Anda di halaman 1dari 31

KERATOMIKOSIS

Rani Winda Paramuditha

Pembimbing :
dr. Santy Kusumawaty, Sp.M, M.Kes
Pendahuluan
Kornea

Kornea adalah salah satu


media refrakta sehingga
manusia dapat melihat.
Bagian anterior dari
mata yang harus dilalui
cahaya

Di Indonesia kekeruhan kornea masih merupakan


masalah kesehatan mata sebab kelainan ini menempati
urutan kedua dalam penyebab utama kebutaan.
Apa sih
keratomikosis
itu?
Anatomi
Lapisan – lapisan kornea
Etiologi

Faktor predisposisi terjadinya keratitis adalah


trauma, keratopati ulserasi, penyakit mata
herpetic, defisiensi film air mata yang parah,
dan pemakaian lensa kontak.

Patogen umum adalah jamur (Fusarium solani,


spesies Aspergillus, spesies Acremonium,
spesies Alternaria, spesies Penicilium, Candida
albicans)
Patogenesis

Paparan bahan tanaman ke dalam mata (biasanya Aspergillus


fusarium dan spesies Cephalosporium). Pada pasien lemah atau
pasien imunosupresi, infeksi jamur cenderung lebih
disebabkan oleh Candida dan ragi lainnya.

Organism menembus epitel, stroma, melakukan replikasi, dan


menghasilkan racun yang merusak struktur kornea dan
memulai respon dari host  respon spesifik dan non-spesifik
 pengangkutan leukosit ke dalam daerah yang terinfeksi 
akumulasi  pus/abses
Manifestasi
klinis
• nekrosis pada lamella kornea Penegakan
• peradangan akut diagnosis
• respon antigenik dengan formasi klinis ?
cincin imun
• hipopion, dan uveitis yang berat

 Riwayat trauma terutama tumbuhan,


pemakaian steroid topikal lama.
 Lesi satelit.
 Tepi ulkus sedikit menonjol dan kering,
tepi yang ireguler dan tonjolan seperti
hifa di bawah endotel utuh.
 Plak endotel.
 Hipopion, kadang-kadang rekuren.
 Formasi cincin sekeliling ulkus.
 Lesi kornea yang indolen.
Diagnosis

• mata nyeri
• kemerahan
• penglihatan kabur, silau
• Rasa mengganjal
• Adanya riwayat trauma,
kemasukan benda asing,
pemakaian lensa kontak
Anamnesis • Adanya riwayat vaskulitis
atau autoimun
• Riwayat penggunaan
kortikosteroid jangka
panjang
Pemeriksaan VISUS
SLIT
fisik LAMP
Slit lamp

Supurasi Hipopion

Konjungtiva Defek
injection epitelial.

• Reaksi pada bilik mata depan


• Infiltrasi stroma
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan mikroskop langsung

Teknik kultur

Teknik histopatologi
Pemeriksaan mikroskop langsung

a. Pemeriksaan dengan KOH


10%.

b. Pengecatan Gram
Pengecatan Pewarnaan Gomori-
Giemsa Methenamine silver

Periodic acid ahiff


staining (PAS) Acridine Orange
Pengecatan Gridley

Calcofluor white
2.Teknik Kultur

3. Teknik Histopatologi
Terapi
Medikamentosa Pembedahan
• Polyene • Pembedahan dilakukan
• Azoles (cotrimoxazole, apabila terjadi penipisan
miconazole, atau perforasi dari kornea.
ketoconazole, • Jika terdapat defek
fluconazole, itraconazole, epithelial yang persisten
& azole golongan lain ) biasanya
direkomendasikan
• Pyrimidies keratectomy superficial
(Echinocandins, lamellar dengan
Povidone-iodine membuang jaringan
(Betadine) dan nekrosis stroma dan
Polyhexamethyl menempatkan konjungtiva
biguanide (PHMB) yang tipis dengan cara flap
• Derivat lainnya. over.
DIFFERENSIAL
DIAGNOSIS

Keratitis • Bakterial

keratitis • Viral
Adanya jaringan parut kornea

komplikasi
menyebabkan penurunan
penglihatan.

Keratitis fungal dapat menyebabkan


hilangnya penglihatan/ hilangnya
mata

Neovaskularisasi dan astigmatisme


ireguler, penipisan kornea, sinekia
anterior, sinekia posterior, glaucoma,
dan katarak juga bisa terjadi.
Prognosis

Pasien dengan infeksi ringan dan


diagnosis mikrobiologi yang lebih
awal memiliki prognosis yang baik;
bagaimanapun, kontrol dan eradikasi
infeksi yang meluas didalam sklera
atau struktur intraokular sangat sulit.
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
 Nama : Tn. R

 Umur : 59 Tahun

 Jenis Kelamin : Laki-laki

 Agama : Islam

 Alamat : Donggala

 No RM : 523023

 Tanggal pemeriksaaan : 27 Oktober 2018

 Tempat Pemeriksaan : Bangsal Gelatik RSU Anutapura


Palu
II. ANAMNESIS
 Keluhan Utama: Rasa mengganjal pada mata kiri
 Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien laki-laki datang ke Rumah Sakit Umum Anutapura Palu dengan
keluhan rasa mengganjal pada mata kiri yang dirasakan sejak sekitar 1
bulan yang lalu. Awalnya pasien hanya mengira ada debu yang masuk ke
dalam mata sehingga pasien hanya mencelupkan mata ke dalam air
agar rasa mengganjal tersebut hilang. Namun rasa mengganjal tersebut
tidak hilang. Keluhan tersebut bertambah berat sejak 1 bulan terakhir,
pasien merasa sesuatu yang mengganjal itu tidak hilang, mata terasa
perih (+), mata merah (+), rasa gatal (+) pada mati kiri, penurunan
penglihatan (+) pada mata kiri, mata berair (+), dan penglihatan silau
(+). Riwayat hipertensi (+) namun tidak minum obat teratur. Riwayat
trauma (-), riwayat menggunakan kacamata (-). Tidak ada keluarganya
yang mengalami hal serupa dengan pasien.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis

 Tanda Vital
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,6 C
 Status Oftalmologis
A. INSPEKSI OD OS
Visus 6/60 6/40
Palpebra Edema(-) Edema(-)
Apparatus Lakirmalis Lakrimasi (+) Lakrimasi (+)
Silia Sekret (-) Sekret (-)
Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (+)
Kornea Jernih Membubur
Bilik Mata Depan Normal Normal
Iris Coklat, kripte (+) Coklat, kripte (+)
Pupil Bulat, Isokor, RCL (+) Bulat, Isokor, RCL (+)
Lensa Jernih Jernih
Mekanisme muscular
B.PALPASI OD OS
- Tensi Okular Tn Tn
-Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada
- Massa Tumor Normal Tidak ada
- Glandula Pre normal Normal
aurikuler Tidak dilakukam Tidak dilakukan
C. Tonometri Tidak dilakukan Tidak dilakukan
D. Tes Buta Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Warna
E. Oftalmoskopi
IV. Laboratorium (25 Oktober
2018)
 WBC : 10,5 x 103/uL  (28 Oktober 2018)
 RBC : 4,8 x 106/uL  GDP : 117 mg/dL
 HGB : 14 g/dL
 GD2PP : 110 mg/dL
 HCT : 39,1%
 PLT : 213 x 103/uL
 SGOT : 9 U/L
 SGPT: 13 U/L
 Urea : 48 mg/dL
 Creat : 0.98 mg/dL
 GDS : 208 mg/dL
V. RESUME
 Pasien laki-laki usia 59 tahun datang ke Rumah Sakit
Umum Anutapura Palu dengan keluhan rasa mengganjal
pada mata kiri yang dirasakan sejak sekitar 1 bulan yang
lalu. Awalnya pasien hanya mengira ada debu yang masuk
ke dalam mata sehingga pasien hanya mencelupkan mata
ke dalam air agar rasa mengganjal tersebut hilang. Namun
rasa mengganjal tersebut tidak hilang.
 Keluhan tersebut bertambah berat sejak 1 bulan terakhir,
pasien merasa sesuatu yang mengganjal itu tidak hilang,
mata terasa perih (+), mata merah (+), rasa gatal (+) pada
mati kiri, penurunan penglihatan (+) pada mata kiri, mata
berair (+), dan penglihatan silau (+). Riwayat hipertensi
(+) namun tidak minum obat teratur.
VI. DIAGNOSIS
 Inj. Ceftriaxone 1
 OS Keratomikosis gr/12j/iv
 Inj. Dexamethasone 1
amp/8j/iv
 Inj. Omeprazole 1
amp/12j/iv
 C. Glaucon 3x250 mg
 KSR 1x1
 C. LFX 6x1 gtt OS
 Bralifex 6x1 gtt OS
 Rencana Flap
Konjungtiva
VII. PROGNOSIS
 Quo ad vitam : Bonam
 Quo ad funtionam : Dubia et bonam
 Quo ad sanationam :Dubia et bonam
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai