GEJALA PSIKOTIK
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SR
No. RM : 181583
Usia : 32 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/TTL : Makassar, 18 Desember 1987
Status Perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Makassar
Masuk RS : 28-12-2019
Diagnosis Sementara : Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat
dengan Gejala Psikotik
Pasien lahir cukup bulan melalui persalinan normal. Tidak ditemukan cacat lahir
maupun kelainan bawaan, berat badan lahir tidak diketahui. Selama kehamilan, ibu
pasien dalam keadaan sehat. Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya serta minum
ASI hingga umur 2 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi
normal.
2. Riwayat Masa Kanak Awal (usia 1-3 tahun)
Perkembangan masa kanak-kanak awal pasien seperti berbicara dan berjalan baik.
Pasien tidak mengalami gangguan perilaku, pasien mampu bermain dengan
saudara dan teman sebayanya.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (usia 3-11 tahun)
Pada saat umur 13 tahun pasien masuk SMP. Selama sekolah pasien masih
tetap aktif dan bergaul dengan temannya Pendidikan terakhir pasien saat ini
adalah SMA.
Saat ini pasien tinggal bersama orangtuanya. Hubungan dengan orangtua, dan
saudara baik. Namun lebih banyak diam, dan sudah jarang bergaul.
Pasien merasakan dirinya sakit dan ingin segera sembuh dari penyakit yang
dialaminya agar dapat bekerja kembali sebagaimana mestinya.
d. Gangguan Persepsi
- Halusinasi
Auditorik : Pasien mendengar suara yang dipersepsikan sebagai
suara laki-laki yang memanggil namanya.
Visual : Tidak ada
- Ilusi : Tidak ada
- Depersonalisasi : Tidak ada
- Derealisasi :Tidak ada
e. Proses Berpikir
- Arus Berpikir
Produktivitas : Menurun
Kontinuitas : Relevan
Hendaya Berbahasa : Tidak ada hendaya dalam berbahasa
- Isi Pikiran
Preokupasi : Tidak ada
Gangguan Isi Pikir : Tidak ada waham
f. Pengendalian Impuls
Pengendalian impuls baik, dan tidak terganggu
g. Daya Nilai dan Tilikan
- Norma sosial : Baik
- Uji daya nilai : Baik
- Penilaian Realitas : Baik
- Tilikan : Derajat 5 (pengakuan bahwa pasien sakit dan
gejala atau kegagalan dalam penyesuaian social disebabkan oleh perasaan
tertentu pasien sendiri yang irasional).
h. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya
Untuk tilikan/insight sendiri pasien menerima bahwa ia sakit dan gejala atau
kegagalan dalam penyesuaian sosialnya disebabkan oleh perasaan atau gagasan
irasional dari pasien tanpa mempergunakannya untuk pengalamannya yang akan
datang. (tilikan 5), serta pasien dapat dipercaya.
Pada pemeriksaan status internus keadaan umum tampak sakit, kesadaran compos
mentis, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 100 x/menit, suhu 36,5°C, pernapasan 20
x/menit. Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, jantung, paru dan abdomen
dalam batas normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan
neurologis, gejala rangsang selaput otak: kaku kuduk (-), Kernig’s sign (-)/(-), pupil
bulat dan isokor 2,5 mm/2,5 mm, reflex cahaya (+)/(+), fungsi motoric dan sensorik
keempat ekstremitas dalam batas normal, tidak ditemukan reflex patologis.
AKSIS I : F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif berat dengan
Gejala Psikotik
Pada pemeriksaan status mental ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai
realita dan hendaya berat dalam fungsi mental ditandai dengan halusinasi auditorik
serta hendaya berat dalam fungsi sosial berupa ketidakmampuan membina relasi
dengan orang lain sehingga pasien tidak mampu lagi bersosialisasi dengan baik
sehingga didiagnosis Gangguan Jiwa Psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan.
Tidak terdapat riwayat penyalahgunaan narkotika dan psikotropika sebelumnya,
sehingga kemungkinan gangguan ini disebabkan oleh suatu Kondisi Medis Umum
atau Induksi Zat dapat disingkirkan.
Berdasarkan status mental, mental diperoleh kesadaran baik, mood disforik, afek
depresif, empati dapat dirabarasakan. Pikiran abstrak baik dan kemampuan menolong
diri baik. Terdapat gangguan persepsi yaitu halusinasi auditorik. Proses berpikir
produktivitas menurun, kontinuitas relevan dan koheren, tidak ada preokupasi
maupun gangguan isi pikir. Pengendalian impuls tidak terganggu, penilaian daya nilai
tidak terganggu. Tilikan 5 dimana pasien merasa bahwa dirinya sakit. Riwayat pasien
lalu, sulit tidur, juga ada riwayat pengobatan selama 6 bulan pada tahun 2018 dengan
keluhan pada saat itu mengamuk, sehingga disimpulkan pasien memiliki riwayat
episode manik. Setahun berikutnya, dengan stressor masalah percintaan dan
pekerjaan, pasien mengalami sulit tidur kembali, sering bicara sendiri, mudah lelah,
tidak mau makan, tidak mau bicara, pesimis, dan merasa bersalah dan tidak berguna
sehingga disimpulkan pasien dalam episode depresi berat saat ini. Maka menurut
PPDGJ III, diagnosis diarahkan ke Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Depresi
Berat dengan Gejala Psikotik (F.31.3)
AKSIS II : Pasien dikenal ramah dan mudah bergaul, tapi semenjak memiliki
masalah di pekerjaan dan percintaan, pasien berubah menjadi pendiam dan
penyendiri. Namun, belum cukup data untuk mengarahkan ke ciri kepribadian
tertentu.
AKSIS III : Pasien belum pernah menderita penyakit medis umum yang spesifik
dan berpengaruh terhadap fungsi otak sehingga saat ini diagnosis aksis III tidak ada
AKSIS IV : Awal perubahan pasien dimulai pada saat pasien susah mendapat
pekerjaan 6 bulan lalu, dikemudian diperberat pada saat ditinggal menikah oleh
kekasihnya.
3. Sosioterapi
IX. PROGNOSIS
Mendukung dan menghambat
Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Dubia et bonam
Ad sanationam : Dubia et bonam
Faktor Pendukung :
1. Adanya dukungan keluarga
2. Stressor jelas
3. Tidak adanya riwayat keluarga
Faktor penghambat:
1. Jarak rumah dengan rumah sakit relatif jauh
2. Masalah ekonomi
X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien serta perkembangan penyakitnya. Selain itu menilai
efektivitas dan kemungkinan efek samping obat.
XI. DISKUSI
Gangguan bipolar adalah gangguan otak yang ditandai oleh perubahan suasana
hati, pikiran, energi dan tingkah laku. Depresi merupakan gangguan yang terutama
ditandai oleh kondisi emosi sedih dan muram serta terkait dengan gejala-gejala
kognitif, fisik, dan interpersonal (APA, 1994). Gangguan ini berlangsung dengan
episode mania, hipomania, campuran dan mayor depresi. Diagnosis gangguan bipolar
sulit karena gejala psikotik yang tumpang tindih dengan gangguan jiwa yang lain
seperti skizofrenia dan schizoafektif. Ini menyebabkan gangguan bipolar tidak
terdiagnosis dan tidak diobati dengan baik. Tujuan pengobatan adalah menangani
gejala, mengembalikan fungsi psikososial yang sempurna, dan pencegahan terhadap
kekambuhan berulang. Dalam menentukan algoritma gangguan bipolar harus
dipertimbangkan kemanjuran, tolerabilitas, kemanjuran dan keamanan obat untuk
pasien. Namun, pengobatan gangguan bipolar efektif jika dilakukan secara
komprehensif. Terapi Komprehensif termasuk farmakoterapi dan psikoterapi.