Anda di halaman 1dari 29

KERATI

TIS
Chairunissa Isfadina – C014182212

Supervisior Pembimbing: Residen Pembimbing:

dr. Ririn Nislawati, Sp.M, M.Kes dr. Melliana Lay


PENDAHULU
1 AN
• Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada
kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh  tajam
penglihatan menurun.

• Kebanyakan disebabkan oleh penggunaan kontak lensa

Khurana, A. K. Comprehensive Optahlmology. 4th Edition. Regional Institute of Optahlmology, Postgraduate Institute of Medical Sciences, Rohtak, India. 2007
ANATOMI DAN FISIOLOGI
2 KORNEA
PATOFISIOLO
3 GI
Faktor eksogen Reaksi inflamasi Berlanjut, dapat

dan endogen pada kornea terjadi ulkus kornea

Kerusakan pada Ketajaman penglihatan


Terbentuk sikatrik
membrana Bowmann menurun

Khurana, A. K. Comprehensive Optahlmology. 4th Edition. Regional Institute of Optahlmology, Postgraduate Institute of Medical Sciences, Rohtak, India. 2007
PAT O G E N E S I S P E M B E N T U K A N
5 ULKUS KORNEA
1 Stadium Infiltrasi 2 Stadium Ulserasi Aktif
Progresif

3 Stadium Regresi 4 Stadium Sikatrik


GAMBARAN
4 KLINIS
Early/Common
• Mata merah • Photopobia
• Nyeri pada mata (ringan-sedang) • Mata berair
• Penurunan/kabur pada penglihatan

Khurana, A. K. Comprehensive Optahlmology. 4th Edition. Regional Institute of Optahlmology, Postgraduate Institute of Medical Sciences, Rohtak, India. 2007
GAMBARAN
5 KLINIS

Late/Severe
• Tampak infiltrasi • Hipopion
• Edema pada kelopak mata (blepharospasm) • Perforasi
• Descemetocele

Khurana, A. K. Comprehensive Optahlmology. 4th Edition. Regional Institute of Optahlmology, Postgraduate Institute of Medical Sciences, Rohtak, India. 2007
KLASIFIKA
7 SI
Topografi

Ulcerative Non-Ulcerative

Lokasi Purulensi Hipopion Kedalaman Pengelupasan Superficial Deep

Superficial,
Dengan Diffuse,
Purulen deep, Sloughing Supuratif
Central atau dan
Non- impending dan Non- dan Non
Perifer tanpa superficial
purulen perforation, sloughing supuratif
hipopion punctata
perforation

Khurana, A. K. Comprehensive Optahlmology. 4th Edition. Regional Institute of Optahlmology, Postgraduate Institute of Medical Sciences, Rohtak, India. 2007
8

Superficial corneal lesions Deeper corneal lesion; Infiltrasi Diffuse punctate keratitis

Khurana, A. K. Comprehensive Optahlmology. 4 th Edition.


Bowling, B. Kanski’s Clinical Opthalmology; A Regional Institute of Optahlmology, Postgraduate Institute
systematic Approach. 8th Edition. Elsevier. 2016. of Medical Sciences, Rohtak, India. 2007
KLASIFIKA
9 SI
2. Klasifikasi Berdasarkan Etiologi ▹ Tropik keratitis  Exposure keratitis

▹ Berdasarkan penyebabnya ▹ Keratitis yang berhubungan dengan penyakit


 Bakteri, jamur, virus, parasit kulit dan membrane mucus

▹ Alergi ▹ Keratitis yang berhubungan dengan gangguan


 Keratokonjungtivitis vernal (VKC), vaskuler sistemik kolagen
atopic keratitis ▹ Keratitis yang disebabkan oleh trauma

▹ Idiopatik keratitis

Khurana, A. K. Comprehensive Optahlmology. 4th Edition. Regional Institute of Optahlmology, Postgraduate Institute of Medical Sciences, Rohtak, India. 2007
Berdasarkan Lapisan yang Terkena

10

Keratitis Pungtata Keratitis Keratitis


Marginal Intertisial
Keratitis pungtata
Infiltrat yang Keratitis interstitial
superfisial
menunjukkan
memberikan tertimbun pada
peradangan pada
gambaran seperti tepi kornea sejajar
stroma kornea tanpa
infiltrat halus dengan limbus.
keterlibatan dari
bertitik-titik pada biasanya terdapat
epitel atau
permukaan kornea pada pasien usia
endotelium.
petengahan
K E R AT I T I S
11 BAKTERI
▹ Penyebab yang paling sering terjadi (90-95% ▹ Faktor resiko:
dari semua kasus keratitis) ▸ Penggunaan kontak lensa

▹ Progresif cepat (2-3 hari) ▸ Trauma  bedah refraktif


(LASIK)
▹ Sight-threatening
▸ Ocular surface disease
▹ Patogen :
▸ Lainnya  immunosupresi local
▸ Streptococcal spp.
▸ Pseudomonas atau sistemik, diabetes, defisiensi
▸ Staphylococcus spp
vitamin A
K E R AT I T I S
12 BAKTERI
▹ Tanda khas:
 Defek pada epitel, inflirtasi yang luas,
circumcorneal injection
 Edema pada stroma, lipatan di
membrane Descemet, dengan
hipopion
 Ulserasi berat  Descemetocoele
 Perforasi
K E R AT I T I S
13 JAMUR
▹ Sulit dibedakan dengan bacterial hanya ▹ Faktor resiko:
dengan berdasarkan pemeriksaan visual ▸ Penggunaan kontak lensa

▹ Patogen : ▸ Trauma  terkena ranting pohon,

▸ Yeast (Candida) atau daun

▸ Filamentous fungi (Fusarium dan ▸ Ocular surface disease

Aspergillus) ▸ Penggunaan steroid topical jangka


panjang
K E R AT I T I S
14 JAMUR
▹ Tanda khas:
 Infiltrat supuratif padat berwarna putih
kekuningan
▸ Infiltrat stroma abu-abu/kuning
dengan margin yang tidak jelas
▸ Infiltrasi progresif  lesi satelit
▸ Feathery branch-like atau infiltrasi
bentuk cincin
HERPES SIMPLEX
15 K E R AT I T I S
▹ Disebabkan oleh Herpes Simplex Virus (HSV) tipe
1&2
▹ Tanda khas:
▹ Terdapat 2 bentuk infeksi;
 Sel epitel yang bengkak, tersusun dalam
▸ Infeksi primer (dapat sembuh sendiri)
bentuk kasar (punctate atau stellate)
▸ Rekuren
 Deskuamasi sentral menghasilkan
percabangan ulkus linear (dendritik);
paling sering terletak di tengah
 Geographic ulcer
ACANTHAMOEBA
16 K E R AT I T I S
▹ Acanthamoeba spp. ▸ Trauma  sayuran yang terkontaminasi,

▹ Sangat jarang terjadi diving, penggunaan hot tube


▸ Infeksi oportunistik
▹ Faktor resiko:
▸ Penggunaan pembersih kontak lensa ▹ Prognosis jelek, bila terlambat di tangani

buatan sendiri dari air yang


terkontamnisasi dan saline

Muslim, F., Sitompul, R., & Edwar, L. (2018). Acanthamoeba keratitis: a challenge in diagnosis and the role of amniotic membrane transplant as an alternative
ACANTHAMOEBA
17 K E R AT I T I S
▹ Tanda khas:
 Permukaan epitel irregular dan keabu-
abuan
 Limbitis atau infiltrasi stroma fokal
anterior
 Radial perineuritis

th
K E R AT O K O J U N G T I V I T I S
18 V E R N A L
▹ Reaksi hipersensitivitas tipe 1 ▸ Cobble stone

▹ Peradangan pada limbus, konjungtiva, dan ▸ Trantas dot

kornea ▸ Plak kornea vernal

▹ Sering terjadi pada anak laki-laki (4– 12


tahun), dan pada saat iklim panas

▹ Dapat sembuh sendiri secara spontan atau


memasuki masa pubertas.

▹ Tanda khas:

Khurana, A. K. Comprehensive Optahlmology. 4th Edition. Regional Institute of Optahlmology, Postgraduate Institute of Medical Sciences, Rohtak, India. 2007
Berdasarkan Bentuk Klinis

19

Keratitis Flikten Keratitis Sika Keratitis Keratitis


Numuralis Neuroparalitik
Flikten merupakan Merupakan
Pada klinis, tanda- Keratitis
benjolan peradangan
tanda radang tidak neuroparalitik
berdiameter 1-3 mm konjungtiva dan jelas, terdapat infiltrat merupakan keratitis
berwarna abu-abu
kornea akibat bulat-bulat akibat kelainan saraf
pada lapisan
keringnya subepitelial di kornea, trigeminus, sehingga
superfisial kornea.
permukaan kornea dimana tengahnya terdapat kekeruhan
Dapat sembuh lebih jernih, disebut kornea yang tidak
dan konjungtiva.
sendiri halo sensitif disertai
E X P O S U R E K E R AT I T I S
20
▹ Mata tidak tertutup sempurna, hilangnya kelembapan pada mata  dry eyes

▹ Faktor resiko:
▸ Proptosis ekstrem
▸ Bell’s palsy
▸ Ectropion
▸ Lagopthalmus fisiologis
▸ Dll
21 DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan
Keluhan pasien, riwayat Oftalmologis
penggunaan kontak lensa,
Inspeksi, pem. Tajam
riwayat trauma, hygine, penglihatan, slit-lamp, tes
lingkungan, dll. sensibilitas

Laboratorium
Tes fluorescein, pewarnaan
KOH dan gram, kultur
22 TERAPI
▹ Terapi spesifik (berdasarkan etiologi penyebabnya)
▸ Antibiotik topical, anti-jamur, anti-virus, anti- ▹ Edukasi
protozoal ▸ Menggunakan kacamata hitam (untuk mencegah
▸ Sistemik photopobia)
▸ Menghentikan penggunaan kontak lensa
▹ Terapi suportif non-spesifik
▸ Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
▸ Steroid
▸ Istirahat
▸ Sikloplegik  Atropine 1%
▸ Analgetik  paracetamol/ibuprofen
▸ Vitamin C

Bowling, B. Kanski’s Clinical Opthalmology; A systematic Approach. 8th Edition. Elsevier. 2016.
TERAPI
23 SPESIFIK
TERAPI
24 S P E S I F I K
25 OPERATIF

01 02 03 04 05

Bandage soft Tissue Amniotic Tarshorapy Keratoplasty


contact lens adhesive glue membrane
graft

Khurana, A. K. Comprehensive Optahlmology. 4th Edition. Regional Institute of Optahlmology, Postgraduate Institute of Medical Sciences, Rohtak, India. 2007
27 PROGNOSIS
▹ Tergantung dari kedalaman ulkusnya atau ada tidaknya
komplikasi yang terjadi
▹ Komplikasi :
▸ Gangguan Refraksi
▸ Ulkus Kornea
▸ Perforasi Kornea
KESIMPUL
28 AN
▹ Keratitis merupakan suatu infeksi pada kornea yang ditandai
dengan adanya infiltrate yang disebabkan oleh beberapa
faktor.
▹ Jika keratitis tidak ditangani dengan benar, akan sebabkan
ulkus dan kerusakan kornea secara permanen  kebutaan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai