Anda di halaman 1dari 4

Panduan Praktik Klinis

KSM BEDAH
RUMAH SAKIT QIM
TAHUN 2018

KATARAK SENILIS
PENGERTIAN Setiap kekeruhan lensa yang terjadi pada usia lanjut
Patofisiologi
Penyebab pasti sampai sekarang belum diketahui.
Terjadi perubahan kimia pada protein lensa dan
agregasi menjadi protein dengan berat molekul
tinggi. Agregasi protein ini mengakibatkan fluktuasi
indeks refraksi lensa, pemendaran cahaya dan
mengurangi kejernihan lensa. Factor yang berperan
penting pada pembentukan karatak antara lain proses
oksidasi dari radikal bebas, paparan sinar ultra violet
dan malnutrisi
Pembagian
Menurut tebal tipisnya kekeruhan lensa, katarak senil
dibagi menurut 4 stadia:
1. Katarak insipient : Kekeruhan lensa tampak
terutama di bagian perifer korteks berupa garis-
garis yang melebar dan makin ke sentral
menyerupai ruji sebuah roda
Biasanya pada stadium ini belum menimbulkan
gangguan tajam penglihatan yang bermakna
2. Katarak imatur atau katarak intumescen
Kekeruhan terutama di bagian posterior nucleus
dan belum mengenai seluruh lapisan lensa.
Terjadi pencembungan lensa karena lensa
menyerap cairan, akan mendorong iris ke depan
yang menyebabkan bilik mata depan menjadi
dangkal Lensa yang menjadi lebih cembung
akan meningkatkan daya bias, sehingga terjadi
perubahan refraks
3. Katarak matur
Kekeruhan sudah mengenai seluruh lensa, warna
menjadi putih keabu-abuan Tajam penglihatan
menurun sampai hitung jari atau gerakan tangan
atau persepsi cahaya
4. Katarak hipermatur
Apabila stadium matur dibiarkan akan terjadi
pencairan korteks dan nucleus tenggelam ke
bawah (KATARAK MORGAGNI), atau lensa
akan terus kehilangan cairan dan keriput
(SHRUNKEN CATARACT). Operasi pada
stadium ini kurang menguntungkan karena
menimbulkan penyulit
ANAMNESIS Tajam penglihatan menurun; makin tebal kekeruhan
lensa, tajam penglihatan makin mundur
Demikian pula bila kekeruhan terletak di sentral dari
lensa penderita merasa lebih kabur dibandingkan
kekeruhan di perifer
Penderita merasa lebih enak membaca dekat tanpa
kacamata seperti biasanya karena miopisasi
Kekeruhan di subkapsular posterior menyebabkan
penderita mengeluh silau dan penurunan penglihatan
pada keadaan terang
PEMERIKSAAN FISIK 1. Visus dan refraksi
2. Tonometri
3. Slitlamp biomikroskopi
4. Funduskopi
PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. USG
2. Biometri
3. Laboratorium : BSN
KRITERIA DIAGNOSIS -Visus menurun bisa sampai LP (+). Diperiksa
proyeksi iluminasi dari segala arah pada katarak
matur untuk mengetahui fungsi retina secara garis
besar
-Refleks pupil terhadap cahaya pada katarak masih
normal
-Leukokoria : Tampak pupil berwarna putih pada
katarak matur dan kekeruhan pada lensa terutama
bila pupil dilebarkan, berwarna putih keabu-abuan
yang harus dibedakan dengan refleks senil
-Tes iris shadow (bayangan iris pada lensa) : yang
positif pada katarak imatur dan negative pada
katarak matur
-Refleks fundus pada stadium insipien dan imatur
tampak kekeruhan kehitam-hitaman dengan latar
belakang jingga sedangkan pada stadium matur
hanya didapatkan warna kehitaman tanpa latar
belakang jingga atau refleks fundus negative
DIAGNOSIS BANDING 1. Refleks senil : pada orang tua dengan lampu
senter tampak warna pupil keabu-abuan mirip
katarak, tetapi pada pemeriksaan refleks fundus
positif
2. Katarak komplikata : katarak terjadi sebagai
penyulit dari penyakit mata (missal uveitis
anterior) atau penyakit sistemik (misal Diabetes
Mellitus)
3. Katarak karena penyebab lain : misal obat-obatan
(kortikosteroid), radiasi, rudapaksa mata dan lain-
lain
4. Kekeruhan badan kaca
5. Ablasi retina
PENATALAKSANAAN 1. Pada stadis insipien dan imatur bisa dicoba koreksi
dengan lensa kacamata yang terbaik
2. Pencegahan sampai saat ini belum ada
3. Pembedahan : dilakukan apabila kemunduran
tajam penglihatan penderita telah mengganggu
pekerjaan sehari-hari dan tidak dapat dikoreksi
dengan kaca mata
4. Pembedahan berupa ekstraksi katarak yang dapat
dikerjakan dengan cara:
a. ECCE
b. ICCE
c. SICS
5. Koreksi afakia (mata tanpa lensa)
a. Implantasi intra okuler : lensa intra okuler
ditanam setelah lensa mata diangkat
b. Kaca mata Kekuatan lensa yang diberikan
sekitar + 10 D bila sebelumnya emetro
c. Lensa kontak : diberikan pada afakia
monokuler di mana penderita koperatif,
trampil dan kebersihan terjamin
d. Kaca mata dan lensa kontak diberikan apabila
pemasangan lensa intra okuler tidak dapat
dilakukan atau merupakan kontraindikas
Penyulit Glaucoma sekunder : terjadi pada katarak intumesen,
karena pencembungan lensa
Uveitis pakotoksik atau glaucoma fakolitik : terjadi
pada stadium hipermatur sebagai akibat massa lensa
yang keluar dan masuk ke dalam bilik mata depan
PROGNOSIS Bila tanpa penyulit dan komplikasi prognosis tajam
penglihatan akan baik
EDUKASI 1. Aturan perawatan paska operasi harus diikuti,
sampai batas waktu yang ditentukan
2. Diperlukan control rutin paska operasi sampai
batas waktu yang diperlukan (1 – 3 bulan)
KEPUSTAKAAN 1. Vaughan D, Asbury T : General Ophthalmology,
15th ed, Lange Medical Publication, California,
1995, pp. 160, 164-165
2. Basic And Clinical Science Course : Lens and
Cataract, The Foundation of The American
Academy of Ophthalmology, 2001-2002, pp. 40-
45, 96-110
3. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bagian / SMF
Ilmu Kesehatan Mata, RSU Dr. Soetomo
Surabaya, 200

Batang, Februari 2018


Ketua Komite Medik Ketua KSM Bedah

dr. Bair Ginting, Sp.B.S dr. .................................


Direktur RS QIM

dr. Ratna Ismoyowati, MARS.

Anda mungkin juga menyukai