Anda di halaman 1dari 22

SKIZOFRENIA PARANOID

Perseptor: N. R. Febrianti Santiardi Danasasmita, dr., SpKJ


IDENTITAS PASIEN
Insial Nama : Tn. MFI

Usia : 34 tahun (23-10-1986)

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : S1 Ekonomi

Pekerjaan : Polisi

Agama : Islam

Suku : Sunda

Status : Sudah menikah punya 2 anak laki-laki

Tanggal pemeriksaan : 8 Desember 2020


ANAMNESIS

Keluhan Utama : Muncul kembali gangguan halusinasi lihat

RPS : Pasien datang untuk kontrol diantar oleh istrinya lagi setelah 2 minggu sebelumnya sudah
mengonsumsi obat yang diminum 2 kali sehari. Saat ini pasien merasa keluhannya berkurang,
walaupun masih sering mendengar bisikan, namun dapat diabaikan oleh pasien. Pasien tidak mau
menceritakan isi bisikannya, menurut pasien bersifat negatif. Belakangan ini pernah mengobrol
dengan anak-anaknya dan mengatakan bahwa ada hantu, namun wujudnya tidak nyata saat dilihat
istrinya. Rasa curiga & takut sudah tidak dirasakannya lagi.

Sejak 4 bulan yang lalu putus obat karena saat kontrol obat tidak diambil oleh pasien yang
menunggu antrian obatnya terlalu lama. Pasien merasa sudah membaik dan tidak memerlukan obat
lagi menurut keterangan istri pasien saat itu. Setelah diedukasi pasien menyetujui untuk
diinjeksikan obat Haloperidol kembali dengan diberhentikannya obat minum karena kepatuhan
pasien rendah
~RPS [RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG]
Menurut pasien dan keluarga pasien sudah dapat mengontrol emosinya cukup baik
dan sudah tidak mencurigai istrinya berselingkuh atau mengganggap istrinya kuntilanak,
sudah tidak takut berlebihan akan suara-suara gaib dengan mengabaikannya, serta sudah
tidak suka marah-marah tanpa sebab lagi.

- Kegiatan sehari-hari pasien pergi ke Polsek dan bertugas sebagai Polisi.


- Pasien dapat tidur dengan pulas dan bangun dalam keadaan segar.
- Makan, minum, BAK, dan BAB pasien teratur, serta BB tidak berkurang.
- Mandi dan perawatan diri teratur dilakukan oleh pasien.
● Riwayat Rawat inap tidak ada
● Riwayat Efek samping obat seperti keluar air liur berlebihan, kaku-kaku seperti robot,
dan gemetaran tidak ada.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Sejak 2005 pasien mengaku mempelajari ilmu-ilmu hitam atau gaib tentang kejawen,
sukma, pelet, dan kesaktian melalui Google karena rasa penasarannya sejak SMA, namun
semenjak mempelajarinya pasien merasa sering mendengar bisikan yang menyuruhnya
menikahi Nyi Roro Kidul dan masuk ke alam gaib di Kerajaan Laut.
Sejak 2008 pasien sering marah-marah tanpa sebab, curiga, dan takut berlebihan akan
hal-hal yang tidak terbukti benar, yaitu dugaan istrinya berselingkuh yang merupakan
bisikan seorang wanita berjubah hitam dan putih, sehingga pasien mudah marah, berteriak,
memukul tembok, melempar barang, dan memukuli istrinya. Pasien juga disuruh oleh
bisikan wanita tersebut untuk membunuh istri dan keluarganya sehingga nyawanya dapat
menyempurnakan ilmunya. Namun pasien menolak dan setelah itu selalu diganggu oleh
bisikan-bisikan tersebut.
~RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Sejak 2016 pasien berobat kembali dengan keluhan serupa pada tahun 2008 yang
pernah minum obat selama 1 tahun dan berhenti sendiri karena keluhan bisikan sudah
tidak ada. Pasien mengaku sering marah-marah tanpa sebab kembali, curiga dan takut bila
melihat tulisan “Al-Ikhlas” karena merasa dirinya akan terkena celaka yang terbukti
dengan kejadian kecelakaan mobil 1 tahun lalu dan kemalingan rumah 1 bulan lalu. Pada
bulan Desember 2015 lalu, pasien mengaku menikahi jin wanita berjubah putih yang
sering membisikinya dan dilihat olehnya dan dinikahi oleh Paranormal di Garut. Sejak
saat itu pasien merasa selalu diawasi oleh wanita berjubah hitam sehingga merasa tidak
nyaman. Bayangan wanita tersebut mengatakan bahwa istrinya selingkuh sehingga pasien
sering marah-marah, membanting barang, memukul tembok dan juga istrinya.
RIWAYAT PRIBADI & KELUARGA
● Masa Kanak Pertengahan : Sejak kecil pernah mendengar suara bapak-bapak dan wanita yang
tidak dikenal dan tidak ada wujudnya yang bersifat positif dan negatif
● Masa pubertas (SMA) : Ingin merasa sakti dengan mempelajari ilmu hitam kejawen
RIWAYAT PENYALAHGUNAAN ZAT
● Pasien mengaku pernah mengonsumsi obat Dextro dan alkohol
● Pasien pernah merokok kurang lebih 1 bungkus per hari
RIWAYAT SEKSUALITAS DEWASA
● Hubungan seksual dengan istrinya 4 kali dalam sebulan
● Saat ini sedang menjalankan program untuk memiliki anak kembali dan menginginkan
anak perempuan menurut keterangan istrinya.
PEMERIKSAAN FISIK
● Kesadaran : Compos mentis
● Tanda-tanda Vital :
- TD = 110/70 mmHg
- N = 80 x/menit
- R = 18 x/menit
- S = Afebris
● Skala nyeri : VAS=0
● Status generalikus : Kepala - Ekstremitas (dalam batas normal)
STATUS PSIKIATRIKUS
● Penampilan
○ Identifikasi pribadi : roman muka datar, kontak ada, rapport adekuat, kooperatif, dekorum
baik
○ Perilaku dan aktivitas psikomotor : normoaktif, agitasi (-), agresivitas motorik (-)
○ Gambaran umum : pasein laki-laki berkulit sawo matang tampak seusia
● Bicara
○ Spontan, relevan, intonasi sedang, produktivitas cukup, artikulasi dan verbalisasi jelas,
agresivitas verbal (-)
● Emosi
○ Mood : Eutimik
○ Afek : terbatas dan sesuai
~STATUS PSIKIATRIKUS
● Pikiran dan persepsi
○ Bentuk pikiran : Autistik
○ Alur pikiran : Koheren
○ Isi pikiran : Preokupasi (-) ide bunuh diri (-)
○ Gangguan pikiran : Waham kendali (Penyisipan pikiran)
○ Gangguan persepsi: Halusinasi auditorik & visual
● Sensorium dan Kognisi
○ Kesadaran : Compos mentis
○ Orientasi : Tidak terganggu
○ Memori : Tidak terganggu
○ Konsentrasi : Tidak terganggu
○ Kalkulasi : Tidak terganggu
○ Penilaian sosial : Tidak terganggu
○ Tilikan : Derajat 4
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
• Aksis I : Skizofrenia Paranoid
DD : Skizoafektif Tipe Depresif
• Aksis II : Belum ada Diagnosis
• Aksis III : Tidak ada Diagnosis
• Aksis IV : Tidak ada Diagnosis
• Aksis V : GAF Scale 1 tahun terakhir 70-61
GAF Scale saat ini 80-71
KRITERIA DIAGNOSIS SKIZOFRENIA
1) HARUS terdapat min 1 gejala JELAS / 2 gejala jika KURANG JELAS:
a. Thought echo, thought insertion/withdrawal, thought broadcasting
b. Delusion of control, delusion of influence, delusion of passivity, delusion of perception
c. Halusinasi auditorik (berkomentar terus menerus ttg pasien, diskusi berbagai suara perihal
pasien)
d. Waham menetap jenis lainnya
2) Paling sedikit 2 GEJALA JELAS:
a. Halusinasi menetap (pd panca indera apa saja) selama berminggu-minggu /berbulan-bulan
b. Arus pikiran terputus (break) / mengalami sisipan -> inkoherensi, bicara tidak relevan,
neologisme
c. Perilaku katatonik
d.) Berlangsung selama satu bulan atau lebih, harus ada suatu perubahan yang konsisten dan
bermakna dari beberapa aspek perilaku pribadi
KRITERIA DIAGNOSIS
SKIZOFRENIA PARANOID
1) Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
2) Tambahan:
a. Halusinasi dan / atau waham harus menonjol:
- halusinasi auditorik (mengancam pasien, memberi perintah, bunyi pluit, mendengung, bunyi
tawa)
- halusinasi olfaktori / pencecapan (halusinasi visual jarangmenonjol)
- waham hampir semua jenis (delusion of control, delusion of influence, delusion of passivity,
waham kejar)
b. Gangguan afektif, dorongan kehendak & pembicaraan, gejala katatonik (tidak menonjol)
F25 GANGGUAN SKIZOAFEKTIF
• Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya skizofrenia dan
gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan (simultaneously), atau dalam beberapa
hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi
dari ini, episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia rnaupun episode manik atau depresif.
• Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia dan gangguan afektif tetapi dalam
episode penyakit yang berbeda.
• Bila seorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif setelah rnengalami suatu episode psikotik,
diberi kode diagnosis F20.4 (Depresi Fasca-skizofrenia) Beberapa pasien dapat mengalami episode
skizoafektif berulang, baik berjenis manik (F25.0) maupun depresif (F25.1) atau campuran dari keduanya
(F25.2) Pasien lain mengalami satu atau dua episode skizoafektif terselip di antara episode manik atau
depresif (F30-F33).
KRITERIA DIAGNOSIS
SKIZOAFEKTIF TIPE DEPRESIF
1) Kategori ini harus dipakai baik untuk episode skizoafektif tipe depresif yang tunggal, dan
untuk gangguan berulang dimana sebagian besar episode didominasi oleh skizoafektif tipe
depresif.
2) Afek Depresif harus menonjol, disertai oleh sedikitnya dua gejala khas, baik depresif maupun
kelainan perilaku terkait sperti tercantum dalam uraian untuk episode depresif (F32);
3) Dalam episode yang sama, sedikitnya harus jelas ada satu, dan sebaiknya ada dua, gejala khas
skizofrenia (sebagaimana ditetapkan dalam pedoman diagnostik skizofrenia, F20.-, (a) sampai
(d)).
TATALAKSANA (8 DESEMBER 2020)
● Injeksi Haloperidol 50 mg 1 dd IM
● Psikoterapi suportif
● Kontrol 1 bulan kemudian ( 5 Januari 2020 )
TATALAKSANA SKIZOFRENIA
● Fase akut
○ Farmakoterapi
■ Injeksi
● Olanzepin, dosis 10 mg/injeksi, IM, dapat diulang tiap 2 jam, max 30mg/hari
● Aripriprazol, dosis 9,75 mg/injeksi, IM, max 29,25 mg/hari
● Haloperidol , dosis 5 mg/injeksi, IM, dapat diulang tiap ½ jam, max 20 mg/hari
● Diazepam, dosis 10 mg/injeksi, IV/IM, max 30 mg/hari
■ Oral : dosis dinaikan bertahap dalam waktu 1-3 mgg sampai dosis optimal yang dapat
mengendalikan gejala
○ Psikoedukasi
○ Terapi lain : ECT (kejang listrik) → katatonik, refrakter
● Fase Stabilisasi
○ Farmakoterapi
■ Mempertahankan remisi gejala atau untuk mengontrol, meminimalisasi risiko atau konsekuensi
(recovery)
■ Dosis optimal di pertahankan selama 8-10 mgg sebelum masuk ke rumatan / dapat diberikan
secara injeksi jangka panjang setiap 2-4 mgg
○ Psikoedukasi
● Fase Rumatan
○ Farmakoterapi
■ Dosis diturunkan perlahan sampai dosis minimal yang masih mampu mencegah kambuh
■ Akut, pertama kali → 2 tahun
■ Kronis, beberapa kali kambuh → 5 tahun/ seumur hidup
○ Psikoedukasi
PROGNOSIS
● Ad Vitam : Ad bonam
● Ad Functionam : Ad bonam
● Ad Sanationam : Dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai