Anda di halaman 1dari 20

REFLEKSI KASUS

GANGGUAN DEPRESIF
FAJAR RAMADHAN BURHAN
N 111 17 064
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. N
• Jenis kelamin : Perempuan
• Usia : 55 tahun
• Alamat : Keleke
• Status pernikahan : Kawin
• Pendidikan terakhir : SPG
• Pekerjaan : IRT
• Agama : Islam
• Tanggal pemeriksaan : 28 Agustus 2018
• Tempat Pemeriksaan : Poli Jiwa Rumah Sakit Umum Daerah Undata
RIWAYAT PSIKIATRI
• Keluhan Utama
• Sedih
• Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien MRS dengan keluhan sedih dirasakan sejak + 3 bulan lamanya, hampir dirasakan setiap
hari. Pasien mengatakan merasa sedih karena berpisah dengan anak perempuan terakhir
yang dibawa oleh mantan suami ke dua nya karena sering dipukul dan diancam oleh
mantan suaminya. Pasien sering menyendiri dan menangis. Pasien juga mudah
tersinggung apabila dalam saat percakapan merasa dirinya direndahkan. Sejak kecil sering
di pukul oleh pamanya dan pasien sering berbicara sendiri. Pasien juga merasakan nyeri
dada seperti teriris sudah pernah berobat pada dokter jantung dan hasil semuanya normal,
susah untuk tidur biasanya, tidak ada minat untuk melakukan kegiatan dan cepat lelah,
tidak ada nafsu makan sehingga penurunan berat badan apabila mengingat anak
perempuanya. Sebelumnya pasien sering mendengar bisikan suara pada dirinya dan
minum obat dari dokter jiwa sehingga tangan gemetar sejak ada minum obat jiwa
sebelumnya.
HENDAYA/DISFUNGSI

• Hendaya Sosial : (+)


• Hendaya Pekerjaan : (+)
• Hendaya Waktu senggang : (-)
• Faktor Stressor Psikososial
Pasien sebelumnya sudah bercerai pada suami ke-2 dan memiliki anak
perempuan yang bawa oleh mantan suaminya di jawa sejak 2016.

• Riwayat Penyakit Dahulu.


• Riwayat Penggunaan Zat
• Tidak ada
• Riwayat Gangguan Psikiatrik
• Ada.
RIWAYAT KEHIDUPAN SEBELUMNYA

• Riwayat Prenatal dan Perinatal


• Tidak ada masalah pada masa ini. Pasien dilahirkan pada usia
normal dengan persalinan normal yang dibantu oleh bidan. Pasien
lahir tanpa penyulit apapun dalam persalinan.
• Riwayat Masa Kanak-kanak Awal (1-3 Tahun)
• Tidak terdapat persoalan-persoalan makan diusia ini. Pertumbuhan
dan perkembangan sesuai umur dan tidak terdapat gejala-gejala problem
perilaku. Tidak ada riwayat kejang, trauma atau infeksi pada masa ini. Pasien
sudah tidak diasuh oleh orang tuanya
• Riwayat Masa Kanak-kanak Pertengahan (4-11 Tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan baik, sesuai dengan anak seusianya.
Pasien sering mendapatkan kekerasan oleh pamanya sejak kecil, lalu
melampiaskan ke kuburan dan sering berbicara sendiri.

• Riwayat Masa Kanak-kanak Akhir/Pubertas/Remaja


(12-18 Tahun)
Pasien hanya bisa menyelesaikan sekolah hingga SPG. Pada
masa ini pasien lebih sering memendam perasaan sedih, kecewa
dan marahnya sendiri. Pasien tidak mau menceritakan masalah-
masalah yang didapatnya pada orang lain karena tidak mau
menjadi beban bagi orang lain.
• Riwayat Masa Dewasa (>18 Tahun)
Pasien sudah menikah 3x. Pada perkawinan pertama
memilik 3 anak, cerai karena tidak tahan sering di pukul.
Pada perkawinan kedua jarak antara umur suaminya
cukup jauh, memiliki anak perempuan, berpisah karena
sering diancam untuk dibunuh. Perkawinan ketiga sudah
berjalan 2 tahun tetapi tidak tinggal bersama suami
karena masih pengobatan.
RIWAYAT KEHIDUPAN KELUARGA

• Pasien merupakan anak pertama, hubungan pasien dengan keluraga kurang


karena sejak kecil tinggal bersama pamannya dan tidak akur bersama ibu
tirinya.
EMOSI YANG TERLIBAT
• Kasus ini menarik untuk dibahas karena merupakan kasus yang
sebagian besar dapat ditemukan pada pasien yang berobat ke
poliklinik Jiwa, dimana gejala awal yang dirasakan oleh pasien
berasal dari gejala-gejala tubuh yang mendorong pasien
melakukan pengobatan kepada dokter-dokter yang di duga
berhubungan langsung dengan gejala yang dialaminya, namun
pada kasus ini ternyata tidak ditemukan kelainan medis
bermakna pada pasien. Sehingga menarik untuk dibahas dan
ditelusuri lebih dalam bahwa keadaan yang saat ini dialami oleh
pasien (termasuk penderitaan, hendaya dan gejala-gejala klinis
yang muncul) merupakan hal yang semata-mata muncul akibat
kondisi “kejiwaan” sang pasien itu sendiri.
EVALUASI

• Pengalaman baik : Pasien sangat kooperatif, tidak


tertutup, berterus terang dan tidak menghambat proses
anamnesis.
• Pengalaman buruk : Tidak ada.
ANALISIS

• Seorang wanita berumur 55 tahun MRS dengan keluhan


merasa sedih dirasakan + 3 hampir setiap hari. Pasien
mengatakan sedih diakibatkan karena teringat oleh anak
perempuan terakhirnya yang dibawa oleh mantan suami ke
duanya yang sering memukul dan mengancam dirinya.
Pasien mengeluhkan nyeri dada seperti teriris, susah tidur,
nafsu makan menurun disertai berat badan turun.
Sebelumnya pasien sering mendengar bisikan dan minum
obat dari dokter jiwa, juga membuat tangat sering gemetar.
Kriteria DSM-IV-TR Episode Depresif Berat
• Lima atau lebih gejala di bawah telah ada selama periode waktu 2 minggu dan
menunjukkan perubahan fungsi sebelumnya; setidaknya satu gejalanya adalah (1)
mood menurun atau (2) kehilangan minat atau kesenangan:
• Mood menurun hampir setiap hari, hampir setiap hari, seperti yang ditujukkan
baik melalui laporan subjektif (cth., perasaan sedih atau kosong) atau
pengamatan orang lain (cth., tampak sedih). Catatan : pada anak dan remaja, bisa
berupa mood iritabel.
• Menurunnya minat atau kesenangan yang nyata pada semua, atau hampir semua aktivitas hampir
sepanjang hari, hampir setiap hari (seperti yang ditunjukkan laporan seubjektif atau pengamatan
orang lain)
• Penurunan berat badan yang bermakna walaupun tidak diet atau berat badan bertambah (cth.,
perubahan lebih dari 5% berat badan dalam sebulan), atau menurun maupun meningkatnya nafsu
makan setiap hari.
• Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
• Agiatasi atau retardasi psikomotor setiap hari (dapat diamati orang lain, tidak hanya perasaan
subjektif adanya kegelisahan atau menjadi lebih lamban)
• Lelah atau hilang energi hampir setiap hari
• Perasaan tidaj berarti atau rasa bersalah yang tidak sesuai atau berlebihan (yang dapat
menyerupai waham) hampir setiap hari (tidak hanya menyalahkan diri atau rasa bersalah karena
sakit)
• Menurunnya kemampuan berpikir atau berkonsentrasi, atau keragu-raguan hampir setiap hari
(baik laporan subjektif atau diamati orang lain)
• Pikiran berulang mengenai kematian (bukan hanya rasa takut mati), gagasan bunuh diri berulang
tanpa suatu rencana yang spesifik, atau upaya bunuh diri atau suatu rencana spesifik untuk
melakukan bunuh diri.
• Gejala tidak memenuhi kriteria episode campuran
• Gejala menyebabkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau
hendaya di dalam fungsi sosial, pekerjaan atau area fungsi lain
• Gejala tidak disebabkan pengaruh fisiologis langsung zat (cth.,
penyalahgunaan obat, pengobatan), atau kondisi medis umum (cth.,
hipotiroidisme).
• Gejala sebaiknya tidak disebabkan berkabung, yi., setelah kehilangan orang
yang dicintai, gejala bertahan hingga lebih lama dari 2 bulan, atau ditandai
hendaya fungsi yang nyata, preokupasi patologis mengenai
ketidakberartian, gagasan bunuh diri, gejala psikotik, atau retardasi
psikomotor.
EVALUASI MULTIAKSIAL
AXIS I
• Berdasarkan autoanamnesa dan alloanamnesa diperoleh adanya gejala klinis yaitu
pasien merasa sedih, perubahan nafsu makan dan berat badan, perubahan tidur dan
tidak ada energi selama > 2 minggu. Keadaan ini dapat menimbulkan distress dan
disabilitas dalam pekerjaan dan sosial, sehingga pasien menjadi sulit dan berhenti
melakukan aktivitas setiap hari, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pasien
mengalami Gangguan Jiwa.
• Pada pemeriksaan status mental tidak ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai
realita berupa halusinasi visual maupun auditorik sehingga dapat disimpulkan bahwa
pasien masuk dalam criteria Gangguan jiwa non psikotik.
• Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan kelainan yang
mengindikasikan gangguan medis umum yang menimbulkan gangguan otak, sehingga
penyebab organik dapat disingkirkan dan pasien ini didiagnosis sebagai gangguan Non-
organik.
• Pada pasien ini ditemukan adanya perasaan cemas dan sedih yang dialami mulai sejak 1
tahun yang lalu, yang diikuti dengan adanya gejala-gejala seperti jantung berdebar-
debar, nyeri kepala dan nyeri dada yang biasanya dipicu dan bertambah parah apabila
sedang menghadapi factor stressor, dan ditemukan adanya episode depresif yang
berulang. Maka berdasarkan DSM-IV kasus ini dapat digolongkan dalam Gangguan
Depresif Mayor, Rekuren.
• AXIS II : Tidak ada

• AXIS III : Tidak ada


• AXIS IV : Masalah pada Primary Support Group
(keluarga)
• AXIS V : GAF Scale 70 – 61 gejala ringan dan dapat
diatasi, sedikit disabilitas pada fungsi social, pekerjaan,
dll.
RENCANA TERAPI

• Perencanaan Terapi Farmakologis


• Berdasarkan keluhan dan gejala yang ditunjukkan oleh
pasien, maka pengobatan farmakologis yang sesuai adalah
Maprotiline (Sandepril) 50 mg 2 X 1. Hal ini karena pada pada
pasien ditemukan adanya riwayat gejala depresi. Meskipun
berdasarkan step ladder pengobatan harus didahulukan
menggunakan SSRI, namun ditemukan keluhan pasien yang
mengeluh sulit tidur sehingga diberikan obat dari golongan
Trisiklik yang memiliki efek sedative.
• Perencanaan Psikoterapi
• Terapi kognitif-perilaku
• Pendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung mengenali distorsi kognitif
dan pendekatan perilaku, mengenali gejala somatic secara langsung. Teknik
pendekatan yang digunakan pada pendekatan behavioural adalah relaksasi dan
biofeedback.
• Terapi suportif
• Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan, digali potensi-potensi yang ada
dan belum tampak, didukung egonya, agar lebih bias beradaptasi optimal dalam
fungsi social dan pekerjaannya.
• Psikoterapi berorientasi tilikan
• Terapi ini mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan konflik bawah sadar,
menilik egostrenght, relasi obyek, serta keutuhan self pasien. Dari pemahaman
akan komponen-komponen tersebit kita sebagai terapis dapat memperkirakan
sejauh mana pasien dapat diubah untuk menjadi lebih matur; bila tidak tercapai,
minimal kita memfasilitasi pasien agar pasien dapat beradaptasi dalam fungsi
social dan pekerjaannya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai