Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “KATARAK”


Dosen pengajar: Muhtar S..Kep NS M.kep

DI SUSUN OLEH
ZAHRA

POLTEKKES KEMENKES MATARAM


PRODI DIII KEPERAWATAN BIMA
TAHUN AJARAN 2023-2024
PENDAHULUAN

 Penderita katarak memang terus meningkat jumlahnya. Menurut Badan


Kesehatan Dunia PBB/WHO), saat ini sekitar 161 juta penduduk dunia
mengalami gangguan penglihatan, meliputi 37 juta orang buta total dan
sisanya 124 juta rabun atau mengalami gangguan penglihatan. Di Indonesia,
katarak merupakan penyakit penyebab utama kebutaan. Berdasarkan survei
kesehatan menunjukkan, 1,5 persen penduduk Indonesia mengalami
kebutaan. Penyebab tertinggi karena katarak 52 persen, glaukoma 13,4 persen,
kelainan refraksi 9,5 persen, gangguan retina 8,5 persen, dan kelainan kornea
8,4 persen. Kebutaan di Indonesia saat ini merupakan yang tertinggi di Asia,
karena negara Asia lainnya kurang dari 1 persen.
 Pada katarak dini akan menimbulkan keluhan penglihatan seperti melihat di
belakang tabir kabut atau asap, akibat terganggu oleh lensa yang keruh. Hal ini
diakibatkan pupil menjadi kecil yang akan menambah gangguan penglihatan.
Penglihatan akan berkurang perlahan-lahan. Pada pupil terdapat bercak putih
atau apa yang disebut sebagai leukokoria. Bila proses berjalan progresif, maka
makin nyata terlihat kekeruhan pupil ini.
PEMBAHASAN
1 Definisi
2. Anatomi Fisiologi
3. Etiologi
4. Patofisiologi
5. Komplikasi
6. Pemeriksaan Penunjang
7. Penatalaksaan
DEFINISI

 Katarak adalah proses terjadinya


opasitas secara progresif pada lensa
atau kapsul lensa, umumnya akibat
dari proses penuaan yang terjadi
pada semua orang lebih dari 65
tahun (Marilynn Doengoes, dkk.
2000).

ETIOLOGI
 Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya
usia seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun
keatas. Akan tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu
terinfeksi virus pada saat hamil muda.
 Penyebab katarak lainnya meliputi :
 Faktor keturunan.
 Cacat bawaan sejak lahir.
 Masalah kesehatan, misalnya diabetes.
 Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid.
 Gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus)
 Gangguan pertumbuhan,
 Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.
 Rokok dan Alkohol
 Operasi mata sebelumnya.
 Trauma (kecelakaan) pada mata.
 Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.
KLASIFIKASI
 Katarak dapat diklasifikasikan menjadi
 Katarak Kongenital:
Katarak kongenital merupakan kekeruhan lensa yang didapatkan
sejak lahir, dan terjadi akibat gangguan perkembangan embrio
intrauterin. Biasanya kelainan ini tidak meluas mengenai seluruh
lensa. Letak kekeruhan sangat tergantung pada saat terjadinya
gangguan metabolisme serat lensa:
 Katarak Juvenil :
Katarak yang terjadi pada anak-anak sesudah lahir. Katarak ini
termasuk ke dalam development cataract, yaitu kekeruhan lensa yang
terjadi pada saat masih terjadi perkembangan serat – serat lensa
sehingga biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut
soft cataract
LANJUT...
 Katarak Senil:
 Paling sering dijumpai
 Biasanya umur lebih dari 50 tahun, tapi kadang-kadang
mulai umur 40 tahun
 Hampir selalu mengenai kedua mata dengan stadium yang
berbeda. Kekeruhan dapat dimulai dari perifer kortek atau
sekitar nucleus.
 Gejala utama adalah penglihatan makin lama makin kabur.
Sejak mulainya terjadi kekeruhan sampai matur dibutuhkan
waktu beberapa tahun.
 Reaksi pupil terhadap cahaya normal.
MANIFESTASI KLINIK KATARAK
 Biasanya gejala berupa keluhan penurunan tajam pengelihatan
secara progresif (seperti rabun jauh memburuk secara
progresif). Pengelihatan seakan-akan melihat asap dan pupil
mata seakan akan bertambah putih. Pada akhirnya apabila
katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar
putih,sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negatif (-).
 Gejala umum gangguan katarak meliputi :
 Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi
objek.
 Peka terhadap sinar atau cahaya.
 Dapat melihat dobel pada satu mata.
 Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
 Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
PATOFISILOGI

 Komplikasi yang dapat terjadi pada katarak tergantung


stadiumnya. Pada stadium imatur dapat terjadi glaukoma
sekunder akibat lensa yang mencembung, sehinnga
mendorong iris dan terjadi blokade aliran aqueus humor.
Sedangkan pada stadium hipermatur dapat terjadi
glaukoma sekunder akibat penymbatan kanal aliran
aquous humor oleh masa lensa yang lisis, dan dapat juga
terjadi uveitis fakotoksi.
Komplikasi juga dapat diakibatkan pasca operasi katarak,
seperti ablasio retina, astigmatisma, uveitis,
endoftalmitis, glaukoma dan pendarahan.
Pemeriksaan Penunjang

 Kartu mata snellen / mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan


kerusakan kornea, lensa,akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi,
penyakit sistem saraf, penglihatan retina.
 Lapang penglihatan : penurunan mungkin karena massa tumor,
karotis, glukoma.
 Pengukuran Tonografi : TIO (12-25 mmHg)
 Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut
tertutup glukoma.
 Tes Provokatif : menentukan adanya / tipe glukoma.
 Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik,
papiledema, perdarahan.
 Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik/ infeksi.
 EKG, kolesterol serum, lipid, tes toleransi glukosa : kontrol DM.
Penatalaksaan

Meski telah banyak usaha yang


dilakukan untuk memperlambat
progresivitas atau mencegah
terjadinya katarak, tatalaksana masih
tetap dengan pembedahan.
 Penatalaksanaan Non-Bedah
 Pembedahan Katarak
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KATARAK

 Pengkajian
 Identitas
Usia, pada pasien dengan katarak kongenital biasanya sudah
terlihat pada usia di bawah 1 tahun, sedangakan pasien dengan
katarak juvenile terjadi pada usia < 40 tahun, pasien dengan
katarak presenil terjadi pada usia sesudah 30-40 tahun, dan pasien
dengan katark senilis terjadi pada usia > 40 tahun.
 Riwayat penyakit sekarang
Sejak kapan terjadi penurunan ketajaman penglihatan.
 Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit sistemik yang di miliki oleh pasien seperti
DM, hipertensi, pembedahan mata sebelumnya.
LANJUT.....
 Aktifitas istirahat
 Gejala yang terjadi pada aktifitas istirahat yakni perubahan aktifitas
biasanya atau hobi yang berhubungan dengan gangguan penglihatan.
 Neurosensori
Penglihatan kabur/tidak jelas, sinar terang menyebabkan silau dengan
kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja
dengan dekat atau merasa di runag gelap. Penglihatan berawan/kabur,
tampak lingkaran cahaya/pelangi di sekitar sinar, perubahan kaca mata,
pengobatan tidak memperbaiki penglihatan, fotophobia (glukoma akut).
Gejala tersebut ditandai dengan mata tampak kecoklatan atau putih susu
pada pupil (katarak).
 Nyeri / kenyamanan
 Gejalanya yaitu ketidaknyamanan ringan / atau mata berair. Nyeri tiba-tiba /
berat menetap atau tekanan pada atau sekitar mata, dan sakit kepala.
. Diagnosa Keperawatan
 Pre operasi
 1) Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi
sensori penglihatan (pandangan kabur).
 2) Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
 3) Ansietas berhubungan dengan tindakan pembedahan
 Post operasi
 1) Nyeri berhubungan dengan discontinuitas jaringan.
 2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
(pengangkatan katarak)
 3) Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan
berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/status
organ indera.
. Intervensi Keperawatan
 Pre operasi
 1. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi
sensori penglihatan (pandangan kabur).
 Tujuan :
 Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi
individu, mengenal gangguan sensori dan berkompensasi
terhadap perubahan.
 Kriteria Hasil :
 - Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap
perubahan.
 - Mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam
lingkungan.
LANJUT
Intervensi
 Jelaskan pada pasien penyebab terganggunya pengelihatan
 R/ pengetahuan yang memadai memungkinkan pasien kooperatif
 Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya
 R/ memudahkan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
 Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien
 R/ menurunkan bahaya sehubungan dengan perubahan penglihatan
 Observasi derajat gangguan pengelihatan
 R/ mengetahui tingkat keparahan gangguna pengelihatan. Semakin
matang katarak, maka pengelihatan akan semakin kabur.
KESIMPULAN
 Katarak merupakan keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut atau
bahan lensa di dalam kapsul lensa yang menghalangi sinar masuk ke
dalam mata. Katarak disebabkan oleh faktor usia, penyakit (seperti
diabetes), cidera mata, obat-obatan, radiasi dan bisa juga secara
kongenitalis, yaitu ditemukan pada bayi ketika lahir. Katarak yang
disebabkan oleh usia disebut katarak senile, katarak ini mempunyai 4
stadium yaitu insipien, imatur, intumessen, matur dan hipermatur.
 Untuk mengobati katarak dapat dengan terapi pencegahan seperti
mengurangi terpaparnya mata terhadap sinar ultraviolet, menggunakan
pelindung mata dari hal yang berpotensi menyebabkan kerusakan mata,
mengobati penyakit-penyakit sistemik yang menjadi faktor resiko
mempercepat terjadinya katarak. Tindakan operasi dapat dilakukan jika
kekeruhan lensa menyebabkan penurunan tajam pengelihatan
sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari. Operasi
katarak dapat dipertimbangkan untuk dilakukan jika katarak terjadi
berbarengan dengan penyakit mata lainnya, seperti uveitis.

Anda mungkin juga menyukai