Preseptor:
dr. Nadjmir, Sp. KJ (K)
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
• Gangguan skizoafektif adalah penyakit mental serius
yang memiliki gambaran skizofrenia dan gangguan
afektif
Tipe Tipe
manik depresif
• Skizofrenia gangguan otak yang mendistorsi cara
seseorang berpikir, bertindak, mengungkapkan
emosi, merasakan realitas, dan berhubungan dengan
orang lain
• Depresi penyakit yang ditandai dengan perasaan
sedih, tidak berharga, atau putus asa, serta masalah
berkonsentrasi dan mengingat detail
Epidemiologi
• Prevalensi seumur hidup pada gangguan skizoafektif 0,5-0,8%
• Orangtua>anak muda
• Perempuan>laki-laki
• Laki-lakiperilaku antisosial dan afek tumpul/tidak sesusai
Etiologi
• Penyebab pasti tidak diketahui
• Dugaan saat ini bahwa gangguan skizoafektif
mungkin mirip dengan etiologi skizofrenia
genetik dan lingkungan
Manifestasi Klinis
• Episodik gejala gangguan mood maupun gejala
skizofreniknya menonjol dalam episode penyakit
yang sama, baik secara simultan atau secara
bergantian dalam beberapa hari
• Bila gejala skizofrenik dan manik menonjol pada
episode penyakit yang samagangguan skizoafektif
tipe manik, gejala depresif yang menonjol
gangguan skizoafektif tipe depresif
Skizofrenia
• Menurut PPDGJ-III, harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini
yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala
gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
Afek depresif
Mayor
Kehilangan minat dan kegembiraan
Antipsikotik Antidepresan
• Psikoterapi
Kepada pasien dan keluarga
Ilustrasi Kasus
• Nama (inisial) : Tn. AM
Panggilan : Arif
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Tempat & tanggal lahir/ Umur : 48 tahun
• Status perkawinan : Menikah
• Kewarganegaraan : Indonesia
• Suku bangsa : Minangkabau
• Negeri Asal : Solok Selatan
• Agama : Islam
• Pendidikan : SMP
• Pekerjaan : Wiraswasta (Petani Sawit)
• Alamat : Buluh Kasak, Padang Air Dingin, Kecamatan
Sangir, Solok Selatan
• Sebab Utama
Pasien sulit tidur dan nafsu makan
menurun.
• Keluhan Utama
Pasien sulit tidur dan nafsu makan
menurun sejak 2 minggu yang lalu.
RPS
• Pasien telah kontrol rutin ke RSJ Prof. HB
Saanin sejak 3 tahun ini. Awalnya pasien
disarankan keluarga untuk berobat ke dokter
karena sering mendengar bisikan-bisikan
untuk melukai orang lain. Pasien merasa kesal
dan marah tiba-tiba pada oranglain saat
mendengar bisikan tersebut.
• Pasien mengaku telah menuntut ilmu kebal
sejak 10 tahun yang lalu dan meyakin
tubuhnya tidak akan luka walaupun terkena
benda tajam.
• Pasien merasa malu dan rendah diri untuk
bertemu oranglain, merasa sedih tanpa sebab,
nafsu makan menurun, sulit untuk tidur dan
merasa mudah lelah saat bekerja.
• Pasien pernah berobat ke dukun dan
mendapat obat kampung namunn keluhan
tidak hilang. Karena tidak puas pasien berobat
ke dokter dan mendapat 5 macam obat tapi
pasien lupa nama obatnya.
• Saat ini pasien mengeluhkan sulit tidur dan
nafsu makan kurang saat tidak minum obat.
Pasien sering merasa sedih dan tidak
bersemangat kerja jika tidak minum obat.
RPD
• a. Riwayat Gangguan Psikiatri
• Tidak ada riwayat gangguan psikiatri sebelumnya
• b. Riwayat Gangguan Medis
• Tidak ada riwayat hipertensi, diabetes, trauma,
tumor, kejang, gangguan kesadaran, hiv dan
gangguan fisik lain sebelumnya
• c. Riwayat Penggunaan NAPZA
• Pasien merokok 1 bungkus/hari sejak 30 tahun
yang lalu
• Pasien tidak pernah mengkonsumsi NAPZA.
IDENTITAS Orang tua/ Pengganti Keterangan
Bapak Ibu
(Sudirman) (Susilawati)
Kewarganegaraan Indonesia Indonesia
Keluarga Umur
Almarhum Almarhum
Alamat
Akrab Akrab
Hubungan pasien*
Biasa Biasa
Kurang Kurang
Tak peduli Tak peduli
:- :-
Dan lain-lain
Skema Pedegree
Pasien mulai
berobat ke
Pasien mengalami
dokter jiwa
depresi dan sulit
tidur karena ada dan keluhan
bisikan pada pasien susah tidur
untuk memukuli dapat
orang lain teratasi dan
tidak lagi
mendengar
bisikan
tersebut
STATUS INTERNUS
• Keadaan Umum : sakit sedang
• Kesadaran : CMC
• Tekanan Darah : 110/70 mmHg
• Nadi : 80 x/menit
• Nafas : 16x/menit
• Suhu : 36,7 C
• Tinggi Badan : 150 cm
• Berat Badan : 46 kg
• Status Gizi : gizi baik
• Sistem Kardiovaskuler : Dalam batas normal
• Sistem Respiratorik : Dalam batas normal
• Kelainan Khusus : Tidak ditemukan
STATUS NEUROLOGIKUS
• GCS : E4M5V6
• Tanda ransangan Meningeal : tidak ada
• Tanda-tanda efek samping piramidal :
• Tremor tangan : tidak ada
• Akatisia : tidak ada
• Bradikinesia : tidak ada
• Cara berjalan : tidak ada
• Keseimbangan : tidak ada
• Rigiditas : ada
• Kekuatan motorik : Normal
• Sensorik : Halus (+), Kasar (+)
• Refleks : Normal
STATUS MENTAL
Keadaan umum
• Kesadaran/ sensorium : compos mentis ( + ), somnolen (
- ), stupor ( - ), kesadaran berkabut ( - ), konfusi ( - ), koma (
- ), delirium ( - ), kesadaran berubah ( - ), dan lain-lain…..
• Penampilan
• Sikap tubuh: biasa ( + ), diam ( - ), aneh ( - ), sikap tegang (
- ), kaku (-), gelisah ( - ), kelihatan seperti tua ( - ), kelihatan
seperti muda ( - ), berpakaian sesuai gender ( +).
• Cara berpakaian : rapi ( - ), biasa ( + ), tak menentu ( - ),
sesuai dengan situasi ( + ),kotor ( - ), kesan ( dapat/ tidak
dapat mengurus diri)*
• Kesehatan fisik :sehat ( + ), pucat ( - ), lemas ( - ), apatis ( -
), telapak tangan basah ( - ), dahi berkeringat ( - ), mata
terbelalak ( - ).
• Kontak psikis
Dapat dilakukan ( + ), tidak dapat dilakukan ( - ), wajar
( + ), kurang wajar ( - ), sebentar ( - ), lama ( + ).
• Sikap
– Kooperatif ( + ), penuh perhatian ( - ), berterus terang ( - ),
menggoda ( - ), bermusuhan ( - ), suka main-main ( - ),
berusaha supaya disayangi ( - ), selalu menghindar ( - ),
berhati-hati ( +), dependen (- ), infantil (- ), curiga ( - ), pasif
( - ), dan lain-lain.
• Afek
– Afek appropriate/ serasi ( + ), afek inappropriate/
tidak serasi( - ), afek tumpul ( - ), afek yang
terbatas ( - ), afek datar ( - ), afek yang labil ( - ).
• Mood
– mood eutimik ( - ), mood disforik ( + ), mood yang
meluap-luap (expansive mood) ( - ), mood yang
iritabel ( - ), mood yang labil (swing mood) ( - ), mood
meninggi (elevated mood/ hipertim) ( - ), euforia ( - ),
ectasy ( - ), mood depresi (hipotim) ( + ), anhedonia
( - ), duka cita ( - ), aleksitimia ( - ), elasi ( - ),
hipomania ( - ), mania( - ), melankolia( - ), La belle
indifference ( - ), tidak ada harapan ( - ).
• Emosi lainnya
– Ansietas ( - ), free floating-anxiety ( - ), ketakutan ( +
), agitasi ( - ), tension (ketegangan) ( - ), panic ( - ),
apati ( - ), ambivalensi ( - ), abreaksional ( - ), rasa
malu ( - ), rasa berdosa/ bersalah( - ), kontrol impuls (
- ).
• Gangguan fisiologis yang berhubungan
dengan mood
– Anoreksia ( + ), hiperfagia ( - ), insomnia ( + ),
hipersomnia ( - ), variasi diurnal ( - ), penurunan
libido ( - ), konstispasi ( - ), fatigue ( + ), pica ( - ),
pseudocyesis ( - ), bulimia ( - ).
Pikiran/ Proses Pikir (Thinking)
• Kecepatan proses pikir (biasa/cepat /lambat)
• Mutu proses pikir (jelas/tajam)
• Discriminative Judgement :
– Judgment tes :tidak terganggu
– Judgment sosial :tidak terganggu
Ikhtisar Penemuan Bermakna
• Telah diperiksa pasien Tn A berusia 48 tahun, agama
Islam, suku bangsa Minangkabau, pendidikan terakhir
SMP, sudah menikah, dan merupakan seorang petani
sawit. Pasien datang ke poliklinik RSJ Prof. HB Saanin
pada tanggal 10 September 2018. Pasien dalam keadaan
tenang. Kunjungan ini adalah kunjungan yang sudah
berlangsung selama 3 tahun. Pasien merasakan sulit
tidur setiap obat habis. Sulit tidur diikuti nafsu makan
yang menurun, tidak semangat dan cepat lelah jika
bekerja, kadang pasien tampak murung dan menangis
sendiri. Keluhan ini dirasakan sejak pasien menuntut
ilmu kebal, pasien meyakini bahwa ia tidak akan terluka
walaupun terkena benda tajam. Sejak saat itu pasien
mendengar bisikan sehingga pasien kesal dan marah
melihat oranglain karena bisikan tersebut.
• Dari pemeriksaan status mental didapatkan
pasien laki-laki dengan usia sesuai, perilaku
tenang selama wawancara, sikap kooperatif
terhadap pemeriksa. Pembicaraan jelas dan
spontan, mood disforiuk, afek appropriate,
Halusinasi auditorik ada. Waham
ada.Orientasi tidak terganggu, tes realitas
tidak terganggu. Dari pemeriksaan neurologis
tidak ditemukan kelainan.
Diagnosis Multiaksial
• Aksis I : F25.1 Gangguan skizoafektif
tipe depresi
• Aksis II : Tidak ada diagnosis
• Aksis III : Tidak ada diagnosa
• Aksis IV : Masalah ekonomi
• AksisV : GAF 80-71
Diagnosis Banding Axis 1
• - Skizofrenia Paranoid
Farmakoterapi
• Risperidone 2 x 2 mg
• Lorazepam 1 x 0.5 mg
• Fluoxetine 1 x 10 mg
Prognosis
• Quo et vitam : bonam
• Quo et fungsionam : bonam
• Quo et sanctionam : dubia et bonam
DISKUSI
Diagnosis anamnesis
• Gejala skizofrenia: halusinasi auditorik, waham
kebesaran
• Gejala depresi: sering melamun, murung, menyendiri
dan tidak mau makan
• Gejala skizofrenia dan gejala depresi muncul pada
waktu yang bersamaan yaitu sekitar enam bulan
sebelum masuk rumah sakit.
Terapi Farmakologis
• Risperidone 2 x 2 mg
- antipsikosis atipikal generasi kedua
- Kerja:
1. menghambat reseptor dopamin
2. mengurangi gejala positif psikosis dan stabilisasi
gejala afektif;
3. menghambat reseptor serotonin 2A, menyebabkan
peningkatan pelapasan dopamin