Anda di halaman 1dari 52

MODUL 1 SS

MATA MERAH
KELOMPOK 3
Dr. dr. Fanny Septiani F , M.Biomed
Dr. dr. Tjahaja Haerani, MS., Sp.ParK

2022
Anggota :
ALLYSHA NURUL HAFIZHA 20200710100006
CAMILA AURA PURNAMA 20200710100021
ELANG HIBATULLAH 20200710100028
HANUN IFTINAN AQILAH 20200710100039
MUHAMMAD FAA'IZ MUYASSAR 20200710100056
OCTARINDA PUTRI ROSMALA 20200710100067
SITI NUR ALFIYYAH 20200710100083
SYAFIQ PENGAYOMAN 20200710100085
AULIYA LUTFIAH KHOIRUNISA 20200710100100
MUTIARA AYU ISMAIL 20200710100120
TASYA ATHIRA PARAMITHA 20200710100133
Skenario
Seorang Perempuan umur 25 tahun
datang ke poliklinik mata dengan
keluhan mata merah disertai nyeri dan
penglihatan buram. Keadaan dialami
sudah 2 hari.
Kata sulit
Tidak ada
Identifikasi masalah
1. Perempuan 25 tahun
2. Mata merah beserta nyeri 2 hari
yang lalu
3. Penglihatan buram 2 hari yang
lalu

2022
v
Mind
Map
Peta Konsep
Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan anatomi organ penglihatan
2. Menjelaskan fisiologi organ penglihatan
3. Menjelaskan histologi organ penglihatan
4. Menjelaskan etiologi dan patofisiologi keluhan sesuai skenario
5. Menjelaskan DD yang terkait pada skenario ( definisi, etiologi, manifestasi klinis,
epidemiologi, faktor risiko)
6. Menjelaskan alur diagnosis (anamnesis, pemfis, pem. penunjang)
7. Menjelasakan tatalaksana DD farmako dan non farmako
8. Menjelaskan komplikasi, prognosis dan preventif pada DD
9. Menjelaskan AIK mengenai kebersihan dan kesehatan mata

DD :
1. Infeksi
2. Neoplasma
3. Alergi
4. Autoimun
Anatomi
FISIOLOGI ORGAN
PENGLIHATAN

Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC
Histologi
Terdapat 3 lapisan :
1. Lapisan fibrosa: sklera &
kornea transparan
2. Lapisan tengah vaskular:
Koroid, badan siliar, Iris
3. Lapisan sensorik internal =
retina

Mescher, Anthony L. Junqueira's basic histology: text and


atlas. Vol. 12. 13th ed. New York: McGraw-Hill Medical, 2013.
Lapisan Fibrosa
1. Sklera: Terdiri atas jaringan ikat
padat tidak teratur.
Fungsi : Penyangga bentuk mata
Melindungi struktur internal yang
halus Otot mata ekstrinsik tempat
pelekatan
2. Kornea: Epitel permukaan berlapis
tidak bertanduk, dengan lima atau
enam lapisan sel yang membentuk
sekitar 10% ketebalan kornea
Fungsi : Melindungi permukaan
anterior dari mata

Mescher, Anthony L. Histologi Dasar Junqueira,


Edisi 12. EGC; Jakarta
Lapisan tengah vaskuler

1. Koroid: Terdiri atas jaringan ikat longgar


bervaskular yang banyak mengandung
serat melanosit banyak pembuluh
darah dan sel-sel pigmen

Jusuf, ahmad aulia. Diktat kuliah tinjauan


histologis organ penginderaan. Jakarta: bagian Mescher, Anthony L. Histologi Dasar
histologi FKUI.; 20102 Junqueira, Edisi 12. EGC; Jakarta
Lapisan tengah vaskuler epitel prosesus siliar

2. Badan Siliar: Terdiri atas otot polos


siliaris & prosesus siliaris

Mescher, Anthony L. Histologi Dasar


Junqueira, Edisi 12. EGC; Jakarta
Lapisan tengah vaskuler

3. Iris: lanjutan dari lapisan koroid yang


membentuk diafragma lensa.

Mescher, Anthony L. Histologi Dasar


Junqueira, Edisi 12. EGC; Jakarta
Lapisan Dalam
1. Retina
Tunika paling dalam dari mata,
berkembang dengan dua
sublayer mendasar dari lapisan
dalam dan luar
Fungsi melapisi permukaan
dalam koroid dan meluas anterior
dari papila nervi ke ora serrata

Mescher, Anthony L. Histologi Dasar


Junqueira, Edisi 12. EGC; Jakarta
Lapisan Dalam

2. Lensa: jaringan avaskular yang unik


dan sangat elastis, bahan yang secara
normal menurun seiring dengan usia.
Lensa memiliki tiga komponen utama:
- Kapsul lensa
- Epitel lensa
- Serat lensa
Fungsi : memfokuskan cahaya pada
retina

Mescher, Anthony L. Histologi Dasar


Junqueira, Edisi 12. EGC; Jakarta
DD - INFEKSI
1. Keratitis
2. Ulkus Kornea
3. Uveitis
Keratitis
● Keratitis adalah radang kornea
● Etiologi : Bakteri, virus, Jamur, dan parasit

Keratitis Bakterial Keratitis Virus Keratitis Jamur Keratitis Parasit

Etiologi Staphylococcus Herpes Simpleks Candida Acanthamoeba


Pseudomonas Herpes Zooster Fusarium
Enterobacteria Aspergilus
Curvularia

Gejala Mata merah Mata merah Mata merah Mata merah nyeri
Nyeri Nyeri Nyeri hebat fotofobia
Fotofobia Fotofobia Visus menurun Mata berair
Visus menurun Visus menurun Mata berair Lakrimasi
Lakrimasi Fotofobia

Sumber: ilmu penyakit mata fkui edisi kelima


Anamnesis
Pemeriksaan penunjang
- Nyeri
● Pemeriksaan kerokan kornea yang
- Pengelihatan buram
dipulas dengan pewarnaan Gram
- Fotofobia
maupun Giemsa
- Mata berair
● Polymerase chain reaction (PCR)
- Kekeruhan pada kornea
● Kultur bakteri dan jamur
Pemeriksaan fisik
● Uji fluoresein, (untuk melihat adanya
- Penurunan tajam pengelihatan
defek epitel kornea)
- Injeksi siliar
- Ditemukan infiltrat keabuan
- Kekeruhan kornea
Sumber: ilmu penyakit mata fkui edisi kelima
Tatalaksana Farmako
KERATITIS
Keratitis Batang Gram (-) :
Bakterial - Moxifloxacin (Larutan 5%),
- Gatifloxacin (larutan 3 mg/ml) 1 tetes setiap 2-4 jam,
- Ciprofloxacin 500-750 mg per oral setiap 12 jam ,
- Tobramycin 10-20 mg/ml (dosis forte),
- Gentamicin 10-20 mg/ml (dosis forte) ,
- Ceftazidime 1 g setiap 8-12 jam
Batang Gram (+) :
- Amikacin 10-15 mg/kg/hari,
- Moxifloxacin (Larutan 5%) ,
- Gatifloxacin (larutan 3 mg/ml) 1 tetes setiap 2-4 jam ,
- Cefazoline 15 mg/kg/hari IV dalam 4 dosis
- Vancomycin 50 mg/mL

Kokus Gram (-) : Ceftriaxone, Ceftadizime, Moxifloxacin, Gatifloxacin


Kokus Gram (+) : Moxifloxacin, Gatifloxacin, Cefazolin, Vancomycin

Keratitis Jamur Candida sp. : Amphoterisin B 0,15%-0,30% 1,5-3 mg/mL


Fusarium sp. : Natamycin suspensi 5% 1 tetes setiap 1-2 jam
Ketokonazole (Sistemik) 200-600 mg/hari
KERATITIS

Keratitis - Isethionate propamidine topikal


Acantham (larutan 1%),
oeba - polyhexamethylene biguanide (larutan
0,01,-0,02%) dan
- tetes mata neomycin Forte 50-100
mg/ml

Keratitis HSV: Antiviral topikal, Kortikosteroid


Virus topikal, antiviral oral
VZV : Antiviral oral, Kortikosteroid topikal
● Non Farmako
- Pasien diberikan pengertian bahwa
penyakit ini dapat berlangsung kronik dan ● Komplikasi
juga dapat terjadi kekambuhan Kiridosiklitis toksik
- dianjurkan agar tidak terlaru sering Glaukoma sekunder
terpapar sinar matahari ataupun debu
Descemetokel
- Pasien pun harus dilarang mengucek
matanya karena dapat memperberat lesi Perforasi ulkus kornea
yang telah ada
- Menjaga pola hidup agar tetap sehat ● Prognosis
- Mengkonsumsi makanan yang
Keratitis bakterial lebih cepat pulih
mengandung vit A
daripada keratitis jamur. Keratitis
- Istirahat yg cukup
Acanthamoeba relatif butuh waktu lama
- menjaga kebersihan diri dengan mencuci
tangan, membersihkan lap atau handuk,
sapu tangan, dan tissue
ULKUS KORNEA

https://miro.com/welcomeonboard/
RzdoZnlqRWpxMVAxbzk3dnpHWXJUMlE5ZzFEdFN6
QzAxaHVLRm5lWkhwdktCdGJ6M1BNU3JqdTVmeVl
MWXpuY3wzMDc0NDU3MzY1MTE2Nzg3MDcyfDI=?
share_link_id=856613412326

Jetton, J.A., Ding, K., Stone, DU. Effects of tobacco smoking on human corneal wound healing Cornea
Perdami. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Ulkus Kornea Bakteri.
Ilyas, S. Glaukoma (Tekanan Bola Mata Tinggi). Jakarta: Balai penerbit FK UI. 2010.
Ilyas, S. Penuntun Ilmu Penyakit Mata edisi keempat. Jakarta: Balai. Penerbit FK UI
UVEITIS
Etiologi:

● Idiopatik : Terjadi pada 50% kasus

● Infeksi : Varicella zoster, TB, sifilis, lyme-disease

● Non-infeksi: Ekspresi gen HLA-B27 positif (20% kasus), Juvenile idiopathic arthritis (JIA),
Sarkoidosis, Behcet disease, Lupus (SLE), multiple sclerosis, trauma.

Patofisiologi:

Patofisiologi uveitis tergantung pada etiologi spesifik yang mendasari tetapi umumnya melibatkan
defek pada blood-ocular barrier. Pada peradangan akut, terjadi penumpukan sel-sel radang pada
anterior mata yang disebut hypopyon, atau migrasi eritrosit pada anterior mata yang dikenal dengan
hifema. Sementara itu, pada peradangan kronis, terjadi edema makula dan perlekatan sel-sel radang
pada endotel kornea, yang disebut presipitat keratik.
https://miro.com/app/board/uXjVPG0gl64=/?
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK540993/ share_link_id=123466352363
DD - ALERGI
1. Konjungtivitis Alergi
2. Keratitis Alergi

Sumber
Konjungtivitis alergi
● Definisi
Bentuk radang konjungtiva akibat reaksi alergi terhadap noninfeksi, dapat berupa reaksi cepat
seperti alergi biasa dan reaksi terlambat sesudah beberapa hari kontak seperti pada reaksi
terhadap obat, bakteri, dan toksik. Merupakan reaksi antibodi humoral terhadap alergen.
Biasanya dengan riwayat atopi.

● klasifikasi
-konjungtivitis vernal
-konjungtivitis flikten
-konjungtivitis iatrogenik
-Steven Johnson Syndrome
-konjungtivitis atopik

● Etiologi
paparan allergen(debu,serbuk sari,rumput),predisposisi genetik,atopik dermatitis
Baab S, Le PH, Kinzer EE. Allergic Conjunctivitis. [Updated 2022 May 23]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448118/
● Patofisiologi
Konjungtivitis alergi disebabkan oleh respons inflamasi yang diinduksi alergen di mana
alergen berinteraksi dengan IgE yang terikat pada sel mast yang tersensitisasi sehingga
menghasilkan ekspresi alergi okular secara klinis.

● Alur diagnosis
-anamnesis
Mata merah, pembengkakan kelopak mata, mata berair

-pemeriksaan fisik
Hiperemi (+),gatal (+++),sekret:berair,kemosis(++),papila(++),folikel(-)

-pemeriksaan penunjang
Tes kulit untuk mengidentifikasi alergen
Baab S, Le PH, Kinzer EE. Allergic Conjunctivitis. [Updated 2022 May 23]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448118/
● Tatalaksana
-Hindari paparan alergen
- beri Lubrikan mata
Carboxymethylcellulose sodium atau NaCl+KCl tetes mata 4kali/hari
- Antihistamin+dekongestan topikal
Naphazoline/Antazoline tetes mata 4kali/hari
-kompres dingin

● Komplikasi
-perlukaan pada mata
- bila berkembang menjadi konjungtivitis infektif maka infeksinya dapat menyebar ke anggota
tubuh lain menyebabkan sinfeksi sekunder
● Prognosis
Prognosisnya baik pada kebanyakan kasus . Komplikasi jarang terjadi,tetapi kekambuhan
gejala tidak jarang.

Baab S, Le PH, Kinzer EE. Allergic Conjunctivitis. [Updated 2022 May 23].
In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448118/
Keratitis Alergi
https://miro.com/app/board/uXjVPG4OEsg=/?share_link_id=55167244189

1. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata, edisi 5. Jakarta:Badan Penerbit FKUI;2015.
2. Khan RS, Rizvi S, Syed BA, Bieolory L. Current market trends in anterior ocular inflammatory disease
landscape. Curr Opin Allergy Clin Immunol. 2019;19: 503e509.
DD - Autoimun
1. Sjogren syndrome
2. Ulkus Mooren

Sumber
Sjogren
syndrome
Sindrom sjorgen (SS) atau autoimun Epidemiologi:
exocrinopathy merupakan penyakit autoimun Sindrom sjorgen adalah salah satu dari
kronis yang ditandai dengan infiltasi limfositik tiga penyakit autoimun yang paling umum.
dari ludah dan kelenajr lacrymal. Sindrom sjorgen terjadi pada semua
kelompok,usia, dan lebih banyak ditemukan pada
kelompok perempuan dengan perbandingan 9:1.
Etiologi : Prevalensi pada populasi umum sampai saat ini
1. Faktor genetik belum diketahui. Sekitar 60% dari pasien SS
2. Faktor lingkungan
memiliki penyakit sekunder untuk gangguan
autoimun yang menyertai seperti rheumatoid
arthritis(RA), lupus eritematosus sistemik (SLE)
atau sklerosis sistemik.
Anamnesis

● Kelelahan
● Demam ● Rose bengal
● nyeri otot
● Mulut kering
● Mata kering
● Benjolan pada leher
● Kulit kering

Pemeriksaan fisik ● Histopatologi

● Mulut kering dan pucat (+), mata merah (+),


pembesaran kelenjar parotis (+), kulit kering
(+), purpura (+), urtikaria (+)

Pemeriksaan penunjang
● Sialometri
● Tes schirmer
● Sialografi
Tatalaksana
1. Muskarinik agonis (Pilokarpin dan Cevimelin)
● Pilokarpin 4 x 5 mg selama 12 minggu
● Cevimelin 3 x 15 mg/30 mg selama 6 minggu
1. Infus Infliximab 3mg/kg pada minggu 0, minggu 2 dan
minggu 6
2. Rituximab infus 375 mg/m2 dengan prednison 25 mg
selama 12 minggu mengurangi keluhan mata dan mulut
kering
Komplikasi
1. Kekeringan mata dapat menyebabkan kerusakan pada kornea
2. Mulut dan sinus gigi berlubang dan infeksi gusi
3. Gangguan memori dan proses berfikir
4. Pada ibu hamil, ada kemungkinan pada jantung janin
5. limfoma
Prognosis
Prognosis pada pasien Sindrom Sjogren tidak banyak yang
meneliti, walaupun Sindrom Sjogren bukan merupakan penyakit
yang ganas namun perkembangannya dapat terjadi vaskulitis dan
limfoma dan kedua hal tersebut dapat menyebabkan kematian
pada pasien Sindrom Sjogren.
Zuhrial Zubir, Julahir Hodmatua Siregar. “Sindrom Sjogren”. Universitas Sumatera Utara.
Page: 12
Ulkus
Mooren
Mooren adalah orang yang pertama sekali Epidemiologi
mempublikasikan serta menerangkan secara jelas
beberapa kasus tentang keadaan ulkus tersebut pada Penyakit ini lebih umum di belahan bumi selatan
tahun 1863. Ulkus Mooren adalah keratitis yang bersifat termasuk Afrika Selatan dan Tengah serta India,
kronis dan ulseratif serta disertai rasa sakit. menunjukkan kecenderungan genetik dan / atau
geografis.
Etiologi
● Studi dari India Selatan dan Cina
● Faktor genetik menunjukkan pasien cenderung terpengaruh
● Faktor lingkungan antara dekade keenam dan kedelapan dengan
laki-laki dan wanita dengan rasio antara 1,6:1
Gangguan ini dapat dihasilkan dari respon host sampai 5:1
terhadap calgranulin C, antigen yang biasanya ● Populasi Afrika, menyerang pria berusia 20-
tersembunyi yang diekspresikan oleh keratinosit di an-30-an
stroma kornea. Molekul ini juga ditemukan pada
leukosit polimorfonuklear yang bersirkulasi.

Faktor risiko

● operasi kornea
● trauma sebelumnya
● infeksi
Tatalaksana
Anamnesis
● Steroid
● Nyeri pada mata
● Mata merah
○ Topikal → prednisolon asetat atau
● Berair prednisolon phosphate 1% tiap
● Silau jam
○ Oral → prednison 60-100 mg tiap
Pemeriksaan fisik hari
● Reseksi konjunctiva
● Mata merah (+), berair (+),
● Immunosuppressive chemotherapy
penurunan tajam penglihatan (+),
fotofobia (+)
○ cyclophosphamide (2
mg/kgBB/hr)
Pemeriksaan penunjang ○ methotrexate (7,5-15 mg/minggu)
○ azathioprin2 ( 2 mg/kgBB/hr )
● Pemeriksaan hematologi ○ topical cyclosporine A (0,05%)
● Pemeriksaan erythrocyte ● Prosedur oprasi
sedimentation rate (ESR)
Komplikasi

● Infeksi di bagian kornea yang lebih dalam (Endophtalmitis,


Panophtalmitis)
● Perforasi kornea (pembentukan lubang)
Prognosis

Ulkus mooren merupakan kasus yang jarang terjadi maka


pengetahuan yang lebih terperinci tentang keparahan penyakit ini
tidak ada. Beberapa studi telah mencoba mencari hubungan antara
jenis kelamin, umur, dan ras, namun tidak ada lagi penelitian lebih
lanjut untuk mengkonfirmasikan studi ini.

Wirata, Gede. “ulkus kornea”. Bagian Anatomi Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana. Page : 9
DD NEOPLASMA
Tumor = jaringan baru/neoplasma yg timbul dlm tubuh akibat
pengaruh berbagai faktor penyebab dan menyebabkan
jaringan setempat pada tingkat gen kehilangan kendali Etiologi tumor mata
normal atas pertumbuhannya. 1) mutasi gen pengendali pertumbuhan
Tumor mata = tumor yang tumbuh di setiap bagian mata 2) malformasi kongenital
3) kelainan metabolisme (hormon)
Secara epidemiologi, kasus tumor/kanker mata sangat jarang 4) penyakit vaskuler
terjadi. Terdapat dua jenis kanker mata primer yang umum 5) inflamasi intraokuler
terjadi, yaitu okular melanoma yang terjadi pada umur 6) trauma
dewasa dan retinoblastoma pada anak-anak. Kasus kanker 7) gaya hidup, seperti merokok, diet, dan minum-
mata yang sangat jarang terjadi inilah yang menyebabkan minuman keras (alkohol)
sangat minimnya informasi mengenai jumlah prevalensi 8) paparan sinar matahari dan ultraviolet (UV)
epidemiologinya di dunia. Hal ini juga disebabkan oleh masih
jarangnya pengklasifikasian yang jelas pada kanker mata.
Saat ini, masih jarang dilaporkan tentang prevalensi kanker
mata di dunia.

Soebagjo HD. Dasar-dasar onkologi mata. Airlangga University Press, 2019.


1. Orbital Meningioma
Meningioma adalah tumor invasif yang muncul dari sel meningoepitelial yang berasal dari villi
arachnoidal meninges. Meningioma menginvasi orbita terdapat dua tipe, yaitu primer dan
sekunder. Wanita cenderung lebih banyak pada semua tipe meningioma. Kebanyakan
meningioma orbita berasal dari ekstensi intracranial atau 90%, dan 10% berasal dari orbita
Faktor risiko
- status endokrin
- faktor genetik
- efek dari radiasi pada tatalaksana tumor otak
Anamnesis
- kebutaan unilateral
- gangguan fungsi penglihatan
- gangguan persepsi warna
- gangguan pergerakan bola mata
Soebagjo HD. Dasar-dasar onkologi mata. Airlangga University Press, 2019.
Iskandar, J.Buku Teks Komprehensif Meningioma. 2015. Jakarta: PT Bhuanna Ilmu Populer
Elahi E, Meltzer MA, Friedman AH, et al. 2003. Primary Orbital Meningioma. Arch Ophthalmol Journal;(121):124-7
Utari NML. DIAGNOSIS DAN MANAJEMEN TUMOR ORBITA [Internet]. [cited 2022 Nov 6]. Available from: https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/c39a40696249658fb2d75647a0674d91.pdf
1. Orbital Meningioma
Pemeriksaan Fisik
- Eksoftalmometer = proptosis/eksoftalmus
- Snellen chart = penurunan visus
- Inspeksi gerakan bola mata (ocular motility test)
- Palpasi = perabaan tumor, menilai konsistensi, mudah digerakan atau melekat pada dasar,
adakah nyeri, permukaan rata atau tidak
Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan CT Scan = kalsifikasi di dalam meningioma yang disebut tram tracking
- Pemeriksaan MRI = menggambarkan suatu pola peningkatan striasi yang berasal dari lesi
secara longitudinal. MRI juga menggambarkan infiltrasi melalui kanal optik.
Terapi
- observasi, pembedahan reseksi subtotal, dan radioterapi apabila terdapat hilang penglihatan

Soebagjo HD. Dasar-dasar onkologi mata. Airlangga University Press, 2019.


Iskandar, J.Buku Teks Komprehensif Meningioma. 2015. Jakarta: PT Bhuanna Ilmu Populer
Elahi E, Meltzer MA, Friedman AH, et al. 2003. Primary Orbital Meningioma. Arch Ophthalmol Journal;(121):124-7
Utari NML. DIAGNOSIS DAN MANAJEMEN TUMOR ORBITA [Internet]. [cited 2022 Nov 6]. Available from: https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/c39a40696249658fb2d75647a0674d91.pdf
2. Limfoma orbita
Definisi:Limfoma orbital adalah jenis limfoma non-Hodgkin (NHL) yang berasal dari
konjungtiva, kelenjar lakrimal, jaringan lunak kelopak mata, atau otot ekstraokular; itu paling
sering ekstrakonal di lokasi. Limfoma orbital dikatakan primer bila muncul secara spontan
dari salah satu lokasi ini, dan sekunder bila dikaitkan dengan penyebaran metastasis dari
situs ekstraorbital.

Etiologi:: proses ini tergantung pada stimulasi antigenik terus-menerus, dan pada akhirnya
menjadi otonom. Stimulasi antigenik kronik pada akhirnya dapat berkembang ke arah
instabilitas genetik dengan abnormalitas kromosom kemudian, menyebabkan trans-formasi
suatu klon sel limfoid normal menjadi limfoma MALT

Epidemiologi: lebih sering terjadi pada orang kulit putih daripada orang kulit hitam dan orang
Asia. Secara keseluruhan, adalah keganasan paling umum kelima pada pria dan keganasan
ketujuh yang paling umum pada wanita, masing-masing menyumbang 5% dan 4% dari
semua kasus kanker baru. Usia rata-rata saat diagnosis adalah 57 tahun, dan hingga 75%
pasien berusia di bawah 70 tahun
faktor risiko:

Umur : resiko NHL meningkat dengan bertambahnya umur

lnfeksi : lnfeksi HIV lnfeksi virus Epstein-Barr, salah satu faktor etiologi mononukleosis lnfeksi H pylori,

Manisfetasi klinis: Limfoma orbita dapat mengenai konjungtiva, kelenjar lakrimal, dapat ditemukan pada
duktus nasolakrimal, ruang intrakranial atau ekstrakranial. Lokasi asal lesi tersering adalah orbita (40%),
diikuti konjungtiva (35%-40%), keienjar lakrimal (10-15%) dan palpebra (10%). 4
proptosis dengan atau tanpa hambatan dari pergerakan bola mata, diplopia, ptosis, hingga penurunan
tajam penglihatan

Anamnesis:penglihatan buram (+), mata merah (-),nyeri(-),


Pemfis: Inspeksi: Adanya salmon patch" merah muda atau merah dari konjungtiva bengkak atau hiperemia
konjungtiva gangguan pergerakan bola mata,pembengkakan pada kelopak mata
Palpasi=perabaan massa
pem.Penunjang:Computed tomography:menunjukkan salah satu dari empat pola berikut: retrookular,
preseptal anterior, keterlibatan kelenjar lakrimal, atau perluasan lesi adneksa
Tatalaksana:Radiotherapy,Immunotherapy
Komplikasi, Prognosis, Preventif
Tumor Orbita
Komplikasi Prognosis
Komplikasi yang paling ditakutkan adalah terjadi Prognosis pasien dengan tumor orbita bervariasi
hilangnya penglihatan, yang dapat disebabkan tergantung pada lokasi dan diagnosis patologikal tumor
karena tekanan intraorbita yang terlalu tinggi
dengan disertai retraksi bola mata Preventif
Kejadian perdarahan dapat terjadi saat maupun Pencegahan kanker mata tidak selalu bisa dilakukan
setelah operasi yang akan menekan nervus dengan spesifik. Pencegahan yang bisa dilakukan
optikus dan menyebabkan oklusi arteri retina antara lain menjaga kesehatan dan kebersihan mata,
sentral. Perdarahan dapat terjadi akibat robekan menghindari paparan sinar matahari atau sinar
pada arteri ethmoidalis anterior atau posterior. ultraviolet dengan memakai kacamata UV-protected
Komplikasi lainnya yang dapat terjadi seperti ketika matahari sedang terik, tidak menatap matahari
perforasi bola mata, diplopia, ptosis dan secara langsung dan dalam waktu lama, juga
paresthesia mencegah terjadinya infeksi HIV, salah satu faktor
yang bisa meningkatkan risiko limfoma intraokular.
Soebagjo HD. Dasar-dasar onkologi mata. Airlangga University Press, 2019.
Iskandar, J.Buku Teks Komprehensif Meningioma. 2015. Jakarta: PT Bhuanna Ilmu Populer
Utari NML. DIAGNOSIS DAN MANAJEMEN TUMOR ORBITA [Internet]. [cited 2022 Nov 6]. Available from: https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/c39a40696249658fb2d75647a0674d91.pdf
Menjelaskan AIK mengenai kebersihan ma
ٍ ‫ َي ْد ُخ َل ْال َج َّن َة ِاالَ ُك ُّل َنظِ ْي‬r‫السْ الَ َم َع َلي ال َن َظا َف ِة َو َل ْن‬
‫ف‬ َ ‫َت َن َّظفُ ْوا ِب ُك ِّل َما ِاسْ َت َطعْ ُت ْم َفا َِن‬
ِ ‫هللا َت َعا َلي َب َني ا‬

Artinya: "Bersihkanlah segala sesuatu semampu kamu. Sesungguhnya Allah


ta'ala membangun Islam ini atas dasar kebersihan dan tidak akan masuk
surga kecuali setiap yang bersih." (HR Ath-Thabrani).

‫ َف َن ِّظفُوا َأ ْف ِن َي َت ُك ْم‬, َ‫ َج َوا ٌد ُيحِبُّ ْالجُود‬, ‫ َك ِري ٌم ُيحِبُّ ْال َك َر َم‬, ‫ َنظِ يفٌ ُيحِبُّ ال َّن َظا َف َة‬, ‫ِّب‬ َّ ُّ‫ِإنَّ هَّللا َ َطيِّبٌ ُيحِب‬
َ ‫الطي‬

Dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang
menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Maha
Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena
itu bersihkanlah tempat-tempatmu." (HR. Tirmizi)
Terimakasi
h
2022
….

Anda mungkin juga menyukai