Anda di halaman 1dari 6

STEP 1

1. Tes Perkusi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengecek apakah dapat
menimbulkan suara dengan mengetukkan alat instrument pada gigi yang mengalami
keluhan dan daerah sekitar gigi tersebut
2. Tes takan positif (PR)
3. Karies kelas I profunda proforasi adalah lubang atau kavitas pada oklusal yang melebihi
setengah dentin
4. Tes vitalitas positif adalah pengecekan dengan suhu (dingin atau panas) dan pasien positi
dapat mersakan rangsangan tersebut
5. Radiolusen diffuse adalah hasil radiografi yang berwarna gelap karena densitas sedikit
dan banyak reaksi, strukturnya samar samar dan tidak sepadat pada tulang ataupun
enamel

STEP 2

1. Apakah yang dimaksud dengan nekrosis?


2. Mengapa gigi pada pasien mengalami nyeri yang spontan?
3. Mengapa gigi pasien pada skenario gejalanya sering kambuh dan saat memakan makanan
yang dingin atu panas merasa ngilu?
4. Mengapa pasien saat dilakukan tes perkusi dan tes tekan hasilnya positif?
5. Apakah pada gigi dengan akar tunggal yang mengalami nekrosis masih bisa merasakan
nyeri?
6. Bagaimana hubungan karies dengan nekrosis gigi?

STEP 3

1. Nekrosisi pulpa merupakan kondisi irreversible yang ditandai dengan destruksi jaringan
pulpa. Terdapat 2 jenis dari nekrosisi pulpa yaitu,
a. Nekrosisi koagulasi yang terjadi akibat adanya kerusakan sel
b. Nekrosis liquefasi yang terjadi akibat adanya kolonisasi bakteri primer maupun
sekunder anaerob
Pada kondisi reversible pulpitis, jaringan pulpa mengalami degradasi dan dapat
kembali normal jika etiologinya dapat dihilangkan. Sedangkan pada kondisi irreversible
pulpitis memiliki pembuluh darah yang lebih banyak sebagai respon dari awal
peradangan. Pada kronis pulpitis, sel sel radang banyak mengandung mononuclear
(MN) yang berinfiltrasi pada daerah keradangan dan banyak juga jaringan granulasi.
Terbentuknya gangren pada irreversible pulpitis diakibatkan aktivitas fosforilasi oksidatif
terganggu sehingga proteolisat akan memanggil sel sel granulosit. Etiologi dari
penyakit pulpa adalah infeksi yang disebabkan karena iritan mikroorganisme, iritan
mekanik dan iritan kimia. Adanya karies perforasi menyebabkan mudahnya bakteri
masuk ke dalam pulpa. Nantinya irreversible pulpitis yang tidak dirawat dapat
menyebabkan nekrosis. Gambaran klinis dari nekrosis pulpa adalah tidak nyaman atau
sakit saat mengunyah, discolorisasi gigi dan bau mulut. Cepat lambatnya proses nekrosis
pulpa terjadi bergantung pada virulensi dari bakteri, kemampuan pulpa untuk
mengeluarkan cairan inflamasi agar dapat menghindar akibat dari peningkatan intra
pulpa, host resistance, jumlah sirkulasi dan drainase limfatik.

2. Gigi pasien pada skenario mengalami nyeri yang spontan dikarenakan adanya eksudat
pada jaringan pulpa. Eksudat merupakan penumpukan cairan di intersisial space yang
nantinya akan menekan dan mendesak sel syaraf pada pulpa. Syaraf tersebut akan
mengirimkan aksi potensial ke otak dan otak akan menangkap sinyal sebagai rasa nyeri.
Saat memakan makanan yang panas, dingin dan manis akan mengalami nyeri
dikarenakan pada tubulus dentin di dalam terdapat syaraf alfa delta yang menyebabkan
pergerakan cairan pada tubulus dentinalis sehingga timbul rasa nyeri. Skenario
menunjukkan nekrosis pulpa sebagian sehingga pasien pada skenario masih dapat
merasakan nyeri.
3. Ketika daya tahan tubuh kita menurun maka nafsu makan kita juga akan menurun
sehingga menyebabkan nutrisi yang masuk kedalam tubuh sedikit. Di dalam pulpa
terdapat sel histiosit yang fungsinya akan terganggu jika daya tahan tubuh kita menurun.
Jika daya tahan tubuh kita menurun maka gejala dari nekrosis pulpa terjadi.
4. Dalam skenario menunjukkan hasil positif dari pemeriksaan test perkusi dan test tekan
yang berarti gigi tersebut mengalami kelainan karena gigi tersebut dapat merespon
adanya stimuli tekanan dari luar. Dimungkinkan kelainan tersebut adalah pulpitis akut
dikarenakan sesuai dengan ciri dari pulpitis akut yaitu masih dapat merespon stimuli,
sedangkan pada pulpitis kronis dan nekrosis pulpa sangat susah sekali untuk menerima
respon stimuli dari luar karena sensitivitasnya rendah.
5. Pada gigi akar tunggal yang mengalami nekrosis tidak dapat merasakan nyeri
dikarenakan pada akar tunggal semuanya mengalami nekrosis. Namun jika terdapat abses
di dalamnya maka dapat merasakan sakit pada jaringan diluar abses.
6. Bakteri penyebab karies dapat masuk dan berkolonisasi pada pulpa apabila karies
tersebut sudah perforasi. Nantinya akan menjadi iritasi dimana iritan mikroba mampu
menembus sementum dan dentin. Jika sudah memasuki pulpa terjadi infiltrasi
polymorphonuclear (PMN). Apabila tidak ditangani maka PMN tersebut akan
membentuk nekrosis liquefaksi dan odontoblast akan mengalami kerusakan fungsi pulpa
dan pulpa mengalami nekrosis. Karies diakibatkan oleh bakteri asidogenik apabila
mengeluarkan toksik hingga ke pulpa.
Hiperplasia kronis pulpitis merupakan sel yang mengalai hiperplasia tumbuh dari
jaringan granulasi yang menjadi polip. Merupakan respon dari inflamasi yang terjadi
secara terus menerus atau berlebih. Sehingga terbentuklah kolagen yang berlebih akibat
aktivitas proliferasi fibroblast yang terlalu aktif.

PR

1. Definisi tes perkusi positif


2. Mengapa terdapat gambaran radiolusen diffuse pada apeks distal gigi 36?
3. Termasuk jenis nekrosis pulpa apakah di dalam skenario?
4. Bagaimana cara melakukan rontgen foto pada pemeiksaan radiografi?

Jawaban

1. Tes perkusi postif adalah pengujian stasus periodonsium sekitar gigi dengan cara pukulan
cepat dan tidak keras pada gigi memakai jari dengan intensitas rendah kemudian
intensitas ditingkatkan dengan menggunakan tangkai suatu instrumen dan pasien positif
meraskan sakit
2. Gambaran radiolusen diffuse pada apeks distal gigi 36 diakibatkan pasien pada skenario
terdapat abses periapikal pada giginya, mungkin dapat dengan atau tanpa tanda-tanda
peradangan, yang difus atau terlokalisasi. Gambaran radiografi dapat bervariasi dari
penipisan ligamen periodontal hingga lesi radiolusensi dengan batas yang tidak jelas.
3. Dalam skenario, pasien mengalami nekrosis parsial dikarenakan pada gigi 36 bagian akar
mesial setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil masih vital dan dapat merasakan
stimuli yang diberikan dengat berbagai macam test vitaitas. Sedangkan pada gigi 36
bagian akar distal sudah mengalami nekrosis sehingga saat dilakukan test vitalitas tidak
merasakan stimuli yang diberikan. Lalu pada gambaran pemeriksaan radiografi
ditemukan radiolusen pada mahkota gigi dan radiolusen diffuse pada apikal pada gigi 36
bagian distal yang artinya gambaran diffuse merupakan abses dan gambaran radiopak
pada mahkota adalah karies yang telah menembus pulpa.
4.
STEP 4
ETIOLOGI

MIKROORGANISME MEKANIK KIMIA

KARIES
PULPITIS
REVERSIBLE
PATOGENESA PENYAKIT
PULPA
PULPITIS
IRREVERSIB
LE
MEKANISME
RASA SAKIT

INFEKSI
NEKROSIS
PULPO
PULPA
PERIAPIKAL

PARSIAL TOTAL

TANDA KLINIS,
GEJALA,
RONTGENOLOGIS,
GAMBARAN HPA
STEP 5
Learning Objective :

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi penyakit pulpa


2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan patogenesa penyakit pulpa
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan meknisme rasa sakit pada penyakit
pulpa
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan klasifikasi pulpitis
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan nekrosis pulpa dan klasifikasinya
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tanda klinis, gejala, rontgenologis,
gambaran HPA dari nekrosis pulpa (parsial & total)

Anda mungkin juga menyukai