Anda di halaman 1dari 37

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn B
Usia : 26 tahun ( 01-06-1992)
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat Tempat Tinggal : Kp Cihurang RT 01 RW 04, Singajaya, Kab.Bandung
Barat
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Karyawan Pabrik Konveksi
Agama : Islam
Bahasa yang Dikuasai : Bahasa Indonesia, Bahasa sunda
Suku Bangsa : Sunda
Cara Kedatangan ke RS : Kehendak keluarga
Tangggal Masuk RS : 19 Desember 2018
Tanggal Pemeriksaan : 28 Desember 2018
Keluhan Utama : Pasien sering mengamuk tanpa alasan yang jelas

Riwayat Penyakit Sekarang : 3 hari SMRS pasien mengaku tiba-tiba


mengamuk kepada keluarganya karena disangka mencuri motor oleh kakak dan ibu
nya. Pasien mengaku sekitar seminggu SMRS diminta kakaknya untuk mencarikan
motor yang bisa dikredit untuk adik pasien. Namun ketika motor sudah bisa
dikredit, pasien menyebutkan kalau keluarganya malah menuduh pasien telah
mencuri motor tersebut dan ketika perjalanan pulang ke rumah pasien merasa
diikuti oleh banyak orang (sekitar 20 orang) karena dikira mencuri motor. Orang
orang yang mengikutinya ada yang naik motor, mobil dan berjalan kaki.

Pasien menceritakan saat pasien tiba di rumahnya, pasien melihat ada pengajian di
rumah dan kemudian pasien langsung dibawa ibunya ke dalam rumah. Di dalam
rumah, pasien menyebutkan diberikan air minum, namun setelah meminumnya
pasin menjadi tidak sadar dan seperti ada yang mengendalikan tubuhnya
(kesurupan). Kemudian ada beberapa orang yang memegang pasien, dan pasien
merasa ada yang meniup ke telinganya dan mencium wangi sesajen.
Pasien menjadi mengamuk dengan membanting pintu, membanting barang-barang
yang ada di rumah dan hampir menonjok kakaknya tapi dicegah oleh keluarga yang
lain. Pasien juga menjadi sering berbicara tidak nyambung dengan keluarganya.
Pasien juga menjadi tidak mau makan dan minum, juga susah tidur saat malam hari.
Pasien kemudian dibawa ke RSHS oleh keluarganya, dan di perjalanan
menuju ke RSHS, pasien masih tetap mengamuk di dalam mobil dan memukul
barang-barang yang ada di dalam mobil. Kemudian pasien dirawat inap di RSHS.
Saat masuk RSHS, pasien masih dalam keadaan mengamuk sehingga
dirawat di ruang observasi dan diikat. Pasien mengaku setelah diikat tersebut pasien
menjadi seperti dikendalikan oleh orang lain (kesurupan lagi) dan dadanya terasa
ditusuk dan disetrum.
Saat ini pasien ingin segera pulang karena merasa sehat dan tidak
mengalami gangguan jiwa
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat gangguan jiwa sebelumnya tidak ada
• Riwayat penyakit darah tinggi dan kencing manis tidak ada
• Riwayat demam sebelumnya tidak ada
• Riwayat trauma di kepala tidak ada
• Riwayat kejang dan penurunan kesadaran tidak ada
• Riwayat merokok, konsumsi alkohol dan penyalahgunaan zat ada
(Pasien mengaku sering mengonsumsi obat Dekstro dan Tramadol sejak
SMA kelas 1. Pasien bisa mengonsumsi 6-13 tablet perharinya. Pasien
mengonsumsi obat tersebut saat sedang stress dan banyak pikiran. Namun, sejak
sekitar 5 bulan SMRS pasien sudah berhenti mengonsumsinya karena merasa
uangnya harus digunakan untuk anaknya. Pasien juga ada riwayat minum alkohol
namun berhenti sejak 5 bulan SMRS)
Riwayat Keluarga dan Keterangan Tambahan Lain

Pasien adalah anak ke-3 dari 6 bersaudara. Pasien sudah menikah sejak 8 tahun yang lalu, sudah
memiliki 1 anak perempuan berusia 5 tahun. Pendidikan terakhir pasien adalah SMA. Saat ini
pasien bekerja sebagai penjahit di pabrik konveksi di Cijerah. Istri pasien juga bekerja di pabrik
yang sama, dengan gaji yang sama yaitu sekitar Rp 75.000,00 / hari.
Pemeriksaan Tanda Vital
Kesadaran : Kompos mentis
Kesan Sakit : Sedang
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 70x/menit
Respiratori : 16x/menit
Suhu : 36,7oC (Afebris)

Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris normosefal
Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil dbn
Leher : KGB tidak membesar
Toraks
Cor : Bunyi jantung I-II murni reguler, bunyi jantung tambahan tidak ada
Pulmo : VBS kanan = kiri, rhonchi-/-, wheezing -/-
Abdomen : Datar lembut, nyeri tekan (-), bising usus normal
Ekstremitas : Tidak ada retardasi psikomotor, agitasi psikomotor (-), edema -/-
1. Penampilan
Roman muka biasa, kontak ada, rapport cukup adekuat, kooperatif, perilaku hiperaktif,
dekorium cukup

2. Bicara
Lancar, spontan menjawab pertanyaan, relevan, intonasi seang, produktivitas cukup,
artikulasi dan verbalisasi jelas

3. Emosi
Mood Eutimik
Afek Luas

4. Pikiran dan Persepsi


- Bentuk pikiran : Autistik
- Isi Pikiran : Preokupasi dan ide bunuh diri tidak ada
- Gangguan pikiran : Waham Kendali, waham penyiaran pikiran, waham kejaran
- Gangguan Persepsi : Halusinasi taktil, halusinasi penciuman
5. Sensorium dan Kognisi
Kesadaran kompos mentis, memori dan orientasi tidak terganggu, perhatian dan
konsentrasi baik

6. Wawasan Terhadap Penyakit


Tilikan derajat 1
Diagnosis Multiaksial

Aksis I : Gangguan Psikotik Akut dan Sementara


Aksis II : Belum ada diagnosis
Aksis III : Dehidrasi Berat (perbaikan) + Rhabdomyolisis e.c Psikotik
Akut dd/ Obat neuroleptic, alkohol
Aksis IV : Masalah hubungan interpersonal
Aksis V : GAF Scale saat ini 50 - 41
Farmakologis :
Olanzapine 10mg vial IM (diulang jika pasien gelisah)

Nonfarmakologis
Psikoedukasi
Terapi suportif
PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARA
Gangguan Psikotik Akut
• Gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya
halusinasi, waham, perilaku kataton, perilaku
kacau, pembicaraan kacau, yang pada umumnya
disertai dengan tilikan yang buruk;
• Berlangsung kurang dari atau sama dengan dua
minggu.
Gangguan Psikotik Akut
Menggunakan urutan diagnosis yang mencermikan urutan
prioritas yang diberikan untuk ciri-ciri utama terpilih dari
gangguan ini. Urutan prioritas yang dipakai ialah:
(a) Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang = jangka
waktu gejala-gejala psikotik menjadi nyata dan mengganggu
sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan sehari-
hari, tidak termasuk periode prodromal yang gejalanya sering
tidak jelas) sebagai ciri khas yang menentukan seluruh
kelompok;
Gangguan Psikotik Akut
(lanjutan)
(b) Adanya sindrom yang khas (berupa “polimorfik” = beraneka
ragam dan berubah cepat, atau “schizophrenia-like” =
gejala skizofrenik yang khas;
(c) Adanya stres akut yang berkaitan (tidak selalu ada,
sehingga dispesifikasi dengan karate ke 5; x0= tanpa penyerta
stres akut, x1=dengan penyerta stress akut; kesulitan atau
problem yang berkepanjangan tidak boleh dimasukkan
sebagai sumber stress dalam konteks ini;
(d) Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung.
Gangguan Psikotik Akut
• Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi
kriteria episode manik, walaupun perubahan emosional dan
gejala—gejala afektif individual dapat menonjol dari waktu ke
waktu.
• Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium,
atau demensia.
• Tidak merupakan intoksikasi akibat penggunaan alcohol atau
obat-obatan.
Brief Psychotic Disorder
A. Presence of one (or more) of the following symptoms. At least
one of these must be (1), (2), or (3):
1. Delusions
2. Hallucinations
3. Disorganized speech (e.g., frequent derailment or incoherence)
4. Grossly disorganized or catatonic behavior.
Note: Do not include a symptom if it is a culturally sanctioned response.
A. P Brief Psychotic Disorder
B. Duration of an episode of the disturbance is at least 1 day but
less than 1 month, with eventual full return to premorbid level
of functioning.
C. The disturbance is not better explained by major depressive
or bipolar disorder with psychotic features or another
psychotic disorder such as schizophrenia or catatonia, and is
not attributable to the physiological effects of a substance
(e.g., a drug of abuse, a medication) or another medical
condition.
Epidemiologi

• Prevalesi : 9% of cases of first-onset


psychosis;
• Negara berkembang > Negara maju;
• Perempuan: Laki-laki = 2:1
I. Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala Skizofrenia
a. Onset harus akut ( 2 minggu atau kurang)
b. Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham yang berubah dalam jenis dan intensitasnya
dari hari ke hari atau dalam hari yang sama
c. Harus ada keadaan emosional yang beraneka ragamnya
d.Walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam, tidak satupun dari hejala itu ada secara cukup
konsisten dapat memenuhi kriteria skizofrenia atau episode manik atau episode depresif

II. Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala Skizofrenia


a. Memenuhi kriteria a, b, dan c diatas yang khas untuk gangguan psikotik polimorfik akut
b. Disertai gejala-gejala yang memenuhi kriteria skizofrenia
c. Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk lebih dari 1 bulan maka diagnosis harus
diubah menjadi skizofrenia
III. Gangguan Psikotik Lir-Skizofrenia Akut
a. Onset gejala psikotik harus akut ( 2 minggu atau kurang)
b. Disertai gejala-gejala yang memenuhi kriteria skizofrenia
c. Kriteria untuk psikosis polimorfik akut tidak terpenuhi
d. Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk lebih dari 1 bulan maka diagnosis harus
diubah menjadi skizofrenia

IV. Gangguan Psikotik Akut Lainnya dengan Predominan Waham


a. Onset gejala psikotik harus akut ( 2 minggu atau kurang)
b. Waham dan halusinasi harus sudah ada dalam sebagian besar waktu sejak berkembangnya
keadaan psikotik yang jelas
c. Kriteria untuk skizofrenia maupun ganggua psikotik polimorfik tidak terpenuhi
d. Jika waham-waham menetap lebih dari 3 bulan maka diagnosis diubah menjadi gangguan
waham menetap. Apabila hanya halusinasi yang menetap leboh dari 3 bulan maka diagnosis
menjadi Gangguan Psikotik Nonorganik Lainnya
V. Gangguan Psikotik Akut dan Sementara Lainnya
a. Gangguan psikotik aku lain yang tidak dapat diklasifikais ke dalam kategori manapun
I. Brief Psychotic Disorder
A. Presence of one (or more) of the following symptoms. At least one of these must be (1), (2), or (3):
1. Delusions.
2. Hallucinations.
3. Disorganized speech (e.g., frequent derailment or incoherence).
4. Grossly disorganized or catatonic behavior.

B. Duration of an episode of the disturbance is at least 1 day but less than 1month,with
eventual full return to premorbid level of functioning.

C. The disturbance is not better explained by major depressive or bipolar disorder with
psychotic features or another psychotic disorder such as schizophrenia or catatonia, and is not
attributable to the physiological effects of a substance (e.g., a drug of abuse, a medication) or another
medical condition.
I. Brief Psychotic Disorder
• Specify if :
With marked stressor
Without stressor
With postpartum onset: If onset is during pregnancy or within 4 weeks postpartum.

• Specify if:
With catatonia (refer to the criteria for catatonia associated with another mental disorder)

• Specify current severity:


Severity is rated by a quantitative assessment of the primary symptoms of psychosis, including
delusions, hallucinations, disorganized speech, abnormal psychomotor be havior, and negative
symptoms. Each of these symptoms may be rated for its current severity (most severe in the last 7
days) on a 5-point scale ranging from 0 (not present) to 4 (present and severe).
Short-term treatment

Acute psychotic syndromes require early hospitalization in either an inpatient psychiatric


unit or a crisis centre. They are psychiatric emergencies. The decision to admit to hospital is
taken in order :
- to make a careful clinical evaluation
- to separate the patient from his or her environment
- to provide a reassuring setting
- to prevent any suicidal or aggressive tendencies

Some clinicians wait for a day or two before starting neuroleptic therapy in order to
eliminate an organic cause (a general medical condition or substance abuse disorder can
present with acute and transient psychotic symptoms) and prescribe benzodiazepines
rather than neuroleptics. More often, however, antipsychotic treatment starts
immediately.
Predominance of delusions and hallucinations indicates a high-potency
antipsychotic agent as haloperidol (5–15 mg/day) or flupenthixol (80–200 mg/day).

Benzodiazepines may be given to potentiate the action of the neuroleptics.


Alprazolam (0.5–4 mg/day), clorazepate (50–200 mg/day), and lorazepam (2–5 mg/day)
produce rapid sedation in acutely psychotic patients if they are used with a
neuroleptic

Sociotherapy (occupational or intensive) and psychotherapy (reality–adaptive–


supportive) are indicated depending on the state of the patient and his environment, with
individual, family or rehabilitation care.
Continuation treatment

The effectiveness of psychopharmacotherapy is usually manifested in the first 6 weeks,


with improved sleep, regression of agitation, recovery from anxiety and delusion, and
finally disappearance of the psychotic features.

When there is no recovery or improvement either another antipsychotic drug should be used
or the dosage of the first increased. Worsening of the symptoms, serious side-effects, or
a poor response to pharmacotherapy are the main indications for electroconvulsive
therapy.
Prevention of recurrence

The possibility that psychotic symptoms may re-emerge has to be borne in mind
during the first 2 years of follow-up.
Low-dosage pharmacotherapy must be maintained for 1 or 2 years after recovery.
During this long-term follow-up, periodic assessment and effective clinical care with social
and psychological therapy are essential.

Anda mungkin juga menyukai