Anda di halaman 1dari 179

Pemicu II

Bukan Hanya Satu, tapi


Keduanya Merah

Kelompok 6
Blok Sistem Penginderaan
Kamis, 21 Agustus 2014

Kelompok 6
Tutor

dr. Eko

Ketua

Frudensia Kristiana

Sekretaris

Anggita Tri Lestari

Penulis

Yantina Larasati

Anggota

Vinawine Putri N.
Kevin Andrew
Vicky Lumalessil
Sella
Junetta Airene Priskila T.
Amelia Suciady
Ni Putu Kusuma Dewi
Vicky Vendy
Milana Yunus

Bukan Hanya Satu, tapi


Keduanya Merah
Seorang perempuan berusia 40 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan kedua matanya merah. Mata kanan merah dan sakit sejak 3
hari yang lalu, disertai dengan berair dan silau. Mata kiri juga merah
sejak 1 minggu yang lalu dan terasa tidak nyaman seperti ada yang
mengganjal. Di kelopak mata kiri atas juga ada benjolan dan terasa
nyeri sejak 1 minggu yang lalu.
Sudah diobati dengan tetes mata Insto tapi tidak ada perubahan.
Dari pemeriksaan didapatkan :
VOD : 6/30, VOS : 6/6
Status oftalmikus OD
Palpebra superior et inferior : normal
Konjungtiva tarsal superior et inferior : normal
Konjungtiva bulbi : Injeksi siliar (+)
Kornea : Keratik presipitat (+)
COA : Hipopion
Pupil : Ireguler, RC (+)
Iris : Sinekia posterior (+)
Lensa : jernih

Status oftalmikus OS
Palpebra superior : benjolan (+) sebesar 3 mm, hiperemis
(+), nyeri tekan (+)
Palpebra inferior : normal
Konjungtiva tarsal superior : hiperemis di bagian benjolan
Konjungtiva tarsal inferior : normal
Konjungtiva bulbi : Injeksi episklera (+), nodul (+)
Kornea : jernih
COA : normal
Pupil : Bulat, RC (+), diameter 3 mm
Iris : Coklat
Lensa : jernih
Funduskopi : dalam batas normal
Apa yang dapat Saudara pelajari dari kasus ini ?

Istilah Asing
1. Injeksi siliar : melebarnya pembuluh
perikorneal ( a. Siliar anterior )
2. Keratik presipitat : kumpulan sel radang
yg menempel pada endotel kornea
3. Hipopion : penimbunan sel radang ( sel
darah putih ) di bawah COA
4. Sinekia posterior : perlekatan iris dgn
bagian anterior lensa
5. Injeksi episklera : melebarnya a. siliar
longus yg memperdarahi intraokuler

Perumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan mata kiri merah 1
minggu lalu dgn mata kanan merah 3 hari
lalu ?
2. Apa saja yg menyebabkan keluhan
mengganjal, berair, silau, nyeri, dan
benjolan pada kelopak mata ?
3. Mengapa sudah ditetesi obat mata tapi
tidak ada perubahan ?
4. Bagaimana interpretasi status oftalmikus ?
5. Apakah ada hubungan antara hipertensi
dengan mata merah ?

Curah Pendapat
1. - Pada kasus ini tdk ada hubungan krn pd mata kanan mata
merah visus ; mata kiri mata merah visus normal
- Ada hubungan, jika ada infeksi, hygiene buruk, dan kebiasaan
mengucek mata
2. - Mengganjal hordeolum interna & eksterna, kalazion, corpus alineum
- Berair & silau kerartitis & penyakit mata merah lainnya
- Nyeri tekan hordeolum
3. Insto artificial tears : tdk mengobati infeksi / hordeolum
4. VOD :
- 6/30
- Injeksi siliar krn infeksi P.D dilatasi permeabilitas P.D
sel radang keluar ke COA hipopion keratik presipitat
- Sinekia posterior krn penumpukan sel radang perlekatan iris
ke lensa pupil ireguler
OS : Benjolan, hiperemis, nyeri tekan kemungkinan : hordeolum,
blepharitis
5. Ada, contoh : skleritis, glaukoma akut, hematoma subkonjungtiva

Mind Maping
VISUS
-Keratitis
-Keratokonjungtiviti
s sika
-Endoftalmitis
-Glaukoma akut
-Uveitis
-Iridosiklitis
KELAINAN
KELOPAK
-Blepharitis
-Hordeolum
-Chalazion
-Laserasi
kelopak
mata
-Trikiasis

MATA
MERAH

APARATUS
LAKRIMALIS
-Dakriodenitis
-Dakriosistitis

VISUS
NORMAL
-Konjungtivitis
-Skleritis
-Hematom
subkonjungtiva
-Pterygium
-Mata kering
-Benda asing di
konjungitva
-Pinguecula
-Episkleritis

Learning Objective
Mengetahui dan menjelaskan
mengenai :
1.Mata merah dgn visus normal
2.Mata merah dgn visus
3.Kelainan kelopak mata
4.Kelainan aparatus lakrimalis
5.Hubungan hipertensi dengan
kelainan mata

Mata Merah
dengan Visus
Normal

Mata Merah
Klasifikasi
Mata
Merah
dengan
Penglihat
an
Normal :

1.

2.
3.
4.
5.

Mata merah dengan Penglihatan Normal dan Tidak


kotor atau Belek
Pterigium
Pseudopterigium
Pinguekula dan Pinguekula iritans
Hematoma subkonjungtiva
Episkleritis Skleritis
Mata merah dengan Penglihatan Normal dan Kotor
atau Belek
Konjungtivitis
Trakoma
Konjungtivitis Dry Eyes (Mata kering)
Defisiensi Vitamin A
Toksik konjungtivitis folikular
Penyakit konjungtiva etiologi tidak jelas
Keratokongjungtivitis Limbus Superior
Konjungtivitis membranosa

PTERIGIUM
Keterangan
Defini Suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat
si
degeneratif dan invasif
Letak

Celah kelopak bagian nasal ataupun temporal konjungtiva


kornea

Bentu Segitiga dengan puncaknya di bagian sentral atau di daerah


k
kornea
Sifat

Mudah meradang dan bila terjadi iritasi maka bagian


pterigium merah. Rekuren, terutama pada pasien yang
masih muda

Etiolo
gi

Diduga iritasi lama akibat debu, cahaya sinar matahari, dan


udara yang panas. Etiologinya tidak diketahui dengan jelas
dan diduga merupakan suatu neoplasma, radang dan
degenerasi

Gejal
a

Tidak memberikan keluhan atau akan memberikan keluhan


mata iritatif, merah, mungkin menimbulkan astigmat
Dapat disertai dg keratitis pungtata dan dellen

Terapi Tidak diperlukan. Bila meradang dapat diberikan


steroid/dekongesten tetes mata.

Berdasarkan luas
perkembangan
Stadium

Keterangan

Pterigium blm mencapai


limbus

II

Sdh mencapai/melewati
limbus tp blm mencapai
pupil

III

Sdh mencapai pupil

Berdasarkan progresifitas
tumbuhnya
Stadiu
m

Keterangan

Statione Relatif tdk berkembang


r
lagi (tipis, pucat, atrofi)
Progresif Berkembang > besar dlm
waktu singkat

PSEUDOPTERIGIUM
Keterangan
Definisi

Perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat

Letak

Pada daerah konjungtiva yang terdekat dengan proses


kornea sebelumnya

Beda
dengan
pterigium

Selain letaknya tidak harus pada celah kelopak atau


fisura palpebra, juga pada pseudopterigium ini dapat
diselipkan sonde dibawahnya

Sering terjadi pada proses penyembuhan tukak kornea konjungtiva


menutupi kornea. Pada pseudopterigium selamanya terdapat
anamnesis adanya kelainan kornea sebelumnya, seperti tukak
kornea. Jumlah pembuluh darah pada pseudopterigium sama dengan
keadaan pembuluh darah normal

PINGUEKULA IRITANS
Keterangan
Definsi

Benjolan pada konjungtiva bulbi, degenerasi hialin


jaringan submukosa konjungtiva

Epidemiologi

Pada orang tua

Etiologi

Rangsangan sinar matahari, debu, dan angin


panas

Letak

Bercak ini pada celah kelopak mata terutama di


bagian nasal

Patofisiologi

Pembuluh darah tidak masuk ke dalam pinguekula


akan tetapi bila meradang/terjadi iritasi, maka
sekitar bercak degenerasi ini akan terlihat
pembuluh darah yang melebar

Terapi

Tidak perlu pengobatan, akan tetapi bila terlihat


adanya tanda peradangan, maka dapat diberikan
obat antiradang

Hematoma subkonjungtiva
Terjadi karena adanya pembuluh darah
pada lapisan konjungtiva yang pecah
Terjadi pada pd. Rapuh (umur,
hipertensi, arteriosklerosis,
konjungtivits hemoragik, anemia,
pemakaian anikoagulan, batuk rejan),
trauma langsung.
Dapat diserap spontan dalam waktu 13 minggu.

Episkleritis
Adalah peradangan lokal sklera yg
relatif sering dijumpai
Pd 2/3 kasusunilateral
Pria:wanita sama
Penyebab: tidak diketahui, mungkin
Reaksi hipersensitivitas
Penyakit2 sistemik jg dilaporkan
berkaitan dengan episkleritis

Episkleritis
Gejala:
Kemerahan,nyeri, fotofobia, nyeri tekan,
lakrimasi

Pd pem mata:
hiperemi lokal, bola mata tampak berwarna
merah muda atau keunguan

Terdapat infiltrasi, kongesti, dan edema


episklera, konjungtiva di atasnya, dan
kapsula Tenon di bawahnya
Episkleritis: sederhana dan nodular

Episkleritis
Kelainan bersifat jinak, dapat sembuh
sendiri dalam 1-2 minggu
Kekambuhan dapat terjadi selama
bertahun-tahun
Terapi:
kortikosteroid (deksametason0,1%) meredakan
peradangan dalam 3-4 hari, lebih efektif untuk
episkleritis sederhana drpd nodular
Obat anti inflamasi nonsteroid oral (flurbiprofen
atau indometasin)

Skleritis
Gangguan granulomatosa kronik yang ditandai
oleh destruksi kolagen, sebukan sel, dan kelainan
vaskuler yang mengisyaratkan adanya vaskulitis
Penyebab: hipersensitivitas tipe IV, tipe III, dan
penyakit sistemik
Gejala : bola mata berwarna ungu gelap akibat
dilatasi pleksus vaskular di dalam sklera dan
episklera

Skleritis
Skleritis anterior
Tipe difus
Tipe nodular
Tipe nefrotikans
Ada peradangan
Tidak ada peradangan

Skleritis posterior

KONJUNGTIVITIS
Keterangan
Gejala

Mata merah, sekret atau mata kotor, dan rasa pedes atau seperti
kelilipan

Predileksi

Biasanya akan mengenai kedua mata akibat mudah menular ke


mata sebelumnya. Bila terdapat hanya pada salah satu mata,
maka hal ini biasanya diakibatkan alergi atau moluskum
kontagiosum

Terapi

Pengobatan kausal dan tidak dibabt. Bila dibebat, maka kuman


penyebab akan berkembang biak lebih cepat karena suhu mata
yang biasanya lebih dingin sudah sama dengan suhu badan

Pembagian konjungtivitis berdasarkan


penyebabnya
Konjungtivitis akut
Konjungtivitis akut bakterial

Konjungtivitis blenore
Konjungtivitis gonore
Konjungtivitis difteri
Konjungtivitis folikular
Konjungtivitis kataral
Blefarokonjungtivis

Konjungtivitis akut viral

Keratokonjungtivitis epidemik
Demam faringokonjungtiva
Keratokonjungtivitis herpetik
Keratokonjungtivitis New Castle
Konjungtivitis hemoragik akut

Konjungtivitis akut
jamur
Konjungtivitis akut
alergik
Konjungtivitis
vernal
Konjungtivitis fliten

Konjungtivitis
kronis
trakoma

Diagnosis Banding Konjungtivitis


Viral

Bakteri

Jamur

Alergi

Purulen

Nonpurulen

Sedikit

Penuh

Sedikit

Sedikit

Sedikit

Banyak

Sedang

Sedang

Sedikit

Sedikit

Gatal

Sedikit

Sedikit

Tak ada

Tak ada

Berat

Merah

Merata

Merata

Terbatas

Terbatas

Merata

Kelenjar
aurikular

Membesar

Jarang

Membesar

Membesar

Normal

Pulasan

Monosit
Limfosit

Bakteri
PMN

Bakteri
PMN

Biasa (-)

Eosinofil
(granula)

Sakit
tenggorok
demam

Kadang

Jarang

Sekret
Air mata

Konjungtivitis Akut Bakterial


Konjungtivitis
blenore

Konjungtivitis gonore

Konjungtivitis difteri

Definisi

Konjungtivitis pada
bayi yang baru lahir

Istilah yang dipakai untuk


konjungtivitis dewasa yang
disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoea

Radang konjungtiva

Etiologi

Gonococ dan
chlamydia

Neisseria gonorrhoea
Pada orang dewasa
autoinfeksi pada penderita
uretritis/ servisitis gonore

Bakteri difteri yang


memberikan
gambaran khas
berupa terbentuknya
membran pada
konjungtiva tarsal

Gejala

Gonococ kelopak
yang lengket, sukar
dibuka dan penuh
nanah di belakang
kelopak yang lengket

Dewasa nyeri pada


mata, mata merah dengan
rasa kelilipan , sekret tidak
sekental oftalmia
neonatorum
3 stadium: infiltratif,
purulen,penyembuhan

Terdapat pada anak


yang menderita
difteri.
Kelopak
membengkak, merah
dan kaku dan
terdapatnya membran

Konjungtivitis blenore

Konjungtivitis
gonore

Konjungtivitis
difteri

Masa
inkubasi

gonococ 3-6 hari,


chlamydia 8 hari

Diagnosis

Gonore pulasan gram


terlihat sel leukosit polimorfo
nuklear dengan diploc Gram
negatif intrase- lular
Chlamydia chlamydia
oculogenital trachomatis
pulasan epitel terdapat
pigmen basofil di dalam
sitoplasma dengan reaksi
neutrofil, sel plasma dan sel
mono nuklear

Ditemukan
gonococ pada
pemeriksaan
pulasan sekret
konjungtiva

Pembiakan pada
agar Loefler

Terapi

Penisilin topikal tetes atau


salep sesering mungkin

Membilas mata
sesering mungkin
dan salep penisilin

Penisilin disertai
dengan antitoksin
difteri

Konjungtivitis
blenore
Penyulit

Konjungtivitis
gonore

Konjungtivitis
difteri

Terjadinya
Keratitis dan
perforasi kornea
simblefaron
akibat terdapatnya
enzim proteolitik
kuman gonore
Bila terjadi
perforasi
endoftalmitis dan
fisis bulbi

Konjungtivitis Akut Bakterial


Konjungtivitis
folikular

Konjungtivitis
kataral

Blefarokonjungt
ivis

Definisi

Konjungtivitis yang
disertai dengan
pembentukan folikel pada
konjungtiva, sering pada
anak-anak

Penyakit dengan gejala


utama berupa banyaknya
sekret berlendir pada
mukosa konjungtiva

Radang kelopak dan


konjungtiva, sering
menimbulkan reaksi
alergi pada kornea

Etiologi

Penimbunan limfosit di
dalam jaringan adenoid
subepitel konjungtiva
akibat infeksi bakteri,
virus, dan rangsangan
bahan kimia

Pneumococ, staphylococ
dan Haemofillus aegypti
yang juga terlihat pada
penyakit virus lain seperti
rubella/ morbilli

Staphylococ ,
mengenai kelenjar
Meibom dan folikel
rambut

Gejala

Mata merah juga disertai


lakrimasi nyata
Perjalanan penyakit : akut
dan kronis

Kelopak mata sukar


dibuka pada pagi hari
sekret bertambah pagi
hari, kelilipan, silau,
kadang pengli -hatan
terganggu sekret
mukopurulen di depan
kornea

Perasaan gatal pada


mata yang menonjol
dengan terbentuknya
krusta pada tepi
kelopak disertai
dengan keratitis
pungtata epitelial

Konjungtivitis
folikular

Konjungtivitis
kataral

Blefarokonjungt
ivis

Masa inkubasi

Diagnosis

Terapi

Memberikan
antibiotik dan
membersihkan
sekret mata

Membersihkan
kelopak disertai
antibiotik
neomisin,
basitrasin atau
polimiksin tetes
mata

Penyulit

Keratitis pungtata
dan tukak kornea

Macam bentuk konjungtivitis


alergi

Konjungtivitis
Konjungtivitis
Konjungtivitis
Konjungtivitis
Konjungtivitis

flikten Konjungtivitis alergi


kronik
vermal
Sindrom Stevens
atopi
Johnson
alergi bakteri
Pemfigoid okuli
alergi akut
Sindrom Syogren

Konjungtivitis vermal

Akibat rx hipersensitivitas (tipe I)


Mengenai ke 2 mata, rekuren
Dapat sembuh sendiri tanpa obat.
Usia 3-25 th
Kedua jenis kelamin sama (laki2
mulai <10 th )

Konjungtivitis iatrogenik
Akibat pengobatan yang diberikan dokter

Konjungtivitis atopik
Reaksi alergi selaput lendir mata atau
konjungtiva terhadap polen disertai
demam.
Mata berair, bengkak, dan belek berisi
eosinofil.

KONJUNGTIVITIS FLIKTEN
Keterangan
Definisi

Suatu peradangan konjungtiva yang diakibatkan oleh reaksi alergi

Epidemiologi

Sering ditemukan pada anak yang kekurangan gizi atau dewasa muda,
pasien diperbaiki gizinya

Etiologi

Kelainan ini merupakan manifestasi alergik (hipersensitivitas tipe IV)


endogen tuberkulosis, bakteri staphylococcus, coccidioidomycosis, candida
dan helmintes

Tanda

Terjadi benjolan sebesar jarum pentul yang terutama terletak di daerah


limbus

Gejala

Mata merah setempat dengan keluhan pedes dan kadang sakit dan
lakrimasi. Bila kornea ikut terkena selain rasa sakit, pasien juga akan
merasa silau disertai blefarospasme. Terlihat juga kumpulan pembuluh
darah yang mengelilingi suatu tonjolan bulat dengan warna kuning kelabu
seperti suatu mikroabses yang biasanya terletak di dekat limbus. Biasanya
abses menjalar ke arah sentral/kornea dan terdapat tidak hanya satu

KONJUNGTIVITIS FLIKTEN
Keterangan
Histopatologik

Terlihat kumpulan sel leukosit neutrofil dikelilingi sel


limfosit, makrofag, dan kadang sel datia berinti banyak.
Unilateral tapi kadang kadang mengenai kedua mata .

Terapi

Kortikosteroid lokal dan mengatasi sumber infeksi


Miadriatika diberikan bila mengenai jaringan kornea/telah
terjadi keratitis flikten

Penyulit

Menyebarnya flikten ke dalam kornea/terjadinya infeksi


sekunder timbul abses

Prognosis

Bila tidak ada penyulit biasanya sembuh spontan dalam


2 minggu

Sindrom Steven Johnson


Penyakit eritema multiform yang berat
(mayor)
Sering usia muda sekitar 35th
Etiologi : diduga suatu reaksi alergi pda
orang yang punya predisposisi alergi
terhadap obat2 sulfonamid, barbiturat,
salisilat.
Sering ditemukan sesudah suatu infeksi
herpes simpleks.

Kelainan ditandai
lesi pd kulit (eritema)
dan mukosa.
Mata merah, demam,
kelemahan umum
Sakit pd sendi.
Disertai gejala vesikel
pd kulit, bula, dan
stomatitis ulseratif.

Pada mata
Vaskularisasi
kornea
Parut konjungtiva
Konjungtiva kering
Simblefaron, tukak
dan perforasi
kornea
Dapat memberikan
penyulit
endoftalmitis.

Kelainan mukosa berupa konjungtivitis


pseudomembran
Pengobatan
Kortikosteroid sistemik
Infus cairan antibiotik
Pengobatan lokal mata : pembersihan sekret yang
timbul, midriatika, steroid topikal dan mencegah
simblefaron.
Hati2 kortikosteroid terhadap adanya infeksi
herpes simpleks.

KONJUNGTIVITIS AKUT
BAKTERIAL
Keterangan
Definisi

Bentuk konjungtivitis murni

Etiologi

Disebabkan oleh staphylococ, streptococ, pneumococ,


gonococ, Haemifillus aegypti, pseudomonas, dan basil Morax
axenfeld

Pemeriksaan

Pemriksaan pulasan untuk mengetahui penyebabnya

Terapi

Tetes mata kloramfenikol/tetes mata neomisin/antibiotika yang


sesuai dengan penyebabnya

Konjungtivitis Bakteri Akut


Etiologi: Streptococcus, C. diphterica,
Pseudomonas, neisseria, dan haemophilus.
Gejala klinis: konjungtivitis mukopurulen dan
purulen.
Tanda: hiperemi konj, edema kelopak, papil
dgn kornea yg jernih
Th/ kdg diberikan sblm px mikrobiologik dgn
AB tunggal, seperti : neosporin, basitrasin,
gentamisin, kloramfenikol, tobramisin,
eritromisin, dan sulfa

Penatalaksanaan
Bila tdk ada kuman pd sediaan lgsg, maka
diberikan Ab spektrum luas dlm bentuk
tetes mata tiap jam/ salep mata 4-5x
sehari.
Bila tdk sembuh dlm 1 minggu: px
resistensi, defisiensi air mata, atau
kemungkinan obst duktus nasolakrimal.

Konjungtivitis gonore
Rdg konj akut dan hebat yg disertai dgn
sekret mukopurulen.
Pd neonatus umumnya tjd pd saat jln lahir.
Pd dewasa akibat dari penularan penyakit
kelamin sendiri
Di klinik:
Oftalmia neonatorum (bayi 1-3 hari)
Konjungtivitis gonore neonatorum
infantum (usia >10 hari)
Konjungtivitis gonore auditorum

Std. Infiltratif
Kelopak dan konj kaku disertai sakit
saat perabaan.
kelopak bengkak dan kaku sukar
dibuka.
Terdapat pseudomembran di konj
tarsal sup sedangkan konj bulbi merah,
kemotik dan menebal.
Pd orang dewasa selaput konj lebih
bengkak dan lebih menojol dgn gamb
spesifik gonore dewasa.

Std. Supuratif
Terdapat sekret yg kental
Pada bayi biasanya mengenai kedua mata
dgn sekret kuning kental, dewasa sekret
tdk trll kental
Terdapat pseudomembran yg merupakan
kondensasi fibrin pd permukaan konj
Diagnosa pasti: px sekret dgn metilen
blue dmn akan terlihat diplokok ddlm sel
leukosit

Pewarnaan gram (+) diplokok batang batang


intraseluler & curiga konjungtivitis gonore
Ps dirawat+penisilin salep-suntikan
bayi 50.000 U/kgBB selama 7 hari.
Sekret dibersihkan dgn kapas yg dibasahi air
bersih (direbus) / garam fisiologis tiap jam
Kemudian diberi salep penisilin.
Ab sistemik sesuai dgn pengobatan gonokok.

Std. Penyembuhan
Semua gejala sangat berkurang.
Pengobatan dihentikan bila pada
pemeriksaan mikroskopik yg dibuat setiap
hari menghasilkan 3x berturut-turut
negatif.

Penyulit
Tukak kornea marginal terutama di bagian
atas.
Mudah berperforasi akibat adanya daya
lisis gonokok
Anak keratitis ataupun tukak kornea
perforasi kornea.
Dewasa tukak terletak
marginal+berbentuk cincin.
Perforasi kornea endoftalmitis dan
panoftalmitis kebutaan total.

Konjungtivitis Angular
Terutama didapatkan di daerah kantus
interpalpebra, disertai ekskoriasi kulit di
sekitar daerah meradang.
Etiologi: Moraxella axenfeld
Terdapat sekret mukopurulen dan pasien
sering mengedip.
Pengobatan: tetrasiklin atau basitrasin.
Dapat memberikan penyuli blefaritis.

Konjungtivitis mukopurulen
Konjungtivitis dengan gejala umum konjungtivitis
kataral mukoid.
Etio: Staphylococcus atau basil Koch Weeks.
Terdapat hipermia konjungtiva dengan sekret berlendir
yang mengakibatkan kedua kelopak melekat terutama
pada waktu bangun pagi.
Sering ada keluhan seperti adanya halo atau gambaran
pelangi yang sebaiknya dibedakan dengan halo
glaukoma.
Gejala penyakit terberat terjadi pada hari ketiga dan
bila tidak diobati akab berjalan kronis.
Pengobatan dengan membersihkan konjungtiva dan Ab
yg sesuai.
Penyulit: tukak kataral marginal pada kornea atau
keratitis superfisial.

Konjungtivitis virus akut


Demam faringokonjungtiva
Etiologi: adenovirus tipe 3 atau 7
Gejala: demam, faringitis, sekret berair dan
sedikit, yg mengenai satu atau kedua mata.
Terutama mengenai remaja yang disebarkan
oleh droplet atau kolam renang.
Masa inkubasi 5-12 hari, yang menularkan
selama 12 hari, dan bersifat epidemik.
Mengenai 1 mata yang akan mengenai mata
lainnya dalam minggu berikutnya.

Berjalan akut dengan gejala penyakit


hiperemia konjungtiva, folikel pada
konjungtiva, sekret serous, fotofobia, kelopak
bengkak dengan pseudomembran.
Pada kornea dapat terjadi keratitis superfisial
dan atau subepitel dengan pembesaran
kelenjar limfe preurikel.
Pengobatan: suportif karena dapat sembuh
sendiri. Diberikan kompres, astringen,
lubrikasi, pada kasus yg berat dapat diberikan
Ab dengan steroid topikal. AB diberikan untuk
mencegah infeksi sekunder

KONJUNGTIVITIS HERPES
SIMPLEX
Infeksi berulang
pd mata
Srg disertai
infeksi herpes pd
kulit dgn
pbesaran kel
preaurikel
Pengobatan:
antivirus

KONJUNGTIVITIS VARICELLA
ZOSTER

Bila terkena
ganglion saraf
trigeminus cab
oftalmik akan
terlihat gjl herpes
zoster pd mata
Gejala: mata
hiperemia, vesikel
dan
pseudomembran
pd konj, papil,
pbesaran kel
aurikel

Pengobatan
Kompres dingin+asiklovir 400 mg/hari slm 5
hari.
2 minggu pertama diberikan analgetika
mhilangkan rasa sakit.
Kelainan permukaan salep tetrasiklin
Steroid tetes dexamethason 0,1% bila
terdapat episkleritis, sklereitis, dan iritis.
Glaukoma yg tjd akibat iritis steroid dan
antiglukoma.

Diagnosis: ditemukannya sel raksasa


pd px giemsa, kultur virus, dan sel
inklusi intranuklear
Penyulit: parut kelopak, neuralgia,
katarak, glaukoma, kelumpuhan N III,
VI, VI, atrofi saraf optik, buta

KONJUNGTIVITIS INKLUSI
Konjungtivitis
okulogenital
Etiologi: Chlamidia
Bayi: konjungtivitis
purulen
Dewasa: konj
hiperemik, kemotik,
pseudomembran, folikel
nyata pd kelopak
bawah, hipertrofi papil,
pbesaran kel periaurikel

Th/ tetrasiklin atau sulfisoksasol topikal


dan sistemik
Klamidia menetap di uretra, prostat,
serviks, dan epitel rektum untuk bbrp than
sehingga mudah terjadi infeksi ulang.
Bisa epidemic karena merupakan
swimming pool konjungtivitis

KONJUNGTIVI
TIS KRONIS

TRAKOMA
Keterangan
Definisi

Konjungtivitis folikular kronis

Epidemiologi

Anak-anak walupun dapat mengenai semua umur

Etiologi

Clamydia trachomatis

Penularan

Kontak langsung dengan sekret penderita/melalui handuk,


saputangan/alat kebutuhan sehari-hari

Masa inkubasi 5-14 hari


Gejala

Gatal pada mata, berair, dan fotofobia

Tanda khusus

Adanya papil, folikel, sikatrik pada tarsus atas, dan pannus. Folikel
terutama terdapat di daerah konjungtiva tarsal 1/3 nasal atas

Histologik

Sel Leber dengan limfoblas yang menyokong diagnosis trakoma.


Terdapat badan inklusi Halber Statter Prowazek berupa granula
basofilik yang berbentuk cakup terhadap nukleus di dalam sel epitel
konjungtiva

Penyulit

Dapat terjadi akibat jaringan parut tarsus yang mengakibatkan


entropion, trikiasis, simlefaron/keratitis yang terinfeksi ulkus kornea
Kekeringan bola mata gangguan mukosa xerosis
konjungtiva/kornea

Terapi

Salep tetrasiklin selam 3 bulan. Sulfonamid diberika bila terdapat

Klasifikasi dan
stratikidasi trakoma
menurut Mc Callan
Stadium

Nama

Gejala

Stadium I

Trakoma insipien

folikel imatur, hipertrofi papilar


minimal

Stadium II

Trakoma

Folikel matur pada dataran


tarsal atas

Stadium IIA

Trakoma dengan hipertrofi


folikular yang menonjol

Keratitis, folikel limbal

Stadium IIB

Dengan hipertrofi papilar yang


menonjol

Aktivitas kuat dengan folikel


matur tertimbun di bawah
hipertrofi papilar yang hebat

Stadium III

Trakoma memarut (sikatrik)

Parut pada konjungtiva tarsal


atas, permulaan trikiasis,
entropion

Stadium IV

Trakoma sembuh

Tak aktif, tak ada hipertrofi


papilar atau folikular, parut
dalam bermacam derajat variasi

Defisiensi vitamin A
Dapat terjadi pada semua umur (umumnya
pada usia 6 bln 4 th)
Biasanya tdpt kelainan protein kalori
malnutrisi
Dapat terjadi pada pasien dengan
gangguan GI dan sirosis hepatis
Dibagi menjadi 2 :
Primer kekurangan vit. Dalam diet
Sekunder absorpsi usus tidak baik (bs tjd
dewasa)

Manifestasi klinis
Mata kering seperti kelilipan,
Sakit
Buta senja
Penglihatan turun perlahan

Terlihat ketidak mampuan air mata


membasahi mata, meskipun pd pem.
Schirmer terlihat jml sel air mata cukup
kerusakan sel Goblet (musin kurang)

Pemeriksaan tambahan :
Tes adaptasi gelap
Kadar vit. A dlm darah (<20 mcg/100ml
krg asupan)

Th/ : vit. A 200.000 IU peroral hari ke


1&2, bila blm ada perbaikan dosis sm pd
hr ke-3
(perbaikan nyata dlm 1-2 mg)
Pd gangguan protein kalori malnutrisi
me+ vit.A, perbaikan gizi pasien

Klasifikasi (WHO)
01-A Xerosis konjungtiva
01-B Bercak bitot dengan xerosis konjungtiva
X2

Xerosis kornea

X3

Xerosis dengan tukak kornea

X3-B Keratomalasia dengan catatan :


XN : buta senja, night blindness
XF : Xerosis fundus
XS : parut, scar xerosis

Xerosis pada defisiensi Vit. A merupakan xerosis epitel


Xerosis disertai pengerasan dan penebalan epitel
Letak : celah kelopak mata kantus eksternus

Konjungtivitis Dry Eyes


Definisi
Etiologi

suatu keadaan keringnya permukaan kornea n


konjungtiva akibat dari kurangnya fungsi mata
Defisiensi lemak kelopak mata
Blefaritismenahun
Distikiasis
Akibat pembedahan kelopak mata
Defisiensi kelenjar kelopak mata
Sindrom syogen
Sindrom riley day
Alakrimia kongenital
Aplasi kongenital saraf trigeminus
Sarkoidosis
Limfoma kelenjar air mata
Obat diuretik
Atropin
Usia tua
Defisiensi komponen musim
Benign ocular pempigoid
Penguapan yg berlebih
Kerattis logaftalmus
Parut pada kornea/ hilangnya mikrovili kornea

Konjungtivitis Dry Eyes


Gejala

Mata gatal, Mata seperti berpasir, Silau,


Penglihatan kabur, Sekresi berlebih, Mata
tampak kering, Erosi kornea, Konjungtiva
bulbi edem, Hiperemik menebal n kusam,
Kadang terdapat benang mukus
kekuningan pada forniks konjungtiva bag
bawah

Pemeriksaan

Uji scheimer

Terapi

Tergantung penyebab n pemberian air mata


buatan

Komplikasi

Ulkus kornea
Infeksi sekunder bakteri
Neovaskularisasi kornea

Mata Merah
dengan Visus

Mata Merah
Klasifikasi
2.

Mata
1.
Merah
dengan
Penglihatan
Turun
Mendadak

Keratitis
Keratitis Pungtata
- Keratitis pungtata superfisial
- Keratitis pungtata subepitel
Keratitis Marginal
Keratitis Interstisial
Keratitis Bakterial
Keratitis Jamur
Keratitis Virus
- Keratitis herpetik
- Keratitis dendritik
- Keratitis disiformis
- Keratitis disiformis
Keratokonjungtivitis epidemi
Keratitis Dimmer atau Keratitis
Numularis
Keratitis filamentosa
Keratitis Alergi
- Keratokonjungtivitis flikten
- Tukak atau ulkus fliktenular
- Keratitis fasikularis
- Keratokonjungtivitis vernal
Keratitis Lagoftalmus
Keratitis Neuroparalitik
Keratokonjungtivitis Sika
Keratitis Sklerotikan

Mata Merah
Klasifikasi
2.

Mata
Merah
dengan
Penglihat
an Turun
Mendada
k

2.

3.

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Tukak (Ulkus) Kornea


- Tukak (ulkus) Marginal
- Ulkus Mooren
- Ulkus sentral
- Ulkus neuroparalitik
- Ulkus serpens akut
- Ulkus kornea pseudomonas aerugenosa
Keratomikosis
Ulkus Ateromatosis
Glaukoma akut
Uveitis
- Uveitis Anterior
Sindrom Vogt Koyanagi-Harada
Endoftalmitis
- Endoftalmitis fakoanafilaktik, uveitis
-fakoantigenik
Oftalmika simpatika
Panoftalmitis

Keratitis
Radang kornea,
keratitis superfisial, interstisial, atau
profunda
Etiologi:
- bakteri, virus, jamur, plg sering : HSV 1
- kurangnya air mata
- keracunan obat
- reaksi alergi
- reaksi terhadap konjungtivitis menahun

Gejala keratitis antara lain:


Keluar air mata yang berlebihan
Nyeri
Penurunan tajam penglihatan
Radang pada kelopak mata (bengkak,
merah)
Mata merah
Sensitif terhadap cahaya

Faktor resiko terjadinya keratitis antara lain :


Perawatan lensa kontak yang buruk; penggunaan
lensa kontak yang berlebihan
Herpes genital atau infeksi virus lain
Kekebalan tubuh yang menurun karena penyakit lain
Higienis yang tidak baik
Nutrisi yang kurang baik (terutama kekurangan
vitamin A)
Pengobatan : Antibiotika, Air mata buatan, sikloplegik

Macam Keratitis

Keratitis Pungtata Keratitis Dimeer atau


Keratitis Numularis
Keratitis Marginal Keratitis filamentosa
Keratitis Interstisial Keratitis Alergi
Keratitis Bakterial Keratitis Lagoftalmos
Keratitis
Keratitis Jamur
Neuroparalitik
Keratokonjungtivitis
Keratitis Virus
Sika
Keratokonjungtivitis Keratitis Sklerotikan
Epidemi

Keratitis Pungtata
Keratitis yang terkumpul di daerah
Bowman, dengan infiltrat berbentuk
bercak halus.
Disebabkan oleh moluskum kontagiosum,
akne rosasea, herpes simpleks, herper
zoster, blefaritis neuropalitik, infeksi virus,
trakoma dan trauma radiasi, dry eyes,
trauma, lagoftalmos, keracunan obat
(neomisin, tobramisin dan bahan
pengawet.)

Keratitis pungtata superfisial


memberikan gambaran infiltrat halus
bertitik pada permukaan kornea.
pasien mengeluh sakit, sialu, mata merah
dan rasa kelilipan.
Keratitis pungtata subepitel
keratitis yang terkumpul didaerah
Bowman.
Biasa Kronis

Keratitis Marginal
Infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea
sejajar dengan limbus
Bila tidak diobati, akan berakibat tukak
kornea.
Penderita mengeluh sakit, seperti kelilipan,
lakrimasi disertai fotophobia berat
Pengobatan :
Antibiotik yang sesuai penyebab infeksi dan
steroid
Vitamin B dan C dosis tinggi.

Keratitis Interstisial
Ditemukan pada jaringan kornea yang lebih dalam.
Keluhan: fotofobia, lakrimasi dan menurunnya
visus.
Seluruh kornea keruh sehingga iris sukar terlihat.
Terdapat injeksi siliar disertai serbukan pembuluh
ke dalam yang nampak kusam disebut salmon
patch
Disebabkan oleh sifilis kongenital , tuberkulosis,
dan trauma
Pengobatan tergantung penyebabnya sulfas
atropin tetes mata dan kortikosteroid

Keratitis Bakterial
Biasanya disebabkan oleh
Staphylokokus, Pseudomonas,
Enterobacteria
Pengobatan
Gram ( - )

Gram ( + )

Tobramisin

Cefazolin

Gentamisin

Vancomyxin

Polimisin

Basitrasin

Keratitis Jamur
Fusarium, Cephalocepharium,
Curvularia
Sakit mata, berair, silau, pada mata
akan terlihat hifa & satelit bila terletak
di dalam stroma.
Diagnosis pasti pemeriksaan
mikroskopik dengan KOH 10%
terhadap kerokan kornea adanya
hifa.

Keratokonjungtivitis
Epidemi

Peradangan kornea dan konjungtiva yang


disebabkan oleh reaksi alergi adenovirus tipe 8.

Pasien demam, merasa seperti benda asing,


nyeri pada periorbita, penglihatan menurun

Ditemukan edema kelopak dan folikel


konjungtiva, pseudomembran pada
konjungtiatarsal yang membentuk jaringan
parut.

Pengobatan keadaan akut : kompres dingin

Bila ditemukan kekeruhan pd kornea, tjd


penurunan visus berat diberikan : Steroid tetes
mata 3-kali sehari

Keratitis Dimer/Keratitis
Bentuk keratitis dengan
Numularis
ditemukanya infiltrat yang bundar
berkelompok dan tepinya berbatas
tegas sehingga memberi gambaran
halo.
Sering terdapat pada petani sawah

Keratitis
filamentosa
Keratitis yang disertai
adanya filamen mukoid dan
deskuamasi sel epitel pada
permukaan kornea

Kelainan ini ditemukan pada mata kering, DM, pasca


bedah katarak, keracunan obat tertentu
Filamen terdiri atas sisa mukoid, dengan dasar bentuk
segitiga yang menarik epitel.
Gejala mata kelilipan, sakit, silau, blefarospasme,
epifora
Mata merah & tdpt defek epitel kornea
Pengobatan dengan larutan Hipertoniik NaCl 5%, air
mata hipertonik, mengangkat filamen, bila mgkn
memasang lensa kontak lembek

Keratokonjungtivitis
flikten
Radang kornea dan konjungtiva yang merupakan
reaksi imun.
Pada benjolan terjadi penimbunan sel limfoid
Secara histopatologi:
Sel eosinofil
Tidak ditemukan basil TB
Terdapat daerah keputihan (degenerasi hialin)
Pengelupasan sel tanduk epitel kornea

Gejala : lakrimasi, fotofobia, rasa sakit


Gambaran karakteristik :
Pd kornea/konjungtiva : papul/pustul
Pd mata : benjolan berbatas tegas berwarna
putih keabuan, dg/tanpa neovaskularisasi ke
benjolan tsb

Gambaran klinis :
hiperemia konjungtiva, kurangnya air mata,
menebalnya epitel kornea, perasaan panas,
gatal, tajam penglihatan berkurang

Penyembuhan : tjd jaringan parut dg


neovaskularisasi pd kornea
Th/ : steroid dpt diberikan dg hati2
Pd penderita anak2 disertai gizi
buruk dpt berkembang mjd tukak
kornea krn infeksi sekunder

Tukak/Ulkus Fliktenular
Sering ditemukan sbg benjolan abu2
Th/ steroid
Dpt menghilang tanpa bekas, tp bila telah mjd
ulkus akibat inf. Sekunder dpt tjd parut kornea.
Bila berat : perforasi kornea

Keratitis Fasikularis
Pembentukan pita pembuluh darah menjalar dr
limbus ke kornea
Berupa tukak kornea
Flikten yg berjalan (wander phylcten) membawa
jalur pemb drh baru sepanjang permukaan
kornea

Keratokonjungtivitis
Vernal
Merupakann penyakit
rekuren dg peradangan
tarsus dan konjungtiva
bilateral
Penyebabnya tidak
diketahui, tjd terutama
pada musim panas dan
mengenai anak < 14 th,
laki-laki >>
Konjungtiva : daerah limbus
berupa hipertrofipapil yang
kadang2 berbentuk cobble
stone

Keratitis Lagoftalmos
Keratitis akibat lagoftalmos dimana kelopak mata tidak
dapat menutup dengan sempurna sehingga tdpt
kekeringan kornea
Lagoftalmosmata terpapartrauma konjungtiva, kornea
keringinfeksi (konjungtivitis/keratitis)
Lagoftalmos akibat tarikan jaringan parut pda tepi kelopak,
eksoftalmos,paralise saraf fasiall, atoni orbikularis okuli
Th/ : mengatasi kausa, air mata buatan, salep mata (u/
cegah infeksi)

Keratitis Neuroparalitik
Keratitis akibat kelainan saraf trigeminus
kekeruhan & kekeringan kornea
Gejala :
Tajam penglihatan me
Silau
tidak nyeri
Jarang berkedip (krn hilang refleks berkedip)
Injeksi siliar
Permukaan kornea keruh, infiltrat, vesikel

Th/ : mencegah infeksi sekunder (th/


keratitis), tersorafi, menutup
punctum lakrima
Penyulit : infeksi tukak kornea

Keratokonjungtivitis Sika
Keringnya permukaan kornea &
konjungtiva
Tjd pd penyakit yg mengakibatkan :

Defisiensi komponen lemak air mata


Defisiensi kelenjar air mata
Defisiensi komponen musin
Akibat penguapan yg berlebihan
Krn parut pd kornea

Gejala :
mata gatal seperti berpasir
silau
penglihatan kabur
sekresi mukus berlebihan
sukar menggerakkan kelopak mata
mata kering (erosi kornea)

Tes pemeriksaan:
Tes Schirmer
Tes zat warna Rose Bengal konjungtiva
Tear film break up time

Th/ : tergantung penyebab


Kurang komponen air air mata tiruan
Kurang komponen mukus lensa kontak
Penguapan berlebih penutupan
punctum lakrima

Keratitis Sklerotikan
Kekeruhan bbentuk segi3 pd korea yg
menyertai radang sklera/skleritis
Etiologi tdk diketahui, mgkn krn proses
berulang yg memberikan sisa baru shg
defek meluas
Gejala : kekeruhan kornea yg
terlokalisasi, berbatas tegas &
unilateral
Th/ : steroid, fenil butazon

Uveitis (radang
uvea)
Iritis : peradangan yang mengenai
selaput pelangi / iris.
Siklitis : peradangan yang mengenai
bagian tengah/ badan siliar.
Koroiditis : peradangan yg mengenai
selaput hitam bagian belakang mata
Iritis + siklitis = uveitis anterior
(iridosiklitis)

Uveitis anterior
Atau iridosiklitis dibedakan dlm bentuk :
- Granulomatosa akut-kronis.
- Non-granulomatosa akut-kronis.
- Merupakan manifestasi klinik rx.imunologik
terlambat, dini, sel mediated thd jar.uvea
anterior

Etiologi
Non-granulomatosa akut trauma, diare kronis,
penyakit reiter, herpes simpleks, sindrom bechet,
sindrom posner schlosman, pascabedah, infeksi
adenovirus, parotitis, influenza, klamidia.
Non-granulomatosa kronik artritis reumatoid,
fuchs heterokromik iridosiklitis.

Granulomatosa akut : sarkoiditis, sifilis,


tuberkulosis, virus, jamur(histoplasmosis), parasit
(toksoplasmosis).
Uveitis anterior dpt tjd mendadak (mata merah,
sakit), atau perlahan (mata merah, sakit ringan,
penglihatan turun perlahan-lahan.
Tanda & gejala : mata sakit, merah, fotofobia,
penglihatan turun & mata berair, sukar melihat
dekat.

Endoftalmitis
Peradangan berat bola mata.
Terjadi akibat infeksi setelah trauma /
bedah (endoftalmitis eksogen)
atau endogen akibat sepsis
(endoftalmitis endogen).
Bakteri : Stafilococcus, Streptococcus,
Pneumococcus, Pseudomonas
aeruginosa, Bacillus subtilis.
Jamur :Actinomyces, Aspergillus,
Phycomyecetes, Sporotrichium,
Coccididides

Gambaran Klinik
Endoftalmitis akibat bakteri :
Sangat sakit, kelopak mata merah & bengkak,
kelopak mata sulit dibuka, konjungtiva
kemotik & merah, kornea keruh, bilik mata
depan keruh & kadang disertai hipopion.
Endoftalmitis akibat jamur :
Dalam badan kaca tdpt masa putih abu2,
hipopion ringan, abses satelit, proyeksi sinar
baik.

Penatalaksanaan
- Antibiotika sebagai:
Suntikan operiokular / subkonjungtiva
Sistemik, ampisilin 2gr/hr & kloramfenikol 3gr/hr
Sikloplegik 3x1 tetes mata
- Pembedahan :
Eviserasi (mengeluarkan seluruh isi bola mata &
abses dlm bola mata, bila pengobatan gagal).
Enukleasi (mengeluarkan bola mata dgn memotong
otot penggerak mata & saraf optik, bila mata sudah
tenang & tjd ftisis bulbi.

Sesuai kausa :
Stafilococcus basitrasin topikal, metisilim
subkonjungtiva & IV.
Pneumococcus, srteptococcus, stafilococcus
penisilin G topikal, subkonjungtiva, IV.
Neiseria penisilin topikal, subkonjungtiva, IV
Pseudomonas gentamisin, tobaramisin & karbasilin
topikal, subkonjungtiva & IV.
Batang gram (-) lain : gentamisin
Jamur amfoterisin IV, subkonjungtiva.
Komplikasi : panoftalmitis

Prognosis
Sangat buruk bila e/jamur atau parasit
Baik bila e/bakteri dgn pengobatan maksimal.

Ulkus kornea
Hilangnya sebagian permukaan
kornea akibat kematian jaringan
kornea
2 bentuk ulkus :
Sentral (bakterial,jamur,viral)
Perifer marginal(marginal,mooren)

Etiologi
infeksi bakteri (streptokokus alfa hemolitik,stafilokokkus
aureus)
jamur,
virus
alergi-imunologi
Defisiensi vit A
Lagoftalmos
Lesi saraf ke III
Bila di sebabkan oleh jamur dan bakteri defek epitel
yang di kelilingi leukosit polimorfonuklear
Bila di sebebkan oleh virus reaksi hipersensitivitas di
sekitarnya

Gejala
Mata merah ringan berat
Fotofobia
Pengelihatan menurun
Sekret
Kekeruhan pada kornea
Penipisan kornea
Pada coccus gram +, staphylococcus aureus
dan strep.pneumoni ulkus terbatas,
bulat atau lonjong berwana putih abu-abu

Ulkus disebabkan psedomonas ulkus


melebar dengan cepat, purulen
Ulkus disebabkan oleh jamur infiltrat
berwarna abu abu di kelilingi infiltrat
halus (fenomena satelit)
Ulkus berbentuk dendrit hiperestesi
pada kornea, descemetokel atau
perforasi kornea

Ulkus bakterialis

Ulkus
dendrit

Ulkus
psedomonas

Pemeriksaan
Pemeriksaan jamur dgn sediaan yang
memakai larutan KOH
Pemeriksaan agar darah
Agar coklat

Penatalaksanaan
Tidak boleh dibebat
Sekret dibersihkan 4x/hari
Kemungkinan terjadi glukoma
sekunder
Debridement sangat membantu
penyembuhan
Antibiotik sesuai dengan kausa

Ulkus Marginal
Bentuk ulkus marginal dapat simpel
atau cincin.
Bentuk simpel berbentuk ulkus
superfisial yang berwarna abu-abu dan
terdapat pada infeksi staphylococcus,
toksit
bentuk cincin atau multiple dan
biasanya lateral. Ditemukan pada
penderita leukemia akut, sistemik
lupus eritromatosis dan lain-lain.

Gejala
Penglihatan akan menurun
Rasa sakit
Fotofobia
Lakrimasi
Injeksi konjungtiva
Ulkus memanjang

Penatalaksanaan
Antibiotik dengan steroid lokal
Vitamin B dan C

Ulkus Mooren
Merupakan ulkus yang berjalan progresif
dari perifer kornea kearah sentral.
Dapat pada usia lanjut.
Penyebabnya belum diketahui. Banyak
teori yang diajukan dan salah satu
adalah teori hipersensitivitas
tuberculosis, virus, alergi dan autoimun.
Biasanya menyerang satu mata, sakit
sekali. Sering menyerang seluruh
permukaan kornea

Ulkus sentral

Penyebab ulkus kornea sentral


Bakteri(psedomonas,stafilokokkus)
Virus (herpes simpleks,herpes zoster)
Jamur (kandida albican)

Faktor predisposisi : erosi pada


kornea,keratitis neurotropik, pemakaian
kortikosteroid ,imonosipresif,pasiean
diabetes melitus

Ulkus neuroparalitik
Akibat gangguan saraf V atau
ganglion gaseri di temukan pada
herpes zoster
Mata menjadi anestetik dan reflek
mengedip menghilang
Terjadi pengelupasan epitel dan
stroma sehingga terjadi ulkus kornea

Ulkus Serpens Akut / Ulkus


Kornea Streptococcus
Pneumoniae

Ulkus Sepens atau Ulkus Serpenginosa


akut berbentuk tukak kornea sentral
yang menjalar
Berjalan Cepat , kebanyakan disebabkan
kuman Streptococcus Pneumoniae
Banyak pada petani , buruh tambang ,
jompo , kesehatan buruk , pecandu
alkohol dan obat bius
Muncul 24-48 jam setelah inokulasi pada
kornea yg mengalami abrasi

Ulkus didahului oleh trauma yg merusak


epitel kornea dan akibatnya mudah terjadi
invasi ke dalam kornea
Pasien akan merasa nyeri pada mata dan
kelopak , silau , lakrimasi , dan visus
menurun
Pada mata pasien terlihat kekeruhan kornea
mulai dari sentral yg mempunyai ciri khas
- ulkus berbatas tegas pada sisi2 yg paling
aktif disertai infiltrat
- berwarna kekuningan , mudah pecah dan
menyebabkan pembentukan tukak

Menyebar dipermukaan kornea


Merambat lebih dalam dan diikuti
dengan perforasi kornea
Hipopion yg steril yg terjadi akibat
rangsangan toksin kuman pada
corpus siliaris
Konjungtiva terdapat tanda
peradangan berat (Injeksi
konjungtiva dan injeksi Siliar)

Penatalaksanaan
Diobati dengan antibiotik spektrum
luas secara topikal tiap jam atau
lebih
Penisilin sebagai pengobatan
tambahan secara sub konjungtiva
Pada ulkus yg dalam dapat dilakukan
keratoplasti

Komplikasi
Penyulit berupa perforasi kornea
yang berlanjut endoftalmitis dan
panoftalmitis

Ulkus Pseudomonas
Aeruginosa
Merupakan infeksi paling sering dan paling
berat dari infeksi kuman patogen batang
gram negatif pada kornea
Terlihat gambaran infiltrat kelabu / kuning
pada epitel kornea
Diduga Virulensi pseudomonas pada
kornea berhubungan erat dengan produksi
intraselular calcium activated protease yg
mampu merusak serat pada stroma kornea
disebut sebagai enzim proteoglycanolytic

Ulkus Pseudomonas
Aeruginosa
Seringkali ada hipopion yg cenderung
membesar dgn berkembangnya ulkus
Sering berhubungan dengan pemakaian
kontak lens (organisme penyebab melekat
pada kontak lens)
Infiltrat dan eksudat mungkin berwarna
hijau-kebiruan , disebabkan pigmen yg
dihasilkan pseudomonas aeruginosa
Ulkus mulai dari sentral kornea lalu
menyebar kesamping dan ke dalam kornea

Penatalaksanaan
Ciprofloxacin
Tobramycin
Gentamicin

Ulkus Ateromatosis
Ulkus Ateromatosis adalah ulkus yg terjadi pada
jaringan parut kornea
Jaringan parut kornea atau sikatriks pada kornea
sangat rentan terhadap serangan infeksi
Berkembang secara cepat ke segala arah
Sering terjadi perforasi dan diikuti panoftalmitis
Keratoplasti merupakan tindakan yg tepat bila
mata dan penglihatan masih dapat
diselamatkan

GLAUKOMA AKUT
Definisi

Penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intraokular yg


meninggkat secara mendadak

Faktor
predisposisi

Usia > 40 th

Etiologi

Katarak senil, katarak trauma tumpul, katarak perforasi pd


lensa

Gejala

Nyeri pd mata (beberapa jam dan hilang setelah tidur


sebentar), melihat pelangi (halo) sekitar lampu, mual,
muntah, sakit kepala, bradikardiamata menunjukkan tanda
kongestif (kelopak mata bengkak, mata merah, TIO tinggi
pupil lebar, kornea suram, edema), iris sembab meradang,
papil saraf optik hiperemis, edema dan lapang pandang
menciut berat, iris bengkak dg atrofi dan sinekia posterior dan
lensa menjadi keruh

Pengobatan

Akut
-Pilokarpin 2% setiap 5 menit 1 jam selama 1 hari
membuka sudut bilik mata
Sistemik
-Asetazolamid 500 mg IV 250 mg tablet setiap 4 jam
sesudah keluhan enek hilang ; atau
-Manitol 1.5-2 mg/kgbb dlm larutan 20%; atau
-Urea IV mg/kgbb; atau
-Peros 1g/kgbb dlm larutan 50%

GLAUKOMA AKUT
Pengobatan

- Anastesi retrobulbar xilokain 2% mengurangi


rasa sakit dan aqueos humor
- Morfin 50 mg subkutis mengurangi rasa sakit
- Pembedahan glaukoma akut kongestif;
iridektomi
- Mata yg tidak dlm serangan juga diberika miotik

KIE

- Emosi (bingung & takut) dpt menimbulkan


serangan akut
- Membaca dekat miosis atau ppupil kecil aan
menimbulkan serangan pd glaukoma dg blok pupil
- Pemakaina simpatomimetik yg elebar puppil
berbahaya
- Sudut sempit dg hipermetropia & bilik mata
dangkal berbahaya memakai oabat antihistamin &
antispasme

DD

Sindrom posner schlossman, glaukoma sudut teruka


meradang, perdarahan retrobulbar, glaukoma
hemolitik

Kelainan
Kelopak Mata

Blefaritis
Definisi : radang kelopak atau tepi
kelopak
Etiologi : infeksi dan alergi yang kronis
Blefaritis alergi disebabkan :
Debu
Asap
Bahan kimia iritatif
Bahan kosmetik
130

Blefaritis
Etiologi blefaritis infeksi dan alergi,
biasanya kronis atau menahun
Blefaritis alergi debu, asap, bahan
kimia iritatif, dan bahan kosmetik
Blefaritis infeksi streptococcus & ,
pneumococcus dan pseudomonas
Bentuk-bentuk blefaritis : blefaritis
skuamosa, blefaritis ulseratif, blefaritis
angularis

Blefaritis

Anterior
(folikel rambut)

ulserative

Krusta ulkus
folikel rambut
destruksi

Posterior
(kel. Meibom)

Nonulserative/seborr
hoic

Squama tidak
ada ulkus fol
rambut

Staphylococc
us

meibomanit
is
sekret kelenjar jd
purulen (cheesy)
Dan risiko
keratitis >>

Ptyrosporum
ovale

Terdapat 2 jenis blefaritis,


yaitu :
1. Blefaritis anterior :
mengenai kelopak mata bagian luar
depan (tempat melekatnya bulu mata).
2. Blefaritis posterior :
mengenai kelopak mata bagian dalam
(bagian kelopak mata yang lembab, yang
bersentuhan dengan mata).

Blefaritis infeksi disebabkan :


Streptococcus alfa atau beta
Pneumococcus
Pseudomonas
Demodex folliculorum

Jenis-jenis blefaritis :
Blefaritis skuamosa
Blefaritis ulseratif
Blefaritis angularis

Gejala umum :
Kelopak mata merah
Bengkak
Sakit
Eksudat lengket
Epifora
Sering disertai dengan konjungtivitis
dan keratitis

Penatalaksanaan
Dibersihkan dengan garam fisiologik
hangat
Beri antibiotik yang sesuai

Blefaritis Bakterial
Dapat ringan sampai sangat berat
Infeksi kulit superfisial kelopak umumnya
disebabkan : streptococcus
Bentuk infeksi kelopak :
Folikulitis
Impetigo
Dermatitis eksematoid

Penatalaksanaan
Infeksi ringan : antibiotik lokal dan kompres
basah dengan asam borat, pemakaian kompres
hangat
Infeksi berat : antibiotik sistemik

Blefaritis Superfisial
Bila blefaritis superfisial karena
staphylococcus, pengobatan dengan
salep antibiotik : sulfasetamid dan
sulfisoksazol
Sebelum diberi antibiotik, krusta
diangkat dengan kapas basah
Bila terjadi blefaritis menahun :
penekanan kelenjar meibom

Blefaritis dibagi 2
Skuamosa :
Mengenai kel kulit di
daerah akar bulu
mata dan srg tjd pd
orang dgn kulit
berminyak.
Sisik berwarna, halus
dan penebalan margo
palpebra disertai dgn
madarosis
Penyulit : keratitis,
konjungtivitis

Ulseratif :
Akibat infeksi
staphylococ
Trdpt keropeng berwarna
kekuningan yg bila
diangkat akan terlihat
ulkus yg kecil dan
mengeluarkan darah di
sekitar bulu mata
Penyulit : madarosis,
trikiasis, keratitis
superfisial, mebomitis.
Hordeolum, kalaziom
Pengobatan :
sulfasetamid,
gentamisin, basitrasin

Blefaritis skuamosa
Blefaritis disertai terdapatnya skuama atau
krusta pd pangkal bulu mata yg bila dikupas
tdk mengakibatkan terjadinya luka kulit.
Merupakan peradangan tepi kelopak
terutama yg mengenai kelenjar kulit di
daerah akar bulu mata dan sering trdpt pd
org dg kulit berminyak.
Berjalan bersama dermatitis sebore.

Blefaritis skuamosa
Etiologi kelainan metabolik ataupun oleh
jamur.
Gejala panas dan gatal, terdapat sisik
berwarna halus2 & penebalan margo palpebra
diserta madarosis.
Pengobatan membersihkan tepi kelopak dg
shampo bayi, salep mata, & steroid setempat
disertai dg memperbaiki metabolisme pasien.
Penyulit keratitis & konjungtivitis.

Blefaritis Ulseratif
Definisi :
Blefaritis dengan tukak akibat infeksi
staphylococcus
Sangat infeksius

Tanda :
Ada keropeng kekuning-kuningan yang bila
diangkat akan terlihat ulkus kecil dan
mengeluarkan darah di sekitar bulu mata
Skuama yang terbentuk keras dan kering, yang
bila diangkat akan luka dengan disertai
perdarahan

Pengobatan :
Beri antibiotik sulfasetamid, gentamisin,
atau basitrasin
Bila ulseratif luas pengobatan harus
ditambah antibiotik sistemik dan diberi
roboransia

Penyulit :
Madarosis
Trikiasis
Keratitis superfisial
Keratitis pungtata
Hordeolum
Kalazion

Gejala inflamasi

Gatal, Iritasi
Burning
Complain my eyes feel dry
Sensation that something maybe in the eye
Sulit menggunakan softlens, softlens
mengiritasi mata
Kelopak merah, bisa ada ulserasi, hangat, dan
bengkak pada kasus yg lebih berat
Blurred vision
Ada cairan kuning kehijauan khususnya pada
pagi hari menempel

Pemeriksaan
penunjang
Anamnesa ( apakah
ada penggunaan
kemoterapi,
antidepresan)
Slit lamp
Kultur

Penatalaksanaan
Menjaga kebersihan
kelopak mata
Kompres mata dgn
handuk hangat 3x/hari
Antibiotik
Tetes mata yg
mengandung kortison
Omega-3-fatty acids
pill blepharitis dan
mata kering

Blefaritis sebore
Biasanya terjadi pd laki usia lanjut (50 th),
dg keluhan mata kotor, panas dan rasa
kelilipan
Gejala sekret yg keluar dr kel.meibom, air
mata berbusa pd kantus lateral, hiperemia
dan hipertrofi papil pada konjungtiva .
Pd kelopak dpt terbentuk klazion,
hordeolum, madarosis, poliosis, & jaringan
keropeng

Blefaritis sebore
Pengobatan :
Membersihkan kelopak dari kotoran dengan
kapas lidi hangat, nitras argenti 1%
Beri salep sulfonamid, tetrasiklin oral 4 kali 250
mg
Kompres hangat selama 5-10 menit
Kelenjar meibom ditekan dan dibersihkan
dengan sampo bayi
Penyulit flikten, keratitis marginal, tukak
kornea, vaskularisasi, hordeolum dan madarosis

Blefaritis virus
herpes zoster
HZV dpt memberikan infeksi pd ganglion
gaseri saraf trigeminus.
Biasanya mengenai usia lanjut
Bila yg terkena cabang oftalmik maka
terlihat gejala pd kelopak mata atas

herpes zoster
Gejala rasa sakit pd daerah yg terkena dan
badan berasa demam, pd kelopak mata terlihat
vesikel dan infiltrat pd kornea bila mata terkena.
Lesi vesikel pd cabang oftalmik saraf trigeminus
superfisial merupakan gejala khas
Pengobatan tdk merupakan obat spesifik tp
simtomatik, pengobatan steroid dosis tinggi akan
mengurangi gejala yg berat, diberikan analgesik u/
mengurangi rasa sakit
Penyulit uveitis, parese otot penggerak mata,
glaukoma dan neuritis optik

Herpes simpleks
Vesikel kecil dikelilingi eritema yg dpt
disertai dg keadaan yg sama pd bibir
merupakan tanda herpes simpleks
kelopak.
Blefaritis simpleks merupakan radang tepi
kelopak ringan dg terbentuknya krusta
kuning basah pd tepi bulu mata, yg
mengakibatkan kedua kelopak lengket.

Herpes simpleks
Tdk terdapat pengobatan spesifik.
Bila terdapat infeksi sekunder dpt
diberi antibiotik sistemik atau topikal.
Kosrtikosteroid merupakan
kontraindikasi, karena dpt
mengakibatkan menularnya herpes
pd kornea.

Blefaritis Jamur
Infeksi superfisial
Infeksi jamur pada kelopak superfisial
Pengobatan :
Diobati dengan griseofulvin untuk
epidermomikosis 0,5-1 gram sehari
Pengobatan nistatin topikal 100000 unit per
gram untuk infeksi kandida

Infeksi jamur dalam


Pengobatan :
Infeksi actinomyces dan nocardia efektif
diobati dengan sulfonamid, penisilin atau
antibiotik spektrum luas
Amfoterisin B dipergunakan untuk
pengobatan histoplasmosis, sporotrikosis,
aspergilosis, torulosis, kriptokokosis, dan
blastomikosis

Blefaritis pedikulosis
Penderita dengan higiene yang buruk
akan dapat bersarang tuma atau kutu
pada pangkal silia di daerah margo
palpebra
Pengobatan dengan aplikasi salep
amoniated 3%. Salep fisostigmin dan
tetes mata DFP cukup efektif untuk
tuma atau kutu ini

Komplikasi

Trikiasis
Hordeolum
Kalazion
Keratitis
Madarosis
Konjungtivitis

Hordeolum
Definisi : peradangan supuratif kelenjar pada kelopak
mata
Etiologi : Staphylococ
Histopatologik : seperti abses
Ada 2 jenis :
Hordeolum internum-kelenjar Meibom, dengan
penonjolan terutama ke daerah konjungtiva tarsal
Hordeolum eksternum-kelenjar Zeis atau Moll,
dengan penonjolan terutama ke daerah kulit
kelopak
Gejala radang pada kelopak mata
Bengkak, mengganjal dengan rasa sakit, merah,
dan nyeri bila ditekan
Hordeolum internum biasanya berukuran >>
dibanding hordeolum eksternum

Hordeolum
Adanya pseudoptosis atau ptosis terjadi akibat
bertambah beratnya kelopak sehingga sukar diangkat
Pada pasien dengan hordeolum, kelenjar preaurikel
biasanya turut membesar
Sering hordeolum ini membentuk abses dan pecah
dengan sendirinya
Untuk meredakan peradangan kelenjar ini dapat
diberikan kompres hangat, 3 X/hari selama 10
menit sampai nanah keluar
Terapi : antibiotik lokal dan sitemik, kadang perlu
dilakukan insisi pada daerah abses dengan fluktuasi
terbesar
Penyulit : selulitis palpebra (radang jaringan ikat
jarang palpebra di depan septum orbita), abses
palpebra

Patofisiologi
Fase infiltratif dimana gejalanya masih
meradang dan nyeri
Fase supuratif dimana kondisi peradangan
sudah reda namun bintitan sudah
memasuki tahap untuk memerlukan incisi
dan kuretase.

Terapi
Diberikan antibiotik sistemik yaitu
eritromisin 250 mg atau dikloksasilin 125250 mg 4x sehari,atau tetrasiklin.
Bila nanah tidak dapat keluar dari kantung
nanah maka dilakukan incisi

Keadaan penyulitnya
Selulitis palpebra

DD
Selulitis preseptal
Konjuctivitis adenovirus
Granuloma piogenik

Kalazion
Definisi: peradangan
granulomatosa kelenjar
meibom yang tersumbat.
Patofisiologi: terjadi
penyumbatan kelenjar
meibom dengan infeksi ringan
yang mengakibatkan
peradangan kronis kelenjar
tersebut.
Prevalensi: salah satu
penyakit paling umum yang
menyerang kelopak mata.

Etiologi
Kalazion biasanya hasil dari obstruksi
yang disebabkan obstruksi non infeksi
tapi lebih penting lagi dapat disebabkan
oleh kondisi neoplastik terutama
karsinoma sebasea.

Manifestasi klinis
Lembab dan tanpa rasa sakit dan dapat
bermanifestasi sebagai penebalan di
daerah dari Tarsus atau daerah
kemerahan.
Chalazion sebagai suatu pembengkakan
pada permukaan kulit.
lesi dapat pecah atau bahkan muncul
sebagai massa polypoid .

Tanda dan gejala

Benjolan pada kelopak


Tidak hiperemi
Tidak ada nyeri tekan
Adanya pseudoptosis
Kelenjar preurikel tidak membesar
Kadang mengakibatkan perubahan bentuk
bola mata akibat tekanannya sehingga
terjadi kelainan reftraksi pada mata
tersebut.

Pengobatan
Kompres hangat
Antibiotika umum dan sistemik.
Ekskokleasi isi abses dapat mengurangkat
gejala
Insisi

Prognosis
Kadang kalazion sembuh atau hilang
sendiri akibat diabsorpsi.
Klazion berulang pemeriksaan
histopatologik untuk menghindarkan
kesalahan diagnosis dengan kemungkinan
adanya suatu keganasan.

Histopatologi

Pada bagian parafin, 1


mungkin merupakan lipid
yang telah larut dalam pelarut
organik selama proses.
2 Ruang yang jelas
dikelilingi oleh nodular dari
histiosit epithelioid.
Daerah sekitar granulomata
menunjukkan peradangan
kronis dengan campuran sel
inflamasi termasuk, neutrofil,
limfosit, sel plasma, dan
eosinofil.
4Kadang-kadang sel-sel
raksasa multinuklear hasil
dari pergabungan syncytial
dari histiosit epithelioid.

Kelainan Aparatus
Lakrimalis

Hubungan
Hipertensi
dengan Kelainan
Mata

Kegawatdaruratan
Benar2 darurat : tertunda
pengobatan beberapa jam saja
mengakibatkan kerusakan mata
menetap
Kasus2 gawat : harus ditangani
secepat mungkin tapi penundaan
beberapa hari masih bisa ditoleransi

Tukak kornea
Kornea media pembiakan bakteri
terutama pseudomonas aeruginosa
Obati segera untuk mencegah perforasi
kornea dan kemungkinan rusaknya mata
Konjungtivitis berat
Konjungtivitis gonokok penyulit tukak
kornea yang gawat
Keterlambatan pengobatan 1-2 hari
tukak kornea / perforasi kornea

Iritis akut
Berat : rasa sakit hebat dan fotofobia
Lebarkan pupil segera mencegah
sinekia posterior
Sinekia posterior katarak sekunder dan
glaukoma
Diagnosis : pemeriksaan lampu celah
Glaukoma akut
TIO yang sangat tinggi (60-100 mmHg)
kerusakan N optikus menetap dalam 2448 jam

Dakriokistitis akut
Pengobatan dini : kompres panas dan
antibiotik sistemik pembedahan
Oftalmia simpatika
Kedua mata meradang dan ada riwayat
luka tembus pada mata
Rujuk kortikosteroid lokal /
pengobatan imunosupresif lain

Kesimpulan

Saran

Daftar Pustaka
Ilyas, H. Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Ed.3. Jakarta
: Balai Penerbit FK UI, 2008.
Paul Riordan-Eva, John PW. Vaughan and Asbury
General Ophtalmology. 17th ed. USA : Mc Graw
Hill, 2008.
Sherwoo L. Human physiology. 5th ed. Belmont :
Thomson learning, 2004.
Neter FH. Atlas of Human Anatomy. 4th ed.
Canada : Saunders, 2006.

Anda mungkin juga menyukai