Anda di halaman 1dari 61

Case Report Session

F25.0 Gangguan Skizoafektif


Tipe Depresi
Rumaisa P 2516 A
Zikra Fadhilah P 2524 A

Preseptor:
dr. Nadjmir, Sp. KJ (K)
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
• Gangguan skizoafektif adalah penyakit mental serius
yang memiliki gambaran skizofrenia dan gangguan
afektif

Tipe Tipe
manik depresif
• Skizofrenia gangguan otak yang mendistorsi cara
seseorang berpikir, bertindak, mengungkapkan
emosi, merasakan realitas, dan berhubungan dengan
orang lain
• Depresi  penyakit yang ditandai dengan perasaan
sedih, tidak berharga, atau putus asa, serta masalah
berkonsentrasi dan mengingat detail
Epidemiologi
• Prevalensi seumur hidup pada gangguan skizoafektif 0,5-0,8%
• Orangtua>anak muda
• Perempuan>laki-laki
• Laki-lakiperilaku antisosial dan afek tumpul/tidak sesusai
Etiologi
• Penyebab pasti tidak diketahui
• Dugaan saat ini bahwa gangguan skizoafektif
mungkin mirip dengan etiologi skizofrenia
genetik dan lingkungan
Manifestasi Klinis
• Episodik gejala gangguan mood maupun gejala
skizofreniknya menonjol dalam episode penyakit
yang sama, baik secara simultan atau secara
bergantian dalam beberapa hari
• Bila gejala skizofrenik dan manik menonjol pada
episode penyakit yang samagangguan skizoafektif
tipe manik, gejala depresif yang menonjol
gangguan skizoafektif tipe depresif
Skizofrenia
• Menurut PPDGJ-III, harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini
yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala
gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):

• “thought • . “delusion of • Halusinasi • Waham-


echo” control” auditorik waham
• “thought • “delusion of menetap jenis
insertion or influence” lainnya
withdrawal” • “delusion of
• “thought passivitiy”
broadcasting” • “delusional
perception”
• Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu
ada secara jelas:

Arus pikiran yang


Halusinasi yang
terputus (break) atau
menetap dan panca-
yang mengalami
indera apa saja
sisipan (interpolation)

Perilaku katatonik Gejala-gejala negatif


Depresi
• Menurut PPDGJ III kriteria F.32 Episode depresif adalah sbb:

Afek depresif
Mayor
Kehilangan minat dan kegembiraan

Berkurangnya energi) dan menurunnnya aktivitas

Konsentrasi dan perhatian berkurang


Minor Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
Gagasan atau perbuatan membahayakan diriatau bunuh diri
Tidur terganggu
Nafsu makan berkurang
Depresi
• Menurut DSM-V jika memenuhi dari 5 atau lebih gejala dibawah ini
dan salah satu gejala harus ada dari poin 1 atau 2 dalam waktu 2
minggu:
1. Nafsu makan yang berkurang
2. Kehilangan rasa untuk melakukan kebiasaan sehari-hari
3. Pengurangan atau peningkatan berat badan yang signifiksn
4. Perubahan dari pola tidur biasanya ( sedikit atau banyak tidur )
5. Agitasi
6. Merasa lelah atau tidak ada energi hampir setiap hari
7. Selalu merasa bersalah
8. Tidak dapat berkonsentrasi
9. Mempunyai pikiran untuk melakukan percobaan bunuh diri
Diagnosis
• Pedoman Diagnostik Gangguan Skizoafektif
berdasarkan PPDGJ-III
Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala
definitive adanya skizofrenia dan gangguan skizofrenia dan
gangguan afektif dama-sama menonjol pada saat yang bersamaan
(stimultaneously), atau dalam beberapa hari yang satu sesudah
yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama, dan bilamana,
sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak memenuhi
kriteria baik skizofrenia maupun episode manik atau depresif.

Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gelaja


skizofrenia dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyakit
yang berbedah.
Bila seseorang pasien skizoafrenik menunjukkan gejala depresif
setelah mengalami suatu episode psikotik, diberi kode
diagnosis F.20.4 (Depresi Pasca-skizofrenia)

Beberapa pasien dapat mengalami episode skizoefektif berulang,


baik berjenis manik (F25.0) maupun depresif (F.25.1) atau
campuran dari keduanya (F.25.2). pasien lain mengalami satu
atau dua episode manik atau depresi (F30-F33)
• Kriteria Diagnostik untuk Gangguan
Skizoafektif (DSM-V)
A. Suatu periode penyakit yang tidak terputus selama mana,
pada suatu waktu. Terdapat baik episode depresif berat,
episode manik, atau suatu episode campuran dengan gejala
yang memenuhi kriteria A untuk skizofrenia
Catatan : Episode depresi berat harus termasuk kriteria A1:
mood terdepresi

B. Selama periode penyakit yang sama, terdapat waham atau


halusinasi selama sekurangnya 2 minggu tanpa adanya gejala
mood yang menonjol
C. Gejala yang memenuhi kriteria untuk episode ditemukan
untuk sebagian bermakna dari lama total periode aktif dan
residual dari penyakit

D. Gangguan bukan kareka efek fisiologis langsung dari suatu zat


(misalnya obat yang disalahgunakan, suatu medikasi) atau suatu
kondisi medis umum
• Tipe bipolar: Jika gangguan termasuk suatu episode manik atau
campuran (atau suatu manik suatu episode campuran dan episode
depresi berat)
• Tipe depresif: Jika gangguan hanya termasuk episode depresi berat
Diagnosis Banding
• Episode depresif dengan gejala psikotik
• Depresif berulang
• Pasien yang diobati dengan steroid,
• Penyalahgunaan amfetamin dan phencyclidine (PCP)
• Epilepsi lobus temporalis
• Skizofrenia katatonik
Penatalaksanaan
• Farmakoterapi

Antipsikotik Antidepresan

• Psikoterapi
Kepada pasien dan keluarga
Ilustrasi Kasus
• Nama (inisial) : Tn. AM
Panggilan : Arif
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Tempat & tanggal lahir/ Umur : 48 tahun
• Status perkawinan : Menikah
• Kewarganegaraan : Indonesia
• Suku bangsa : Minangkabau
• Negeri Asal : Solok Selatan
• Agama : Islam
• Pendidikan : SMP
• Pekerjaan : Wiraswasta (Petani Sawit)
• Alamat : Buluh Kasak, Padang Air Dingin, Kecamatan
Sangir, Solok Selatan
• Sebab Utama
Pasien sulit tidur dan nafsu makan
menurun.

• Keluhan Utama
Pasien sulit tidur dan nafsu makan
menurun sejak 2 minggu yang lalu.
RPS
• Pasien telah kontrol rutin ke RSJ Prof. HB
Saanin sejak 3 tahun ini. Awalnya pasien
disarankan keluarga untuk berobat ke dokter
karena sering mendengar bisikan-bisikan
untuk melukai orang lain. Pasien merasa kesal
dan marah tiba-tiba pada oranglain saat
mendengar bisikan tersebut.
• Pasien mengaku telah menuntut ilmu kebal
sejak 10 tahun yang lalu dan meyakin
tubuhnya tidak akan luka walaupun terkena
benda tajam.
• Pasien merasa malu dan rendah diri untuk
bertemu oranglain, merasa sedih tanpa sebab,
nafsu makan menurun, sulit untuk tidur dan
merasa mudah lelah saat bekerja.
• Pasien pernah berobat ke dukun dan
mendapat obat kampung namunn keluhan
tidak hilang. Karena tidak puas pasien berobat
ke dokter dan mendapat 5 macam obat tapi
pasien lupa nama obatnya.
• Saat ini pasien mengeluhkan sulit tidur dan
nafsu makan kurang saat tidak minum obat.
Pasien sering merasa sedih dan tidak
bersemangat kerja jika tidak minum obat.
RPD
• a. Riwayat Gangguan Psikiatri
• Tidak ada riwayat gangguan psikiatri sebelumnya
• b. Riwayat Gangguan Medis
• Tidak ada riwayat hipertensi, diabetes, trauma,
tumor, kejang, gangguan kesadaran, hiv dan
gangguan fisik lain sebelumnya
• c. Riwayat Penggunaan NAPZA
• Pasien merokok 1 bungkus/hari sejak 30 tahun
yang lalu
• Pasien tidak pernah mengkonsumsi NAPZA.
IDENTITAS Orang tua/ Pengganti Keterangan
Bapak Ibu
(Sudirman) (Susilawati)
Kewarganegaraan Indonesia Indonesia

Suku bangsa Minangkabau Minangkabau


Islam Islam
Agama
SD SD
Pendidikan
Riwayat Pekerjaan
Almarhum Almarhum

Keluarga Umur
Almarhum Almarhum

Alamat

Akrab Akrab
Hubungan pasien*
Biasa Biasa
Kurang Kurang
Tak peduli Tak peduli
:- :-
Dan lain-lain
Skema Pedegree

Keterangan : : Pria, : Wanita, : meninggal, : Pasien


Riwayat sewaktu dalam kandungan
dan dilahirkan.
• Keadaan ibu sewaktu hamil (sebutkan penyakit-
penyakit fisik dan atau kondisi- kondisi mental
yang diderita si ibu )
– Kesehatan Fisik : Baik
– Kesehatan Mental : Baik
– Keadaan melahirkan :
• Aterm ( + ), partus spontan ( + ), partus tindakan ( - )
sebutkan jenis tindakannya
• Pasien adalah anak yang direncanakan/ diinginkan ( YA )
• Jenis kelamin anak sesuai harapan ( YA )
Riwayat masa bayi dan kanak-kanak
• Pertumbuhan Fisik : Biasa
• Minum ASI : ( + ) sampai usia dua tahun
• Usia mulai bicara : satu tahun satu bulan
• Usia mulai jalan : satu tahun dua bulan
• Sukar makan ( - ), anoreksia nervosa ( - ), bulimia
( - ), pika ( - ), gangguan hubungan ibu-anak ( - ),
pola tidur baik ( - ), cemas terhadap orang asing
sesuai umum ( - ), cemas perpisahan (- ), dan
lain-lain.....
Lain-Lain
• Simtom-simtom sehubungan dengan problem
perilaku yang dijumpai pada masa kanak-
kanak, misalnya:
– mengisap jari ( - ), ngompol ( - ), BAB di tempat
tidur ( - ), night teror ( - ), temper tantrum ( - ),
gagap ( - ), tik (- ), masturbasi ( - ), mutisme
selektif ( - ), dan lain-lain.
• Temperamen sewaktu anak-anak : pemalu ( - ),
gelisah ( - ) overaktif ( - ), menarik diri ( - ), kurang
suka bergaul ( - ), suka berolahraga ( - ), dan lain-lain.
• Masa remaja: Fobia ( - ), masturbasi ( - ),
ngompol ( - ), lari dari rumah (-), kenakalan
remaja ( - ), perokok berat ( - ), penggunaan
obat terlarang (- ), peminum minuman keras
(- ), problem berat badan ( -), anoreksia
nervosa (-), bulimia (-), perasaan depresi (-),
rasa rendah diri ( + ), cemas ( -), gangguan
tidur ( - ), sering sakit kepala ( - ), dan lain-lain.
Riwayat Pekerjaan
• Usia mulai berkerja 18 tahun, kepuasan kerja (
+), pindah-pindah kerja ( - ), pekerjaan yang
pernah dilakukan Petani Sawit
• Konflik dalam pekerjaan : ( - ), konflik dengan
atasan ( - ), konflik dengan bawahan ( - ),
konflik dengan kelompok ( - ).
• Keadaan ekonomi*: sedang (menurut pasien)
Ciri Kepribadian Sebelumnya
• Skizoid : perasaan hangat atau lembut pada
orang lain ( + ), peduli terhadap pujian
maupun kecaman ( + )
• Siklotimik : insomnia (+), mudah merasa sedih
dan menangis (+)
Stressor Psikososial (Aksis V)
• Keadaan ekonomi kurang
Riwayat

• Tidak pernah bunuh diri


• Riwayat pelanggaran hukum tidak ada
• Keluarga berharap pasien dapat sembuh
sempurna
• Pasien juga berharap agar dapat sembuh dan
kembali beraktifitas
Tahun 2008 Tahun 2015-2018

Pasien mulai
berobat ke
Pasien mengalami
dokter jiwa
depresi dan sulit
tidur karena ada dan keluhan
bisikan pada pasien susah tidur
untuk memukuli dapat
orang lain teratasi dan
tidak lagi
mendengar
bisikan
tersebut
STATUS INTERNUS
• Keadaan Umum : sakit sedang
• Kesadaran : CMC
• Tekanan Darah : 110/70 mmHg
• Nadi : 80 x/menit
• Nafas : 16x/menit
• Suhu : 36,7 C
• Tinggi Badan : 150 cm
• Berat Badan : 46 kg
• Status Gizi : gizi baik
• Sistem Kardiovaskuler : Dalam batas normal
• Sistem Respiratorik : Dalam batas normal
• Kelainan Khusus : Tidak ditemukan
STATUS NEUROLOGIKUS
• GCS : E4M5V6
• Tanda ransangan Meningeal : tidak ada
• Tanda-tanda efek samping piramidal :
• Tremor tangan : tidak ada
• Akatisia : tidak ada
• Bradikinesia : tidak ada
• Cara berjalan : tidak ada
• Keseimbangan : tidak ada
• Rigiditas : ada
• Kekuatan motorik : Normal
• Sensorik : Halus (+), Kasar (+)
• Refleks : Normal
STATUS MENTAL
Keadaan umum
• Kesadaran/ sensorium : compos mentis ( + ), somnolen (
- ), stupor ( - ), kesadaran berkabut ( - ), konfusi ( - ), koma (
- ), delirium ( - ), kesadaran berubah ( - ), dan lain-lain…..
• Penampilan
• Sikap tubuh: biasa ( + ), diam ( - ), aneh ( - ), sikap tegang (
- ), kaku (-), gelisah ( - ), kelihatan seperti tua ( - ), kelihatan
seperti muda ( - ), berpakaian sesuai gender ( +).
• Cara berpakaian : rapi ( - ), biasa ( + ), tak menentu ( - ),
sesuai dengan situasi ( + ),kotor ( - ), kesan ( dapat/ tidak
dapat mengurus diri)*
• Kesehatan fisik :sehat ( + ), pucat ( - ), lemas ( - ), apatis ( -
), telapak tangan basah ( - ), dahi berkeringat ( - ), mata
terbelalak ( - ).
• Kontak psikis
Dapat dilakukan ( + ), tidak dapat dilakukan ( - ), wajar
( + ), kurang wajar ( - ), sebentar ( - ), lama ( + ).
• Sikap
– Kooperatif ( + ), penuh perhatian ( - ), berterus terang ( - ),
menggoda ( - ), bermusuhan ( - ), suka main-main ( - ),
berusaha supaya disayangi ( - ), selalu menghindar ( - ),
berhati-hati ( +), dependen (- ), infantil (- ), curiga ( - ), pasif
( - ), dan lain-lain.

• Tingkah laku dan aktifitas psikomotor


– Cara berjalan : biasa ( + ), sempoyongan ( - ), kaku ( - ), dan
lain-lain
– Ekhopraksia ( - ), katalepsi ( - ), luapan katatonik ( - ), stupor
katatonik ( - ), rigiditas katatonik ( - ), posturing katatonik ( - ),
cerea flexibilitas ( - ), negativisme ( - ), katapleksi ( - ),
stereotipik ( - ), mannerisme ( - ), otomatisme( - ),
otomatisme perintah ( - ), mutisme ( - ), agitasi psikomotor ( -
), hiperaktivitas/ hiperkinesis ( - ), tik ( - ), somnabulisme ( -
), akathisia ( - ), kompulsi( - ), ataksia, hipoaktivitas ( + ),
mimikri ( - ), agresi ( - ), acting out ( - ), abulia ( - ), tremor (
- ), ataksia ( - ), chorea ( - ), distonia ( - ), bradikinesia ( - ),
rigiditas otot ( - ), diskinesia ( - ), convulsi ( - ), seizure ( - ),
piromania ( - ), vagabondage ( + ).
Verbalisasi dan cara berbicara

• Arus pembicaraan* : biasa, cepat, lambat


• Produktivitas pembicaraan* : biasa, sedikit, banyak
• Perbendaharaan* : biasa, sedikit, banyak
• Nada pembicaraan* : biasa, menurun, meninggi
• Volume pembicaraan* : biasa, menurun, meninggi
• Isi pembicaraan* : sesuai / tidak sesuai
• Penekanan pada pembicaraan* : Ada/ tidak
• Spontanitas pembicaraan * : spontan/ tidak
• Logorrhea ( - ), poverty of speech ( - ), diprosodi ( - ), disatria ( - ),
gagap ( - ), afasia ( - ), bicara kacau ( - ).
Emosi
• Hidup emosi*: stabilitas (stabil), pengendalian
(adekuat/tidak adekuat), echt/unecht,
dalam/dangkal, skala diffrensiasi
(sempit/luas), arus emosi (biasa).

• Afek
– Afek appropriate/ serasi ( + ), afek inappropriate/
tidak serasi( - ), afek tumpul ( - ), afek yang
terbatas ( - ), afek datar ( - ), afek yang labil ( - ).
• Mood
– mood eutimik ( - ), mood disforik ( + ), mood yang
meluap-luap (expansive mood) ( - ), mood yang
iritabel ( - ), mood yang labil (swing mood) ( - ), mood
meninggi (elevated mood/ hipertim) ( - ), euforia ( - ),
ectasy ( - ), mood depresi (hipotim) ( + ), anhedonia
( - ), duka cita ( - ), aleksitimia ( - ), elasi ( - ),
hipomania ( - ), mania( - ), melankolia( - ), La belle
indifference ( - ), tidak ada harapan ( - ).

• Emosi lainnya
– Ansietas ( - ), free floating-anxiety ( - ), ketakutan ( +
), agitasi ( - ), tension (ketegangan) ( - ), panic ( - ),
apati ( - ), ambivalensi ( - ), abreaksional ( - ), rasa
malu ( - ), rasa berdosa/ bersalah( - ), kontrol impuls (
- ).
• Gangguan fisiologis yang berhubungan
dengan mood
– Anoreksia ( + ), hiperfagia ( - ), insomnia ( + ),
hipersomnia ( - ), variasi diurnal ( - ), penurunan
libido ( - ), konstispasi ( - ), fatigue ( + ), pica ( - ),
pseudocyesis ( - ), bulimia ( - ).
Pikiran/ Proses Pikir (Thinking)
• Kecepatan proses pikir (biasa/cepat /lambat)
• Mutu proses pikir (jelas/tajam)

• Gangguan Umum dalam Bentuk Pikiran


– Gangguan mental ( - ), psikosis ( - ), tes realitas (
terganggu/ tidak ), gangguan pikiran formal ( - ),
berpikir tidak logis ( - ), pikiran autistik ( - ),
dereisme ( - ), berpikir magis ( - ), proses berpikir
primer ( - ).
• Gangguan Spesifik dalam Bentuk Pikiran
– Neologisme ( - ), word salad ( - ), sirkumstansialitas ( - ),
tangensialitas ( - ), inkohenrensia ( - ), perseverasi ( - ),
verbigerasi ( - ), ekolalia ( - ), kondensasi ( - ), jawaban
yang tidak relevan ( - ), pengenduran asosiasi ( - ),
derailment ( - ), flight of ideas ( - ), clang association ( - ),
blocking ( - ), glossolalia ( - ).
• Gangguan Spesifik dalam Isi Pikiran
– Kemiskinan isi pikiran ( + ), Gagasan yang berlebihan (- )
– Delusi/ waham
– waham bizarre ( - ), waham tersistematisasi ( - ), waham
yang sejalan dengan mood ( - ), waham yang tidak sejalan
dengan mood ( - ), waham nihilistik ( - ), waham
kemiskinan ( - ), waham somatik ( - ), waham
persekutorik ( - ), waham kebesaran ( + ), waham
referensi ( - ), thought of withdrawal ( - ), thought of
broadcasting ( - ), thought of insertion ( - ), thought of
control ( - ), Waham cemburu/ waham ketidaksetiaan ( - ),
waham menyalahkan diri sendiri ( - ), erotomania ( - ),
pseudologia fantastika ( - ), waham agama ( - ).
• Idea of reference
– Preokupasi pikiran ( - ), egomania ( - ),
hipokondria ( - ), obsesi ( - ), kompulsi ( - ),
koprolalia ( - ), hipokondria ( - ), obsesi ( - ),
koprolalia ( - ), fobia ( - )Ulat noesis ( - ), unio
mystica ( - ).
Persepsi
• Halusinasi
– Non patologis: Halusinasi hipnagogik ( - ), halusinasi
hipnopompik ( - ),
– Halusinasi auditorik ( + ), halusinasi visual ( - ),
halusinasi olfaktorik ( - ), halusinasi gustatorik ( - ),
halusinasi taktil ( - ), halusinasi somatik ( - ), halusinasi
liliput ( - ), halusinasi sejalan dengan mood ( - ),
halusinasi yang tidak sejalan dengan mood ( - ),
halusinosis ( - ), sinestesia ( - ), halusinasi perintah
(command halusination) (-), trailing phenomenon (-).
• Ilusi ( - )
• Depersonalisasi ( - ), derealisasi ( - )
Mimpi dan Fantasi
• Mimpi : -
• Fantasi : -
Fungsi kognitif dan fungsi intelektual
• Orientasi waktu (baik/ terganggu), orientasi tempat (baik/
terganggu), orientasi personal (baik/ terganggu), orientasi
situasi (baik/ terganggu).
• Atensi (perhatian) ( + ), distractibilty ( - ), inatensi selektif ( - ),
hipervigilance ( - ), dan lain-lain
• Konsentrasi (baik/terganggu), kalkulasi ( baik/ terganggu )
• Memori (daya ingat) : gangguan memori jangka lama/ remote (
- ), gangguan memori jangka menengah/ recent past ( - ),
gangguan memori jangka pendek/ baru saja/ recent ( - ),
gangguan memori segera/ immediate ( - ).
• Amnesia ( - ), konfabulasi ( - ), paramnesia ( - ).
• Luas pengetahuan umum: baik/ terganggu
• Pikiran konkrit : baik/ terganggu
• Pikiran abstrak : baik/ terganggu
• Kemunduran intelek : (Ada/tidak), Retardasi mental ( - ),
demensia ( - ), pseudodemensia ( - ).
• Dicriminative Insight*
– Derajat I (penyangkalan)
– Derajat II (ambigu)
– Derajat III (sadar, melemparkan kesalahan kepada
orang/ hal lain):
– Derajat IV ( sadar, tidak mengetahui penyebab)
– Derajat V (tilikan intelektual)
– Derajat VI (tilikan emosional sesungguhnya)

• Discriminative Judgement :
– Judgment tes :tidak terganggu
– Judgment sosial :tidak terganggu
Ikhtisar Penemuan Bermakna
• Telah diperiksa pasien Tn A berusia 48 tahun, agama
Islam, suku bangsa Minangkabau, pendidikan terakhir
SMP, sudah menikah, dan merupakan seorang petani
sawit. Pasien datang ke poliklinik RSJ Prof. HB Saanin
pada tanggal 10 September 2018. Pasien dalam keadaan
tenang. Kunjungan ini adalah kunjungan yang sudah
berlangsung selama 3 tahun. Pasien merasakan sulit
tidur setiap obat habis. Sulit tidur diikuti nafsu makan
yang menurun, tidak semangat dan cepat lelah jika
bekerja, kadang pasien tampak murung dan menangis
sendiri. Keluhan ini dirasakan sejak pasien menuntut
ilmu kebal, pasien meyakini bahwa ia tidak akan terluka
walaupun terkena benda tajam. Sejak saat itu pasien
mendengar bisikan sehingga pasien kesal dan marah
melihat oranglain karena bisikan tersebut.
• Dari pemeriksaan status mental didapatkan
pasien laki-laki dengan usia sesuai, perilaku
tenang selama wawancara, sikap kooperatif
terhadap pemeriksa. Pembicaraan jelas dan
spontan, mood disforiuk, afek appropriate,
Halusinasi auditorik ada. Waham
ada.Orientasi tidak terganggu, tes realitas
tidak terganggu. Dari pemeriksaan neurologis
tidak ditemukan kelainan.
Diagnosis Multiaksial
• Aksis I : F25.1 Gangguan skizoafektif
tipe depresi
• Aksis II : Tidak ada diagnosis
• Aksis III : Tidak ada diagnosa
• Aksis IV : Masalah ekonomi
• AksisV : GAF 80-71
Diagnosis Banding Axis 1

• - Skizofrenia Paranoid
Farmakoterapi
• Risperidone 2 x 2 mg
• Lorazepam 1 x 0.5 mg
• Fluoxetine 1 x 10 mg
Prognosis
• Quo et vitam : bonam
• Quo et fungsionam : bonam
• Quo et sanctionam : dubia et bonam
DISKUSI
Diagnosis anamnesis
• Gejala skizofrenia: halusinasi auditorik, waham
kebesaran
• Gejala depresi: sering melamun, murung, menyendiri
dan tidak mau makan
• Gejala skizofrenia dan gejala depresi muncul pada
waktu yang bersamaan yaitu sekitar enam bulan
sebelum masuk rumah sakit.
Terapi Farmakologis
• Risperidone 2 x 2 mg
- antipsikosis atipikal generasi kedua
- Kerja:
1. menghambat reseptor dopamin
2. mengurangi gejala positif psikosis dan stabilisasi
gejala afektif;
3. menghambat reseptor serotonin 2A, menyebabkan
peningkatan pelapasan dopamin

Dosis yang biasa diberikan 2-8 mg/hari.


• Lorazepam 1 x 0,5 mg
- golongan benzodiazepin
- Kerja
1. berikatan dengan reseptor benzodiazepin pada ligan
GABA-A yng merupakan gerbang kompleks saluran
klorida
2. meningkatkan efek inhibitor GABA
3. menghambat aktivitas neuronal di amigdala yang
bermanfaat untuk gangguan anxietas.

Dosis yang biasa diberikan adalah 2-6 mg/hari.


• Fluoxetin 1 x 10 mg
- Kerja:
1. meningkatkan neurotransmitter serotonin
2. menghambat pompa reuptake serotoni.
desensitisasi resptor serotonin
3. meningkatkan neurotransmisi serotonergik.

Dosis yang biasa digunakan adalah 10-40 mg/hari


Terapi non farmakologis
• psikoterapi suportif
• Psikoedukasi
Prognosis
• Hal-hal yang memperburuk prognosis pada
pasien ini adalah onsetnya yang terjadi pada
saat muda, perilaku menarik diri dan sistem
pendukung dalam keluarga dan ekonomi yang
kurang

Anda mungkin juga menyukai