Anda di halaman 1dari 35

Laporan kasus & refarat

Gangguan Waham Menetap (F22.0)


BIODATA

NAMA : Puteri Rofatul Aini Kurniasih


NIM : C 111 13 004
RESIDEN PEMBIMBING : dr. Yazzit Mahri
SUPERVISOR : dr. Erlyn Limoa, Sp.KJ
TGL UJIAN : 20 Juli 2017
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. GZ
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Umur : 44 Tahun
• Agama : Islam
• Status : Sudah Menikah
• Pendidikan : SMP
• Pekerjaan : Tidak Bekerja
• Alamat : Jl. Sermani No. 23 Tello Baru Makassar
i. RIWAYAT PENYAKIT

KELUHAN UTAMA Mengamuk


• RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG

Seorang laki-laki diantar masuk ke UGD RSKD dengan keluhan


mengamuk. Pasien pertama kali di rawat di RSKD. Pasien
mengamuk dengan melempar barang-barang ke orang
disekitarnya. Keluhan memberat sajak 1 hari terakhir.
RIWAYAT PENYAKIT
• Awal perubahan perilaku pasien sejak saat pasien berumur 25 tahun, sejak itu pasien sering
marah tanpa sebab. Saat itu pasien memukul anak pasien yang berumur 5 tahun dikarenakan
anaknya mengotori rumahnya, istri pasien marah dan mengusir pasien dari rumah. Sejak
saat itu pasien jadi malas bekerja, jarang mandi dan kadang tiba-tiba mengamuk.
• Sejak 2 tahun terakhir, menurut pasien banyak wanita yang menyukai dirinya. Pasien
mengaku bahwa ada beberapa wanita yang menyukai dirinya yang merupakan para
tetangganya, namun pasien mengaku dia hanya menyukai 1 wanita yang merupakan
mahasiswi.
RIWAYAT PENYAKIT

• Pasien sampai mengirim sms untuk dirinya sendiri dan menganggap bahwa sms
tersebut dari wanita yang ia sukai. Pasien bahkan meminta keluarga untuk membantu
dirinnya melamar wanita tersebut. Pasien juga mengaku pernah merasa ada yang
ingin membahayakannya, namun pasien tidak mau mengutarakannya.
RIWAYAT
HENDAYA/DISFUNGSI PENYAKIT
- Hendaya dalam bidang sosial :Terganggu
- Hendaya dalam bidang pekerjaan :Terganggu
- Hendaya dalam penggunaan waktu senggang :Terganggu

FAKTOR STRESSOR PSIKOSOSIAL

-Faktor stressor tidak jelas

HUBUNGAN GANGGUAN SEKARANG DENGAN RIWAYAT PENYAKIT FISIS


DAN PSIKIS SEBELUMNYA
-Riwayat kejang ada
-Riwayat infeksi tidak ada -Riwayat penggunaan NAPZA ada
-Riwayat trauma tidak ada
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

RIWAYAT PRENATAL DAN PERINATAL

Pasien lahir pada tanggal 07 juli 1973, cukup bulan, lahir normal, dibantu oleh
dokter di rumah sakit. Pasien meminum ASI eklusif. pertumbuhan dan
perkembangan baik. .
RIWAYAT MASA KANAK AWAL (USIA 1-3 TAHUN)

Pasien dirawat oleh kedua orang tuanya. Pertumbuhan dan perkembangan pasien
pada masa anak-anak awal seperti berjalan dan berbicara sesuai dengan
perkembangan anak seusianya. Tidak ada masalah perilaku yang menonjol. Waktu
kecil pasien mudah bergaul dan ramah.

RIWAYAT MASA KANAK PERTENGAHAN (USIA 4-11 TAHUN)

Pada usia 6 tahun pasien masuk SD. Menurut keluarga pasien perrnah kejang
saat umur 4 tahun. Perkembangan di sekolah baik.
RIWAYAT MASA REMAJA (USIA 12-18 TAHUN)

Pasien tidak tamat SMA karena tidak lulus ujian.


RIWAYAT KEHIDUPAN
KELUARGA

• Pasien merupakan anak ke 1 dari 7 bersaudara


(♂,♂,♂,♀,♀,♂,♀,)
• Pasien tinggal bersama dengan keluarga.
• Hubungan dengan keluarga baik namun kurang akur dengan 2
saudara laki-lakinya.
• Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama disangkal.
GENOGRAM

Keterangan

Pasien : Laki-laki :
Perempuas :
SITUASI KEHIDUPAN SEKARANG
Pasien tidak bekerja tapi masih cukup mampu mengurus diri sendiri.

PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN KEHIDUPANNYA

Pasien tidak merasa dirinya sakit dan bingung mengapa dirinya dibawa ke RSKD
oleh keluarganya.
iv. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
• Seorang laki-laki 44 tahun diantar masuk ke UGD RSKD dengan keluhan
mengamuk. Pasien pertama kali di rawat di RSKD. Pasien mengamuk dengan
melempar barang-barang ke orang disekitarnya. Keluhan memberat sajak 1 hari
terakhir. Perubahan perilaku sejak usia 25 tahun.

• Sejak 2 tahun terakhir, pasien merasa banyak wanita yang menyukai dirinya,
namun menurut pasien ia hanya menyukai seorang mahasiswi umur 20 tahun yang
juga menyukainya.

• Pasien sampai mengirim sms untuk dirinya sendiri dan menganggap wanita yang
mengirim sms tersebut untuk dirinya. Pasien bahkan meminta keluarga untuk
membantu dirinnya melamar wanita tersebut.
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
• Pasien juga mengaku pernah merasa ada yang ingin membahayakannya, namun
pasien tidak mau mengutarakannya. Beberapa hari yang lalu pasien sempat dibawa
ke puskesmas dan mendapatkan obat berwarna kuning.

• Pada pemeriksaan status mental didapatkan tampak seorang laki-laki berusia (44
tahun) memakai baju kaos abu-abu, celana pendek jeans dan memakaai peci. Wajah
sesuai umur, perawakan sedang, dan perawatan diri baik. Kesadaran pasien baik.
Mood pasien eutimia dengan Afek terbatas, serta empati tidak dapat diraba rasakan.
Tilikan pada pasien ini adalah 1 yakni pasien menyangkal dirinya sakit.
FORMULASI DIAGNOSTIK
• Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis didapatkan gejala klinik bermakna yaitu
mengamuk, waham erotomania, dan waham kejar. Keadaan ini mengakibatkan diri
merasa terganggu dan tidak nyaman( distress ) sulit melakukan pekerjaan dengan
benar, dan sulit mengisi waktu luangnya dengan hal yang bermanfaat (disability).
Oleh karena itu, digolongkan sebagai gangguan jiwa.

• Tidak ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realitas sehingga digolongkan
Gangguan Jiwa Non Psikotik

• Berdasarkan pemeriksaan status internus tidak ditemukan kelainan organik sehingga


dikatakan Gangguan jiwa Non Psikotik non organik.
FORMULASI DIAGNOSTIK
• Pada pemeriksaan status mental ditemukan adanya waham erotomania
yang menetap bahwa banyak wanita yang menyukai dirinya selama 2
tahun terakhir dan waham kejar yaitu pasien juga mengaku bahwa ada
tetangganya yang membenci dan ingin mencelalakannya, sehingga
berdasarkan PPDGJ III pasien didiagnosis sebagai Gangguan Waham
Menetap (F22.0).
v. EVALUASI MULTIAKSIAL
• Aksis I
Gangguan Waham Menetap (F22.0)
• Aksis II
• Sebelum sakit, pasien dikenal sebagai orang yang ramah, mudah bergaul, dan hubungan dengan keluarga
baik. Sehingga belum dapat digolongkan pada salah satu ciri kepribadia yang khas .
• Aksis III

Tidak ada

• Aksis IV

Faktor Stessor Psikososial Tidak Jelas.

• Aksis V
• 60-51 gejala sedang (moderate), disabilitas sedang
vi. DAFTAR PROBLEM
• Organobiologik
– Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi karena terdapat ketidakseimbangan
neurotransmitter maka pasien memerlukan psikofarmakoterapi.

• Psikologik
– Ditemukan afek terbatas akibat permasalahan yang dialami sehingga pasien diperlukan terapi
psikologi.

• Sosiologik
– Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan, dan penggunaan waktu senggang
sehingga perlu dilakukan sosioterapi.
Vii. RENCANA TERAPI

Farmakoterapi Psikoterapi
• Haloperidol 5 • Konseling
mg 3 x ½ tab
• Chlorpromazine
100 mg 0-0-1 tab Sosioterapi
• Psikoterapi :
• Konseling

• Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya, agar


pasien memahami cara menghadapinya, serta memotivasi pasien agar tetap rutin
minum obat.
• Sosioterapi :
• Memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien dan orang disekitarnya
tentang gangguan yang dialami pasien sehingga mereka dapat menerima dan
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membantu proses pemulihan
pasien.
viii. PROGNOSIS
Faktor pendukung :
 Pasien mau minum obat.
 Keluarga pasien mendukung penyembuhan
pasien.
 Pasien menunjukkan gejala positif.

Dubia Ad Malam

Faktor Penghambat :
 Pasien tidak merasa sakit
 Merasa tidak perlu berobat.
 Pasien meminum obat tidak teratur.
FOLLOW UP

• Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya,


tanda-tanda vital pasien dan efektifitas terapi serta kemungkinan
terjadinya efek samping dari obat yang diberikan.
GANGGUANREFARAT
WAHAM MENETAP
DEFINISI
• Gangguan waham merupakan keyakinan yang salah, didasarkan pada
kesimpulan yang salah tentang realitas eksterna, tidak konsisten
dengan latar belakang intelegensi dan budaya pasien, tidak dapat
dikoreksi dengan penalaran.
• Gangguan waham menetap menetap suatu kelompok gangguan
psikiatrik yang meliputi serangkaian gangguan dengan waham-
waham yang berlangsung lama, sedikitnya tiga bulan, sebagai satu-
satunya gejala gejala klinis yang khas atau yang paling mencolok dan
tidak dapat digolongkan sebagai gangguan mental organik,
skizofrenik, atau gangguan efektif.
EPIDEMIOLOGY
• Pemeriksaan akurat tentang epidemiologi gangguan waham menetap dihalangi oleh
relatif jarangnya gangguan ini.

• Prevalensi terjadinya gangguan waham menetap di Amerika Serikat berdasarkan


DSM-V-TR adalah sekitar 0,02%, dimana angka ini jauh dibawah angka kejadian
skizofrenia (1%) dan gangguan mood (5%).

• Insidensi tahunan gangguan waham menetap adalah 1 sampai 3 kasus baru per
100.000 populasi, yaitu kira-kira 4% dari semua perawatan pertama pasien psikiatrik.

• Usia rata-rata adalah kira-kira 40 tahun, tetapi rentang usia untuk onsetnya adalah
berkisar antara 18 tahun sampai 90 tahun.

• Wanita lebih sering menderita gangguan waham menetap dengan rasio 3:1.
ETIOLOGI

Penyebab dari gangguan waham menetap belum ditetapkan, meskipun


telah banyak teori yang dikemukakan. Namun penyebabnya bisa kerana:
 Hereditas
 Faktor biologi
 Faktor Psikodinamika
GEJALA KLINIS
• STATUS MENTAL
• Deskripsi Umum
• Pasien biasanya berdandan dengan baik dan berpakaian baik, tanpa bukti adanya disintegritas nyata pada
kepribadian atau aktifitas harian. Tetapi pasien mungkin terlihat aneh, pencuriga atau bermusuhan.
•  
• Mood, Perasaan dan Afek
• Mood pasien biasanya konsisten atau sejalan dengan isi waham. Misalnya pasien dengan waham kejar akan
curiga.
•  
• Gangguan Persepsi
• Menurut DSM-IV-TR, waham raba atau cium mungkin ditemukan jika hal tersebut konsisten dengan waham.
•  
• Pikiran Gangguan isi pikiran
berupa waham merupakan gejala utama dari gangguan ini. Waham biasanya bersifat sistematis dan
karakteristiknya adalah dimungkinkan.
• SENSORIUM DAN KOGNISI
• Orientasi dan Daya Ingat
• Pasien dengan gangguan waham menetap biasanya tidak memiliki kelainan dalam orientasi, serta
daya ingat dan proses kognitif lainnya tidak terganggu.
•  
• Pengendalian Impuls
• Klinis harus memeriksa pasien dengan gangguan waham menetap untuk menentukan ada atau
tidak gagasan atau rencana melakukan material wahamnya dengan bunuh diri, membunuh atau
melakukan tindakan kekerasan. Insidensinya tidak diketahui pada penyakit ini.

• Pertimbangan dan Tilikan


• Pasien dengan gangguan waham menetap hampir seluruhnya tudak memiliki tilikan terhadap
konsisi mereka dan hampir seluruhnya dibawa ke rumah sakit oleh keluarga, perusahaan atau polisi.
•  
• Kejujuran
• Pasien dengan gangguan waham menetap biasanya dapat dipercaya dalam informasinya.
Tipe tipe

Tipe
Tipe somatik Tipe kebesaran
Tipe kejar erotomania

Tipe tidak
Tipe cemburu Tipe campuran spesifik
KRITERIA DIAGNOSTIK

• Untuk mendapatkan diagnostik pasti berdasarkan PPDGJ-III, gejala-
gejala waham adalah :
1. Waham-waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau gejala yang paling mencolok. Waham-waham
tersebut (baik tunggal maupun sebagai suatu system waham) harus sudah ada sedikitnya 3 bulan lamanya,
dan harus khas pribadi (personal) dan bukan budaya setempat.
2. Gejala-gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif yang lengkap / “full-blown” (F32.-) mungkin
terjadi secara intermitten, dengan syarat bahwa waham-waham tersebut menetap pada saat-saat tidak
terdapat gangguan afektif itu.
3. Tidak boleh ada bukti tentang adanya penyakit otak.
4. Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang saja ada dan bersifat sementara.
5. Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia (waham dikendalikan, siar pikiran, penumpulan afek dan
sebagainya.
• Untuk mendiagnosa suatu gangguan waham menetap, dapat digunakan
kriteria berdasarkan DSM-V-TR, yaitu
•  
A. Adanya satu (atau lebih) waham yang menetap selama 1 bulan atau lebih.
B. Kriteria A untuk skizofrenia tidak terpenuhi
C. Selain efek waham, secara fungsional tidak ada yang terganggu, dan perilaku tidak
bizzar atau aneh.
D. Apabila episode manik atau depresi mayor muncul, durasinya tidak melebihi durasi
waham.
E. Gangguan tersebut bukan akibat dari fisiologis obat ataupun kondisi medis lain dan
juga tidak bisa dijelaskan oleh gangguan mental lainnya, seperti gangguan tubuh
dismorfik ataupun gangguan obsesif kompulsif.
TATALAKSANA

Psikoterapi Farmakoterapi
• konseling pada
keluarga penderita • Haloperidol
agar turut serta dalam • Pimozid (ORAP)
usaha mengembalikan
kesehatan penderita
kepada normal
PROGNOSIS

• Jika diobati dengan baik dan tepat, baik dengan tatalaksana farmakoterapi dan
psikoterapi, maka waham menetap umumnya memiliki prognosis yang baik.
SEKIAN TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai