VISUS TURUN
PERLAHAN
01. 02.
KATARAK KELAINAN REFRAKSI
03. 04.
GLAUCOMA RETINOPATI
01.
KATARAK
DEFINISI
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan
pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa,
denaturasi protein lensa atau akibat
keduanya, biasanya mengenai kedua mata
dan berjalan progresif
ETIOLOGI
Trauma Penyakit
Umur Genetika
pada mata lain
Radiasi
Merokok Alkohol
Ultraviolet
•Katarak Nuklear
•Katarak Kortika
•Katarak subcapsularis.
Morfologi
•Katarak insipien
•Katarak imatur
•Katarak matur
Maturitas : •Katarak hipermatur
KLASIFIKASI
•Katarak kongenital
•Katarak Juvenil
• Katarak presenilis
Usia : •Katarak Senil
•Katarak komplikata.
•Katarak diabetes
Klasifikasi
• Katarak sekunder
katarak
lainnya :
Berdasarkan Morfologi
Small Incision
Cataract Surgery Phacoemulsification
(SICS) gold standar, dengan
• dengan melakukan mengeluarkan lensa
insisi pada daerah menggunakan alat
limbus. ultrasonik pada insisi
yang kecil di kornea,
sehingga tidak
02.
Refraksi
Kelainan
Ametropia refraktif
Ametropia akibat kelainan sistem pembiasan sinar di dalam mata.
Ametropia kurvatur
Ametropia yang terjadi akibat kelengkungan kornea atau lensa yang tidak normal
Ametropia indeks
Ametropia yang terjadi akibat indeks bias abnormal di dalam mata .
Miopia
Pada miopia, panjang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar atau
kekuatan pembiasan media refraksi terlalu kuat, sehingga sinar sejajar
difokuskan di depan makula lutea.
• Dapat melihat jelas bila melihat dekat.
• Adanya sakit kepala yang dapat disertai dengan juling dan celah
kelopak yang sempit
• Mempunyai pungtum remotum yang dekat sehingga mata selalu dalam
kedudukan konvergensi.
Dikenal beberapa bentuk miopia, seperti miopia aksial dan miopia
refraktif.
a. Miopia aksial
Miopia akibat panjangnya sumbu bola mata, dengan kelengkungan
kornea dan lensa yang normal.
b. Miopia refraktif
Miopia akibat bertambahnya indeks bias media penglihatan.
Menurut derajat beratnya miopia dibagi dalam :
a. Miopia ringan, dimana miopia <3 dioptri
b. Miopia sedang, dimana miopia antara 3-6 dioptri
c. Miopia berat, dimana miopia > 6 dioptri
Pada astigmat berkas sinar tidak difokuskan tajam pada satu titik di retina
akan tetapi pada 2 garis titik fokus yang saling tegak lurus yang terjadi
akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea.
Gejala yang dapat terjadi, yaitu penglihatan buram, sakit kepala, mata
Lelah, membeca lebih dekat.
Bayi yang baru lahir biasanya mempunyai kornea yang bulat yang di dalam
perkembangannya terjadi keadaan yang disebut sebagai astigmatisme with the rule
(astigmat lazim) yang berarti pembiasan pada lengkung vertikal lebih kuat
dibandingkan kelengkungan kornea pada bidang vertikal.
Pada keadaan astigmat lazim ini diperlukan lensa silinder negatif dengansumbu
180 derajat untuk memperbaiki kelainan refraksi yang terjadi.
Pada usia pertengahan kornea menjadi lebih sferis kembali sehingga
astigmat menjadi againts the rule (astigmat tidak lazim). Astigmat tidak
lazim (astigmatisme againts the rule). Suatu keadaan kelainan refraksi
astigmat dimana kelengkungan kornea pada meridian horizontal lebih kuat
dibandingkan kelengkungan kornea di vertikal. Hal ini sering ditemukan
pada usia lanjut.
Berdasarkan tipe astigmat terbagi menjadi 5
Gejala
Lapang
Atrofi papil
penignkatanTIO pandang yang
N.optik
menyempit
Berkurangnya pengeluaran
aqueous humor
Aqueous Humor
cairan jernih yang dihasilkan oleh korpus siliaris yang mengisi camera
oculi anterior (COA) dan camera oculi posterior (COP)
Vena
Sinus
COA opthalmica
kavernosus
superior
Canalis Vena
schlem episklera
Klasifikasi
Primer
Kongen
Absolut glaukoma
gital
Skunder
Primer Skunder Kongengital absolut
mata
trabekular mesh work tertutup
Uveitis •radang pada uvea trejadi perlekatan antara iris dengan lensa
(sinekia posterior) atau pangkal iris dan tepi kornea (goniosinekia).
Beta 1 dan 2
Timolol 0,25%/0,5% 1-
2X/HARI
Levobunolol 0,25% 1-
2x/hari
04.
RETINOPATI
Arteri Vena
► Fotokoagulasi
laser pan-retina (PRP) menurunkan insidensi
gangguan penglihatan.
Gejala retina ini diakibatkan anoksia berat yang terjadi pada anemia. Anoksia
akan mengakibatkan infark retina sehingga tidak jarang ditemukan pula suatu
bercak eksudat kapas. Makin berat anemia akan terjadi kelainan retina yang
berat.
RETINOPATI PREMATURITAS
Retinopati prematuritas (ROP) pertumbuhan abnormal pembuluh darah retina
pada bayi prematur.
Resiko ROP tergantung beratnya prematuritas saat lahir, bayi BBL 1,5 kg dan
KMK perlu diperiksaa.
Resiko terjadi ROP terdapat dalam keadaan : apnea, penyakit jantung, kadar CO2
tinggi dlm darah, bradikardi dll.
• Dapat berupa:
• Perdarahan : Primer dan sekunder
• Eksudat : Cotton wool, eksudat pungtata, dan
eksudat putih
BENTUK KELAINAN PEMBULUH DARAH
► Penyempitan (spasme)
► Percabangan arteriol yang tajam
► Fenomena Crossing/sclerosis pembuluh darah
- Refleks copper wire
- Refleks silver wire
- Sheating
- Lumen pemb darah ireguler
- Fenomena crossing Elevasi, deviasi, dan
kompresi
Klasifikasi Menurut Scheie
• Lanjutan stadium II, dengan eksudat cotton, dengan perdarahan yang terjadi akibat diastol
Stadium III di atas 120 mmHg, kadang-kadang terdapat keluhan berkurangnya penglihatan.
• Seperti stadium III dengan edema papil dengan eksudat star figure, disertai keluhan
Stadium IV penglihatan menurun dengan tekanan diastol kira-kira 150 mmHg.
Diagnosis dan tatalaksana
1. Dry AMD
AMD tanpa neovaskularisasi tanpa eksudat, 90% dari kasus.
2. Wet AMD
AMD dengan neovaskularisasi dengan eksudat, 10% dari
kasus serta penyebab utama kehilangan penglihatan pada
pasien AMD.
Drusen
• Tanda awal degenerasi makula
• Penebalan membrana Bruch karena
degenerasi hialin merusak serabut-serabut
lapisan syaraf retina