Anda di halaman 1dari 61

REFERA

Katara
T
k
Pembimbing : dr. Hampri Seda Sp.M

Disusun oleh
Sarah Shabrina Yusri Anshari
2320221123

KEPANITERAAN KLINIK ILMU


KESEHATAN MATA RSUD CILEUNGSI
FK UPNVJ PERIODE 5 JANUARI - 8
MARET 2024
01
BAB
PENDAHULUA
N
kekeruhan pada lensa
mata yang biasanya KATARAK
jernih atau pada
kapsulnya (di sekeliling
? membran transparan)
yang menghalangi
1993-1996: angka kebutaan di
aliran
Indonesia cahaya
sebesar 1,5%, dengan
penyebab utama katarak (0,78%).
melalui
Angka
lensa ini
ke retina
menempatkan
Indonesia sebagai negara dengan
mata.
prevalensi buta katarak kedua
tertinggi di dunia. (Depkes RI)
BAB

02 Tinjauan
Pustaka
merurpakan ANATOMI organLENSA
penglihatan yang
berfungsi memfokuskan
cahaya yang masuk ke
mata agar sarnpai ke
makula, terletak di
belakang iris, digantung
Lensa memiliki struktur bikonveks, avaskular, tidak bewarna,
dan hampir transparan sempurna. Struktur lensa terdiri dari

oleh zonula Zinn kelensa akan membentuk nukleus lensa. Korteks


kapsul lensa, epitel anterior, dan serat lensa. Serat lensa di
bagian sentral
lensa terbentuk dari serat lensa yang lebih muda di bagian luar
badan siliar. nukleus atau disebut korteks anterior, sedangkan korteks
dibelakang nukleus lensa disebut korteks posterior.
ANATOMI LENSA

Ada tiga istilah garis pada lensa mata, yaitu


: aksis, meridian dan ekuator.

Lensa terdiri dari lima bagian yaitu kapsul


lensa, epitel lensa, korteks lensa, nukleus
elektrolit (sodium dan
FISIOLOGI LENSA
kalium) yang di jelaskan oleh
teori pump-leak. Lensa
berada dalam keadaan relatif
dehidrasi dan memiliki
jumlah kalium dan asam
amino yang tinggi
dibandingkan aqueous
humor dan vitreous humor.
Ion K begerak ke bagian
posterior dan keluar ke
AKOMODASI LENSA

Ketika lensa berakomodasi maka kekuatan refraksi akan meningkat, peningkatan kekuatan lensa
kristal ini terjadi karena peningkatan kelengkungan permukaannya.

Bila berada dalam keadaan relaksasi tanpa


tarikan terhadap kapsulnya, lensa akan
berbentuk hampir sferis (datar), terutama
akibat retraksi elastis kapsul lensa. Terdapat
sekitar 70 ligamen suspensorium yang melekat
di sekeliling lensa secara radial dan menarik
pada bola mata juga terdapat otot siliaris, yang
AKOMODASI LENSA
memiliki 2 set serat otot polos, yaitu serat
meridional dan serat sirkular. Kontraksi salah
satu set serat otot polos tersebut akan
mengendurkan ligamen kapsul lensa, sehingga
lensa akan berbentuk lebih cembung seperti
balon akibat sifat elastisitas alami kapsul lensa.
Akomodasi diatur oleh sinyal saraf
parasimpatis yang melalui saraf kranial III dan
nukleus saraf III pada batang otak.
Perangsangan saraf parasimpatis menimbulkan
kekeruhan pada lensa
mata yang biasanya KATARAK
jernih atau pada
kapsulnya (di sekeliling
? membran transparan)
yang menghalangi
1993-1996: angka kebutaan di
aliran
Indonesia cahaya
sebesar 1,5%, dengan
penyebab utama katarak (0,78%).
melalui
Angka
lensa ini
ke retina
menempatkan
Indonesia sebagai negara dengan
mata.
prevalensi buta katarak kedua
tertinggi di dunia. (Depkes RI)
KATARAK
Kekeruhan pada lensa yang diakibatkan
? adanya hidrasi lensa, denaturasi protein,
atau dapat terjadi akibat keduanya.
Katarak merupakan penyebab kebutaan terbesar di seluruh dunia
(WHO)
Berdasarkan data di Indonesia, sekitar lebih dari 50% kebutaan
diakibatkan oleh katarak dan 90% dari seluruh kasus katarak adalah
katarak senilis.

Katarak disebabkan oleh proses degenerasi, paparan terhadap sinar ultraviolet, radiasi, dan
beberapa toksin, infeksi, penyakit sistemik (HT, DM), penyakit mata primer (glaukoma,
uveitis, miopia tinggi), obat (kortikosteroid jangka panjang), konsumsi alkohol dan merokok,
defisiensi vit E, paparan polusi yang mengandung timbal.
KLASIFIK
ASI
Berdasarkan Onset
● Katarak Kongenital
● Katarak Juvenile
● Katarak Presenilis
● Katarak Senilis
KATARAK KONGENITAL

Definisi
Katarak kongenital merupakan gangguan transparansi lensa yang muncul saat lahir atau segera setelahnya (1
tahun kehidupan)

Epidemiologi
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat sekitar 14 juta anak menderita katarak kongenital

Etiologi
Pada sebagian besar kasus, etiologi katarak kongenital masih belum diketahui. Penelitian menunjukkan bahwa
30% hingga 50% katarak kongenital disebabkan oleh mutasi pada gen yang mengkode protein pada struktur
lensa
KATARAK JUVENILE

Definisi
Katarak Juvenile/Acquired/Pediatrik merupakan katarak yang timbul pada masa kanak-kanak, setelah masa bayi,
tanpa memandang etiologi yang mendasarinya.

Etiologi
Penyebab katarak anak beragam dan dapat berkisar dari idiopatik hingga yang berhubungan dengan kelainan
sistemik, seperti infeksi intrauterin (infeksi TORCH – toksoplasma, retinitis CMV, rubella, HSV), kortikosteroid
akibat obat, kelainan metabolik (galaktosemia, defisiensi galaktokinase, hipokalsemia, hipoglikemia), trauma,
kesalahan metabolisme bawaan, dan kelainan genetik multisistem
KATARAK JUVENILE

Anamnesis
● Usia timbulnya gejala, durasi gejala
● Riwayat antenatal dan perinatal
● Sejarah perkembangan, tonggak sejarah
● Riwayat perubahan perilaku, ketidakmampuan menangkap benda yang dilempar, sering terjatuh,
memejamkan mata saat terkena cahaya terang
● Riwayat apa pun yang menunjukkan kelainan sistemik terkait
● Trauma, Perawatan sebelumnya, atau pembedahan
● Riwayat keluarga dengan katarak kongenital atau perkembangan atau riwayat hubungan kekerabatan
KATARAK JUVENILE

Pemeriksaan Fisik
● Konsultasi pediatrik – untuk menyingkirkan adanya hubungan sistemik atau kelainan yang ditularkan secara
genetik
● Lingkar kepala
● Pemeriksaan anggota keluarga untuk menilai keturunan katarak pediatrik

Pemeriksaan Mata
● Ketajaman penglihatan
● Pemeriksaan slit lamp
● Evaluasi motilitas mata
● Tekanan intraocular
● Reaksi pupil
● Opthalmoskopi
KATARAK JUVENILE

Katarak yang signifikan secara visual


● Ketajaman penglihatan ≤ 20/60
● Penurunan sensitivitas kontras
● Peningkatan silau
● Hilangnya ketajaman stereo
● Letaknya di tengah atau di belakang
● Ukuran lebih dari 3 mm
● strabismus atau nistagmus terkait
KATARAK PRESENILIS

Definisi
Katarak presenil didefinisikan sebagai kekeruhan lensa dan/atau kapsulnya sebelum usia 40 tahun ketika semua
penyebab katarak lain yang diketahui telah disingkirkan.

Etiologi
Katarak nukleus presenil berhubungan dengan kebiasaan merokok, tidak berolahraga atau melakukan aktivitas
fisik dalam jumlah besar, asma, tuberkulosis, dan status defisiensi besi
KATARAK SENILIS

Definisi
Katarak senilis merupakan jenis katarak yang terjadi akibat adanya proses degeneratif dan terjadi pada pasien
dengan usia di atas 50 tahun. Katarak senilis sebanyak 90% terjadi pada pasien di atas 70 tahun.

Etiologi
Katarak senilis terjadi akibat adanya kondisi degeneratif. Katarak senilis juga dapat terjadi akibat adanya faktor
risiko seperti herediter, merokok, radiasi sinar UV, dan konsumsi alkohol.
KATARAK SENILIS

Anamnesis
● Adanya keluhan utama berupa gangguan penglihatan berupa:
❖ Padangan kabur seperti berasap, berkabut atau berawan
❖ Silau
❖ Sukar melihat di malam hari atau penerangan redup
❖ Melihat ganda/diplopia monocular
❖ Gangguan penglihatan warna
❖ Melihat halo sekitar sinar
❖ Penglihatan menurun
❖ Pergeseran miopia
● Adanya trauma dan mekanisme truma tumpul atau tajam
● Adanya faktor penyerta lainnya seperti diabetes mellitus, riwayat penyakit mata lain, riwayat operasi mata,
glukoma, riwayat katarak dalam keluarga.
KATARAK SENILIS

Pemeriksaan Mata
● Ketajaman visus
● Pemeriksaan shadow test : ketika cahaya oblik disinari menuju pupil dapat terjadi bayangan cresecentic pada
margin iris. Sebagian lensa yang keruh menjadi alas (opak) yang memantulkan kembali sinar senter yang
jatuh melalui pupil bayangan iris berbentuk bulan sabit. Hal ini menunjukkan tanda katarak imatur.
KATARAK SENILIS
Pemeriksaan Mata
● Pemeriksaan warna lensa, hal ini dilakukan dengan iluminasi
oblik pada pemeriksaan slit-lamp
❖ Katarak nuklearis terlihat warna coklat, hitam, atau
kemerahan
❖ Katarak imatur terlihat warna putih keabuan (A,B,C)
❖ Katarak matur warna putih mutiara (D)
❖ Hipermatur morgagnian warna putih susu.
KATARAK SENILIS

Pemeriksaan Mata
● Pemeriksaan oftalmoskopi, pada keadaan tidak adanya kekeruhan dapat terlihat reflex fundus kuning
kemerahan. Lensa katarak parsial dapat menunjukkan bayangan hitam di atas warna merah pada area
katarak. Pada katarak matur atau komplit tidak akan tampak reflex fundus.
KLASIFIK
ASI
Berdasarkan Morfologi
● Katarak Nuklear
● Katarak Kortikal
● Katarak Subkapsular
● Katarak Lamellar
● Katarak Cerulean
● Katarak Total
KATARAK NUKLEAR

Katarak nuklear secara khusus mengacu pada jenis katarak


yang mempengaruhi wilayah inti lensa mata, yang terletak di
tengah lensa. Kekeruhan atau kekeruhan pada bagian tengah
lensa (nucleus) dapat di bagian embryonic nucleus saja atau
dengan embryonic dan fetal. Katarak ini berhubungan
dengan perubahan kepadatan dan transparansi inti (nucleus)
lensa. Katarak ini lebih memengaruhi kemampuan untuk
melihat benda di kejauhan dibandingkan kemampuan melihat
benda di dekatnya. Penglihatan terkadang hanya terpengaruh
sedikit, dan kondisi ini berkembang relatif lambat.
KATARAK KORTIKAL

Katarak kortikal adalah sejenis katarak yang berkembang di


tepi lensa dan kemudian menuju ke tengah dengan cara
seperti jeruji. Katarak kortikal terjadi di tepi lensa – korteks –
oleh karena itu dinamakan katarak kortikal. Katarak senilis
kortikal berkembang dalam dua cara - berkembang perlahan
dan tetap sama untuk jangka waktu lama atau berkembang
sangat cepat. Ada dua jenis katarak kortikal – katarak
kortikal posterior, dan katarak kortikal anterior. Katarak
kortikal posterior terjadi ketika kekeruhan berkembang pada
lapisan tepat di bawah kapsul lensa. Demikian pula, katarak
kortikal anterior terjadi di bagian depan kapsul lensa, atau di
dalamnya.
KATARAK SUBKAPSULAR

Katarak subskapsular terbagi menjadi katarak subskapsular


anterior yang terletak di bawah kapsul lensa dan berasosiasi
dengan metaplasis fibrosa dari epitelium lensa. Sedangkan
untuk katarak subskapsular posterior terletak di depan dari
kapsul posterior dan memiliki gambaran granular/ seperti
plak yang terlihat pada pemeriksaan dengan slit lamp. Pasien
yang mengalami katarak subskapular posterior memiliki
gangguan yang lebih berat pada penglihatan. Keluhan yang
sering dialami salah satunya adalah silau.
KATARAK LAMELLAR

Katarak lamellar adalah kekeruhan pada lapisan atau zona


tertentu pada lensa. Secara klinis, katarak terlihat sebagai
lapisan keruh yang mengelilingi bagian tengah yang lebih
jernih dan dikelilingi oleh lapisan korteks bening. Dilihat
dari depan, katarak lamellar mempunyai konfigurasi
berbentuk cakram. Seringkali, kekeruhan arkuata tambahan
di dalam korteks berada di ekuator katarak lamellar;
kekeruhan berbentuk tapal kuda (horseshoe-shaped) ini
disebut riders.
KATARAK CERULEAN

Katarak Cerulean juga dikenal sebagai katarak titik biru


(blue-dots), adalah katarak perkembangan yang ditandai
dengan kekeruhan berwarna biru dan putih yang tersebar di
nukleus dan korteks lensa. Pasien dengan katarak berwarna
biru langit biasanya tidak menunjukkan gejala sampai usia
18-24 bulan dan seringkali tidak perlu diangkat sebelum
dewasa. Katarak cerulean diturunkan sebagai sifat dominan
autosomal.
KATARAK TOTAL

Dalam kasus katarak complete atau total, semua serat lensa menjadi keruh. Refleks merah sepenuhnya
kabur, dan retina tidak dapat dilihat dengan oftalmoskopi langsung atau tidak langsung. Beberapa katarak
mungkin bersifat subtotal saat lahir dan berkembang dengan cepat menjadi katarak total. Katarak komplit
dapat terjadi unilateral atau bilateral, dan menyebabkan gangguan penglihatan berat.
KLASIFIK
ASI
Berdasarkan Maturitas
● Katarak Immatur
● Katarak Insipien
● Katarak Intumesen
● Katarak Matur
● Katarak Hipermatur
● Katarak Morgagni
KATARAK INISIPIEN

Katarak insipien merupakan stadium katarak senilis awal. Katarak insipien akan mulai terjadi adanya
kekeruhan yang dimulai dari tepi equator menuju korteks anterior dan posterior (katarak kortikal).
Kekeruhan pada tahap katarak insipien biasanya dapat menimbulkan keluhan polyopia dan dapat menetap
dalam waktu yang lama.
KATARAK INTUMESEN

Katarak intumesen merupakan keadaan katarak senilis yang ditandai dengan adanya pembengkakan lensa
akibat lensa degeneratif menyerap air. Dengan adanya air yang masuk, maka akan menyebabkan lensa
menjadi bengkak dan besar sehingga dapat mendorong iris dan menyebabkan bilik mata menjadi dangkal.
Pada katarak intumesen, dapat menyebabkan keluhan miopisasi.a.
KATARAK IMATUR
Katarak imatur merupakan keadaan dimana sudah tampak kekeruhan pada sebagian lensa. Katarak yang
terjadi belum mengenai seluruh lapisan lensa. Pada katarak imatur, akan terdapat penambahan volume lensa
akibat adanya peningkatan tekanan osmotik dari lensa degenerative.
KATARAK IMATUR
Ciri-ciri katarak imatur :
• Kekeruhan menjadi lebih menyebar dan tidak teratur.
• Bayangan iris (iris shadow) masih terlihat.
• Lensa tidak sepenuhnya buram
• Kekeruhan berbentuk baji di pinggiran lensa
• Berkembang secara bertahap
Apa itu bayangan iris?
Ketika terdapat korteks bening di antara iris dan
opasitas (putih keabu-abuan pada katarak senilis
imatur), bayangan iris yang jatuh pada opasitas, saat
cahaya mengenai mata, akan terlihat melalui korteks
bening

Ciri : Tampak bulan sabit hitam Karena adanya


interval yang jelas antara iris dan kekeruhan lensa
KATARAK MATUR

Katarak matur merupakan keadaan dimana lensa berwarna putih difus karena adanya kekeruhan total pada
korteks. Nukleus lensa berwarna kecokelatan dapat terlihat namun samar-samar. Apabila kadar air pada
lensa meningkat, lensa akan mengalami pembengkakan dan berkilau. Dengan peningkatan ketebalan lensa
dan peningkatan resistensi pupil, maka katarak matur dapat berisiko mengalami glaukoma sudut tertutup.
Pada katarak matur, biasanya keluhan penglihatan hanya dapat melihat cahaya saja.
KATARAK MATUR

Ciri-ciri katarak matur :


• Biasanya terjadi penurunan penglihatan yang parah.
• Kekeruhan lengkap pada kapsul lensa, korteks dan nukleus
• Lensa tampak berwarna putih mutiara
• Dapat berkembang menjadi katarak hipermatur.
• Dapat diperburuk dengan glaukoma fakolitik.
IMATUR VS MATUR

Katarak Imatur Katarak matur

Ketajaman penglihatan berkurang Ketajaman penglihatan berkurang


hingga menghitung jari karena gerakan tangan atau persepsi
cahaya

Lensa buram sebagian Lensa buram total

Ada bayangan iris Tidak ada bayangan iris

Fundus mungkin terlihat Tidak ada rincian fundus


KATARAK HIPERMATUR

Katarak hipermatur adalah keadaan dimana liquefaksi dari korteks lensa sudah sempurna sehingga nukleus
lensa yang kecokelatan tidak akan terlihat yang ditandai dengan kerutan pada kapsul (wrinkling). Pada
katarak hipermatur juga dapat menyebabkan penurunan tekanan pada kapsul lensa. Isi kantong kapsular
nantinya dapat tertarik ke dalam kapsul. Apabila sudah terjadi adanya isi kantong kapsular yang tertarik,
maka akan terjadi katarak morgagni.
KATARAK MORGAGNI
Katarak morgagnian adalah komplikasi dari katarak hipermatur yang ditandai dengan pencairan total
korteks yang menyebabkan nukleus tenggelam ke inferior sehingga nampak gambaran warna putih susu
(milky white).

A. Gambar segmen anterior diperoleh dengan menggunakan mikroskop slit-lamp pada


presentasi awal. Tampak Katarak Morgagnian. Korteks teremulsi dan inti coklat
tenggelam.
B. Gambar segmen mata anterior dengan transiluminasi. Tampak inti padat lensa dan
pencairan total korteks.
KLASIFIK
ASI
Berdasarkan Etiologi
● Katarak Primer
● Katarak Sekunder
KATARAK PRIMER

Katarak primer adalah kekeruhan lensa kristal alami yang memfokuskan cahaya yang masuk ke mata ke
retina. Kekeruhan lensa ini terjadi pada seluruh lensa, kapsul anterior, kapsul posterior, atau inti lensa.
Katarak primer seringkali berkembang secara bertahap dan tanpa rasa sakit, sehingga penglihatan dapat
terpengaruh tanpa disadari oleh seseorang. Hal ini dapat diatasi dengan mengganti lensa yang keruh dengan
lensa buatan.
KATARAK SEKUNDER

Katarak sekunder, juga dikenal sebagai kekeruhan kapsul posterior, adalah komplikasi paling umum setelah
operasi katarak. Hal ini terjadi pada 3-50% kasus lima tahun setelah operasi katarak, dan merupakan akibat
dari migrasi dan proliferasi sel epitel yang menyebabkan berkurangnya ketajaman penglihatan. Operasi
katarak melibatkan ekstraksi lensa kristalin yang keruh, membiarkan kapsul yang berisi lensa tersebut
kosong dan menggantinya dengan lensa intraokular. Untuk mengekstraksi katarak, kita harus membuat
jendela di bagian anterior kapsul, membiarkan kapsul posterior tetap utuh untuk menanamkan lensa. Kapsul
ini dapat menjadi keruh berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah operasi katarak, yang menyebabkan
katarak sekunder.
Gejala katarak sekunder yang paling umum adalah penurunan ketajaman penglihatan beberapa bulan atau
tahun setelah operasi katarak.
Manifestasi
klinis
Penurunan visus
Penurunan visus/ ketajaman penglihatan merupakan keluhan yang paling
sering dikeluhkan oleh pasien terutama pada katarak senilis.

Penglihatan buram
Penglihatan buram merupakan deskripsi gangguan penglihatan yang
sering dikeluhkan oleh pasien, keluhan buram sering dikatakan seperti
ada asap atau kabut yang menutupi penglihatan pasien.
Manifestasi
klinis
Silau
Pasien katarak sering mengeluhkan silau ketika melihat cahaya lampu.
Kondisi tersebut akibat adanya penurunan sensitivitas kontras terhadap
cahaya terang.

Diplopia monocular
Katarak akan menyebabkan perubahan nuklear terutama pada lapisan
lensa bagian dalam sehingga menghasilkan area refraktil pada bagian
tengah lensa. Bagian tengah lensa merupakan bagian yang sering
memberikan gambaran terbaik pada refleks merah dengan oftalmoskop
atau retinoskopi. Kondisi ini akan menyebankan diplopia monokular dan
tidak dapat dikoreksi.
Manifestasi
klinis
Perubahan ukuran kacamata
Pasien katarak sering mengubah ukuran kacamata karena gangguan
penglihatan seperti second sight atau adanya kesulitan saat melihat jauh
namun penglihatan dekat sudah membaik (yang pada awalnya
penglihatan dekat terganggu).

Perubahan miopik
Katarak akan menyebabkan peningkatan kekuatan dioptrik lensa
sehingga menimbulkan miopia derajat sedang hingga berat. Akibatnya,
pasien katarak akan mengeluhkan penglihatan dekat membaik namun
penglihatan jauh terganggu (second sight).
Manifestasi
klinis
Leukokoria (white pupil)
Leukokoria (white pupil) merupakan salah satu manifestasi utama
katarak pada anak, meskipun diagnosis banding leukokoria cukup
banyak, seperti retinoblastoma.
Pathogenesis
Glaukoma adalah sekelompok kondisi yang ditandai
dengan kerusakan progresif pada saraf optik. Meskipun DIAGNOSIS BANDING
sering dikaitkan dengan peningkatan tekanan mata,
diskus optikus dapat rusak pada TIO normal. Awalnya,
pasien tidak menunjukkan gejala tetapi akhirnya mulai
Glaukoma
kehilangan penglihatan perifer dan sentral. Kehilangan
penglihatan bersifat permanen. Insiden tertinggi terjadi
pada orang kulit hitam Amerika
DIAGNOSIS
BANDING
Retinopati diabetikum

Terjadi pada pasien diabetes tipe 1 dan tipe 2. Pasien biasanya


datang dengan keluhan penglihatan berfluktuasi, floaters, fotopsia,
dan kehilangan penglihatan. Pada pemeriksaan, mikroaneurisma,
perdarahan intraretinal, dan eksudat keras pada tipe nonproliferatif.
Pada tipe proliferasi, proliferasi fibrosa, pembuluh darah baru, dan
edema makula dapat terlihat.
Degenerasi Makula Terkait Usia (AMD): AMD kering
ditandai dengan memburuknya penglihatan dan lebih DIAGNOSIS BANDING
bergantung pada cahaya terang atau lensa pembesar.
Scotoma, kesulitan membaca, atau mengemudi mungkin Age related macular
terlihat.Drusen dapat dilihat pada pemeriksaan. AMD degeneration
basah akan muncul dengan gangguan penglihatan
sentral yang diuji secara klinis dengan distorsi garis
yang dikenal sebagai grid Amsler
Tatalaksana

● Pemberian kaca mata


● Operasi katarak
Prognosis katarak bergantung pada beberapa faktor seperti tingkat gangguan penglihatan,
jenis katarak, keterlibatan mata secara unilateral atau bilateral, penyakit sistemik lain,
dan kualitas hidup. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa pada sebagian besar kasus,
prognosis setelah operasi sangat baik hampir 70 hingga 80%. Kebanyakan pasien
menunjukkan hasil yang sangat baik setelah operasi jika mereka secara ketat mengikuti
instruksi pasca operasi dan rejimen pengobatan yang disarankan, serta dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan mata secara rutin, yang akan mendeteksi perkembangan katarak
pada mata.

Prognosis
Komplikasi
Komplikasi katarak yang dapat terjadi diantaranya
dislokasi lensa dan sublukasi, phacolitik,
phakomorpik, pupil blok, glaukoma sudut tertutup,
uveitis, retina detachment, ruptur koroid, hipema
perdarahan retrobulbar, dan neuropati optik
traumatik.
BAB III
Kesimpulan
Definisi Etiologi Epidemiologi
Katarak adalah kekeruhan Berbagai faktor yang Penyakit yang membutakan
atau kekeruhan pada lensa menyebabkan timbulnya ini dapat menyerang bayi,
mata yang biasanya jernih katarak, yang paling sering orang dewasa, dan orang
atau kapsulnya (di sekeliling ialah karena usia, cedera lanjut usia, namun penyakit
membran transparan) yang traumatis, penyakit ini mendominasi kelompok
menghalangi aliran cahaya endokrin, penyakit mata orang lanjut usia
melalui lensa ke retina mata primer, obat-obatan dan
kongenital.
Patofisiologi Tata Laksana
Patogenesis kondisi ini melibatkan Pilihan pengobatan termasuk
banyak proses yang meliputi koreksi dengan kacamata bias
perubahan komposisi protein yang hanya pada tahap awal, dan
beragregasi sehingga membentuk jika katarak mengganggu
kekeruhan; dan bertambahnya lapisan- aktivitas rutin, disarankan
lapisan serat lensa yang lama operasoi. Pilihan pengobatan
kelamaan juga membuat lensa tergantung pada tingkat
mengeras, padat, berpigmen, dan kekeruhan
mengeruh
Daftar
pustaka
1. Nizami AA, Gulani AC. Cataract.; 2024.
2. Sitorus RS, Sitompul R, Widyawati S, Bani AP. Buku Ajar Oftalmologi . 2nd ed. Universitas
Indonesia Publishing; 2020.
3. Moshirfar M, Milner D, Patel BC. Cataract Surgery.; 2024.
4. Riordan-Eva Paul, Whitcher John, Vaughan D, Asbury Taylor. Vaughan & Asbury’s General
Ophthalmology. Lange Medical Books/McGraw-Hill Medical Pub. Division; 2008.
5. Khurana A. Comprehensive Ophthalmology. Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd.;
2015. doi:10.5005/jp/books/12532
6. Bowling B. Kanski’s Clinical Ophthalmology, Eighth Edition (2016).; 2016.
doi:10.1016/B978-0-7020-5572-0.00025-8
7. Tătaru CI, Tătaru CP, Costache A, et al. Congenital cataract - clinical and morphological
aspects. Rom J Morphol Embryol. 2020;61(1):105-112. doi:10.47162/RJME.61.1.11
8. Yi J, Yun J, Li ZK, Xu CT, Pan BR. Epidemiology and molecular genetics of congenital cataracts. Int J
Ophthalmol. 2011;4(4):422-432. doi:10.3980/j.issn.2222-3959.2011.04.20
9. Gupta P, Patel BC. Pediatric Cataract.; 2024.
10. Das GK, Boriwal K, Chhabra P, Sahu PK, Kumar S, Kumar N. Presenile cataract and its risk factors: A case
control study. J Family Med Prim Care. 2019;8(6):2120-2123. doi:10.4103/jfmpc.jfmpc_267_19
11. Nam SW, Lim DH, Cho KY, Kim HS, Kim K, Chung TY. Risk factors of presenile nuclear cataract in health
screening study. BMC Ophthalmol. 2018;18(1):263. doi:10.1186/s12886-018-0928-6
12. Yu HJ, Kuo MT, Wu PC. Clinical Characteristics of Presenile Cataract: Change over 10 Years in Southern
Taiwan. Biomed Res Int. 2021;2021:9385293. doi:10.1155/2021/9385293
13. Palmquist BM, Philipson B, Fagerholm P. Nuclear cataract--a microradiographic study. Acta Ophthalmol.
1988;66(6):671-677. doi:10.1111/j.1755-3768.1988.tb04060.x
14. Pau H. Cortical and subcapsular cataracts: significance of physical forces. Ophthalmologica. 2006;220(1):1-5.
doi:10.1159/000089267
15. Cargill L V. THE MANAGEMENT AND TREATMENT OF INCIPIENT CATARACT. Can Med Assoc J.
1931;24(3):400-404.
16. RISLEY SD. INCIPIENT CATARACT; ITS ETIOLOGY, TREATMENT AND PROGNOSIS.Read in the Section
on Ophthalmology, at the Forty-second Annual Meeting of the American Medical Association, held at Washington, D. C., May,
1891. JAMA: The Journal of the American Medical Association. 1891;XVII(9):323. doi:10.1001/jama.1891.02410870007001a
17. Smith H. The Treatment of Immature Cataract. Ind Med Gaz. 1908;43(10):361-363.
18. Ono T, Miyata K. Morgagnian Cataract. JMA J. 2022;5(3):379-380. doi:10.31662/jmaj.2022-0077
Terimakasi
h

Anda mungkin juga menyukai