• Pasien sampai mengirim sms untuk dirinya sendiri dan menganggap bahwa sms
tersebut dari wanita yang ia sukai. Pasien bahkan meminta keluarga untuk membantu
dirinnya melamar wanita tersebut. Pasien juga mengaku pernah merasa ada yang
ingin membahayakannya, namun pasien tidak mau mengutarakannya.
RIWAYAT
HENDAYA/DISFUNGSI PENYAKIT
- Hendaya dalam bidang sosial :Terganggu
- Hendaya dalam bidang pekerjaan :Terganggu
- Hendaya dalam penggunaan waktu senggang :Terganggu
Pasien lahir pada tanggal 07 juli 1973, cukup bulan, lahir normal, dibantu oleh
dokter di rumah sakit. Pasien meminum ASI eklusif. pertumbuhan dan
perkembangan baik. .
RIWAYAT MASA KANAK AWAL (USIA 1-3 TAHUN)
Pasien dirawat oleh kedua orang tuanya. Pertumbuhan dan perkembangan pasien
pada masa anak-anak awal seperti berjalan dan berbicara sesuai dengan
perkembangan anak seusianya. Tidak ada masalah perilaku yang menonjol. Waktu
kecil pasien mudah bergaul dan ramah.
Pada usia 6 tahun pasien masuk SD. Menurut keluarga pasien perrnah kejang
saat umur 4 tahun. Perkembangan di sekolah baik.
RIWAYAT MASA REMAJA (USIA 12-18 TAHUN)
Keterangan
Pasien : Laki-laki :
Perempuas :
SITUASI KEHIDUPAN SEKARANG
Pasien tidak bekerja tapi masih cukup mampu mengurus diri sendiri.
Pasien tidak merasa dirinya sakit dan bingung mengapa dirinya dibawa ke RSKD
oleh keluarganya.
iv. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
• Seorang laki-laki 44 tahun diantar masuk ke UGD RSKD dengan keluhan
mengamuk. Pasien pertama kali di rawat di RSKD. Pasien mengamuk dengan
melempar barang-barang ke orang disekitarnya. Keluhan memberat sajak 1 hari
terakhir. Perubahan perilaku sejak usia 25 tahun.
• Sejak 2 tahun terakhir, pasien merasa banyak wanita yang menyukai dirinya,
namun menurut pasien ia hanya menyukai seorang mahasiswi umur 20 tahun yang
juga menyukainya.
• Pasien sampai mengirim sms untuk dirinya sendiri dan menganggap wanita yang
mengirim sms tersebut untuk dirinya. Pasien bahkan meminta keluarga untuk
membantu dirinnya melamar wanita tersebut.
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
• Pasien juga mengaku pernah merasa ada yang ingin membahayakannya, namun
pasien tidak mau mengutarakannya. Beberapa hari yang lalu pasien sempat dibawa
ke puskesmas dan mendapatkan obat berwarna kuning.
• Pada pemeriksaan status mental didapatkan tampak seorang laki-laki berusia (44
tahun) memakai baju kaos abu-abu, celana pendek jeans dan memakaai peci. Wajah
sesuai umur, perawakan sedang, dan perawatan diri baik. Kesadaran pasien baik.
Mood pasien eutimia dengan Afek terbatas, serta empati tidak dapat diraba rasakan.
Tilikan pada pasien ini adalah 1 yakni pasien menyangkal dirinya sakit.
FORMULASI DIAGNOSTIK
• Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis didapatkan gejala klinik bermakna yaitu
mengamuk, waham erotomania, dan waham kejar. Keadaan ini mengakibatkan diri
merasa terganggu dan tidak nyaman( distress ) sulit melakukan pekerjaan dengan
benar, dan sulit mengisi waktu luangnya dengan hal yang bermanfaat (disability).
Oleh karena itu, digolongkan sebagai gangguan jiwa.
• Tidak ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realitas sehingga digolongkan
Gangguan Jiwa Non Psikotik
Tidak ada
• Aksis IV
• Aksis V
• 60-51 gejala sedang (moderate), disabilitas sedang
vi. DAFTAR PROBLEM
• Organobiologik
– Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi karena terdapat ketidakseimbangan
neurotransmitter maka pasien memerlukan psikofarmakoterapi.
• Psikologik
– Ditemukan afek terbatas akibat permasalahan yang dialami sehingga pasien diperlukan terapi
psikologi.
• Sosiologik
– Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan, dan penggunaan waktu senggang
sehingga perlu dilakukan sosioterapi.
Vii. RENCANA TERAPI
Farmakoterapi Psikoterapi
• Haloperidol 5 • Konseling
mg 3 x ½ tab
• Chlorpromazine
100 mg 0-0-1 tab Sosioterapi
• Psikoterapi :
• Konseling
Dubia Ad Malam
Faktor Penghambat :
Pasien tidak merasa sakit
Merasa tidak perlu berobat.
Pasien meminum obat tidak teratur.
FOLLOW UP
• Insidensi tahunan gangguan waham menetap adalah 1 sampai 3 kasus baru per
100.000 populasi, yaitu kira-kira 4% dari semua perawatan pertama pasien psikiatrik.
• Usia rata-rata adalah kira-kira 40 tahun, tetapi rentang usia untuk onsetnya adalah
berkisar antara 18 tahun sampai 90 tahun.
• Wanita lebih sering menderita gangguan waham menetap dengan rasio 3:1.
ETIOLOGI
Tipe
Tipe somatik Tipe kebesaran
Tipe kejar erotomania
Tipe tidak
Tipe cemburu Tipe campuran spesifik
KRITERIA DIAGNOSTIK
•
• Untuk mendapatkan diagnostik pasti berdasarkan PPDGJ-III, gejala-
gejala waham adalah :
1. Waham-waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau gejala yang paling mencolok. Waham-waham
tersebut (baik tunggal maupun sebagai suatu system waham) harus sudah ada sedikitnya 3 bulan lamanya,
dan harus khas pribadi (personal) dan bukan budaya setempat.
2. Gejala-gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif yang lengkap / “full-blown” (F32.-) mungkin
terjadi secara intermitten, dengan syarat bahwa waham-waham tersebut menetap pada saat-saat tidak
terdapat gangguan afektif itu.
3. Tidak boleh ada bukti tentang adanya penyakit otak.
4. Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang saja ada dan bersifat sementara.
5. Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia (waham dikendalikan, siar pikiran, penumpulan afek dan
sebagainya.
• Untuk mendiagnosa suatu gangguan waham menetap, dapat digunakan
kriteria berdasarkan DSM-V-TR, yaitu
•
A. Adanya satu (atau lebih) waham yang menetap selama 1 bulan atau lebih.
B. Kriteria A untuk skizofrenia tidak terpenuhi
C. Selain efek waham, secara fungsional tidak ada yang terganggu, dan perilaku tidak
bizzar atau aneh.
D. Apabila episode manik atau depresi mayor muncul, durasinya tidak melebihi durasi
waham.
E. Gangguan tersebut bukan akibat dari fisiologis obat ataupun kondisi medis lain dan
juga tidak bisa dijelaskan oleh gangguan mental lainnya, seperti gangguan tubuh
dismorfik ataupun gangguan obsesif kompulsif.
TATALAKSANA
Psikoterapi Farmakoterapi
• konseling pada
keluarga penderita • Haloperidol
agar turut serta dalam • Pimozid (ORAP)
usaha mengembalikan
kesehatan penderita
kepada normal
PROGNOSIS
• Jika diobati dengan baik dan tepat, baik dengan tatalaksana farmakoterapi dan
psikoterapi, maka waham menetap umumnya memiliki prognosis yang baik.
SEKIAN TERIMA KASIH