Epskleritis simple OD
Pembimbing
dr. Henry Albar Wibowo, Sp.M(K)
dr. Risa Fatma Sauri Lubis, Sp.M(K)
dr. Hermansyah, Sp.M
dr. Susan Sri Anggraeni, Sp.M
dr. Mustafa K. Shahab, Sp.M
Disusun Oleh:
Gammarezka Fitra Fajar
2210221044
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MATA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. I RADEN SAID SUKANTO
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA PERIODE 2 MEI – 3 JUNI 2023
Identitas Pasien
Nama : Ny. SH
Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 48 Tahun
Tanggal Lahir : 23 Maret 1976
Alamat : Jakarta Pusat
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Status Pernikahan : Menikah
Tanggal Pemeriksaan : 9 Mei 2023
Keluhan Tambahan
Tidak ada.
Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah mengobati keluhan yang dialami.
Riwayat Kebiasaan
Pasien sehari-hari menjadi ibu rumah tangga dan menyangkal sering mengucek mata dan sering
menyangkal sering terkena paparan debu atau sabun / deterjen sebelumnya.
Episkleritis Skleritis
Mata merah, rasa sakit ringan atau mengganjal, dan mata Mata merah pada seluruh permukaan sklera disertai
yang kering, dapat terjadi fotofobia, dan mata tidak terasa lakrimasi, Terdapat nyeri yang hebat yang dapat
nyaman. menyebar ke dahi,alis, dan dagu, Fotopobia,
Penglihatan menurun, Konjungtiva kemotik dan nyeri.
Injeksi konjungtiva (+), Episklera hiperemi berwarna pink, Onset bertahap.
Terdapat nodul berbatas tegas di bawah konjngtiva yang
mobile (bila ditekan terasa sakit), Tes Epinefrin 2.5% : (+) Hiperemi episklera berwarna kebiruan, Visus menurun,
injeksi berkurang pemeriksaan tes tetes epinefrin 2,5% (-)
Konjungtivis
Hiperemi konjungtiva bulbi (injeksi konjungtiva), Lakrimasi sekret
yang banyak dan lengket pada pagi hari,ini terjadi pada
konjungtivitis bakteri, Rasa gatal ,ini terjadi pada konjungtivitis alergi
Keratitis viral :
Keratitis punctata superficial → lesi stellata → ulkus dendritik → ulkus geografik (dengan fluorescein)
Keratitis Fungal lesi satelit kecil multipel di sekitar lesi utama
Episkleritis Simple OD
c. Monitor
1. Pemantauan klinis pasien.
2. Kontrol apabila keluhan memberat.
Edukasi
Episklera adalah lapisan penyusun sklera yang paling luar, terdiri dari jaringan ikat
elastis dan jaringan ikat kolagen yang tersusun longgar dengan diameter serabut yang
lebih kecil daripada diameter serabut jaringan ikat yang ada di stroma sklera.
Episkleritis cenderung unilateral pada dua pertiga kasus. (1),(2) Episkleritis difus
terjadi pada sekitar 70% pasien sedangkan, episkleritis nodular hanya terjadi pada
sekitar 30% pasien.
Pemeriksaan Oftalmologi
Pada episkleritis, dilatasi dan kongesti pembuluh darah episklera superfisial. Skleritis dilatasi
dan kongesti pembuluh darah episklera profunda dan edema yang terjadi pada sklera. Injeksi
episklera yang berwarna merah muda membedakan episkleritis dari skleritis yang memiliki
injeksi berwama merah kebiruan. Apabila mata ditetes fenilefrin 2,5%, injeksi pada episkleritis
akan berkurang.
Pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi
Pada kebanyakan pasien dengan episkleritis yang “self limited” pemeriksaan
inflamasi autoimun sistemik termasuk hitung darah lengkap dengan diferensial, Darah
perifer lengkap, CRP, fungsi hati & ginjal, asam urat, foto thorax, ANA, anti dsDNA,
Tatalaksana
Prinsip pengobatan pada episkleritis adalah mengurangi gejala yang timbul.
Salah satunya menggunakan artificial tears untuk mengurangi gejala mata kering
yang digunakan selama 1-2 minggu.
kortikosteroid topical selama 24-48 jam, seperti Prednisolon 0,5 %, 1-2 tetes,
2-4 kali sehari, atau menggunakan Dexamethasone 0,1 %, 1-2 tetes setiap 1 jam
pada siang hari dan setiap 2 jam pada malam hari.
Pasien yang diberi steroid topikal harus diperiksa setiap mingggunya (termasuk
pemeriksaan tekanan intraokular) sampai gejala-gejalanya hilang. Kemudian frekuensi
pemberian steroid topikal ditappering off.
Kepada pasien harus dijelaskan bahwa episkleritis dapat berulang pada mata yang
sama atau pada mata sebelahnya
Prognosis
episkleritis dapat sembuh sempurna atau bersifat residif yang daapt menyerang
tempat yang sama. Umumnya kelainan ini sembuh sendiri dalam 1-2 minggu. Namun
kekambuhan dapat terjadi selama bertahun-tahun. Pada kebanyakan kasus perjalanan
penyakit dipersingkat dengan pengobatan yang baik
Komplikasi
Episkleritis jarang menimbulkan komplikasi, tetapi jika terjadi berdekatan dengan
kornea, dapat terbentuk infiltrat di kornea perifer atau bahkan edema kornea.
Hal ini bisa membuat permukaan perifer kornea menjadi lebih tipis dan dapat timbul
vaskularisasi baru (neovaskularisasi).
Edema kelopak mata dan khemosis dapat terjadi pada kasus yang berat berat akibat
ekstravasasi cairan dari pembuluh darah di area yang terinflamasi.
Daftar Pustaka
1. Riordan-Eva P, Augburger JJ. Vaughan & Asbury’s General Opthalmology 19 Edition. New-York: McGraw-Hill
Education. 2018.
2. Sitorus RS, Sitompul R, Widyawati S, Bani AP. Buku Ajar Oftalmologi. Edisi Pertama. Jakarta: Universitas
Indonesia. 2020.
3. Schonberg S, Stokkermans TJ. Episcleritis - StatPearls - NCBI Bookshelf. StatPearls. 2021.
4. Otaif W, Al Somali AI, Al Habash A. Episcleritis as a possible presenting sign of the novel coronavirus
disease: A case report. Am J Ophthalmol Case Report. 2020;20:100917.
5. Xu TT, Reynolds MM, Hodge DO, Smith WM. Epidemiology and Clinical Characteristics of Episcleritis and
Scleritis in Olmsted County, Minnesota. Am J Ophthalmol.
6. Anthony L. Mescher. Jonqueira’s Basic Histology. Vol. 2018, McGraw-Hill Education. 2018.
7. Ilyas HS, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. edisi ke-5. Jakarta: Badan Penerbit FK UI: 2019.
8. Promelle V, Goeb V, Gueudry J. Rheumatoid arthritis associated episcleritis and scleritis: An update on
treatment perspectives. J Clin Med. 2021;10(10)