.

DM

: Ngomong ngomong ibu DS sudah menikah atau belum?

: Belum Bu.

DM

: Kenapa ibu belum menikah?

: Belum ada yang sesuai sama tipe saya bu. Mungkin bulan depan saya
baru menikah.

DM

: Ibu bisa minta tolong bacakan ini? (tulisan yang ada di pulpen)

: Sno-u-man. Betul mi kah bu? Aku udah jarang membaca bu.

DM

: Betulmi bu. Ibu waktu kecil suka main apa?

: Aku suka sekali main lompat tali bu. Kalau ibu suka main apa?

DM

: Saya juga suka ibu. Ibu tidak capek ji saya tanya tanya?

: Tidak bu. Saya sudah biasa di wawancarai, saya sudah bilang kan
saya Presiden.

DM

: Presiden apa ki bu?

: Presiden semuanya. India, Arab, Pakistan, Indonesia. Pokoknya


semuanya.

DM

: Setahu saya kalau Presiden ada pengawalnya ibu? Mana


pengawalta kita bu?

: (tertawa) lagi libur ibu. Saya kan mau umrah, masa pengawal saya
juga ikut bu. Nanti kalau saya sudah pulang baru saya panggil
mereka lagi.

DM

: Ibu misalnya ibu lagi jalan terus dapat dompet di jalan, yang banyak
uang didalamnya. Ibu apakan itu dompet?

: Itu namanya rejeki ibu. Yah saya bawa pulang. Tidak bagus kalau
menolak rejeki dari Allah. Ibu kan tau ada ada saja caranya Allah
kasih rejeki ke umatnya.

DM

: Oh begitu bu. Ibu kalau panjang tangan apa artinya?

: Artinya tangannya panjang bu. Siapa ini kita maksud panjang


15

tangannya?
DM

: Ah tidak ji ibu, saya cuma tanya. Ibu makasih ya untuk waktunya.


Lain kali saya ke seni lagi buat cerita cerita sama ibu. Tidak apa
apa kan bu?

: Tidak apa apa bu. Kalau kesiniki panggil juga iparku nah.

DM

: Iyye bu. Assalamu Alaikum

: Wa alaikum salam

16

Anda mungkin juga menyukai