Anda di halaman 1dari 90

MATA TENANG

VISUS TURUN
PERLAHAN

DEA MANDA FREDELLA


QURROTA AYUNI
PENDAHULUAN
Mata Putih atau mata tenang : tidak terdapat pelebaran
EYESIGHT RECOVERY HEALTHCARE CENTER

pembuluh darah ekstraokuler karena radang atau infeksi


ekstraokuler.

Visus menurun :  berkurangnya penglihatan akibat adanya


gangguan dari media refraksi 

Perlahan : onset terjadi lambat, semakin hari semakin buruk,


pasien tidak menyadari kapan waktu mulai terjadinya
penurunan penglihatan
DIAGNOSIS BANDING

01. 02.
KATARAK KELAINAN REFRAKSI

03. 04.
GLAUCOMA RETINOPATI
01.
KATARAK

EYESIGHT RECOVERY HEALTHCARE CENTER


EYESIGHT RECOVERY HEALTHCARE CENTER

DEFINISI
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan
pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa,
denaturasi protein lensa atau akibat
keduanya, biasanya mengenai kedua mata
dan berjalan progresif
ETIOLOGI

Trauma Penyakit
Umur Genetika
pada mata lain

Radiasi
Merokok Alkohol
Ultraviolet
•Katarak Nuklear
•Katarak Kortika
•Katarak subcapsularis. 
Morfologi 

•Katarak insipien
•Katarak imatur
•Katarak matur
Maturitas :  •Katarak hipermatur

KLASIFIKASI
•Katarak kongenital
•Katarak Juvenil
• Katarak presenilis
Usia :  •Katarak Senil

•Katarak komplikata.
•Katarak diabetes
Klasifikasi
• Katarak sekunder
katarak
lainnya :
Berdasarkan Morfologi

1. Katarak Nuklear 2. Katarak Kortikal 3. Katarak


• Lebih mengganggu penglihatan • Silau jika melihat arah sumber subcapsularis
jauh daripada penglihatan cahaya • Lebih mengganggu penglihatan
dekat. dekat daripada penglihatan
jauh
Berdasarkan Maturitasnya
Katarak Insipien Katarak Immatur

Katarak Matur Katarak hipermatur


Berdasarkan Usia
Katarak kongenital : terjadi sebeleum
atau segera setelah bayi lahir. Terjadi
pada usia < 1 tahun.

Katarak Juvenil : >1 tahun - <50 tahun

Katarak Senil : semua kekeruhan


Lensa yang terdapat pada usia lanjut
(>50 tahun).
Klasifikasi Katarak Lainnya
EYESIGHT RECOVERY HEALTHCARE CENTER

Katarak Komplikata Katarak Diabetes Katarak Sekunder


Akibat penyakit mata lain Terjadi karena adanya penyakit Terjadi akibat terbentuknya jar
seperti radang, dan proses DM fibrosis pada sisa lensa yang
degenerasi, penyakit sistemik tertinggal setelah operasi
endokrin, dan keracunan obat katarak ektra kapsuler
Diagnosis

• Anamnesis : menemukan gejala klinis pasien, penyakit yang


menyertai (DM, Hipertensi, Kelainan Jantung).
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Visus
• Pemeriksaan Slitlamp
• Shadow Test
Tatalaksana

Hanya dapat diatasi oleh prosedur


operasi : ekstraksi lensa + pemasangan
lensa tanam (pseudofakia)

Jika gejala tidak mengganggu, operasi


belum perlu dilakukan.
Jenis Operasi Katarak
Intra Capsular Extra Capsular
Cataract Extraction Cataract Extraction
(ICCE) (ECCE)
•Seluruh lensa Bersama •Melakukan pegankatan
dengan kapsulnya nucleus lensa dan
dikeluarkan. Diperlukan korteks melalui
sayatan yang cukup pembukaan kapsul
luas dan jahitan yang anterior yang lebar 9-
banyak. 10 mm, dan
Keuntungannya tidak meninggalkan kapsul
akan terjadi katarak posterior.
sekunder.

Small Incision
Cataract Surgery Phacoemulsification
(SICS) gold standar, dengan
• dengan melakukan mengeluarkan lensa
insisi pada daerah menggunakan alat
limbus. ultrasonik pada insisi
yang kecil di kornea,
sehingga tidak 
02.
Refraksi
Kelainan

EYESIGHT RECOVERY HEALTHCARE CENTER


ANATOMI

• Media refraksi adalah media yang digunakan untuk


meneruskan cahaya
• Alat-alat refraksi mata terdiri dari permukaan kornea,
humor aqueous (cairan bilik mata), permukaan anterior
dan posterior lensa, dan vitreous humor.
• Gangguan pada media refraksi akan menyebabkan
penurunan visus. 
Emetropia
• Mata dengan sifat emetropia adalah mata tanpa adanya kelainan
refraksipembiasan sinar mata dan berfungsi normal.
• Pada mata ini, daya bias adalah normal. Dimana bayangan benda
difokuskan sempurna di daerah makula lutea tanpa bantuan
akomodasi.
• Mempunyai pengelihatan normal atau memiliki visus 6/6
Ametropia
● Keadaan pembiasan mata dengan panjang bola mata yang tidak
seimbang.
● Hal ini akan terjadi akibat kelainan kekuatan pembiasan sinar media
penglihatan atau kelainan bentuk bola mata.
● Dalam keadaan tanpa akomodasi atau dalam keadaan istirahat
bayangan sinar sejajar tidak dibiaskan sempurna pada makula lutea.
● Beberapa bentuk ametropia, yaitu ametropia aksial, ametropia
refraktif, ametropia kurvatur, dan ametropia indeks.
Ametropia aksial
Ametropia yang terjadi akibat sumbu optik bola mata lebih panjang, atau lebih pendek
sehingga bayangan benda difokuskan di depan atau di belakang retina.

Ametropia refraktif
Ametropia akibat kelainan sistem pembiasan sinar di dalam mata.

Ametropia kurvatur
Ametropia yang terjadi akibat kelengkungan kornea atau lensa yang tidak normal

Ametropia indeks
Ametropia yang terjadi akibat indeks bias abnormal di dalam mata .
Miopia

Pada miopia, panjang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar atau
kekuatan pembiasan media refraksi terlalu kuat, sehingga sinar sejajar
difokuskan di depan makula lutea.
• Dapat melihat jelas bila melihat dekat.
• Adanya sakit kepala yang dapat disertai dengan juling dan celah
kelopak yang sempit
• Mempunyai pungtum remotum yang dekat sehingga mata selalu dalam
kedudukan konvergensi.
Dikenal beberapa bentuk miopia, seperti miopia aksial dan miopia
refraktif.
a. Miopia aksial
Miopia akibat panjangnya sumbu bola mata, dengan kelengkungan
kornea dan lensa yang normal.
b. Miopia refraktif
Miopia akibat bertambahnya indeks bias media penglihatan.
Menurut derajat beratnya miopia dibagi dalam :
a. Miopia ringan, dimana miopia <3 dioptri
b. Miopia sedang, dimana miopia antara 3-6 dioptri
c. Miopia berat, dimana miopia > 6 dioptri

Menurut perjalanan miopia dikenal bentuk:


d. Miopia stasioner, miopia yang menetap setelah dewasa.
e. Miopia progresi, miopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat
bertambah panjangnya bola mata.
f. Miopia maligna, miopia yang berjalan progresif,yang dapat
mengakibabkan ablasi retina dan kebutaan
Pada pemeriksaan funduskopi terdapat miopik kresen yaitu
gambaran bulan sabit yang terlihat pada polus posterior fundus mata
miopia, sklera oleh koroid. Pada mata dengan miopia tinggi akan
terdapat pula kelainan pada fundus okuli seperti degenerasi makula
dan degenerasi retina bagian perifer.
Pengobatan pasien
dengan miopia adalah
dengan kacamata sferis
negatif terkecil yang
memberikan ketajaman
penglihatan maksimal.
Penyulit yang dapat timbul pada pasien dengan miopia adalah
terjadinya ablasio retina dan juling. Juling biasanya esotropia,
namun bila terdapat juling keluar mungkin fungsi satu mata
telah berkurang atau terdapat ambliopia.
Hipermetropia
Merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar
sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga sinar sejajar difokuskan di
belakang makula lutea.
Terdapat 3 bentuk hipermetropia:
1. Hipermetropia kongenital, diakibatkan bola mata pendek atau kecil.
2. Hipermetropia simple, biasanya merupakan lanjutan hipermetropia
anak yang tidak berkurang pada perkembangannya jarang melebihi >5
dioptri.
3. Hipermetropia didapat, umum didapat setelah bedah pengeluaran lensa
pada katarak (afakia).
Hipermetropia dapat disebabkan:
a. Hipermetropia aksial, kelainan refraksi akibat bola mata pendek, atau sumbu
anteroposterior yang pendek.
b. Hipermetropia kurvatur, dimana kelengkungan kornea atau lensa lemah sehingga
bayangan difokuskan di belakang retina.
c. Hipermetropia refraktif, dimana terdapat indeks bias yang lemah sistem optik
mata.

Ada beberapa tingkatan pada hipermetropia berdasar besarnya dioptri:


1. Hipermetropia ringan, yaitu antara Spheris +0,25 s/d +3.00 Dioptri.
2. Hipermetropia sedang, yaitu antara Spheris +3.25 s/d +6.00 Dioptri.
3. Hipermetropia tinggi, yaitu jika ukuran Dioptri > Spheris +6.25 Dioptri.
Hipermetropia dikenal dalam bentuk :
a. Hipermetropia manifes.
Hipermetropia manifes didapatkan tanpa sikloplegik, yang dapat dikoreksi dengan kaca mata positif
maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal.
b. Hipermetropia manifes absolut.
Kelainan refraksi tidak diimbangi dengan akomodasi dan memerlukan kacamata positif untuk
melihat jauh.
c. Hipermetropia manifes fakultatif
Kelainan hipermetropia yang dapat diimbangi dengan akomodasi ataupun dengan kaca mata positif.
d. Hipermetropia laten
Dimana kelainan hipermetropia tanpa sikloplegia diimbangi seluruhnya dengan akomodasi.
Hipermetropia laten sehari-hari diatasi pasien dengan akomodasi terus-menerus. Hipermetropia
laten hanya dapat diukur bila diberikan sikloplegia.
e. Hipermetropia total
Hipermetropia laten dan manifes yang ukurannya didapatkan sesudah diberikan sikloplegia.
Gejala
● Biasanya pada anak-anak tidak memberikan keluhan.
● Penglihatan dekat dan jauh kabur, sakit kepala, silau, dan kadang rasa
juling atau lihat ganda.
● Pada pasien usia lanjut, akan memberikan keluhan kelelahan berupa sakit
kepala, mata terasa pedas dan tertekan setelah membaca.
● Pasien dengan hipermetropia apapun penyebabnya akan mengeluh
matanya lelah dan sakit karena terus menerus harus berakomodasi untuk
melihat.
Pengobatan hipermetropia adalah diberikan koreksi hipermetropia manifes
dimana tanpa sikloplegia didapatkan ukuran lensa positif terkuat atau lensa
positif terbesar yang memberikan tajaman penglihatan normal (6/6).
Bila terdapat juling ke dalam diberikan kacamata koreksi hipermetropia total.
Bila terdapat tanda atau bakat juling keluar maka diberikan kacamata koreksi
positif kurang.
Pada pasien di yang akomodasinya masih sangat kuat atau pada anak-anak,
maka sebaiknya pemeriksaan dilakukan dengan memberikan sikloplegik atau
melumpuhkan otot akomodasi. Dengan melumpuhkan otot akomodasi, maka
pasien akan mendapatkan koreksi kacamatanya dengan mata yang istirahat.
Penyulit yang dapat terjadi pada pasien dengan
hipermetropia adalah esotropia dan
glaukoma.Glaukoma sekunder terjadi akibat hipertrofi
otot siliar pada badan siliar yang akan mempersempit
sudut bilik mata.
Afakia
Afakia adalah suatu keadaan dimana mata tidak mempunyai lensa
sehingga mata tersebut menjadi hipermetropia tinggi. Karena penggunaan
lensa yang tebal, maka akan memberikan keluhan pada mata, sebagai
berikut:
a. Benda yang dilihat menjadi lebih besar 25% dibanding normal
b. Terdapat efek prisma lensa tebal, sehingga benda terlihat seperti
melengkung
c. Pada penglihatan terdapat keluhan seperti badut didalam kotak atau
fenomena jack in the box, dimana bagian yang jelas terlihat hanya pada
bagian sentral, sedang penglihatan tepi kabur.
Dengan adanya keluhan di atas maka pada pasien hipermetropia
dengan afakia diberikan kaca mata sebagai berikut
a. Pusat lensa yang dipakai letaknya tepat pada tempatnya
b. Jarak lensa dengan mata cocok untuk pemakaian lensa afakia
c. Bagian tepi lensa tidak mengganggu lapang pandang
Kacamata tidak terlalu berat.
Astigmat

Pada astigmat berkas sinar tidak difokuskan tajam pada satu titik di retina
akan tetapi pada 2 garis titik fokus yang saling tegak lurus yang terjadi
akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea.
Gejala yang dapat terjadi, yaitu penglihatan buram, sakit kepala, mata
Lelah, membeca lebih dekat.
Bayi yang baru lahir biasanya mempunyai kornea yang bulat yang di dalam
perkembangannya terjadi keadaan yang disebut sebagai astigmatisme with the rule
(astigmat lazim) yang berarti pembiasan pada lengkung vertikal lebih kuat
dibandingkan kelengkungan kornea pada bidang vertikal.
Pada keadaan astigmat lazim ini diperlukan lensa silinder negatif dengansumbu
180 derajat untuk memperbaiki kelainan refraksi yang terjadi.
Pada usia pertengahan kornea menjadi lebih sferis kembali sehingga
astigmat menjadi againts the rule (astigmat tidak lazim). Astigmat tidak
lazim (astigmatisme againts the rule). Suatu keadaan kelainan refraksi
astigmat dimana kelengkungan kornea pada meridian horizontal lebih kuat
dibandingkan kelengkungan kornea di vertikal. Hal ini sering ditemukan
pada usia lanjut.
Berdasarkan tipe astigmat terbagi menjadi 5

1. Astigmat Miopia Simplek


Salah satu meridian utama emetropia dan miridan utama lainnya miopia

KOREKSI : LENSA SILINDER NEGATIF


2. Astigmat Miopia Kompisitus
Kedua meridian utama miopia dengan derajat yang berbeda

KOREKSI : LENSA SPHERO-SILINDER NEGATIF


3. Astigmat Hipermetropia Simplek
Salah satu meridian utama emetropia dan miridian utama
lainnya hipermetropiaa

KOREKSI : LENSA SILINDER POSITIF


4. Astigmat Hipermetropia Kompisitus
Kedua meridian utama hipermetropia dengan derajat yang
berbeda

KOREKSI : LENSA SPHERO-SILINDER POSITIF


4. Astigmat Mikstus
Satu meridian utama hipermetropia dan meridian utama lain miopia.

KOREKSI : LENSA SPHERIS POSITIF DAN


SILINDER NEGATIP
Bentuk Astigmat
Astigmat regular : Astigmat yang memperlihatkan kekuatan pembiasan
bertambah atau berkurang perlahan-lahan secara teratur dari satu
meridian ke meridian berikutnya. Mempunyai 2 meridian yang
saling tegak lurus. Bayangan yang terjadi pada astigmat regular
dengan teratur dapat berbentuk garis, lonjong atau lingkaran.
Astigmat irregular : Astigmat yang terjadi tidak mempunyai 2 meridian
saling tegak lurus. Dapat terjadi akibat kelengkungan kornea berbeda
pada meridian yang sama sehingga bayangan menjadi iregular.
Terjadi akibat infeksi korea, trauma dan distrofi.
Pengobatan dengan hard contactlens bila epitel tidak rapuh atau soft contactlens bila
disebabkan infeksi, trauma dan distrofi.
Pada pasien plasidoskopi terdapat gambaran yang iregular.
Koreksi dan pemeriksaan astigmat, pemeriksaan mata dengan sentris pada permukaan
kornea.Dengan alat ini dapat dilihat kelengkungan kornea yang regular (konsentris),
iregular kornea dan adanya astigmatisme korea.
Juring atau kipas astigmat: Garis berwarna hitam yang disusun radial dengan
bentuk semisirkular dengan dasar yang putih, dipergunakanuntuk pemeriksaan subyektif
ada danbesarnya kelainan refraksi astigmat.
Presbiopi
● Gangguan akomodasi pada usia lanjut dapat terjadi akibat kelemahan otot akomodasi
dan lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitanya akibat sklerosis lensa.
● Akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien berusia > 40 tahun, akan
memberikan keluhan setelah membaca yaitu berupa mata lelah, berair dan sering
terasa pedas.
● Pada pasien presbiopia kacamata atau adisi diperlukan untuk membaca dekat yang
berkekuatan tertentu, biasanya
1. S + 1.00 D untuk usia 40 tahun
2. S + 1.50 D untuk usia 45 tahun
3. S + 2.00 D untuk usia 50 tahun
4. S + 2.50 D untuk usia 5 tahun
5. S + 3.00 D untuk usia 60 tahun
03.
GLAUCOMA

EYESIGHT RECOVERY HEALTHCARE CENTER


Glaukoma
Penyakit mata yang merusak saraf optik mata penyebab kebutaan kedua terbanyak
di seluruh dunia setelah katarak yang bersifat permanen

Gejala

Lapang
Atrofi papil
penignkatanTIO pandang yang
N.optik
menyempit

Produksi cairan aqueous humor


yang berlebih

Berkurangnya pengeluaran
aqueous humor
Aqueous Humor
cairan jernih yang dihasilkan oleh korpus siliaris yang mengisi camera
oculi anterior (COA) dan camera oculi posterior (COP)

Vena
Sinus
COA opthalmica
kavernosus
superior

Anyaman Vena siliaris


trabekular anterior

Canalis Vena
schlem episklera
Klasifikasi

Primer

Kongen
Absolut glaukoma
gital

Skunder
Primer Skunder Kongengital absolut

•glaukoma • glaukoma • glaukoma


yang terjadi yang yang terjadi
•glaukoma
tanpa kejadiannya sejak
berkaitan neonatus yang tidak
dikaitkan terkontrol
dengan dengan
penyakit karena
penyakit terapi yang
mata lain mata lain
tidak
adekuat

katarak dan 1. Primary newborn glaucoma


diabetes, (sejak lahir)
trauma atau 2. Primary infantile glaucoma
kecelakaan (1 bulan -2 tahun)
pada mata, 3. Late-recognized primary
penggunaan infantile glaukoma (> 2
obat-obatan tahun)
seperti steroid
Glaukoma Primer
Glaukoma Sudut terbuka paling sering menyebabkan
kebutaan disebabkan sistem vaskularisasi (meshwork
trabekular) yang kurang baik. Biasanya tekanan pada
mata meningkat secara perlahan

Glaukoma sudut tertutup dimana cairan AH tidak


mengalir dengan benar karena sudut antara iris dan
kornea terlalu sempit menyebabkan tekanan di mata
Sudut tertutup
3. Akut, meshwork trabekular tertutup
Sudut terbuka mendadak menyebabkan
1.Terjadi peningkatan TIO namun secara peningkatan TIO dan kerusakan
perlahan, pada tahap awal tidak disertai saraf disertai gangguan penglihatan,
nyeri, jika sudah terjadi peningkatan TIO gejala penglihatan kabur, hiperemis,
menyebabkan penekanan pada saraf nyeri disekeliling mata, terlihat hallo,
dan menyebabkan nyeri mual dan muntah
2.Penglihatan normal pada tahap awal 4. Kronis, peningkatan TIO secara
dan semakin lama penglihatan menurun perlahan seperti sudut terbuka
dan terihat seperti terowongan (funnel)
Glaukoma Sekunder
Disebabkan oleh kelainan penyakit lainnya seperti:

katarak • Katarak imatur


•Katarak hipermatur

Trauma •Terjadi perdarahan atau yang lain menyebabkan tertutupnya

mata
trabekular mesh work tertutup

Uveitis •radang pada uvea trejadi perlekatan antara iris dengan lensa
(sinekia posterior) atau pangkal iris dan tepi kornea (goniosinekia).

Tumor •Masa yang terdapat didalam mata

Diabetes • yang membangkitkan glaukoma neovaskular.

Obat •Tetes mata steroid yang dipakai terlalu lama.


Glaukoma Kongengital

• Disebabkan oleh kelainan perkembangan


Developmental sistem aliran keluar cairan akuos

• tejadi pada anak usia tahun pertama,


disebabkan oleh gagal atau pembentukan
tidak normal dari anyaman
Primer • Gejala, bola mata membesar, tidak tahan
cahaya, mata berair

Juvenille • glaukoma yang berusia lebih dari 3 tahun


sampai dewasa muda dan berhubungan
dengan pola pewarisan autosomal dominan.
Glaukoma Absolut
Merupakan stadium akhir dari glaukoma yang menyebabkan kebutaan total dimana
terlihat keruh,bilik mata dangkal, pupil atrofi mata terasa keras seperti batu dengan
rasa sakit
Penatalaksanaan
Menurunkan Meningkatkan
pengeluaran pengeluaran
Aqueous humor Aqueous humor

Beta 1 Pilocarpine 0,5, 1, 2,


Betaxolol 0,5%, 3, 4, 6% 2-4x/hari
suspension 0,25% Carbachol 1,5, 3% 2-
2x/hari 4x/hari

Beta 1 dan 2
Timolol 0,25%/0,5% 1-
2X/HARI
Levobunolol 0,25% 1-
2x/hari
04.
RETINOPATI

EYESIGHT RECOVERY HEALTHCARE CENTER


RETINOPATI
► Fungsi Retina :
Fotoreseptor (sel batang dan sel kerucut)  menangkap cahaya 
mengubah rangsangan cahaya menjadi menjadi impuls saraf 
dilanjutkan ke saraf optik ke korteks visual.

Arteri Vena

• Venula kecil: memiliki struktur yg


• Arteri retina sentral: arteri akhir sama dengan kapiler namun
yang memasuki nervus opticus. lebih besar
• Arteriol retina: berasal dari arteri • Venula besar: mengandung otot
retina sentral yang mengandung polos
otot polos • Vena: otot polos dan jaringan
• Kapiler: terdiri atas sel endotel dan elastis
perisit
Retinopati
► Kelainan pada retina yang tidak disebabkan oleh radang.

► Cotton wall patches  gambaran eksudat pada retina akibat


penyumbatan arteri prepapil  terjadi daerah nonperfusi di dalam
retina.

► Retinopati : retinopati diabetikum, retinopati hipertensi, retinopati


anemia, dan lain-lain.
Retinopati Diabetikum
► Retinopati diabetik : penyebab utama kebutaan pada usia produktif
di negara barat (20 – 65 tahun)

TEMUAN PADA RETINA


► Faktor resiko retinopati: • Mikroaneurisma
• Hiperglikemia • Perdarahan
kronik • Dilatasi vena
• Hipertensi • Hard exudate
• Soft exudate
• Hiperkolesterolemia • Neovaskularisasi
• Merokok • Edema retina
• Hiperlipidemia
• nefropati
Klasifikasi Retinopati
Diabetik
Advanced
Retinopati Retinopati
Diabetic Eye
Nonproliferatif Diseased
Proliferatif
• Mikroangiopati • Neovaskularisa • Tractional
progresif  si retinal
kerusakan/ detachment
sumbatan • Perdarahan
pembuluh vitreous yang
darah kecil persisten
• Neovaskular
glaukoma
► Merupakan suatu mikroangiopati progresif
Retinopati
Nonproliferatif ► Penebalan membran basal endotel dan berkurangnya
jumlah perisit  terbentuknya kantung 
mikroaneurisma.
Klasifikasi RD Non Proliferatif

RDNP Ringan RDNP Sedang RDNP Berat

• Mikroanerisma • Cotton wool


• Mikroaneurisma luas • Kelainan
• Perdarahan mikrovaskular
intraretina intraretina
(dot/blot) (IRMA)
• Cotton wool
Retinopati Proliferatif

► Pembentukan pembuluh-pembuluh darah baru  kebocoran protein


serum

► Kelainanawal: pembuluh darah baru pada diskus optikus (NVD) atau


bagian retina lainnya (NVE).
Tatalaksana

► Pengendalian hiperglikemia, hipertensi, dan hiperkolesterolemia.

► Fotokoagulasi
laser pan-retina (PRP)  menurunkan insidensi
gangguan penglihatan.

► Vitrektomi dilakukan segera pada perdarahan vitreous luas pasien


DM tipe I, ablasio retina,
RETINOPATI ANEMIA
 Pada anemia dapat terlihat perubahan perdarahan dalam dan superfisial,
termasuk edema papil.

 Gejala retina ini diakibatkan anoksia berat yang terjadi pada anemia. Anoksia
akan mengakibatkan infark retina sehingga tidak jarang ditemukan pula suatu
bercak eksudat kapas. Makin berat anemia akan terjadi kelainan retina yang
berat.
RETINOPATI PREMATURITAS
Retinopati prematuritas (ROP) pertumbuhan abnormal pembuluh darah retina

pada bayi prematur.

Resiko ROP tergantung beratnya prematuritas saat lahir, bayi BBL 1,5 kg dan
KMK perlu diperiksaa.

Resiko terjadi ROP terdapat dalam keadaan : apnea, penyakit jantung, kadar CO2
tinggi dlm darah, bradikardi dll.

Gejala ROP berat : Gerakan bola mata abnormal, juling, leukocoria.

 Pengobatan yaitu terapi laser (untuk menghentikan pertumbuhan


pembuludarah abnormal) dan bedah retina untuk kasus yang parah.
RETINOPATI HIPOTENSI
Penurunan tekanan darah  dilatasi arteriol dan vena retina,
iskemik saraf optic, retina, dan koroid akibat hipoperfusi.
Dapat terjadi neovaskularisasi, glaucoma dan retinitis
proliferative pada hipotensi kronik.
RETINOPATI HIPERTENSI

• Kelainan retina dan pembuluh darah retina akibat tekanan


darah tinggi.

• Arteri yang besarnya tidak teratur, eksudat pada retina, edema


retina dan perdarahan retina.

• Dapat berupa:
• Perdarahan : Primer dan sekunder
• Eksudat : Cotton wool, eksudat pungtata, dan
eksudat putih
BENTUK KELAINAN PEMBULUH DARAH

► Penyempitan (spasme)
► Percabangan arteriol yang tajam
► Fenomena Crossing/sclerosis pembuluh darah
- Refleks copper wire
- Refleks silver wire
- Sheating
- Lumen pemb darah ireguler
- Fenomena crossing  Elevasi, deviasi, dan
kompresi
Klasifikasi Menurut Scheie

• Terdapat penciutan setempat pada pembuluh darah kecil.


Stadium I

• Penciutan pembuluh darah arteri menyeluruh, dengan kadang-kadang penciutan setempat


Stadium II sampai seperti benang, pembuluh darah arteri tegang, membentuk cabang keras.

• Lanjutan stadium II, dengan eksudat cotton, dengan perdarahan yang terjadi akibat diastol
Stadium III di atas 120 mmHg, kadang-kadang terdapat keluhan berkurangnya penglihatan.

• Seperti stadium III dengan edema papil dengan eksudat star figure, disertai keluhan
Stadium IV penglihatan menurun dengan tekanan diastol kira-kira 150 mmHg.
Diagnosis dan tatalaksana

► Diagnosis : anamnesis dan pemerisksaan fisik.

► Pemeriksaan penunjang : funduskopi, pemeriksaan visus,


pemeriksaan tonometri.

► Pemeriksaan laboratorium : menyingkirkan penyebab lain


retinopati selain dari hipertensi.

► Tatalaksana : mengatasi hipertensi, perubahan gaya hidup


dan kombinasi dengan terapi medikamentosa.
RETINOPATI LEUKEMIA

► Leukemia : neoplasma ganas sel darah putih yang sebabnya tidak


diketahui.

► Dapat mengenai seluruh jaringan mata

► Tanda:vena melebar, berkelok2, terdapat perdarahan yang


tersebar di tengah berbintik putih, terjadi eksudat kecil, fundus
pucat, dan jingga, exudate cotton wool, waxy hard  lebih lanjut
tampak perdarahan roth spot.
ARMD (Age-Related Mascular Degenartion)

► AMD adalah penyakit yang menyerang pusat


penglihatan di retina yakni macula, tanpa
penyebab lain pada populasi di atas 50 tahun.

► AMDbersifat degenerative dan dapat mengakibatkan


kebutaan permanen.
Klasifikasi AMD

1. Dry AMD
AMD tanpa neovaskularisasi tanpa eksudat, 90% dari kasus.

2. Wet AMD
AMD dengan neovaskularisasi dengan eksudat, 10% dari
kasus serta penyebab utama kehilangan penglihatan pada
pasien AMD.
Drusen
• Tanda awal degenerasi makula
• Penebalan membrana Bruch karena
degenerasi hialin merusak serabut-serabut
lapisan syaraf retina

► Ada 3 bentuk Drusen yaitu :


1. Drusen keras terdiri dari jaringan hialin
2. Drusen lunak adalah badan koloid
3.Drusen Granular dikaitkan dengan membran
neovaskular subretina
Gejala visual AMD
Patogenesis wet AMD
Diagnosis dan tatalaksana

► Diagnosis : anamnesis dan pemerisksaan fisik.

► Pemeriksaan penunjang : funduskopi, pemeriksaan visus,


pemeriksaan tonometri.

► Tatalaksana :menghambat progresivitas penyakit seperti


meningkatkan atau mempertahankan ketajaman
penglihatan, direkomendasikan pemberian anti VEGF dan
steroid.

Anda mungkin juga menyukai