Anda di halaman 1dari 25

Refleksi Kasus

RSUD Salewangang
DPK : dr. Uyuni Azis, Sp. KJ
Identitas Pasien
• Nama : Ny.S
• Usia : 46 Tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Status Pernikahan : Sudah menikah
• Alamat : Maros
• Pekerjaan : IRT
Anamnesis
Keluhan Utama :
● Lemas, sedih dan merasa kecewa
Riwayat Penyakit

Pasien datang untuk kontrol ke Poli klinik jiwa karena


obat habis dan ingin mengetahui perkembangan penyakitnya.
Pasien datatang terlebih dahulu dengan keadaan lemas, panik
dan sedih akibat sering di bentak oleh suami yang memiliki
temperamen tinggi. Awalnya pasien diberikan terapi berupa
Riwayat Penyakit
Pasien mengatakan bahwa suaminya bekerja
sebagai petani dan dulu pernah melakukan judi
sabung ayam dan telah berhenti melakukan sabung
ayam untuk mencari nafkah.
Riwayat Penyakit

pasien mulai mengalami keluhan pertama sejak anak laki-


lakinya yang merupakan anak yang sangat dimanja melakukan
judi sabung ayam. Pasien mengatakan bahwa anak laki-
lakinya melakukan hal tersebut sejak 4 bulan yang lalu dan
mulai jarang tinggal dirumah.
Riwayat Penyakit
Pasien juga mengatakan bahwa sang suami selalu
memarahi anak laki-lakinya, membentak bahkan melakukan
kekerasan fisik pada anaknya tetapi sang anak mulai
membantah dan membentak orang tuanya. Pasien tidak suka
anaknya melakukan hal tersebut, dan malu kepada perilaku
anaknya. Pasien juga sekali-kali mendengar suara tangisan
yang hanya didengar oleh dirinya sendiri.
Riwayat Pribadi

Pasien telah memiliki 3 orang anak, Anak pertama


seorang perempuan berusia 30 tahun, kemudian anak kedua
yang juga perempuan berusia 24 tahun dan terakhir anak
laki-laki berusia 18 tahun yang masih kelas 3 SMA.
Riwayat Pribadi

Pada kunjungan ke poliklinik jiwa kali ini, keadaan


pasien dikatakan sedikit membaik. Pasien dikatakan sudah
mulai bisa mengepalkan tangannya, nafsu makan mulai
sedikit membaik meski pasien masi memiliki perasaan yang
sedih tentang anak laki – lakinya, masih merasa malu
terhadap perbuatan anaknya dan pasien masi jarang bertemu
dengan orang lain.
Riwayat Penyakit Sebelumnya
• Pasien memiliki riwayat penyekit jantung sejak
tahun 2013

Riwayat Pengobatan
• Pernah mengonsumsi obat pengencer darah Simarc,
Digoxin dan Spinorolacton pada malam hari untuk
penyakit jantung yang diderita sebelumnya
Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan Fisik

01 Tanda-tanda Vital
• TD : 112/74 mmHg
• Nadi : 91x/menit
• Suhu : 36,7oC
• BB : 56 Kg
Status Premorbid

1. Interaksi Sosial : kurang senang berinteraksi dengan

tetangga sekitarnya

2. Penampilan : Berpenampilan biasa saja

3. Pekerjaan : Ny. S rajin dalam mengurus keluarga

4. Ibadah : Pasien rajin beribadah dengan harapan suami

dan anaknya dapat berubah


Pemeriksaan Status
Mental
Status Mental
• Keadaan Umum
• Penampilan : Seorang wanita sesuai usia,mengenakan pakaian
serba gelap, rapi dan terawatt
• Kesadaran : Compos Mentis
• Kontak Mata : (+)
• Verbalisasi : Verbal (+), Spontan, jelas dan intonasi
rendah
• Psikomotor : Hipoaktif, gerak lambat
• Respon Terhadap Pemeriksa : Kooperatif
• Orientasi : Waktu, tempat dan orang baik
Status Mental
• Afek dan Mood
• Afek : Depresif
• Mood : Sedih
• Keserasian : Baik
• Arus Pikir : Apropriate
• Gangguan Persepsi : Halusinasi Auditorik (mendengar suara
tangisan)
• Gangguan Isi Pikir : Tidak Ada
• Daya Nilai Sosial : Kurang bersosialisasi
• Tilikan : Derajat 6
Diagnosis Multi Aksial
• Axis I : F 32.3 – Gangguan Episode Depresif Berat dengan
Gejala Psikotik

• Axis II: F60.6 – Gangguan Kepribadian Cemas (menghindar)

• Axis III : I00-I99 – Penyakit Sistem Sirkulasi

• Axis IV: Masalah yang berkaitan dengan keluarga dan


lingkungan sosial

• Axis V : GAF 50-41 – Gejala berat, disabilitas berat


Prognosis
Dubia Ad bonam
Terapi
• Farmakologi
- Fluoxetin 20 mg 0 – 0 - 1
- Risperidon 2 mg 2 X ¼

• Non-Farmakologi
- Psikoterapi Supportif
- Family Supportif
Diagnosis Banding

● Skizoafektif Tipe Depresif

● Ganguan Cemas Menyeluruh

● Gangguan Campuran Anxietas


Depresif
Pembahasan
Definisi
Episode depresif berat dengan gejala psikotik merupakan
bentuk dari depresi berat yang disertai gejala psikotik yang
khas seperti waham atau delusi non-bizarre nihilistik, somatik,
kemiskinan, ketidakberhargaan, atau adanya keyakinan-keyakinan
delusional tentang perasaan bersalah dan sedang dihukum, serta
kadang-kadang muncul halusinasi. Keyakinan-keyakinan delusional
pada penderita episode depresif dengan gejala psikotik merupakan
suatu distorsi kognitif, sebuah pola berpikir yang rancu dan
menimbulkan kesalahan secara negatif yang meningkatkan
kerentanan terhadap depresi.
Teori Kognitif Beck mengenai depresi mencantumkan tiga
aktivitas kognitif yang mendasari munculnya sebuah gangguan,
yaitu:

● Negative triad (pandangan pesimistik terhadap diri sendiri,


dunia, dan masa depan).

● Skema atau keyakinan negatif yang dipicu oleh peristiwa/


situasi kehidupan negatif (misalnya keyakinan bahwa tidak ada
seorang pun yang menyukai saya).

● Penyimpangan/ distorsi kognitif


Medikasi yang diberikan berupa obat anti
psikosis yaitu golongan tipikal dan atipikal.
Mekanisme kerja obat anti psikosis tipikal
adalah memblokade dopamin reseptor pasca
simpatik neuron di otak, khususnya di sistem
limbik dan sistem ekstra piramidal (dopamin D2
reseptor antagonis). Sedangkan obat anti
Psikotik yang baru (atipikal) di samping
berafinitas terhadap dopamin D2 reseptor juga
terhadap serotonin 5 HT2 reseptor ( Serotonin -
Dopamine Antagonist).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai