Anda di halaman 1dari 42

Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

GANGGUAN CAMPURAN ANXIETY DAN DEPRESI (F41.2)

Astrid Harrianto
YC064212001

Residen Pembimbing:
dr. Sarah

Supervisior Pembimbing:
dr.Kristian Liaury,Ph.D, Sp.KJ
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. U
Umur : 56 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat/Tanggal Lahir :Rappang,
20
September 1965
Agama Suku : Bugis
Status Pernikahan : Sudah Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan Terakhir : SMA
RIWAYAT PSIKIATRI
KELUHAN UTAMA : Cemas
RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG :

Seorang laki-laki usia 56 tahun datang ke Poli Jiwa RSKD Dadi untuk dengan keluhan rasa cemas. Pasien
mulai merasakan cemas ketika pasien merasa sendiri dan selalu memikirkan cucunya disertai rasa
berdebar-debar, rasa sedih, merasa tidak semangat, merasa hampa dan merasa mudah lelah yang
dirasakan 1 bulan terakhir. Pasien juga merasa kesepian, merasa takut ditinggalkan, merasa sedih, merasa
tidak semangat dan keluhan pasien tersebut menyebabkan pasien tidak bisa menikmati hobi atau waktu
senggangnya seperti sebelumnya yaitu membersihkan mobil, shalat ke masjid dan berkumpul-kumpul
bersama teman-temannya. Tapi pasien menyangkal ada nya perasaan ingin bunuh diri. Pasien juga
mengatakan sulit tidur ketika rasa cemasnya timbul. Awalnya pasien biasa tidur jam 8 malam tapi ketika
rasa cemasnya timbul pasien tidur jam 10 malam dan tiba-tiba terbangun jam 1 dini hari karena selalu
merasa bahwa pasien akan ditinggalkan dan pasien baru bisa tidur lagi setelah minum obat yang diberikan
dokter oleh dokter yaitu Alprazolam.
.
RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG :
Pasien kesehariannya mengantar cucu ke sekolah dengan j arak 15 kilo pulang pergi dan selalu
berfikir tentang keadaan cucunya disekolah. Setelah mengantar cucunya, pasien biasanya
membersihkan mobil dirumah. Pasien mulai membaik jika cucunya sudah pulang atau banyak orang
yang datang kerumahnya sehingga pasien merasa tidak kesepian. Hubungan dan komunikasi pasien
dirumah baik dan mendapatkan support dari istri dan anak-anaknya untuk berobat.

Awal perubahan perilaku sejak 8 tahun yang lalu yang dimana pasien didiagnosis STEMI oleh dokter
jantung tapi rasa cemasnya belum terlalu dirasakan waktu itu. Keluhan memberat ±1 bulan terakhir
ini karena pasien hanya tinggal bersama istrinya dirumah dan kedua anaknya telah menikah dan
memiliki rumah masing-masing, sehingga pasien selalu merasa kesepian, merasa hampa dan
mencemaskan selalu keadaan jika pasien sendiri.
Riwayat pengobatan tidak ada.
RI WAY AT GANG
GUAN
SEBE LU M NYA

FAKTOR STRESSOR
PSIKOSOSIAL
Stressor psikososial pasien saat
ini
disebabkan oleh primary suppport
HENDAYA group (masalah keluarga), yaitu
pasien hanya tinggal berdua
Hendaya Sosial : Ada bersama istrinya karena anak-
anaknya telah menikah dan
Hendaya Pekerjaan Ada
memiliki rumah masing- masing
Hendaya Waktu Luang :
Ada sehingga pasien sering merasakan
kesepi an dan merasa takut
ditinggal sendirian.
RI WAY AT GANG GUAN SEBE LU M
NYA

RIWAYAT PENYAKIT
SEBELUMNYA
Riwayat Infeksi : Tidak ada
Riwayat Trauma : Tidak
ada
Riwayat Kejang : Tidak
ada RIWAYAT PENGGUNAAN ZAT
PSIKOAKTIF

Alkohol : Tidak ada


Merokok : Ada
Zat Psikoaktif Lain : Tidak ada
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

a) Riwayat Prenatal dan Perinatal (0-1 tahun)


Pasien lahir di Rappang pada tahun 1965, lahir normal, cukup bulan dan dibantu oleh
dukun. Pasien sejak lahir diasuh oleh kedua orang tuanya. Pertumbuhan dan
perkembangan baik sesuai usianya.

b) Riwayat Kanak Awal (1-3 tahun)


Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya. Riwayat ASI hingga umur 1 tahun
Pertumbuhan
dan perkembangan masa kanak-kanak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
anak-anak lain seusianya.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
c) Riwayat Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien masuk ke SD 1 Rappang pada usia 6 tahun tapi ketika kelas 1 SD pasien pernah
tinggal kelas. Pertumbuhan dan perkembangan pasien baik. Pasien menyelesaikan SD
hingga tamat. Prestasi selama bersekolah biasa saja. Pasien memiliki hubungan yang
baik
bersama teman-temannya dan pasien sangat disayang oleh kedua orang tua dan
keluarga.
d) Riwayat Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)
Setelah tamat SD, pasien melanjutkan pendidikan SMP di SMP 2 Rappang hingga ke
jenjang SMA Muhammadiyah Rappang. Pasien dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
Tidak ada prestasi khusus sejak masa sekolah. Pasien juga mudah bergaul bersama
teman-
temannya.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
e). Riwayat Masa Dewasa (>18 tahun)
Riwayat Pendidikan :
SMA
Riwayat Pekerjaan
Pasien saat ini memiliki toko dan menjual pakaian-pakaian di Rappang dan juga sebagai makelar mobil.
Riwayat Pernikahan
Pasien telah menikah dan memiliki 2 orang anak yang masing-masing telah menikah. Anak pertama
perempuan umur 32 tahun dan anak kedua perempuan umur 30 tahun.
Riwayat Kehidupan Sosial
Pasien menjalankan kehidupan sosial dengan baik, bergaul dengan teman, tetangga, dan saudara, serta
pasien mengaku tidak memiliki masalah dalam bersosialisasi.
Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah memiliki ataupun terlibat dalam masalah hukum
Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien memeluk agama Islam dan menjalankan kewajiban agama dengan baik.
RIWAYAT KEHIDUPAN KELUARGA
Pasien merupakan anak keempat dari empat bersaudara kandung (, ♀ , ♀ , ♀,♂). Semua saudara/i pasien sudah
menikah. Pasien tinggal dan dibesarkan oleh kedua orang tuanya. Ayah pasien bekerj a sebagai petani sedangkan
ibunya sebagai Ibu Rumah Tangga. Pasien sangat di sayang oleh kedua orang tuanya karena pasien adalah anak
bungsu dan anak satu-satunya laki-laki. Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga pasien tidak ada.
a) Situasi Sekarang
Pasien saat ini tinggal dirumah pribadinya bersama istri, semua anak
pasien
sudah berkeluarga dan mempunyai rumah masing-masing. Pasien
mengaku kesepian dengan keadaannya sekarang, pasien berusaha
menyibukkan diri dengan mengurus mobil sehari-hari.

b) Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya


Pasien sadar dan merasa dirinya sakit dan pasien ingin sembuh agar bisa
kembali menjalani hari-harinya dengan baik.
RIWAYAT FISIK DAN
NEUROLOGI
Status Satatus
Internus Neurologi
Kesadaran compos mentis (GCS 15) Kesadaran composmentis (GCS15)
Tekanan darah 110/70mmHg Gejala rangsang selaput otak :
Nadi 82kali/menit - Kaku Kuduk (-)
Frekuensi pernapasan 18kali/menit - Kernig ’ s Sign (-)/(-)
Suhu tubuh 36.3 oC Pupil bulat dan isokor 2.5mm/2.5mm
Konjungtiva anemis tidak ada Refleks cahaya (+)/(+)
Sklera ikterik tidak ada. Fungsi motorik dan sensorik keempat
ektremitas dalam batas normal dan
Riwayat didiagnosis STEMI pada tahun 2014
tidak ditemukan refleks patologis.
Ekstremitas atas dan bawah tidak ada
kelainan.
STATUS MENTAL
Deskripsi
Umum
Penampilan
Tampak seorang laki-laki, wajah sesuai umur 56 tahun, postur tubuh sedang perawakan kurus,
kulit bersih, memakai baju rapi berkerah lengan pendek berwarna abu-abu, celana
panjang berwarna hitam, menggunakan sepatu berwarna hitam, perwatan diri kesan cukup.
Kesadaran
-Kuantitas : Compos mentis, GCS 15 (E4M6V5)
-Kualitas : Baik
Aktivitas Psikomotor
Tenang
Pembicaraan
Spontan, Lancar dan Intonasi Biasa
Sikap Terhadap Pemeriksa
Kooperatif
Keadaan Afektif (Mood), Perasaan dan
Empati

Mood Keserasian
Disforik Serasi

Afek Empati
Depresi Dapat dirabarasakan
f
Fungsi Intelektual
(Kognitif)
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum 4. Daya Ingat
dan kecerdasaran sesuai dengan tingkat • Jangka Panjang : Baik
pendidikan • Jangka Pendek : Baik
• Jangka Segera : Baik
2. Daya Konsentrasi : Baik
5. Pikiran Abstrak : Baik
3. Orientasi
• Waktu : Baik 6. Bakat Kreatif : Baik
• Tempat : Baik
• Orang : Baik 7. Kemampuan menolong diri sendiri :
Baik
Gangguan Persepsi

Halusinasi : Depersonalisasi : Tidak ada


Tidak ada Derealisasi : Tidak
Ilusi : ada
Tidak ada

Proses
Berpikir
1. Arus Pikiran 2. Isi Pikiran
Produktivitas : Tidak ada Pre-Okupasi : Merasa kesepian dan merasa
Kontuinitas : Tidak ada takut ditinggal
Hendaya berbahasa : Tidak Gangguan Isi Pikir : Tidak ada
adaa
Pengendalian Tilikan (Insight)
Impuls Pasien menerima bahwa ia sakit dan
merasa
Baik
membutuhkan pengobatan (Tilikan 6)

Daya Nilai
Norma Sosial : Baik TarafDapat Dipercaya
Uji Daya Nilai : Baik Pasien dapat dipercaya
Penilaian Realitas :
Baik
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Seorang laki-laki usia 56 tahun datang ke Poli Jiwa RSKD Dadi untuk pertama kalinya dengan keluhan rasa
cemas. Pasien mulai merasakan cemas ketika pasien merasa sendiri dan selalu memikirkan cucunya
disertai rasa berdebar-debar, rasa sedih, merasa tidak semangat, merasa hampa dan merasa mudah lelah
yang dirasakan 1 bulan terakhir. Pasien juga merasa kesepian, merasa takut ditinggalkan, merasa sedih,
merasa tidak semangat dan keluhan pasien tersebut. menyebabkan pasien tidak bisa menikmati hobi atau
waktu senggangnya seperti sebelumnya yaitu membersihkan mobil, shalat ke masjid dan berkumpul-kumpul
bersama teman-temannya. Tapi pasien menyangkal ada nya perasaan ingin bunuh diri. Pasien juga
mengatakan sulit tidur ketika rasa cemasnya timbul. Awalnya pasien biasa tidur jam 8 malam tapi ketika rasa
cemasnya timbul pasien tidur jam 10 malam dan tiba-tiba terbangun jam 1 dini hari karena selalu merasa
bahwa pasien akan ditinggalkan dan pasien baru bisa tidur lagi setelah minum obat yang diberikan dokter
yaitu Alprazolam.
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien kesehariannya mengantar cucu ke sekolah dengan jarak15 kilo pulang pergi dan selalu berfikir
tentang keadaan cucunya disekolah. Setelah mengantar cucunya, pasien biasanya membersihkan mobil
dirumah. Pasien mulai membaik jika cucunya sudah pulang atau banyak orang yang datang kerumahnya
sehingga pasien merasa tidak kesepian. Hubungan dan komunikasi pasien dirumah baik dan mendapatkan
support dari istri dan anak-anaknya untuk berobat.

Awal perubahan perilaku sejak 8 tahun yang lalu yang dimana pasien didiagnosis STEMI oleh dokter
jantung tapi rasa cemasnya belum terlalu dirasakan waktu itu. Keluhan memberat ±1 bulan terakhir ini
karena pasien hanya tinggal bersama istrinya dirumah dan kedua anaknya telah menikah dan memiliki
rumah masing-masing, sehingga pasien selalu merasa kesepian, merasa hampa dan mencemaskan
selalu keadaan jika pasien sendiri
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pada pemeriksaan status mental, pasien laki-laki, umur 56 tahun, wajah sesuai, umur,
postur tubuh sedang perawakan kurus, kulit sawo matang, memakai baju berkerah lengan
pendek berwarna abu-abu, celana panjang berwarna hitam, menggunakan sepatu
berwarna hitam, perwatan diri kesan cukup. Mood disforik dan afek depresif dan pre-
okupasi pasien adalah merasa kesepian dan takut ditinggalkan. Pasien menerima bahwa ia
sakit dan merasa membutuhkan pengobatan (Tilikan 6).
DIAGNOSIS
MULTIAKSIAL
FORMULASI DIAGNOSTIK PPDGJ-III

Gejala bermakna yaitu Pada pemeriksaan status


pasien merasa cemas dan mental pasien tidak
sulit tidur. Hal ini didapatkan adanya
menimbulkan penderitaan hendaya berat dalam
(distress) pada pasien. menilai realita,
Pasien memiliki hendaya maka pasien digolongkan
(disability) dalam bidang dalam gangguan jiwa non
sosial dan pekerjaan. psikotik. (Gangguan
(Gangguan Jiwa). Jiwa non Psikotik).
FORMULASI DIAGNOSTIK PPDGJ-III

Terdapat gejala berupa cemas, sulit tidur


anegergi, rasa berdebar-debar, rasa sedih,
Pemeriksaan fisik internus
merasa hampa, dan mudah lelah dalam
dan neurologis tidak menjalankan aktivitas. Gejala-gejala
ditemukan adanya kelainan tersebut adalah gejala anxietas dan gejala
sehingga dapat digolongkan depresi namun tidak spesifik untuk
sebagai gangguan jiwa non masuk kedalam gangguan anxietas
psikotik non organik. tertentu ataupun gangguan afektif
depresi, gejala tidak ada yang lebih
(Gangguan Jiwa non
menonj ol dibandingkan gej ala yang lain
Psikotik Non Organik)
sehingga diagnosis. (Gangguan
Campuran Anxietas dan Depresi)
(F41.2)
EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis 1
Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi
(F41.2).
EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis 2
Data yang diperoleh tidak ditemukan untuk
diarahkan
kepada salah satu ciri kepribadian.
EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis 3
Pasien didiagnosis dengan
penyakit
STEMI pada tahun 2014.
EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis
4 kesepian
Primary Support Group, pasien merasa
karena hanya tinggal bersama dengan istrinya dan
anak-anaknya telah menikah dan memiliki rumah masing-
masing.
EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis 5
GAF Scale saat ini 60 - 51
(beberapa gejala sedang, disabilitas
sedang)
DAFTAR MASALAH
Organobiologik
Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi karena
terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter, maka dari itu
pasien
memerlukan farmakoterapi.

Psikologik
Ditemukan adanya hendaya berat dalam kehidupan
pribadi sehingga menimbulkan gejala psikis
sehingga
pasien memerlukan psikoterapi.
Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial
dan
penggunaan waktu senggang sehingga
diperlukan sosioterapi.
PROGNOSIS
Faktor Pendukung Berupa
Ad Vitam a) Adanya stressor yang jelas

Bonam b) Tidak ada gangguan organik yang menyertai


c) Tidak ada riwayat gangguan jiwa dalam
keluarga
Ad
Functionam d) Pasien memiliki rasa ingin sembuh
Dubia ad Bonam Faktor Penghambat Berupa
a) Stressor masih berlangsung.
Ad b) Pasien memiliki riwayat penyakit jantung yaitu
Sanationam STEMI
Dubia ad Bonam
FARMAKOTERAPI
Fluoxetine 20 mg ½ - ½ - 0
Alprazolam 0,5 mg ½ - ½ -
RENCANA TERAPI 0
PSIKOTERAPI
Psikoedukasi (Suportif)
Memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada
pasien untuk mengemukakan isi hatinya
agar diharapkan pasien akan merasa lega serta
keluhannya akan berkurang dan memberikan
penjelasan mengenaik gejala-gejala penyakitnya
yang timbul akibat cara berpikir, perasaan dan
sikapnya terhadap masalah yang sedang dihadapi.
Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien
dan
orang- orang di sekitarnya agar bisa
membantu terapi, menerima pasien, mendukung
penyembuhan dengan menciptakan suasana
DISKUSI
DEFINISI GANGGUAN CAMPURAN CEMAS
DAN DEPRESI
ANXIETAS
Anxietas atau kecemasan merupakan suatu keadaan individu
atau kelompok yang mengalami perasaan gelisah dan aktivitas
sistem saraf autonom dalam berespons terhadap ancaman yang
tidakjelas dan nonspesifik.

DEPRESI
Gangguan depresif merupakan suatu masa terganggunya
fungsi
manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih
dengan gejala penyerta termasuk perubahan dari pola tidur,
nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, rasa putus
asa, rasa lelah, tak berdaya, dan gagasan bunuh diri.

Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan DSM-5. Cetakan 2.
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya, Jakarta. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran
Tomb, D. A. 2000. Buku Saku Psikiatri Edisi 6. Jakarta : EGC. Hal. 96-
DEFINISI GANGGUAN CAMPURAN CEMAS
DAN DEPRESI

Gangguan campuran anxietas depresi merupakan kategori yang harus


digunakan
ketika gejala kecemasan dan depresi sama-sama ada, tetapi tidak ada yang
lebih dominan, dan tidak ada jenis gejala yang muncul sejauh yang membenarkan
diagnosis jika dipertimbangkan secara terpi sah. Ketika gejala kecemasan dan
depresi ada dan cukup parah untuk membenarkan diagnosis individu, kedua
diagnosis harus dicatat dan kategori ini tidak boleh digunakan.

Ketika gejala kecemasan dan depresi ada dan cukup parah untuk membenarkan
diagnosis individu, kedua diagnosis harus dicatat dan kategori ini tidak boleh
digunakan.

International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems 10th Revision (ICD- 10)-WHO Version. ICD- 10 Version : 2019 [Internet]. 2021. p. 2021.
Available
GEJALA KLINIS

Kesulitan berkonsentrasi Mudah


atau nangis
pikiran kosong Hipervigilance

Gangguan tidur (sulit untuk jatuh


tertidur atau tetap tidur atau gelisah Antisipasi hal
tidur tidak puas) terburuk

Lelah atau energi rendah Tidak ada harapan (pesimis


yang
menetap akan masa depan)
Iritabilitas
Harga diri yang rendah
atau
Khawatir rasa tidak berharga

Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan DSM-5. Cetakan 2. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya, Jakarta. Jakarta: Bagian Ilmu
Kedokteran
KRITERIA DIAGNOSTIK
GANGGUAN CAMPURAN
ANXIETAS DEPRESI

BERDASARKAN PPDGJ-III

1. Terdapat gejala – gejala anxietas maupun depresi,


dimana masing – masing tidak menunjukkan rangkaian
gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis
tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik harus
ditemukan walaupun tidak terus menerus, di samping rasa
cemas atau kekhawatiran berlebihan.
2. Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih
ringan, makan harus dipertimbangkan kategori gangguan
anxietas lainnya atau gangguan anxietas fobik.
Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan DSM-5. Cetakan 2. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya, Jakarta. Jakarta: Bagian Ilmu
Kedokteran
KRITERIA DIAGNOSTIK
GANGGUAN CAMPURAN
ANXIETAS DEPRESI

BERDASARKAN PPDGJ-III
3. Bila ditemukan sindrom depresi dan cemas yang cukup berat
untuk menegakkan diagnosis maka kedua diagnosis tersebut
harus dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat
digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu
diagnosis maka gangguan depresif harus diutamakan. Dalam hal
demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap

4. Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan,


makan harus dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau
gangguan anxietas fobik.
Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan DSM-5. Cetakan 2. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya, Jakarta. Jakarta: Bagian Ilmu
Kedokteran
1. Fluoxetine 20 mg ½ - ½ - 0
Mekanisme : menghambat
reuptake
TATALAKSANA
serotonin pada celah sinaptik antar neuron.
Efek samping : Lebih baik dengan
efek
sedasi minimal, hipotensi, dan
efek antikolinergik, dan mungkin
dapat menyebabkan penurunan berat
badan daripada penambahan berat badan

2. Alprazolam 0,5 mg ½ - ½ - 0
Mekanisme : memperkuat
“inhibitory
action” dari GABA-ergic neuron
sehingga hiperaktivitas dari sistem
limbik mereda.
Efek samping : Efek samping
yang
Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, edisi ke-3.
Jakarta . Eli Lilly and Company (1987) ‘PROZAC (fluoxetine hydrochloride) ’ , FDA drug label, pp.1–
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai