Katara
T
k
Pembimbing : dr. Hampri Seda Sp.M
Disusun oleh
Sarah Shabrina Yusri Anshari
2320221123
02 Tinjauan
Pustaka
merurpakan ANATOMI organLENSA
penglihatan yang
berfungsi memfokuskan
cahaya yang masuk ke
mata agar sarnpai ke
makula, terletak di
belakang iris, digantung
Lensa memiliki struktur bikonveks, avaskular, tidak bewarna,
dan hampir transparan sempurna. Struktur lensa terdiri dari
Ketika lensa berakomodasi maka kekuatan refraksi akan meningkat, peningkatan kekuatan lensa
kristal ini terjadi karena peningkatan kelengkungan permukaannya.
Katarak disebabkan oleh proses degenerasi, paparan terhadap sinar ultraviolet, radiasi, dan
beberapa toksin, infeksi, penyakit sistemik (HT, DM), penyakit mata primer (glaukoma,
uveitis, miopia tinggi), obat (kortikosteroid jangka panjang), konsumsi alkohol dan merokok,
defisiensi vit E, paparan polusi yang mengandung timbal.
KLASIFIK
ASI
Berdasarkan Onset
● Katarak Kongenital
● Katarak Juvenile
● Katarak Presenilis
● Katarak Senilis
KATARAK KONGENITAL
Definisi
Katarak kongenital merupakan gangguan transparansi lensa yang muncul saat lahir atau segera setelahnya (1
tahun kehidupan)
Epidemiologi
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat sekitar 14 juta anak menderita katarak kongenital
Etiologi
Pada sebagian besar kasus, etiologi katarak kongenital masih belum diketahui. Penelitian menunjukkan bahwa
30% hingga 50% katarak kongenital disebabkan oleh mutasi pada gen yang mengkode protein pada struktur
lensa
KATARAK JUVENILE
Definisi
Katarak Juvenile/Acquired/Pediatrik merupakan katarak yang timbul pada masa kanak-kanak, setelah masa bayi,
tanpa memandang etiologi yang mendasarinya.
Etiologi
Penyebab katarak anak beragam dan dapat berkisar dari idiopatik hingga yang berhubungan dengan kelainan
sistemik, seperti infeksi intrauterin (infeksi TORCH – toksoplasma, retinitis CMV, rubella, HSV), kortikosteroid
akibat obat, kelainan metabolik (galaktosemia, defisiensi galaktokinase, hipokalsemia, hipoglikemia), trauma,
kesalahan metabolisme bawaan, dan kelainan genetik multisistem
KATARAK JUVENILE
Anamnesis
● Usia timbulnya gejala, durasi gejala
● Riwayat antenatal dan perinatal
● Sejarah perkembangan, tonggak sejarah
● Riwayat perubahan perilaku, ketidakmampuan menangkap benda yang dilempar, sering terjatuh,
memejamkan mata saat terkena cahaya terang
● Riwayat apa pun yang menunjukkan kelainan sistemik terkait
● Trauma, Perawatan sebelumnya, atau pembedahan
● Riwayat keluarga dengan katarak kongenital atau perkembangan atau riwayat hubungan kekerabatan
KATARAK JUVENILE
Pemeriksaan Fisik
● Konsultasi pediatrik – untuk menyingkirkan adanya hubungan sistemik atau kelainan yang ditularkan secara
genetik
● Lingkar kepala
● Pemeriksaan anggota keluarga untuk menilai keturunan katarak pediatrik
Pemeriksaan Mata
● Ketajaman penglihatan
● Pemeriksaan slit lamp
● Evaluasi motilitas mata
● Tekanan intraocular
● Reaksi pupil
● Opthalmoskopi
KATARAK JUVENILE
Definisi
Katarak presenil didefinisikan sebagai kekeruhan lensa dan/atau kapsulnya sebelum usia 40 tahun ketika semua
penyebab katarak lain yang diketahui telah disingkirkan.
Etiologi
Katarak nukleus presenil berhubungan dengan kebiasaan merokok, tidak berolahraga atau melakukan aktivitas
fisik dalam jumlah besar, asma, tuberkulosis, dan status defisiensi besi
KATARAK SENILIS
Definisi
Katarak senilis merupakan jenis katarak yang terjadi akibat adanya proses degeneratif dan terjadi pada pasien
dengan usia di atas 50 tahun. Katarak senilis sebanyak 90% terjadi pada pasien di atas 70 tahun.
Etiologi
Katarak senilis terjadi akibat adanya kondisi degeneratif. Katarak senilis juga dapat terjadi akibat adanya faktor
risiko seperti herediter, merokok, radiasi sinar UV, dan konsumsi alkohol.
KATARAK SENILIS
Anamnesis
● Adanya keluhan utama berupa gangguan penglihatan berupa:
❖ Padangan kabur seperti berasap, berkabut atau berawan
❖ Silau
❖ Sukar melihat di malam hari atau penerangan redup
❖ Melihat ganda/diplopia monocular
❖ Gangguan penglihatan warna
❖ Melihat halo sekitar sinar
❖ Penglihatan menurun
❖ Pergeseran miopia
● Adanya trauma dan mekanisme truma tumpul atau tajam
● Adanya faktor penyerta lainnya seperti diabetes mellitus, riwayat penyakit mata lain, riwayat operasi mata,
glukoma, riwayat katarak dalam keluarga.
KATARAK SENILIS
Pemeriksaan Mata
● Ketajaman visus
● Pemeriksaan shadow test : ketika cahaya oblik disinari menuju pupil dapat terjadi bayangan cresecentic pada
margin iris. Sebagian lensa yang keruh menjadi alas (opak) yang memantulkan kembali sinar senter yang
jatuh melalui pupil bayangan iris berbentuk bulan sabit. Hal ini menunjukkan tanda katarak imatur.
KATARAK SENILIS
Pemeriksaan Mata
● Pemeriksaan warna lensa, hal ini dilakukan dengan iluminasi
oblik pada pemeriksaan slit-lamp
❖ Katarak nuklearis terlihat warna coklat, hitam, atau
kemerahan
❖ Katarak imatur terlihat warna putih keabuan (A,B,C)
❖ Katarak matur warna putih mutiara (D)
❖ Hipermatur morgagnian warna putih susu.
KATARAK SENILIS
Pemeriksaan Mata
● Pemeriksaan oftalmoskopi, pada keadaan tidak adanya kekeruhan dapat terlihat reflex fundus kuning
kemerahan. Lensa katarak parsial dapat menunjukkan bayangan hitam di atas warna merah pada area
katarak. Pada katarak matur atau komplit tidak akan tampak reflex fundus.
KLASIFIK
ASI
Berdasarkan Morfologi
● Katarak Nuklear
● Katarak Kortikal
● Katarak Subkapsular
● Katarak Lamellar
● Katarak Cerulean
● Katarak Total
KATARAK NUKLEAR
Dalam kasus katarak complete atau total, semua serat lensa menjadi keruh. Refleks merah sepenuhnya
kabur, dan retina tidak dapat dilihat dengan oftalmoskopi langsung atau tidak langsung. Beberapa katarak
mungkin bersifat subtotal saat lahir dan berkembang dengan cepat menjadi katarak total. Katarak komplit
dapat terjadi unilateral atau bilateral, dan menyebabkan gangguan penglihatan berat.
KLASIFIK
ASI
Berdasarkan Maturitas
● Katarak Immatur
● Katarak Insipien
● Katarak Intumesen
● Katarak Matur
● Katarak Hipermatur
● Katarak Morgagni
KATARAK INISIPIEN
Katarak insipien merupakan stadium katarak senilis awal. Katarak insipien akan mulai terjadi adanya
kekeruhan yang dimulai dari tepi equator menuju korteks anterior dan posterior (katarak kortikal).
Kekeruhan pada tahap katarak insipien biasanya dapat menimbulkan keluhan polyopia dan dapat menetap
dalam waktu yang lama.
KATARAK INTUMESEN
Katarak intumesen merupakan keadaan katarak senilis yang ditandai dengan adanya pembengkakan lensa
akibat lensa degeneratif menyerap air. Dengan adanya air yang masuk, maka akan menyebabkan lensa
menjadi bengkak dan besar sehingga dapat mendorong iris dan menyebabkan bilik mata menjadi dangkal.
Pada katarak intumesen, dapat menyebabkan keluhan miopisasi.a.
KATARAK IMATUR
Katarak imatur merupakan keadaan dimana sudah tampak kekeruhan pada sebagian lensa. Katarak yang
terjadi belum mengenai seluruh lapisan lensa. Pada katarak imatur, akan terdapat penambahan volume lensa
akibat adanya peningkatan tekanan osmotik dari lensa degenerative.
KATARAK IMATUR
Ciri-ciri katarak imatur :
• Kekeruhan menjadi lebih menyebar dan tidak teratur.
• Bayangan iris (iris shadow) masih terlihat.
• Lensa tidak sepenuhnya buram
• Kekeruhan berbentuk baji di pinggiran lensa
• Berkembang secara bertahap
Apa itu bayangan iris?
Ketika terdapat korteks bening di antara iris dan
opasitas (putih keabu-abuan pada katarak senilis
imatur), bayangan iris yang jatuh pada opasitas, saat
cahaya mengenai mata, akan terlihat melalui korteks
bening
Katarak matur merupakan keadaan dimana lensa berwarna putih difus karena adanya kekeruhan total pada
korteks. Nukleus lensa berwarna kecokelatan dapat terlihat namun samar-samar. Apabila kadar air pada
lensa meningkat, lensa akan mengalami pembengkakan dan berkilau. Dengan peningkatan ketebalan lensa
dan peningkatan resistensi pupil, maka katarak matur dapat berisiko mengalami glaukoma sudut tertutup.
Pada katarak matur, biasanya keluhan penglihatan hanya dapat melihat cahaya saja.
KATARAK MATUR
Katarak hipermatur adalah keadaan dimana liquefaksi dari korteks lensa sudah sempurna sehingga nukleus
lensa yang kecokelatan tidak akan terlihat yang ditandai dengan kerutan pada kapsul (wrinkling). Pada
katarak hipermatur juga dapat menyebabkan penurunan tekanan pada kapsul lensa. Isi kantong kapsular
nantinya dapat tertarik ke dalam kapsul. Apabila sudah terjadi adanya isi kantong kapsular yang tertarik,
maka akan terjadi katarak morgagni.
KATARAK MORGAGNI
Katarak morgagnian adalah komplikasi dari katarak hipermatur yang ditandai dengan pencairan total
korteks yang menyebabkan nukleus tenggelam ke inferior sehingga nampak gambaran warna putih susu
(milky white).
Katarak primer adalah kekeruhan lensa kristal alami yang memfokuskan cahaya yang masuk ke mata ke
retina. Kekeruhan lensa ini terjadi pada seluruh lensa, kapsul anterior, kapsul posterior, atau inti lensa.
Katarak primer seringkali berkembang secara bertahap dan tanpa rasa sakit, sehingga penglihatan dapat
terpengaruh tanpa disadari oleh seseorang. Hal ini dapat diatasi dengan mengganti lensa yang keruh dengan
lensa buatan.
KATARAK SEKUNDER
Katarak sekunder, juga dikenal sebagai kekeruhan kapsul posterior, adalah komplikasi paling umum setelah
operasi katarak. Hal ini terjadi pada 3-50% kasus lima tahun setelah operasi katarak, dan merupakan akibat
dari migrasi dan proliferasi sel epitel yang menyebabkan berkurangnya ketajaman penglihatan. Operasi
katarak melibatkan ekstraksi lensa kristalin yang keruh, membiarkan kapsul yang berisi lensa tersebut
kosong dan menggantinya dengan lensa intraokular. Untuk mengekstraksi katarak, kita harus membuat
jendela di bagian anterior kapsul, membiarkan kapsul posterior tetap utuh untuk menanamkan lensa. Kapsul
ini dapat menjadi keruh berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah operasi katarak, yang menyebabkan
katarak sekunder.
Gejala katarak sekunder yang paling umum adalah penurunan ketajaman penglihatan beberapa bulan atau
tahun setelah operasi katarak.
Manifestasi
klinis
Penurunan visus
Penurunan visus/ ketajaman penglihatan merupakan keluhan yang paling
sering dikeluhkan oleh pasien terutama pada katarak senilis.
Penglihatan buram
Penglihatan buram merupakan deskripsi gangguan penglihatan yang
sering dikeluhkan oleh pasien, keluhan buram sering dikatakan seperti
ada asap atau kabut yang menutupi penglihatan pasien.
Manifestasi
klinis
Silau
Pasien katarak sering mengeluhkan silau ketika melihat cahaya lampu.
Kondisi tersebut akibat adanya penurunan sensitivitas kontras terhadap
cahaya terang.
Diplopia monocular
Katarak akan menyebabkan perubahan nuklear terutama pada lapisan
lensa bagian dalam sehingga menghasilkan area refraktil pada bagian
tengah lensa. Bagian tengah lensa merupakan bagian yang sering
memberikan gambaran terbaik pada refleks merah dengan oftalmoskop
atau retinoskopi. Kondisi ini akan menyebankan diplopia monokular dan
tidak dapat dikoreksi.
Manifestasi
klinis
Perubahan ukuran kacamata
Pasien katarak sering mengubah ukuran kacamata karena gangguan
penglihatan seperti second sight atau adanya kesulitan saat melihat jauh
namun penglihatan dekat sudah membaik (yang pada awalnya
penglihatan dekat terganggu).
Perubahan miopik
Katarak akan menyebabkan peningkatan kekuatan dioptrik lensa
sehingga menimbulkan miopia derajat sedang hingga berat. Akibatnya,
pasien katarak akan mengeluhkan penglihatan dekat membaik namun
penglihatan jauh terganggu (second sight).
Manifestasi
klinis
Leukokoria (white pupil)
Leukokoria (white pupil) merupakan salah satu manifestasi utama
katarak pada anak, meskipun diagnosis banding leukokoria cukup
banyak, seperti retinoblastoma.
Pathogenesis
Glaukoma adalah sekelompok kondisi yang ditandai
dengan kerusakan progresif pada saraf optik. Meskipun DIAGNOSIS BANDING
sering dikaitkan dengan peningkatan tekanan mata,
diskus optikus dapat rusak pada TIO normal. Awalnya,
pasien tidak menunjukkan gejala tetapi akhirnya mulai
Glaukoma
kehilangan penglihatan perifer dan sentral. Kehilangan
penglihatan bersifat permanen. Insiden tertinggi terjadi
pada orang kulit hitam Amerika
DIAGNOSIS
BANDING
Retinopati diabetikum
Prognosis
Komplikasi
Komplikasi katarak yang dapat terjadi diantaranya
dislokasi lensa dan sublukasi, phacolitik,
phakomorpik, pupil blok, glaukoma sudut tertutup,
uveitis, retina detachment, ruptur koroid, hipema
perdarahan retrobulbar, dan neuropati optik
traumatik.
BAB III
Kesimpulan
Definisi Etiologi Epidemiologi
Katarak adalah kekeruhan Berbagai faktor yang Penyakit yang membutakan
atau kekeruhan pada lensa menyebabkan timbulnya ini dapat menyerang bayi,
mata yang biasanya jernih katarak, yang paling sering orang dewasa, dan orang
atau kapsulnya (di sekeliling ialah karena usia, cedera lanjut usia, namun penyakit
membran transparan) yang traumatis, penyakit ini mendominasi kelompok
menghalangi aliran cahaya endokrin, penyakit mata orang lanjut usia
melalui lensa ke retina mata primer, obat-obatan dan
kongenital.
Patofisiologi Tata Laksana
Patogenesis kondisi ini melibatkan Pilihan pengobatan termasuk
banyak proses yang meliputi koreksi dengan kacamata bias
perubahan komposisi protein yang hanya pada tahap awal, dan
beragregasi sehingga membentuk jika katarak mengganggu
kekeruhan; dan bertambahnya lapisan- aktivitas rutin, disarankan
lapisan serat lensa yang lama operasoi. Pilihan pengobatan
kelamaan juga membuat lensa tergantung pada tingkat
mengeras, padat, berpigmen, dan kekeruhan
mengeruh
Daftar
pustaka
1. Nizami AA, Gulani AC. Cataract.; 2024.
2. Sitorus RS, Sitompul R, Widyawati S, Bani AP. Buku Ajar Oftalmologi . 2nd ed. Universitas
Indonesia Publishing; 2020.
3. Moshirfar M, Milner D, Patel BC. Cataract Surgery.; 2024.
4. Riordan-Eva Paul, Whitcher John, Vaughan D, Asbury Taylor. Vaughan & Asbury’s General
Ophthalmology. Lange Medical Books/McGraw-Hill Medical Pub. Division; 2008.
5. Khurana A. Comprehensive Ophthalmology. Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd.;
2015. doi:10.5005/jp/books/12532
6. Bowling B. Kanski’s Clinical Ophthalmology, Eighth Edition (2016).; 2016.
doi:10.1016/B978-0-7020-5572-0.00025-8
7. Tătaru CI, Tătaru CP, Costache A, et al. Congenital cataract - clinical and morphological
aspects. Rom J Morphol Embryol. 2020;61(1):105-112. doi:10.47162/RJME.61.1.11
8. Yi J, Yun J, Li ZK, Xu CT, Pan BR. Epidemiology and molecular genetics of congenital cataracts. Int J
Ophthalmol. 2011;4(4):422-432. doi:10.3980/j.issn.2222-3959.2011.04.20
9. Gupta P, Patel BC. Pediatric Cataract.; 2024.
10. Das GK, Boriwal K, Chhabra P, Sahu PK, Kumar S, Kumar N. Presenile cataract and its risk factors: A case
control study. J Family Med Prim Care. 2019;8(6):2120-2123. doi:10.4103/jfmpc.jfmpc_267_19
11. Nam SW, Lim DH, Cho KY, Kim HS, Kim K, Chung TY. Risk factors of presenile nuclear cataract in health
screening study. BMC Ophthalmol. 2018;18(1):263. doi:10.1186/s12886-018-0928-6
12. Yu HJ, Kuo MT, Wu PC. Clinical Characteristics of Presenile Cataract: Change over 10 Years in Southern
Taiwan. Biomed Res Int. 2021;2021:9385293. doi:10.1155/2021/9385293
13. Palmquist BM, Philipson B, Fagerholm P. Nuclear cataract--a microradiographic study. Acta Ophthalmol.
1988;66(6):671-677. doi:10.1111/j.1755-3768.1988.tb04060.x
14. Pau H. Cortical and subcapsular cataracts: significance of physical forces. Ophthalmologica. 2006;220(1):1-5.
doi:10.1159/000089267
15. Cargill L V. THE MANAGEMENT AND TREATMENT OF INCIPIENT CATARACT. Can Med Assoc J.
1931;24(3):400-404.
16. RISLEY SD. INCIPIENT CATARACT; ITS ETIOLOGY, TREATMENT AND PROGNOSIS.Read in the Section
on Ophthalmology, at the Forty-second Annual Meeting of the American Medical Association, held at Washington, D. C., May,
1891. JAMA: The Journal of the American Medical Association. 1891;XVII(9):323. doi:10.1001/jama.1891.02410870007001a
17. Smith H. The Treatment of Immature Cataract. Ind Med Gaz. 1908;43(10):361-363.
18. Ono T, Miyata K. Morgagnian Cataract. JMA J. 2022;5(3):379-380. doi:10.31662/jmaj.2022-0077
Terimakasi
h