Dr. dr Muh. Ramli SpAn KAO-KMN Bagian Anestesiologi & Terapi Intensif Fak Kedokteran UNHAS MAKASSAR
TUJUAN
1. 2.
3.
Mampu mengenali dan membebaskan sumbatan jalan napas Mampu memelihara jalan napas tetap bebas dan memberikan pernapasan buatan Mampu mengelola jalan napas dengan alat bantu dan memberikan pernapasan buatan dengan alat
Pendahuluan
Tanpa minum air beberapa hari, manusia masih bisa bertahan hidup
Tapi
Manusia akan meninggal hanya dalam hitungan menit
Pendahuluan
Suplai O2 Konstan
Oksigen dihantarkan ke sel sesuai kebutuhan tiap-tiap sel Oksigen harus dihantarkan oleh tubuh sebagai gas yang bersih, dingin atau hangat, mengalami humidifikasi, dan dihantarkan dalam jumlah yang cukup
Sumbatan Total :
FRC (Functional Residual Capacity) : 2500 ml
: 375 ml
: 250 ml
Bila ada sumbatan total O2 dalam paru habis dalam : 375 / 250 : 1,5 menit
Bendah Asing :
- Cair ( darah ,lendir , muntahan) - Benda Padat ( tersedak) Trauma : Kelainan Kongenital/ genetik Infeksi
Abses peritonsiler Spasme laring Abses retrofaring Epiglotitis, laringitis angioedema Inflamasi, asma
TRAUMA
Trauma
15
LIHAT - LOOK
Gerak dada & perut Tanda distres nafas Warna mukosa, kulit Kesadaran DENGAR LISTEN Gerak udara nafas dengan telinga
RABA - FEEL
Kesimpulan : Jalan nafas bebas tanpa sumbatan Jalan nafas tersumbat ringan / sedang / berat Jalan nafas tersumbat total
suara berkumur : cairan (gargling) stridor : kejang / edema pita suara (crowing) gelisah (karena hipoksia) gerak otot nafas tambahan
MAKIN PARAH
(tracheal tug, retraksi sela iga)
++
++ Suara tambahan kendor ++
+
+ Suara tambahan melengking +
chin lift jaw thrust jalan nafas oropharynx jalan nafas nasopharynx intubasi trachea / LMA
X
NECK LIFT
CHIN LIFT
X
HEAD TILT
JAW THRUST
Previously recommended hand positions for manual in-line stabilisation of the cervical spine.
Currently recommended hand positions for manual in-line stabilisation of the cervical spine.
Dipasang tanpa menggerakkan leher (terlalu banyak) Kepala harus dipegang in-line Fixasi dibantu bantal pasir dan pleister dahi
Oro-pharyngeal tube
Jangan dipakai jika reflex muntah masih (+) (Derajat A dan V dari AVPU atau GCS > 10)
Naso-pharyngeal tube
Tidak merangsang muntah Hati-hati pada pasien dengan fraktura basis cranii Ukuran u/ dewasa 7 mm atau jari kelingking kanan
2. Cricothyroidotomy
needle / surgical 3. Laryngeal mask
Cara lain u/ bebaskan jalan nafas gagal Sukar memberikan pernafasan buatan Risiko aspirasi ke paru besar Perlu mencegah hiperkarbia (cedera kepala) GCS = 8 atau lebih rendah
Hipoksia, spasme pita suara Tek darah naik, bradikardia / asistole Tekanan Intra Kranial naik Gerak leher memperberat cedera cervical Idealnya, intubasi dibantu obat anestesia dan obat pelumpuh otot (harus tenaga ahli)
Pasien hipoksik atau trauma kepala dengan kejang sering mengatupkan rahang Jika dipaksa laringoskopi tanpa bantuan obat TIK naik & herniasi otak fatal
Dokter Anestesiologi memberi thiopentone dan suxamethonium untuk anestesia dan relaksasi otot
1. Tulang leher mungkin cedera 2. Pasien meninggal karena kurang oksigen bukan karena tidak intubasi trachea
INGAT
Laringoscope MC COY
Combitube
Fiberoptic
Pertimbangkan
cricothyroidotomy
Intubasi gagal padahal masih dibutuhkan Pasien tidak dapat diberi nafas buatan
Crico-thyroido-tomy
Jalur darurat untuk oksigenasi Bertahan 10 menit Tidak dapat membuang CO2
Crico-thyroido-tomy
Jalur darurat untuk oksigenasi Bertahan 10 menit Tidak dapat membuang CO2
Plica vocalis
TERSEDAK (CHOKING)
PADA KORBAN TERSEDAK SERING DIJUMPAI HAL-HAL SEBAGAI BERIKUT:
KORBAN MERASA TERCEKIK ADA KAITANNYA DENGAN MAKANAN TIDAK DAPAT BICARA < BERNAPAS MUKA SEMBAB DAN BIRU SEMULA SADAR TIDAK SADAR
BACK BLOW
BACK BLOW / BACK SLAPS KORBAN DEWASA SADAR. PERTOLONGAN SERAYA KORBAN MASIH SEMPOYONGAN. RANGKUL DARI BELAKANG SATU LENGAN MENAHAN TUBUH LENGAN YANG LAIN MELAKUKAN BACKBLOW/ BACK SLAPS PERTAHANKAN KORBAN JANGAN SAMPAI TERSUNGKUR
BERIKAN PUKULAN / HENTAKAN KERAS 5 KALI, DENGAN KEPALAN (GENGGAMAN TANGAN) .PADA TITIK SILANG GARIS IMAGINASI TULANG BELAKANG DAN GARIS ANTAR BELIKAT. USAHAKAN BENDA ASING DAPAT KELUAR.
BILA BELUM BERHASIL SECARA PELAN KORBAN AKAN MENGALAMI HIPOKSIA DAN JATUH TIDAK SADAR SEGERA BARINGKAN KORBAN TERLENTANG LAKUKAN ABDOMINAL THRUST.
YAKINKAN BENDA ASING SUDAH BERGESER ATAU SUDAH KELUAR DENGAN CARA: LIHAT KEDALAM MULUT KORBAN BILA TERLIHAT DIAMBIL BILA TAK TERLIHAT, TIUPKAN NAPAS MULUTKEMULUT PERHATIKAN BILA TIUPAN DAPAT MASUK PARUPARU ,DADA MENGEMBANG ARTINYA , JALAN JAPAS TELAH TERBUKA SEBALIKNYA BILA TIUPAN TIDAK MASUK ARTINYA JALAN NAPAS MASIH TERSUMBAT ,SEGERA LAKUKAN ABDOMINAL THRUST LAGI ,DST
A- airway
Pastikan, korban sadar atau tidak waktu disapa
Pasien sadar
Pasien tak sadar, bebaskan jalan nafas (chin lift, head tilt) Ada nafas?
suara tambahan? Ada Ada nafas snoring - pangkal lidah gargling - cairan crowing - edema/ spasme plica vocalis
CHEST THRUST
CHEST THRUST
SEGERA TERLENTANGKAN MENYILANG DIATAS KEDUA PAHA PENOLONGYAKINKAN BENDA ASING TELAH BERGESER DENGAN MELIHAT KEDALAM MULUT BAYI BILA TERLIHAT ---AMBIL SEBALIKNYA BILA TAK TERLIHAT. TIUPKAN NAPAS MULUT KE MULUT DAN HIDUNG BILA TIUPAN TIDAK MASUK PARU-PARU ARTINYA BENDA ASING TETAP DITEMPAT.
LAKUKAN CHEST THRUST 5 KALI DENGAN MENGGUNAKAN JARI TELUNJUK DAN JARI TENGAH DIATASD TULANG DADA TEPAT 1 JARI DIBAWAH GARIS IMAGINASI ANTAR PUTTING SUSU.
TIDAK MASUK
TENGKURAPKAN BACK BLOW / BACK SLAPS
TERLENTANGKAN.
PERIKSA MULUT TIUP LAGI DST
Tujuan:
Membawa oksigen ke dalam paru dengan tekanan positif sebagai pengganti fase inspirasi aktif CO2 keluar pada fase ekshalasi secara pasif pada saat tekanan positif dihentikan.
Menilai pernafasan
Look - Lihat: gerak dada, cuping hidung, sela iga Listen - Dengar: suara nafas, suara tambahan Feel - Raba: udara nafas keluar hidung mulut Palpasi: gerak dada, simetris ? Perkusi - Ketuk: Redup ? Hipersonor ? Simetris ? Auskultasi (stetoskop): Suara nafas ada? Simetris
?
Resusitasi
B- breathing
1. Ada nafas? Nafas normal atau distres? 2. Ada luka dada terbuka ? 3. Ada pneumotoraks tension? 4. Ada patah iga ganda? flail chest 5. Ada hemotoraks? 6. Ada emfisema bawah kulit?
Nafas dangkal cepat Gerak cuping hidung Tarikan sela iga / otot leher Nadi cepat Hipotensi Vena leher distensi Sianosis (tanda lambat)
1.
Ada nafas?
Nafas normal atau distres?
Tidak ada nafas beri nafas buatan + O2 Ada nafas sengal-sengal beri nafas buatan + O2 Ada nafas cepat > 25, gerak cuping hidung, retraksi intercosta beri O2 + siapkan nafas buatan
3. 4.
5.
Mulut penolong ke mulut / hidung korban Mulut penolong ke masker pada korban Ambu-bag / self inflating bag Jackson-Reese, Waters dan alat anestesi dengan reservoir O2 Ventilator
Tata Laksana
udara 800 1.200 ml udara ke paru-paru pasien. Lebih sedikit, perlahan waktu jeda antara 2 napas. Mata memperhatikan dada sampai terangkat.
Meniupkan
3.
Posisi jalan napas bebas. Mulut penolong menempel pada mulut / hidung korban. Memakai pelapis kasa / tissue.
2. 3.
Mencegah kontak langsung antara bibir (penolong) dan pasien. Meniupkan udara ke masker. Face barrier dengan plastik.
2. 3. 4.
Kantong karet elastis, jika dipompa menghasilkan sejumlah udara, jika dilepas otomatis mengembang lagi. Menggunakan katup satu arah. Dapat ditambahkan oksigen 100 % dari luar. Kadar oksigen inspirasi 60-80 % saja.
Nafas buatan dilakukan dengan in-line immobilisation (pegangi kepala-leher) agar tulang leher tak bergerak banyak
2. 3. 4.
Kantong karet elastis yang dikembangkan dengan aliran oksigen 10 12 liter/menit. Alat ini mutlak tergantung oksigen. Tidak menggunakan katup. Udara harus dengan oksigen 100 %.
Ventilator
1.
2.
Alat mekanik penggeraknya dengan listrik dan gas tekanan tinggi. Dapat diset :
Tidal volume (6 ml/kgBB). Frekuensi 12-20 kali/menit. Tekanan maksimum 40 cmH2O. Kadar oksigen 100%.