Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN

KASUS

SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK

Oleh :
Wisma Atika 11- 005
Mita sanryani 11-110
Rini Karlina 11- 143
Febri Indra Kusuma 12-175

Preseptor:
dr. Silvia Erfan , Sp. KJ
BAB I
PENDAHULUAN
DEFENISI SKIZOAFEKTIF

kelainan mental yang ditandai oleh gejala


psikotik dan gangguan mood yang
timbul secara bersamaan.
Epidemiologi
1. Prevalensi seumur hidup <1%(0.5-0.8%)
2. Dalam praktek klinik diagnosis awal skizoafektif
sering digunakan ketika diagnosa belum pasti.
3. Perbedaan umur dan jenis kelamin
- Tipe depresi : orang tua > muda
- Tipe bipolar : dewasa muda >orang tua
- Pria < wanita
- Pria : prilaku antisosial dan afek tumpul /datar
Gejala klinis

Gejala skizofrenik maupun gejala mood yang


menojol dalam episode penyakit yang sama,
baik secara simultan atau secara bergantian
dalam beberapa hari. Gejala yang khas pada
pasien skizofrenik berupa waham,
halusinasi, perubahan dalam berpikir,
perubahan dalam persepsi.
TERAPI
1. Modalitas terapi utama yaitu pemberian obat
antipsikotik disertai dengan pemberian mood
stabilizer

2. Penggunaan antipsikotik atipikal seperti risperidon


efektif mengurangi gejala positif maupun negative
dan efek samping timbulnya sindrom extrapiramidal
lebih kecil dibandingkan obat golongan antipsikotik
tipikal.
3.Pemberian mood stabilizer berupa asam valproat
berfungsi untuk menstabilkan gangguan afek manik
pada pasien.
BAB II
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN

Nama : Selvia
Umur : 21 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal lahir : Payakumbuh , 10 mei 1995
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan Terakhir : Tamat SMA
Suku/bangsa : pitopang/Indonesia
Alamat : Talaweh, Payakumbuh
Pekerjaan : Pedagang Bakso
Agama : Islam
Tanggal MRS : 19 desember 2016
Cara MRS : Diantar keluarga
Tanggal Pemeriksaan : 24 Desember 2016
Tempat Pemeriksaan : Ruang flamboyan
WAWANCARA PSIKIATRI

Riwayat psikiatri diperoleh dari:

Autoanamnesis dengan penderita sendiri pada


tanggal 24 Desember 2016

Keluhan utama
Gelisah sejak 2 bulan SMRS
Keluhan penyakit sekarang

Gelisah sejak 2 bulan sebelum masuk rumah


sakit. Gelisah karena pisah ranjang dengan
suaminya. Pasien juga marah-marah kepada orang
tuanya karena hp pasien diambil orang tuanya sebab
pasien ketahuan sering smsan dengan sahabat laki-
lakinya sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Pasien juga mengalami sedih dan menggurungkan dirinya di
dalam kamar selama 2 hari. Kemudian pasien juga mengalami
senang dan bahagia yang berlebihan selama 3 minggu. Pasien
juga merasa sangat sibuk dan pekerjaan tidak kunjung selesai
dan tidur pasien juga sedikit. Pasien lebih suka berdandan menor
sejak 3 minggu SMRS. Pasien juga mendengar suara bisikan
sejak 2 bulan yang lalu. Bisikan tersebut menyuruh pasien untuk
sholat, tidur, supaya pikirannya tenang. Pasien juga melihat
bayangan sejak 2 bulan yang lalu.
Bayangan itu menyerupai paman nya yang sudah
meninggal dunia. Kadang- kadang pasien juga
melihat bayangan sahabatnya sewaktu SMA.
Pasien merasa arwah pamannya itu masuk ke
tubuh pasien dan merasa dikendalikan oleh
pamannya. Pasien suka jalan- jalan tak tau arah
untuk mencari sahabatnya.
Riwayat penyakit dahulu
Tidak ada gangguan jiwa sebelumnya dan pasien
baru pertama kali dirawat di RSJ Prof. HB. Saanin
Padang

Riwayat medik umum


-riwayat kejang (-)
-riwayat trauma (-)
Riwayatkehidupan pribadi
- Riwayat prenatal
Penderita lahir normal dibantu oleh bidan

- Riwayat bayi sampai dengan kanak-kanak


Penderita tumbuh dan berkembang normal

- Riwayat masa remaja


Penderita melewati masa remajanya seperti teman-
teman lainnya

- Riwayat masa dewasa


Riwayat pendidikan
Pendidikan terakhir SMA
Riwayat keagamaan
Penderita beragama Islam dan rajin beribadah
Riwayat psikoseksual
Penderita tidak pernah mengalami penyiksaan seksual
semasa kecil
Orientasi seksual penderita adalah lawan jenis yang
sebaya.
Riwayat perkawinan

Penderita menikah pada 15 mei 2015

Riwayat pekerjaan

Pasien pedagang bakso


Riwayat sosial

Penderita mempunyai hubungan yang baik dengan


orangtua dan tetangga sekitar rumah. Namun
keluarga mengakui kalau penderita memiliki sikap
yang tertutup.

Riwayat pelanggaran hukum

penderita tidak pernah telibat dalam masalah hukum


Persepsi tentang diri dan kehidupan

Penderita tidak merasa dia sakit

Impian, khayalan, dan nilai hidup

Penderita mempunyai cita-cita sebagai guru b.


Inggris dan pnderita akan melanjutkan
kuliahnya.
RiwayatKeluarga
Tidak ada keluarga yang menderita sakit
jiwa.
STATUS MENTAL
Deskripsi Umum
Penampilan

Penderita adalah seorang wanita, usia 21 tahun,


sesuai umur. Pasien cukup rapi
Perilaku dan aktivitas psikomotor

Selama wawancara penderita menjawab pertanyaan


tetapi jawaban yang diberikan.
Sikap terhadap pemeriksa
Penderita kooperatif

Alam perasaan (mood) dan ekspresi afek

Mood : eutym

Afek : luas

Keserasian : serasi
Karakteristik bicara
Spontan, artikulasi jelas

Gangguan Persepsi

Penderita mengalami halusinasi audiotorik


dan visual. Dimana penderita melihat
pamannya dan sahabatnya. Bayangan
tersebut menyuruhnya untuk sholat dan tidur
Proses Pikir

Bentuk pikiran : koheren

Isi pikiran : Waham rujukan


Sensorium dan kognisi

Taraf kesadaran

Compos mentis kooperatif


Orientasi

Waktu : Baik. Penderita bisa


membedakan siang dan malam.
Tempat : Baik. Penderita mengetahui
bahwa dirinya berada di RS
Orang : Baik. Penderita dapat
mengenali orang-orang disekitarnya.
Daya Ingat
Daya ingat jangka panjang : Tidak terganggu.
Penderita dapat menyebutkan nama tempat penderita
bersekolah dari SD-SMA.
Daya ingat jangka pendek : Tidak terganggu.
Penderita mengingat makan apa tadi pagi
Daya ingat segera : Tidak terganggu. Penderita
dapat mengulang 3 angka yang diucapkan pemeriksa.
-konsentrasi dan perhatian

Baik, karena pasien dapat menjawab pertanyaan yang


diberikan
Kemampuan baca dan menulis

Penderita dapat membaca dan menulis

Kemampuan visuospasial
Penderita dapat menggambar jam beserta angka-
angkanya
Pengendalian impuls

Penderita sulit untuk mengendalikan amarahnya

Pertimbangan dan tilikan

Daya nilai sosial : baik

Penilaian realitas : Teranggu

Tilikan : Derajat 1
Taraf dapat dipercaya

Penjelasan yang diberikan penderita kadang-kadang


tidak dapat dipercaya karena adanya gangguan jiwa.
PEMERIKSAAN diagnostik lebih lanjut
Status Interna

Keadaan umun : sedang


Kesadaran : compos mentis
Tanda vital : TD: 120/80 mmHg, N:
80x/menit, R: 18x/menit,
S:36,7 C
Kulit : berwarna sawo matang.
Turgor kulit normal
Mata : kinjungtiva anemis -,
sklera ikterik -
Kepala : Tidak ditemukan conjungtiva
anemis maupun sclera ikteri
Thoraks : Jantung: SI-SII normal,bising
(-)
Paru : Suara pernapasan
vesikuler
Abdomen : datar, supel, nyeri
epigastrium (-), bising usus
normal, Hepar dan lien
normal.
Ekstremitas : hangat, edema tidak
ada, sianosis tidak ada.
Status Neurologis
Tanda rangsangan meningeal : negatif

Tanda efek ekstrapiramidal :

Tremor : negatif

Akatisia : negatif

Bradikinesia : negatif
Cara berjalan : normal
Keseimbangan : baik

Rigiditas : negatif

Pemeriksaan penunjang

Tidak dilakukan
Pemeriksaan psikiatri tambahan

Tidak dilakukan
EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : Skizoefektif tipe Manik


Aksis II : Belum ada diagnosa
Aksis III : .Tidak ada diagnosa
Aksis IV : Masalah dengan primary Support
group (Keluarga)
Aksis V : GAP 70-61
RENCANA TERAPI

Farmakoterapi :
Risperidon 2 x 2 mg

Haloperidol 2 x 5 mg

As. Valproat 2 x 250 mg

Trihexilphenidil (THP) 2 x 2 mg
Psikoterapi
Terhadap penderita
Memberikan edukasi terhadap penderita agar
memahami gangguannya lebih lanjut, cara
pengobatan, efek samping yang dapat muncul,
pentingnya kepatuhan dan keteraturan minum obat.
Intervensi langsung dan dukungan untuk
meningkatkan rasa percaya diri individu, perbaikan
fungsi sosial dan pencapaian kualitas hidup yang
baik.
Memotivasi dan memberikan dukungan kepada
penderita agar penderita tidak merasa putus asa dan
semangat juangnya dalam menghadapi hidup ini
tidak kendur.
Terhadap keluarga
Dengan psiko-edukasi yang menyampaikan
informasi kepada keluarga mengenai berbagai
kemungkinan penyebab penyakit, perjalanan
penyakit, dan pengobatan sehingga keluarga
dapat memahami dan menerima kondisi
penderita untuk minum obat dan kontrol secara
teratur serta mengenali gejala-gejala
kekambuhan.
Memberikan pngertian kepada keluarga akan
pentingnya peran keluarga pada perjalanan
penyakit.
PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
BAB III
KESIMPULAN
Diagnosis pada pasien ini ditegakkan
berdasarkan anamnesis. Dari anamnesis
ditemukan gejala skizoefektif tipe manik. Gejala
yang terlihat Pasien juga mendengar suara bisikan
sejak 2 bulan yang lalu. Bisikan tersebut
menyuruh pasien untuk sholat, tidur, supaya
pikirannya tenang. Pasien juga melihat bayangan
sejak 2 bulan yang lalu. Bayangan itu menyerupai
paman nya yang sudah meninggal dunia. Pasien
merasa arwah pamannya itu masuk ke tubuh
pasien dan merasa dikendalikan oleh pamannya.
Pasien juga mengalami sedih dan menggurungkan
dirinya di dalam kamar selama 2 hari
Kemudian pasien juga mengalami senang dan bahagia yang
berlebihan selama 3 minggu. Pasien juga merasa sangat
sibuk dan pekerjaan tidak kunjung selesai dan tidur
pasien juga sedikit. Pasien lebih suka berdandan menor
sejak 3 minggu SMRS. Oleh karena itu ditegakkan
skizoafektif tipe manik.
Pada Pasien diberikan obat anti psikotik yaitu
risperidon 2x2 mg, Haloperidol 2 x 5 mg, golongan
Mood stabilizer yaitu: as. Valproat 2x 20 mg ,
Trihexilphenidil(THP) 2 X 2 mg.

Anda mungkin juga menyukai