Anda di halaman 1dari 28

Gangguan

Skizoafektif
Tipe Manik
01
Pendahulua
n
Skizoafektif

Memiliki gambaran 2 gejala, yaitu


skizofrenia dan gangguan mood
yang sama-sama menonjol dalam
waktu bersamaan atau pada satu
episode penyakit yang sama.

Pasien dengan skizoafektif memiliki


prevalensi seumur hidup pasien 0.5-
0.8%

Sadock & Sadock, 2017


02
LAPORAN
KASUS
Data Medis Pasien
Identitas Pasien Identitas Penanggung Jawab
Nama : Nama :
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 27 tahun Hubungan dengan pasien : Suami
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam Keterangan Diperoleh Dari
Status Pernikahan : Menikah Nama :
Pendidikan : SD Hubungan dengan pasien : Pasien dan
Alamat : Suami
Tanggal Pemeriksaan : Alamat :
Riwayat Psikiatri
Keluhan Utama :
Sejak 4 hari terakhir berbicara tidak jelas dan melantur. 2 hari terakhir
semakin banyak berbicara dan tidak tidur

Riwayat Penyakit Sekarang :


a. Autoanamnesis
Pasien dibawa oleh keluarga ke IGD RSJD pukul 16.45 WITA. Pasien
merasa sehat. Pasien mengaku kerasukan roh, tidak melihat dan
mendengar suara-suara, tetapi mengaku dirasuki roh Kai (leluhurnya)
sehingga mengetahui silsilah keluarga. Pasien mengaku Jokowi adalah
ayahnya dan Megawati adalah ibunya. Pasien merasa punya banyak
uang, dan merasa dirinya cinta laura agar mencintai orang lain dan hidup
damai. Pasien juga mengaku merupakan keluarga artis. Pasien dapat
mengetahui saat itu merupakan sore hari, mengenali anak dan suaminya
serta mengingat namanya, namun mengira bahwa sedang berada di
hotel. Napsu makan baik, hubungan dengan keluarga baik-baik saja,
keluhan fisik disangkal.
Riwayat Psikiatri
b. Heteroanamnesis :
Pada hari senin siang pasien divaksin Astrazeneca. Pasien punya
riwayat takut disuntik. Sejak hari senin tersebut pasien mulai berbicara
melantur dan tidak jelas, mondar-mandir, kadang menangis sendiri,
mengaku dirasuki roh Kai (leluhurnya). 2 hari kemudian pasien semakin
banyak bicara, tidak tidur dan tidak makan. Pada tahun 2010 pernah
mengalami hal serupa selama 2 bulan, namun tidak diobati dan tidak
dibawa memeriksakan diri karena berada di kampung dan sembuh
sendiri. Pasien tadi pagi masih masak untuk keluarga dirumah

Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien pernah mengalami hal serupa pada tahun 2010 tapi tidak berobat
dan sembuh sendiri
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit seperti pasien
Riwayat Psikiatri
Genogram
Riwayat Hidup Pasien
Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Cukup bulan, lahir dalam kondisi sehat
Masa Kanak Pertengahan (3-5 tahun)
Dalam batas normal
Masa Kanak Akhir (5-13 tahun)
Dalam batas normal
Masa Remaja (13-21 tahun)
Pasien pernah mengalami hal serupa seperti yang dialami sekarang,
namun tidak berobat dan sembuh sendiri setelah 2 bulan.
Masa dewasa
Hubungan dengan keluarga baik, hubungan dengan tetangga baik
Riwayat pekerjaan
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga
Riwayat pernikahan
Sudah menikah
Status Fisik dan Neurologis
Tanda Vital : TD : 136/86 mmHg, N : 86x/mnt
Keadaan Gizi : Anemia (-/-), ikterik (-/-)
Kepala : Pembesaran KGB (-)
Toraks : Simetris
Jantung : S1S2 tunggal reguler
Paru : Vesikuler (+/+) Rhonki (-/-) Wheezing (-/-)
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik

GCS : E4V5M6 (15)


Refleks fisiologis : Tidak diperiksa
Refleks patologis : Tidak diperiksa
Status Psikiatri
Keadaan Umum : Tampak rapi, wajah sesuai dengan usia
Sikap/tingkah laku : Pasien kooperatif
Kesadaran : Komposmentis
Kontak/rapport : Kontak verbal (+), kontak visual (+)
Atensi/Konsentrasi : Tidak terganggu
Orientasi : Waktu, orang (+), tempat (-)
Mood/afek : Labil
Proses berpikir : Cepat, koheren, waham kebesaran (+)
Persepsi : Halusinasi (-)
Intelegensi : Cukup
Psikomotor : Logore
Kemauan : Mandiri
Diagnosis Multiaksial
Aksis I : Gangguan Skizoafektif Tipe Manik (F25.0)
Aksis II :-
Aksis III :-
Aksis IV : Masalah interpersonal
Aksis V : GAF 80-71

Diagnosis Banding
1. (F31.2) Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan
Gejala Psikotik
2. (F23.1) Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dengan Gejala
Skizofrenia
Tatalaksana :
• Psikofarmaka
Antipsikotik
Haloperidol 2 x 2.5 mg
Diazepam 2 x 5 mg

• Psikoterapi
Terapi suportif

Prognosis :
Dubia ad bonam
03
Tinjauan
Pustaka
DEFINISI
Skizoafektif adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan dua
gambaran yang berulang, yaitu gambaran gangguan
skizofrenia (memenuhi kriteria A skizofrenia) dan episod
mood baik depresi mayor maupun bipolar.

Kriteria A skizofrenia yang dimaksud adalah adanya waham,


halusinasi, perilaku aneh, atau gejala negatif. Kriteria
episode depresi mayor yaitu mood terdepresi yang pervasif
(tidak cukup hanya kehilangan minat atau anhedonia).
Kriteria bipolar yaitu gangguan mencakup episode manik
atau campuran (manik depresif)

Kemenkes, 2015; Amir, 2015; Sadock & Sadock 2017


EPIDEMIOLOGI

Penelitian menunjukkan bahwa 30% kasus terjadi pada


usia 25-35 tahun, dan lebih sering terjadi pada wanita.
Skizoafektif terjadi sekitar sepertiga skizofrenia, dan
prevalensi seumur hidup tampaknya sekitar 0.3% (Wy &
Saadabadi, 2021).

Serupa dengan prevalensi dalam Buku Ajar Psikiatri Klinis,


(2017), prevalensi seumur hidup gangguan skizoafektif
kurang dari 1 %, mungkin berkisar 0.5-0.8%.
ETIOLOGI
Penelitian menunjukkan bahwa 50% orang dengan skizofrenia memiliki
komorbiditas depresi.

Patogenesis gangguan mood dan skizofrenia bersifat multifaktorial dan


mencakup berbagai faktor risiko, yaitu genetik, faktor sosial, trauma dan
stres.

Diantara orang-orang dengan skizofrenia, ada kemungkinan peningkatan


risiko untuk kerabat tingkat pertama menjadi gangguan skizoafektif dan
sebaliknya; mungkin ada peningkatan risiko di antara individu untuk
gangguan skizoafektif yang memiliki kerabat tingkat pertama dengan
skizofrenia gangguan bipolar, atau gangguan skizoafektif (Wy &
Saadabadi, 2021).
MANIFESTASI KLINIS
Dari hasil anamnesis didapatkan adanya perasaan sedih dan hilangnya minat,
berlangsung paling sedikit 2 minggu atau rasa senang berlebihan yang
berlangsung paling sedikit 1 minggu. Gejala-gejala tersebut muncul bersamaan
dengan pembicaraan kacau, waham, halusinasi, perilaku kacau, atau gejala
negatif.

Pemeriksaan psikiatri yang dilakukan terhadap pasien didapatkan tanda-tanda


gangguan mood depresi (misalnya mood hipotim dan isolasi sosial) atau tanda-tanda
mania (misalnya mood hipertim, iritabel, banyak bicara, meningkatnya aktivitas
motorik) atau campuran dari depresi dan manik (Amir, 2015).
DIAGNOSIS
Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala
definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol
pada saat yang bersamaan, atau dalam beberapa hari yang satu sesudah
yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama, dan sebagai
konsekuensinya, episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik
skizofrenia maupun episode manik atau depresif

a. Gangguan skizoafektif tipe manik


Suasana perasaan harus meningkat secara menonjol atau ada
peningkatan suasana perasaan yang tak begitu mencolok dikombinasi
dengan iritabilitas atau kegelisahan yang meningkat. Dalam periode yang
sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik lagi dua gejala
skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk skizofrenia)
DIAGNOSIS
b. Gangguan skizoafektif tipe depresif
Harus ada depresi yang menonjol, disertai oleh sedikitnya dua gejala
depresif yang khas, atau kelainan perilaku seperti yang terdapat
dalam kriteria episode depresif; dalam episode yang sama,
sedikitnya harus ada satu atau lebih dua gejala skizofrenia yang
khas (sebagaimana ditetapkan untuk pedoman diagnostik
skizofrenia).

c. Gangguan skizoafektif tipe campuran


Gangguan dengan gejala-gejala skizofrenia ada secara bersama-
sama dengan gejala-gejala gangguan afektif bipolar tipe campuran.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan untuk
menegakkan diagnosis yaitu PANSS (Positive And Negative
Symptoms Scale-Excited Component), YMRS (Young mania
Rating scale), dan MADRS (Montgomery Asberd Depression
Rating Scale). Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan
apakah pasien masuk dalam kriteria skizoafektif fase akut
atau lanjutan (Amir, 2015; Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2015).

Maslim, 2013
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding skizoafektif biasanya mencakup
semua bentuk gangguan mood dan skizofrenia.
Beberapa gangguan yang menjadi diagnosis banding
skizoafektif yaitu :
a. Gangguan psikotik akibat kondisi medis umum
b. Delirium
c. Demensia
d. Gangguan psikotik akibat zat
e. Skizofrenia
f. Gangguan mood dengan gambaran psikotik
g. Gangguan waham

Redayani, 2015
TATALAKSANA
Skizoafektif, tipe manik atau tipe campuran

Farmakoterapi
Oral

1. Olanzapin 1 x 10-30 mg/hari atau risperidon 2 x 1-3 mg/hari


atau quetiapin hari I (200 mg), hari II (400 mg) hari III (600 mg)
atau hari 1 (1 x 300 mg-XR) dan seterusnya dapat dinaikkan
menjadi 1 x 600 mg-XR, atau aripriprazol 1 x 10-30 mg/hari
2. Litium karbonat 2 x 400 mg, dinaikkan sampai kisaran
terapeutik 0.8-1.2 mEq/L (biasanya dicapai dengan dosis litium
karbonat 1200-1800 mg/hari, pada fungsi ginjal normal) atau
divalproat dengan dosis 2 x 250 mg/hari (atau konsentrasi
plasma 50-125 μg/L) atau 1-2x500 mg/hari ER
3. Lorazepam 3 x 1-2 mg/hari kalau perlu (gaduh gelisah atau
insomnia)

Kemenkes, 2015
TATALAKSANA
Skizoafektif, tipe depresi

Psikofarmaka

1. Litium 2 x 400 mg/hari, dinaikkan sampai kisaran


terapeutik 0,8-1,2 mEq/L (biasanya dicapai dengan dosis
litium karbonat 1200-1800 mg/hari, pada fungsi ginjal
normal)
2. Antidepresan, SSRI, misalnya fluoksetin 1 x 10-20
mg/hari

Kemenkes, 2015
TATALAKSANA

3. Antipsikotik generasi kedua, olanzapin 1 x 10-30


mg/hari atau risperidon 2 x 1-3 mg/hari atau quetiapin
hari I (200mg), hari II (400mg), hari III (600 mg) dan
seterusnya atau aripiprazol 1 x 10-30 mg/hari
4. Haloperidol 5-20 mg/hari
Lama pemberian obat untuk fase akut adalah 2-8
minggu atau sampai tercapai remisi absolut

Kemenkes, 2015
TATALAKSANA

Fase lanjutan

Psikofarmaka
Terapi (Monoterapi)
1. Litium karbonat 0.6-1 mEq/L biasanya dicapai dengan dosis 900-1200 mg/hari
sekali sedengan dosis 500 mg/hari
2. Olanzapin 1 x 10 mg/hari
3. Quetiapin dengan dosis 300-600 mg/hari
4. Risperidon dengan 1-4 mg/hari
5. Aripiprazol dengan dosis 10-20 mg/hari

Lama pemberian obat fase lanjutan 2-6 bulan sampai tercapai recovery yaitu
bebas gejala selama 2 bulan

Sadock & Sadock, 2017


PROGNOSIS

Prognosis skizoafektif lebih baik daripada skizofrenia tetapi


lebih buruk bila dibandingkan dengan gangguan mood.
Perjalanan penyakitnya cenderung tidak mengalami deteriorasi
(kemunduran) dan responnya terhadap litium lebih baik
daripada skizofrenia

Sadock & Sadock, 2017


TERIMAKAS
IH

Anda mungkin juga menyukai