Stambuk : N 111 17 141 Identitas Pasien Nama : Tn. E Umur : 38 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Desa Luok Manimpi Kec. Dondo Kab. Toli-Toli Pekerjaan : Petani Agama : Islam Status Perkawinan : Duda Pendidikan : SMP Tanggal Pemeriksaan: 26 November 2018 Tempat Pemeriksaan: Ruang Srikaya RSD Madani Palu RIWAYAT PENYAKIT • Keluhan utama Gelisah • Riwayat Gangguan Sekarang Seorang laki-laki 38 tahun tamatan SMP masuk RSD Madani diantar oleh keluarganya pada tanggal 10 November 2018 karena gelisah, susah tidur, mudah emosi, mondar- mandir, bingung, bicara sendiri dan mendengar bisikan. Saat ditanya pasien mengatakan bahwa ketika marah pasien hanya memendam dan tidak mengatakan hingga membuat pasien menjadi stress. Keadaan ini membuat pasien menjadi tidak bisa bekerja. Pasien juga mengatakan bahwa keluarganya sering mengatakan hal-hal tidak baik tentang dirinya sehingga ia menjadi cepat marah. Pasien merasa tersinggung ketika ditanya mengenai keluarga yang menurutnya sering berbicara tidak baik tentang dirinya. Pasien juga mengatakan ia sering mendengar bisikan-bisikan yang berkata tidak baik tentang dirinya. Pasien mengatakan bahwa pasien sadar kalau ia sakit dan ingin sembuh. Riwayat penyakit medis disangkal. Menurut adik tiri pasien, gejala ini mulai dialami sejak tahun 2017. Saat itu pasien belum lama berpisah dengan istrinya karena KDRT. Orangtua pasien bercerai saat pasien remaja. Sehingga pasien memiliki sifat yang mudah emosi sejak masih remaja. Pasien pernah dirawat dengan keluhan yang sama sebelumnya sebanyak 3 kali dan saat ini mengalami putus obat. Pasien pernah melakukan percobaan bunuh diri dengan cara melompat dari atap rumah beberapa bulan yang lalu saat dirawat untuk yang kedua kalinya. Pasien sering mengonsumsi alkohol sejak masih remaja dan saat ini pasien tinggal dengan keluarga. Keluarga pasien juga mengatakan bahwa ketika gejala muncul, pasien melempar rumah warga sekitar menggunakan batu. Menurut keluarga, pasien melakukan ini karena ia merasa curiga dan takut. • Hendaya Disfungsi Hendaya Sosial (+) Hendaya Pekerjaan (+) Hendaya Penggunaan Waktu Senggang (+)
• Faktor Stressor Psikososial
Pasien mengatakan bahwa keluarganya sering berkata tidak baik tentang dirinya sehingga membuat pasien menjadi cepat marah. • Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnya. Pasien sudah dirawat dan menjalani pengobatan sejak tahun 2017.
• Riwayat Gangguan Sebelumnya.
Tidak ada riwayat kejang, infeksi otak, trauma kapitis, dan penggunaan NAPZA, adapun riwayat konsumsi alkohol sejak lama sebelum keluhan muncul. • Riwayat Kehidupan Pribadi • Riwayat Prenatal dan Perinatal Pasien lahir normal, cukup bulan, di rumah, dan di bantu oleh dukun. Ibu pasien tidak pernah sakit berat selama kehamilan. • Riwayat Masa Kanak Awal (1-3 tahun) Pertumbuhan dan perkembangan sesuai umur, tidak ada riwayat kejang, trauma atau infeksi pada masa ini. • Riwayat Masa Pertengahan (4-11 tahun) Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya. Pertumbuhan dan perkembangan baik. Pasien masuk sekolah dasar di kampungnya. Pertumbuhan dan perkembangan sama dengan anak seusianya. • Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja. ( 12-18 tahun) Pasien melanjutkan pendidikan hanya sampai tingkat SMP dan pada masa ini orang tua pasien bercerai. • Riwayat Perkerjaan Pasien bekerja sebagai seorang petani, dan ketika keluhan muncul, pasien tidak dapat bekerja. • Riwayat Kehidupan Keluarga Setelah orangtua pasien bercerai, pasien memiliki saudara tiri. Menurut saudaranya, hubungan pasien dan keluarga baik. • Situasi Sekarang Pasien tinggal bersama keluarganya. • Persepsi pasien tentang diri dan kehidupan. Pasien menyadari dirinya sakit dan ingin sembuh. STATUS MENTAL • Deskripsi Umum • Penampilan: Tampak seorang laki-laki menggunakan baju kaos hitam dan celana pendek berbahan jeans. Rambut pendek hitam tersisir rapi. Penampilan tampak terurus. • Kesadaran: Compos Mentis • Perilaku dan aktivitas psikomotor : tidak ditemukan aktivitas psikomotor. • Pembicaraan : Spontan • Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif • Keadaan afektif • Mood : Irritable • Afek : Tumpul • Empati : tidak dapat dirabarasakan • Fungsi Intelektual (Kognitif) • Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan • Pengetahuan dan kecerdasan sesuai taraf pendidikannya. • Daya konsentrasi : Baik • Orientasi : Baik • Daya ingat Jangka Pendek : Baik Jangka sedang : Baik Jangka Panjang : Baik • Pikiran abstrak : Baik • Bakat kreatif : tidak ada • Kemampuan menolong diri sendiri : Baik • Gangguan persepsi • Halusinasi : Halusinasi auditorik (bisikan yang berkata tidak baik tentang dirinya) • Ilusi : Tidak ada • Depersonalisasi : Tidak ada • Derealisasi : Tidak ada • Proses berpikir • Arus pikiran : • Produktivitas : Miskin ide (pasien bicara hanya jika ditanya) • Kontinuitas: Relevan • Hendaya berbahasa : Tidak ada • Isi Pikiran • preokupasi: Mau menikah lagi. • Gangguan isi pikiran : Waham curiga (pasien merasa curiga terhadap tetangga dan keluarga) • Pengendalian impuls Baik • Daya nilai Norma sosial : Baik Uji daya nilai : Baik Penilaian Realitas : Terganggu • Tilikan (insight) Derajat 4: pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak memahami penyebab sakitnya. • Taraf dapat dipercaya Dapat dipercaya PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
Pemeriksaan fisik : • Status internus: T : 110/90 mmHg, N:78x/menit, S: 36.5 ̊ C, P : 22 x/menit.
• GCS : E4M6V5, fungsi kortikal luhur dalam batas normal ,
pupil bundar isokor , reflex cahaya (+)/(+), kongjungtiva tidak pucat, sclera tidak icterus, jantung dan paru dalam batas normal,fungsi motorik dan sensorik ke empat ekstremitas dalam batas normal. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Seorang laki-laki 38 tahun tamatan SMP masuk RSD Madani diantar oleh keluarganya pada tanggal 10 November 2018 karena gelisah, susah tidur, mudah emosi, mondar- mandir, bingung, bicara sendiri dan mendengar bisikan. Saat ditanya pasien mengatakan bahwa ketika marah pasien hanya memendam dan tidak mengatakan hingga membuat pasien menjadi stress. Keadaan ini membuat pasien menjadi tidak bisa bekerja. Pasien juga mengatakan bahwa keluarganya sering mengatakan hal-hal tidak baik tentang dirinya sehingga ia menjadi cepat marah. Pasien juga mengatakan ia sering mendengar bisikan-bisikan yang berkata tidak baik tentang dirinya. Menurut adik tiri pasien, gejala ini mulai dialami sejak tahun 2017. Saat itu pasien belum lama berpisah dengan istrinya karena KDRT. Orangtua pasien bercerai saat pasien remaja. Sehingga pasien memiliki sifat yang mudah emosi sejak masih remaja. Pasien pernah dirawat dengan keluhan yang sama sebelumnya sebanyak 3 kali dan saat ini mengalami putus obat. Keluarga pasien juga mengatakan bahwa ketika gejala muncul, pasien melempar rumah warga sekitar menggunakan batu. Menurut keluarga, pasien melakukan ini karena ia merasa curiga dan takut. Tampak seorang laki-laki menggunakan baju kaos hitam dan celana pendek berbahan jeans. Rambut pendek hitam tersisir rapi. Penampilan tampak terurus. Ditemukan adanya halusinasi auditorik dan waham curiga. Pemeriksaan fisik dalam batas normal. EVALUASI MULTIAKSIAL • Aksis I : • Berdasarkan autoanamnesa didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna berupa gelisah, susah tidur, mudah emosi, mondar-mandir, bingung, bicara sendiri dan mendengar bisikan. Keadaaan ini menimbulkan disstress bagi pasien dan keluarganya, dan menimbulkan disabilitas dalam sosial dan pekerjaan dan dalam menilai realita, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Gangguan Jiwa. • Dari autoanamnesa dan pemeriksaan pada status mental ditemukan adanya gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik dan gangguan isi pikiran berupa waham curiga. Dimana gejala khas tersebut telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau bahkan lebih, maka dapat di diagnosis sebagai Skizofrenia. Adapun untuk tipe skizofrenia, dapat diklasifikasikan dalam Skizofrenia Paranoid, hal ini disebabkan gejala pada pasien memenuhi kriteria untuk diagnosis yaitu adanya halusinasi dan waham yang menonjol sehingga pada pasien ini didiagnosis kedalam Skizofrenia Paranoid (F20.0). • Aksis II Pasien adalah orang yang mudah emosi sebelum dan sesudah adanya gangguan jiwa. Maka dapat didiagnosis kedalam Ciri Kepribadian Emosional Tak Stabil (F60.3) • Aksis III Tidak ditemukan diagnosis karena tidak ada ditemukan gangguan organic. • Aksis IV Stressor psikososial yaitu pasien mengatakan bahwa keluarganya sering mengatakan hal-hal tidak baik tentang dirinya sehingga ia menjadi cepat marah. • Aksis V GAF scale 60-51 : gejala sedang (moderate), disabilitas sedang. DAFTAR MASALAH • Organobiologik Terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga pasien memerlukan psikofarmaka. • Psikologik Ditemukan adanya masalah/ stressor psikososial sehingga pasien memerlukan psikoterapi. PROGNOSIS Dubia ad malam
Faktor yang mempengaruhi :
• Ada support keluarga • Keinginan pasien untuk sembuh • Faktor yang memperburuk : • Putus obat • Terkena diusia muda • Perceraian • Onset Kronik RENCANA TERAPI
untuk mengungkapkan isi hati dan keinginannya sehingga pasien merasa lega • Persuasi: Membujuk pasien agar memastikan diri untuk selalu kontrol dan minum obat dengan rutin. • Sugesti: Membangkitkan kepercayaan diri pasien bahwa dia dapat sembuh (penyakit terkontrol). • Desensitisasi: Pasien dilatih bekerja dan terbiasa berada di dalam lingkungan kerja untuk meningkatkan kepercayaan diri • Sosioterapi : Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang sekitarnya sehingga tercipta dukungan sosial dengan lingkungan yang kondusif untuk membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan berkala. FOLLOW UP Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta menilai efektifitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya efek samping obat yang diberikan. PEMBAHASAN/ TINJAUAN PUSTAKA Arti kata Skizofrenia dipopulerkan oleh Eugen Bleuler. Ketika itu, pada tahun 1911, Bleuler menganjurkan supaya lebih baik dipakai istilah “skizofrenia”, karena nama ini dengan tepat sekali menonjolkan gejala utama penyakit ini,yaitu jiwa yang terpecah-belah, adanya keretakan atau disharmoni antara proses berpikir, perasaan, dan perbuatan (schizos = pecah-belah atau bercabang, phren = jiwa). Skizofrenia merupakan suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab(banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. Penyebab skizofrenia sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Namun berbagai teori telah berkembang seperti model diastesis-stres dan hipotesis dopamin. Model diastesis stres merupakan satu model yang mengintegrasikan faktor biologis, psikososial dan lingkungan. Model ini mendalilkan bahwa seseorang yang mungkin memiliki suatu kerentanan spesifik (diastesis) yang jika dikenai oleh suatu pengaruh lingkungan yang menimbulkan stres, memungkinkan perkembangan gejala skizofrenia. Komponen lingkungan dapat biologis (seperti infeksi) atau psikologis (seperti situasi keluarga yang penuh ketegangan). Hipotesis dopamin menyatakan bahwa skizofrenia disebabkan oleh terlalu banyaknya aktivitas dopaminergik. Teori tersebut muncul dari dua pengamatan. Pertama, kecuali untuk klozapin, khasiat dan potensi antipsikotik berhubungan dengan kemampuannya untuk bertindak sebagai antagonis reseptor dopaminergik tipe 2. Kedua, obat-obatan yang meningkatkan aktivitas dopaminergik (seperti amfetamin) merupakan salah satu psikotomimetik. Namun belum jelas apakah hiperaktivitas dopamin ini karena terlalu banyaknya pelepasan dopamin atau terlalu banyaknya reseptor dopamin atau kombinasi kedua mekanisme tersebut. Menurut PPDGJ III yang merupakan pedoman diagnostik untuk Skizofrenia : • Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala- gejala itu kurang tajam atau kurang jelas): • (a) - Thought echo : isi pikiran diri sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda; atau • - Thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan • - Thought broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya. • - Delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau • - Delusion of influence : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau • - Delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap sesuatu kekuatan dari luar. • - Delusional perception : pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat. • Halusinasi auditorik: • - suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau • - mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara). • - jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagi tubuh • Waham - waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dam kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau komunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain). • Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas: • (a) halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai ide-ide berlebihan (over- valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus berulang. • (b)Arus pikiran yang terputus (break) atau mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme; • (c) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor; • (d) Gejala-gejala "negatif", seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika; • Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih. • Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek kehidupan perilaku pribadi (personal behaviour),bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan,tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendir (self absorbed atitude), dan penarikan diri secara sosial. SKIZOFRENIA PARANOID • Memenuhi kriteria umum untuk diagnostic skizofrenia • Sebagai tambahan: • Halusinasi dan/atau waham harus menonjol • Suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit, mendengung, bunyi tawa • Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol • Waham dapat berupa hampir setiap jenis tetapi waham dikendalikan, dipengaruhi, atau passivity dan keyakinan dikejar- kejar yang beraneka ragam adalah yang paling khas • Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik secara relative tidak nyata / tidak menonjol. TERIMA KASIH