Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn.E

No. Rekam Medik : 016656

Tempat/Tanggal Lahir : Palopo/23 April 1974

Usia : 44 tahun

Alamat : Jl.Sungai Premann 1, Palopo

Agama : Islam

Suku : Bugis

Status Perkawinan : Menikah

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Tidak bekerja

Tanggal Masuk Rumah Sakit : 23 Juni 2018

Tempat Perawatan : IGD Jiwa

Nama / No. Telp. Keluarga : Tn.Usman / 085399377894

LAPORAN PSIKIATRIK

Diperoleh dari alloanamnesis keluarga dan autoanamnesis dari pasien itu

sendiri.

1
II. RIWAYAT PSIKIATRI

1. Keluhan Utama

Mengamuk

2. Riwayat Gangguan Sekarang

a) Keluhan dan Gejala

Seorang pasien laki-laki datang ke UGD RSKD Prov. Sul-Sel

untuk ke-6 kalinya diantar oleh adiknya dengan keluhan

mengamuk yang dialami sejak + 1 minggu yang lalu, jika

mengamuk pasien ingin memukul sepupunya. Pasien juga

merasakan gelisah, sering mondar-mandir, keluar masuk kamar

mandi, tidur terganggu yang dialami selama + 1 minggu, tidur jika

telah minum obat. Makan tidak teratur kadang 2 hari tidak makan,

pasien sering mandi dengan intensitas > 10 kali sehari.

Awal perubahan perilaku dialami tahun 2002, ketika pasien

menikam teman kerjanya sehingga dimasukkan kedalam penjara

pada saat itu. Namun, ditangguhkan pasien sering mendengar

bisikan. Pasien dibawa berobat tradisional tetapi tidak ada

perubahan. Pasien dipasung 1 tahun kemudian karena sering keluar

rumah tanpa memakai pakaian. Akhir 2002 pasien dibawa ke

RSKD dan dirawat selama 2 minggu. Dipulangkan dalam keadaan

membaik, diberikan obat yang keluarganya lupa, pasien terakhir

dirawat pada tahun 2015, selama 3 bulan dalam keadaan membaik

dan diberi obat 3 macam (halopurinol 1,5 mg 3x1, CPZ 100 mg 0-

0-1, THD 2 mg 2x1) setelah pulang pasien tidak teratur minum

2
obat. Pasien memiliki pribadi yang sabar dan sering tersinggung

namun selalu memendam jika ada masalah. Pasien selalu curiga

jika ada tetangga yang berkumpul, karena selalu merasa dirinya

yang dicerita. Pasien juga selalu curiga istrinya selingkuh sehingga

saat ini pisah pada tahun 2004.

b) Hendaya/disfungsi

Hendaya dalam bidang sosial (+)

Hendaya dalam bidang pekerjaan (+)

Hendaya dalam waktu senggang (+)

c) Faktor stressor psikososial

Setelah menikam teman kerjanya karena sering dituduh selingkuh

dengan perempuan lain.

d) Hubungan gangguan, sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan

psikis sebelumnya:

 Riwayat infeksi (-)

 Riwayat trauma (-)

 Riwayat kejang (-)

 Riwayat merokok (-)

 Riwayat alkohol (-)

3. Riwayat Gangguan Sebelumnya :

1. Riwayat penyakit fisik: hepatitis pada usia muda

2. Riwayat penggunaan NAPZA: tidak ada.

3
3. Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya: Tahun 2002 dan 2015

dengan diagnosis F20.0

4. Riwayat Kehidupan Pribadi :

a) Riwayat Prenatal dan Perinatal (0-1 tahun)

Pasien lahir pada tanggal 23 April 1974 di puskesmas dengan

persalinan normal, dibantu oleh bidan. Pasien lahir cukup bulan

dan mendapat ASI eksklusif. Pertumbuhan dan perkembangan

normal, sesuai usia.

b) Riwayat Kanak Awal (1-3 tahun)

Perkembangan masa kanak-kanak pasien seperti berjalan dan

berbicara baik. Perkembangan bahasa dan perkembangan motorik

berlangsung baik.

c) Riwayat Kanak Pertengahan (3-5 tahun)

Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya serta saudara-

saudaranya dan mendapatkan perhatian serta kasih sayang yang

cukup. Pasien menyelesaikan pendidikan sekolah dasar 6 tahun.

d) Riwayat Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)

Pasien sempat menempuh pendidikan hingga SMA. Pergaulannya

dengan temannya cukup baik. Pasien dikenal dikenal sebagai anak

yang sabar namun punya banyak teman.

e) Riwayat Masa Dewasa

 Riwayat Pendidikan: Pendidikan terakhir pasien SMA

 Riwayat Pekerjaan: Pasien dulunya bekerja di salah satu took

sampai pada tahun 2002

4
 Riwayat Pernikahan: Pasien telah menikah

 Riwayat Kehidupan Beragama: Pasien memeluk agama Islam

dan menjalankan kewajiban agama dengan cukup baik.

 Riwayat Kehidupan Keluarga :

1. Pasien merupakan anak pertama dari sepuluh bersaudara.

2. Hubungan dengan anggota keluarga cukup baik

3. Pasien telah menikah

4. Pasien tinggal bersama saudaranya di palopo

5. Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga pasien tidak

ada

 Situasi sekarang : Saat ini pasien tinggal bersama saudaranya di

Palopo. Hubungan dengan keluarga saat ini baik. Pasien selalu

menolak ikut jika ada acara kumpul keluarga.

 Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya : Pasien tau

dirinya sedang sakit dan mengalami gangguan jiwa. Namun

pasien masih memiliki keyakinan bahwa keadaannya sekarang

akibat diguna-guna oleh sepupunya yang berselingkuh dengan

istrinya. Meski begitu, pasien mau menjalani terapi agar bisa

kembali pulang kerumahnya.

III. STATUS MENTAL ( Tanggal 23 JUNI 2018 )

A. Deskripsi umum

 Penampilan : Seorang laki-laki usia 44 tahun, rambut

pasien berwarna hitam pendek sampai 3 jari dibawah kuping,

tampak wajah sesuai usia. Perawakan kurus, perawatan diri cukup

5
memakai baju kaos hijau lumut dan celana jeans warna biru muda.

Kontak mata ada, verbal ada.

 Kesadaran : Compos mentis, kesadaran berubah

 Verbalisasi : Spontan, lancar, intonasi jelas

 Gangguan persepsi : Halusinasi auditorik (mendengar

suara laki-laki yang menyuruh untuk

memukul dan mengatakan istrinya

selingkuh)

 Gangguan isi pikir : Waham curiga (pasien meyakini

istrinya selingkuh yang didengar

lewat bisikan)

 Aktivitas psikomotor : Tenang

 Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif

B. Keadaan Afektif (mood), perasaan, dan empati, perhatian :

 Mood : Sulit dinilai

 Afek : Tumpul

 Keserasian : Serasi

 Empati : Tidak dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual (kognitif) :

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan : Sesuai

dengan tingkat pendidikan.

2. Daya konsentrasi : Terganggu

3. Orientasi

 Waktu : Baik

6
 Orang : Baik

 Tempat : Baik

4. Daya ingat :

 Jangka panjang : Baik

 Jangkasedang : Baik

 Jangka pendek : Baik

 Jangka segera : Baik

5. Pikiran abstrak : Cukup baik

6. Bakat kreatif : Tidak ada

7. Kemampuan menolong diri sendiri : Terganggu

D. Gangguan Persepsi :

1. Halusinasi : Ada, halusinasi auditorik (mendengar suara

laki-laki yang menyuruh untuk memukul dan

mengatakan istrinya selingkuh)

2. Ilusi : Tidak ada

3. Depersonalisasi : Tidak ada

4. Derealisasi : Tidak ada

E. Pikiran

1. Arus pikiran : Cukup Relevan, Cukup Koheren

2. Isi pikiran : Cukup Produktivitas

3. Hendaya berbahasa : Tidak ada hendaya dalam berbahasa

F. Pengendalian impuls : Terganggu

G. Daya nilai danTilikan:

 Norma sosial : Terganggu

7
 Uji daya nilai : Terganggu

 Penilaian realitas : Terganggu

 Tilikan (insight) : Derajat III (Pasien mengetahui dirinya sakit

dan menyalahkan saudara kandungnya yang menurut pasien telah

mengguna-guna pasien).

H. Taraf dipercaya : Dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI (23 JUNI 2018)

1. Status Internus

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Compos mentis, berubah

c. Tanda vital

- Tekanan darah : 120/70 mmHg

- Nadi : 83 x/menit

- Suhu : 36.6°C

- Pernapasan : 18 x/menit

Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, jantung, paru dan

abdomen dalam batas normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ada

kelainan.

2. Status Neurologi

a. GCS : GCS 15 ( E4M6V5)

b. Tanda rangsang meninges : Tidak dilakukan pemeriksaan

c. Pupil : Bulat, isokor,

diameter 2.5 mm/2.5 mm

d. Nervus kranialis : Dalam batas normal

8
e. Sistem saraf motorik dan sensorik dalam batas normal

f. Tidak ditemukan tanda bermakna dari pemeriksaan neurologis

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA :

Dari alloanamnesis didapatkan :

 Seorang pasien laki-laki datang ke UGD RSKD Prov. Sul-Sel untuk

ke-6 kalinya diantar oleh adiknya dengan keluhan mengamuk yang

dialami sejak + 1 minggu yang lalu, jika mengamuk pasien ingin

memukul sepupunya. Pasien juga merasakan gelisah, sering mondar-

mandir, keluar masuk kamar mandi, tidur terganggu yang dialami

selama + 1 minggu, tidur jika telah minum obat. Makan tidak teratur

kadang 2 hari tidak makan, pasien sering mandi dengan intensitas > 10

kali sehari.

 Awal perubahan perilaku dialami tahun 2002, ketika pasien menikam

teman kerjanya sehingga dimasukkan kedalam penjara pada saat itu.

Namun, ditangguhkan pasien sering mendengar bisikan. Pasien dibawa

berobat tradisional tetapi tidak ada perubahan. Pasien dipasung 1 tahun

kemudian karena sering keluar rumah tanpa memakai pakaian. Akhir

2002 pasien dibawa ke RSKD dan dirawat selama 2 minggu.

Dipulangkan dalam keadaan membaik, diberikan obat yang

keluarganya lupa, pasien terakhir dirawat pada tahun 2015, selama 3

bulan dalam keadaan membaik dan diberi obat 3 macam (halopurinol

1,5 mg 3x1, CPZ 100 mg 0-0-1, THD 2 mg 2x1) setelah pulang pasien

tidak teratur minum obat. Pasien memiliki pribadi yang sabar dan

sering tersinggung namun selalu memendam jika ada masalah. Pasien

9
selalu curiga jika ada tetangga yang berkumpul, karena selalu merasa

dirinya yang dicerita. Pasien juga selalu curiga istrinya selingkuh

sehingga saat ini pisah pada tahun 2004. Pada autoanamnesis dan

pemeriksaan status mental didapatkan:

 Tampak seorang laki-laki usia 44 tahun, tampak wajah sesuai usia.

Perawakan kurus, perawatan diri cukup memakai baju kaos hijau

lumut dan celana jeans warna biru muda. Kontak mata ada, verbal ada.

 Aktivitas psikomotor tenang

 Mood sulit dinilai, afek tumpul, empati tidak dapat dirabarasakan.

 Daya konsentrasi terganggu dan kemampuan menolong diri sendiri

kurang

 Gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik, yaitu mendengar suara

laki-laki yang menyuruh untuk memukul dan mengatakan istrinya

selingkuh.

 Gangguan isi pikir, yaitu adanya Waham curiga (pasien meyakini

istrinya selingkuh yang didengar lewat bisikan)

VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL :

 Aksis I:

Berdasarkan autoanamnesis, dan pemeriksaan status mental,

ditemukan adanya gejala klinis yang bermakna berupa mengamuk.

Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) pada dirinya dan

keluarga serta terdapat hendaya (dissability) pada fungsi pekerjaan dan

penggunaan waktu senggang sehingga dapat disimpulkan bahwa

pasien menderita Gangguan jiwa. Karena didapatkan hendaya berat

10
dalam menilai realita, sehingga pasien digolongkan dengan Gangguan

Jiwa Psikotik. Berdasarkan hasil pemeriksaan status internus dan

pemeriksaan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan yang

mengindikasikan gangguan medis umum yang dapat menimbulkan

gangguan otak, sehingga penyebab organik dapat disingkirkan

sehingga dapat dikategorikan Gangguan Jiwa Psikotik Non Organik.

Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan status mental pasien,

didapatkan gejala-gejala yang mengarah pada skizofrenia, yaitu:

 Delusion of control (pasien merasa dikendalikan oleh suara-suara

yang menyuruh untuk memukul dan mengatakan istrinya

selingkuh)

 Halusinasi auditorik (mendengar suara laki-laki yang menyuruh

untuk memukul dan mengatakan istrinya selingkuh)

 Waham curiga (pasien meyakini istrinya selingkuh yang didengar

lewat bisikan).

Gejala-gejala tersebut telah berlangsung selama ± 16 tahun, dengan

gejala yang paling menonjol adalah halusinasi auditorik, yang

berlangsung terus-menerus. Selain itu terdapat perubahan yang

konsisten dari kepribadian pasien, yang bermanifestasi sebagai

hilangnya minat, hidup tidak bertujuan, dan penarikan diri dari

lingkungan sosial.

Sehingga menurut PPDGJ III, pasien ini dapat di kategorikan ke

dalam diagnosis Skizofrenia paranoid (F20.0).

11
 Axis II

Sebelum sakit, pasien adalah anak yang sabar dan memiliki banyak

teman. Namun sampai saat ini belum ada cukup data yang dapat

mengarahkan ke salah satu ciri kepribadian tertentu.

 Axis III

Tidak ada diagnosis

 Axis IV

Stressor psikososial: ketika menikam rekan kerjanya dan akhirnya

dimasukkan kedalam penjara

 Axis V

GAF Scale 50-41 (Berupa gejala berat, disabilitas berat)

VII. RENCANA TERAPI :

 Psikofarmakoterapi :

- R/Haloperidol tab 5 mg 3x1

- R/ Clorpromazine tab 100 mg 0-0-1

- R/ THP tab 2 mg 2x1

 Psikoterapi supportif :

- Ventilasi : Memberi kesempatan kepada pasien untuk

mengungkapkan isi hati dan keinginannya sehingga pasien merasa

lega.

- Konseling : Memberikan penjelasan dan pengertian kepada

pasien tentang penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya,

dan memahami cara menghadapinya, serta memotivasi pasien agar

tetap minum obat secara teratur.

12
 Sosioterapi :

Memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien dan orang

terdekat pasien tentang keadaan pasien agar tercipta dukungan sosial

sehingga membantu proses penyembuhan pasien sendiri.

VIII. PROGNOSIS :

 Ad Vitam : dubia ad malam

 Ad Functionam : dubia ad malam

 Ad Sanationam : dubia ad malam

 Faktor pendukung :

- Pasien sadar dirinya mengalami gangguan jiwa dan mau menjalani

terapi

- Dukungan dari keluarga baik untuk kesembuhan pasien

- Tidak terdapat kelainan organik

 Faktor penghambat:

- Stressor masih belum jelas

IX. FOLLOW UP :

(-)

X. DIAGNOSIS BANDING
1. Skizofrenia hebefrenik (F20.1)
2. Gangguan waham menetap (F22.0)
3. Gangguan kepribadian paranoid (F60.0)

XI. PEMBAHASAN

Menurut PPDGJ III, kriteria diagnostik untuk skizofrenia adalah:

13
1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan

biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam

atau kurang jelas): 1,2

a. – Thoughtecho = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau

bergema dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan,

walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda; atau

– Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari

luar masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya

diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (Withdrawal); dan

– Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga

orang lain atau umumnya mengetahuinya.

b. – Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh

suatu kekuatan tertentu dari luar; atau

– Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh

suatu kekuatan tertentu dari luar; atau

– Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya

dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar (tentang dirinya=

secara jelas ,merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau

kepikiran, tindakan atau penginderaan khusus); atau

– Delusional perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar,

yang bermakna sangat khas bagi dirinya , biasanya bersifat mistik

dan mukjizat.

14
c. Halusional Auditorik :

– Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap

prilaku pasien; atau

– Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara

berbagai suara yang berbicara; atau

– Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian

tubuh.

d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya

setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil,misalnya

perihal keyakinan agama atau politik tertentu atau kekuatan dan

kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan

cuaca atau berkomunikasi dengan mahluk asing atau dunia lain).

2. Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu

ada secara jelas: 1,2

e. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila

disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah

berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh

ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila

terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan

terus menerus.

f. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan

(interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang

tidak relevan atau neologisme.

15
g. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement),

posisi tubuh tertentu (posturing) atay fleksibilitas cerea,

negativisme, mutisme, dan stupor.

h. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons

emosional yang menumpul tidak wajar, biasanya yang

mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunya

kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak

disebabkan oleh depresi atau medikasi neureptika.

3. Adapun gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama

kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase

nonpsikotik prodromal).

4. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu

keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi

(personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak

bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self

absorbed attitute), dan penarikan diri secara sosial.

F.20 Skizofrenia Paranoid

Pedoman diagnostik: 1,2

1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

2. Sebagai tambahan:

 Halusinasi dan/ waham arus menonjol:

a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi

perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa

16
bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi

tawa (laughing).

b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat

seksual , atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual

mungkin ada tetapi jarang menonjol.

c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham

dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of

influence) atau passivity (delussion of passivity), dan keyakinan

dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas;

 Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta

gejala katatonik secara relatif tidak nyata / tidak menonjol.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkasan PPDGJ-III

dan DSM V. PT Nuh Jaya. Jakarta, 2013.

2. Kaplan and Saddock. Comprehensive Textbook Of Psychiatry. 7th Ed.

Lippincott Wiliams And Wilkins. Philadelphia, 2010.

18
LAMPIRAN

AUTO ANAMNESIS (23 JUNI 2018)

DM : Dokter Muda

P : Pasien

DM : Selamat malam pak, perkenalkan saya dokter wulan. bapak namanya

siapa?

P : E dok

DM : Baik bapak E, boleh saya tanya-tanyaki? Saya mau periksaki

P : Iya dokter boleh

DM : Bapak tauki sekarang ini pagi, siang, atau malam pak?

P : Malam dokter

DM : Bapak tau sekarang kita lagi dimana ini?

P : Di RS Dadi dok

DM : Bagaimanaki tau kalau ini di RS. Dadi?

P : Karena ada dokter, perawat, dengan pernahka masuk di sini.

DM : Pak yang bagaimana itu yang kita maksud dokter ?

P : Kayak kita dokter, pakai jas putih

DM : Oh iya. bapak, maaf sebelumnya kalau boleh saya tau kenapaki bisa

19
dibawa kesini lagi?

P : Mauka pukul sepupuku dok,

DM : Kenapa kita pukul sepuputa ta?

P : Marahka dokter.

DM : Kenapaki marah?

P : Mau selingkuh sama istriku

DM : Kenapaki tahu kalau istrita selingkuh?

P : Ada yang Tanya dokter.

DM : Siapa yang tanyaki memang pak?

P : Ada temanku

DM : Siapa temanta?

P : Nda ku tau, natanyaja saja. Ada kudengar dari telingaku

DM : Telinga manata memang pak. Kanan atau kiri?

P : Yang kanan dokter.

DM : Apa dia bilang pak?

P : Bilang selingkuh istriku sama ini sepupuku?

DM : Siapa namanya sepuputa?

P : Pak mamat dokter.

DM : Kita liat memang itu selingkuh istrita sama pak mamat?

20
P : Tidak iya dokter.

DM : Terus dari mana ki tahu istrita selingkuh?

P : Yang itumi dokter yang ada bisikika.

DM : Lama mi kita dengar itu yang biasa bisikiki?

P : Iye dokter lamami.

DM : Berapa lamami itu

P : Waktuku pernah masuk lagi di RS.Dadi.

DM : Jadi siapa yang bawaki kesini?

P : Saudaraku dokter

DM : Kita tinggal sama siapa?

P : Saudaraku dokter

DM : Kalau orang tuata dimana?

P : Meninggalmi dokter

DM : Oh kodong, karena apa meninggal orang tuata?

P : Sakitki dokter

DM : Kapan meninggal orang tuata?

P : Lamami dokter

DM : Sakit memang meki baru meninggal orang tuata?

P : Sebelumnya dokter.

21
DM : Pak masih kita ingat dulu kenapa sampai ditikam teman kerjata?

P : Iya dokter kuingatji

DM : Kenapa bisa itu pak sampai kita tikam?

P : Ini dokter, selaluka naceritai.baru ku diamkanji tapi lamapi baru nda

tahan sekalima jadi pergika tikamki.

DM : Apa memang pak naceritai ki?

P : Na bilangika dokter selingkuh sama orang lain.

DM : Kenapa memang na bilangiki selingkuh?

P : Nda ku tau juga dokter. Tapi sudahka tanya temanku lain karena selaluka

sama bede perempuan kalau pergi toko.

DM : Siapata memang itu perempuan kalau pergi toko?

P : Saudarakuji dokter. Adekku, baru na kira selingkuhanku

DM : Oh jadi dimanaki tahu bilang seringki dicerita.

P : Pernahka na tanya teman kerjaku, sama pernah satu kali kudengar.

DM : Apa kita dengar pak?

P : Bilang saya bede selalu bawa perempuan.

DM : Jadi setelahnya kita tahu begitu?

P : Berpikirka untuk bunuhki, baru paginya kusiapkan memangmi pisau baru

kutikam.

22
DM : Jadi setelahnya itu kemanaki waktu ditikam teman kerjata?

P : Disituja dokter karena langsungka na ambil polisi na kasih masukka

penjara.

DM : Oh iya pak, kita berapaki bersaudara pak?

P : 10 orang dokter

DM : Kita anak keberapa pak?

P : Saya yang paling tua dokter.

DM : Kalau saudara ta dimana semuaki tinggal?

P : Ada ji dokter di palopo

DM : Oh iya. pak, katanya kalau malam susahki tidur?

P : Iya dokter

DM : Apa kita bikin biasa kalau tidak tidur itu bu?

P : Duduk-duduk sama keluar masuk wc ka biasa

DM : Kenapa suka ki keluar masuk wc?

P : Panas dokter jadi mandika biasa

DM : Bapak, sekarang kita menghitung-hitung dulu, berapa 5-3 ?

P : 2 dokter

DM : 2-2 berapa pak ?

P :0

23
DM : Iya, betul. Kalau 0 x 3 ?

P : O dokter

DM : Iya sudahmi. Yang antarki tadi kita tahu namanya?

P : Adekku dokter.

DM : Iya adekta pak

P : Usman

DM : Pak, saya sebut 3 kata, kita ingat nah. Apel, bola, buku. Coba kita ulang

pak?

P : Apel, bola, buku dokter

DM : Bagus pak. Kalau tadi pagi kita masih ingat apa kita makan?

P : Nasi, sayur sama ikan goreng

DM : Kita ingat apa yang kita lakukan minggu lalu?

P : Masih dirumahka itu dokter,

DM : Apa kita bikin itu ?

P : Tidak adaji dokter, keluar masuk wc ja sama biasaja duduk depan rumah

juga biasa

DM : Kita masih tinggal sama istrita ini ?

P : Tidakmi dokter

DM : Kenapa pak ?

24
P : Pisah ma dokter karena selingkuh.

DM : Tahun berapi ki pisah?

P : 2004 dokter

DM : Pak kita ingat rumahta di Palopo bagian mana ?

P : Di pengguli dokter.

DM : Iya, jelaskan ka coba bagaimana jalannya kalau mau ke rumah ta?

P : Terus meki saja dokter, sampe ada nanti belok kanan, seberangnya itu

ada mesjid. Ada jalanan kecil depannya masjid, lewat disitu ki. Rumahku

rumah pagar merah itu. Jalan-jalan ki nanti dokter, kesana.

DM : Iya, nanti saya jalan-jalan kesana nah. Kalau hobi ta iya ada bu?

P : Suka ka menggambar dokter

DM : Gambar apa? Coba bede gambarki disini (memberi pasien kertas kosong)

P : Gambar pemandangan dokter, ada gunungnya, lautnya, banyak pohon

(sambil menggambar di kertas yang diberikan). aih sudahmi deh jelek

gambarku dokter

DM : Bagus ji pak gambarta

DM : Pak, ada yang selalu kita pikir setiap hari?

P : Tidak taumi dokter, tidak adaji

DM : Pak, kalau misalnya ada uang ditanganta apa mau kita lakukan?

25
P : Kubelanjakan dokter beli makanan.

DM : Oh iya pak, jadi pak mau ji minum obat toh?

P : Iya mau dokter

DM : Iya, rajin minum obatnya ya, supaya bisa ki cepat pulang. Mau ki pulang

kerumah atau mau disini terus?

P : Mau pulang

DM : Iya, semoga pak cepat sembuh ya, supaya bisa pulang. Makasih pak.

P : Iya dokter

26

Anda mungkin juga menyukai