“KATARAK” Pembimbing:
dr. Tri Muliasih, Sp.M
BAB I - PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Jumlah penderita
Katarak merupakan kebutaan akibat katarak
Banyak penderita yang
penurunan progresif di Indonesia bertambah
tidak menyadari hingga
kejernihan lensa 210.000 orang/tahun
memasuki stadium kritis
hingga kebutaan diantaranya masih usia
produktif
BAB II – TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOMI LENSA
Struktur bikonveks dan transparan
Komposisi 65% air, 35% protein
Tidak memiliki pembuluh darah, serabut saraf dan jar. ikat
Letak di bilik posterior
Batas depan humor aqueus
Batas belakang korpus vitreum
Permukaan:
Anterior berhadapan dengan iris membentuk diafragma optikal
pemisah antara bilik mata depan dan bilik mata belakang
Posterior
FISIOLOGI LENSA
1. Sifat lensa: jernih, transparan, kenyal dan lentur dipengaruhi komponen
struktural, makromolekular & hidrasi penting sebagai media refraksi.
3. Kadar kalium dan asam amino lensa tinggi, tapi kadar natrium dan klorida
rendah.
DEFINISI KATARAK
Proses degenerasi
2. Degeneratif
• Juvenile (usia 1-20 tahun), pre-senilis (usia 20-50 tahun), senilis (usia > 50
tahun)
3. Traumatika
• Disebabkan oleh cedera benda asing di lensa atau trauma tumpul terhadap bola
mata
4. Komplikata
• Katarak sekunder akibat penyakit intraokular pada fisiologi lensa
KLASIFIKASI KATARAK
BERDASARKAN LOKASI
1. Tipe Kortikal
• Dimulai dari bagian superfisial korteks lensa mata
2. Tipe Nuklear
• Dimulai dari bagian nukleus (inti) lensa
3. Tipe Subkapsular
• Dimulai dari bagian belakang lensa mata. Tipe ini sering
ditemukan pada pasien usia muda
KLASIFIKASI KATARAK
BERDASARKAN KEKERUHAN
LENSA
1. Stadium Insipien
• Kekeruhan lensa ringan, BMD dan iris masih normal, tajam penglihatan tidak
terlalu mengalami gangguan
2. Stadium Intumesen (Imatur)
• Kekeruhan lensa bertambah, BMD dangkal, penurunan visus, shadow test (+)
3. Stadium Matur
• Lensa keruh, penurunan visus hingga hanya proyeksi sinar, shadow test (-)
4. Stadium Hipermatur
• Katarak Morgagni lensa mencair, warna kuning, ukuran lebih kecil, shadow test
pseudopositif
PATOFISIOLOGI KATARAK
Berhubungan dengan usia:
1. Usia menua lensa menua tambah tebal, berat dan menurun akomodasinya
nukleus mengalami kompresi protein dengan berat molekul tinggi
fluktuasi yang tiba-tiba pada indeks refraksi lensa, menghamburkan sinar cahaya,
dan mengurangi transparansi lensa
Anamnesis
Adanya
Tajam Adanya Melihat
gangguan
penglihatan Silau coloured bayangan
penglihatan
menurun halos ganda
warna
DIAGNOSIS KATARAK –
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Mata:
1. Tajam penglihatan menurun mulai 6/9 hingga light perception (+). Tidak
membaik dengan pinhole.
2. Lensa keruh, dapat ditemukan leukokoria pada katarak matur.
3. Iris shadow (+) katarak imatur; iris shadow (-) katarak matur.
4. Reflek fundus negatif.
5. Tonometri mengukur TIO.
6. USG menilai retroorbital.
7. Slitlamp evaluasi luas, tebal dan lokasi kekeruhan lensa serta kekerasan nucleus
PENATALAKSANAAN
KATARAK
Belum ada obat yang dapat menjernihkan lensa.
Tatalaksana definitif adalah dengan operasi.
1. Intra Capsuler Cataract Ekstraksi (ICCE)
Mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul
4. Fakoemulsifikasi
Dilakukan sayatan kecil dan katarak dirusak dengan energi ultrasound
Katarak diputus dan Lensa intraocular
dihapus dengan
gelombang ultrasound
disuntikkan
dari sebuah jarum
berongga
KOMPLIKASI KATARAK
1. Glaucoma sekunder sudut tertutup (fakomorfik glaucoma)
2. Subluksasi/dislokasi lensa
3. Glaucoma fakolitik sudut terbuka
4. Uveitis fakotoksik
BAB III - KESIMPULAN
KESIMPULAN
1. Katarak adalah penyebab utama kebutaan di seluruh dunia & dapat terjadi
di seluruh usia.
5. Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi, bila gejala tidak
mengganggu
TERIMA KASIH