Anda di halaman 1dari 4

DD 1

Mutiara Adinastika Maysara (2018730130)

Gangguan Psikotik Akut

DEFINISI

Gangguan psikotik akut merupakan penyakit psikiatri yang ditandai dengan onset tiba-tiba dari 1 atau
lebih gejala berikut ini: delusi, halusinasi, postur dan perilaku yang bizarre, serta bicara yang kacau.

Gangguan psikotik akut dapat menjadi gejala awal dari penyakit psikotik lainnya, seperti schizophrenia.
Perbedaan antara penyakit ini dengan gangguan psikotik lainnya adalah dalam hal jenis dan intensitas
gejala, durasi waktu, serta perjalanan gangguan psikotik yang dapat kembali penuh pada fungsi
premorbid.

Gangguan psikotik akut dapat disebabkan oleh adanya stresor yang jelas. Stresor berupa stresor berat
dari masalah interpersonal, pekerjaan dan pola relasi harian yang menimbulkan kecenderungan perilaku
membahayakan diri sendiri atau orang lain. Sebuah analisis multivariat mengemukakan bahwa stres
akut dan substance use disorder  berhubungan dengan perilaku bunuh diri pada pasien gangguan
psikotik akut.

EPIDEMIOLOGI

• Penduduk negara berkembang >

• Golongan sosioekonomi rendah dan orang yang mengalami stressor psikososial yang berat
berisiko lebih tinggi mengalami gangguan psikotik singkat.

• Gangguan ini lebih sering terjadi pada pasien dengan usia antara dekade ke dua hingga awal
dekade ke tiga.

ETIOLOGI

Etiologi spesifik gangguan psikotik akut tidak diketahui, tetapi terdapat faktor-faktor yang berperan
terhadap terjadinya penyakit ini. Faktor-faktor tersebut adalah faktor genetic, biologi, kepribadian, dan
respons terhadap stress.

Faktor Genetik
Sebuah studi kohort yang dilakukan oleh Castagnini, et al. (2013) mengemukakan bahwa seseorang
memiliki peningkatan risiko sebesar 2 kali lipat ketika memiliki faktor risiko genetik (terutama pada  first-
degree relative, seperti hubungan langsung antara ayah atau ibu dan anak) dibandingkan tanpa riwayat
genetik. Risiko ini semakin besar apabila dalam garis keluarga memiliki riwayat schizophrenia dan/atau
gangguan bipolar.

Faktor Biologi
Faktor biologi dikaitkan dengan komponen biokimia, fisiologi dan aktivitas otak. Komponen biokimia dan
fisiologi didasarkan pada hipotesis dopamin di dalam otak yang mengalami peningkatan terutama pada
area mesolimbik sehingga memunculkan gejala seperti delusi, halusinasi, perilaku bizarre  dan
pembicaraan yang kacau.
Hasil studi mengemukakan adanya pasien gangguan psikotik akut yang memiliki kelainan berupa
mikrodelesi kromosom 2q37 yang menyebabkan pasien memiliki gejala agitasi, pembicaraan berulang,
waham nihilistik hingga gangguan tidur. Studi yang berbeda menunjukkan adanya perubahan terhadap
komponen aktivitas otak pada orang yang terpapar stres tinggi dan berulang seperti halnya pasien
gangguan psikotik akut.
Paparan kronis stres psikis yang berasal dari masalah kehidupan sehari-hari dan interaksi sosial
berhubungan dengan perubahan proses dan konektivitas regio kortikostriatal yang mengarah pada
gangguan psikotik. Hasil resting state  MRI pada orang yang sering terpapar stress psikososial
menunjukkan peningkatan konektivitas antara ventral striatum inferior, girus supramarginal kanan,
operculum insular dan girus temporal tengah.

Faktor Ciri Kepribadian


Kepribadian schizoid sering menjadi kepribadian dasar seseorang yang mengalami gangguan psikotik
akut, namun ciri kepribadian lain juga memiliki risiko mengalami gangguan serupa, di antaranya ciri
kepribadian cemas, dependen, histrionik, narsisistik, paranoid dan anankastik.
Seseorang dengan kerentanan terhadap masalah, pendiam, tertutup, selalu memilih aktivitas sendiri,
kurang bisa menunjukkan kehangatan dalam sosial dan aspek hidup, kurang bisa menerima kritik
memiliki kerentanan mengalami gangguan psikotik akut. Kondisi ini akan membawa seseorang masuk
dan lebih nyaman dengan fantasi yang dimiliki dan mengalami alienasi dari lingkungan sekitar hingga
akhirnya muncul manifestasi gejala psikotik.

MANIFESTASI KLINIS
• Onset yang akut, <2 minggu
• Sindrome polimorfik
• Gejala skiofrenik yang khas
• Adanya stress akut yang terkait

KLASIFIKASI
- Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala Skizofrenia
Untuk diagnosis pasti harus memiliki:
• Onset harus akut (dari suatu keadaan nonpsikotik sampai keadaan psikotik yang jelas dalam
kurun waktu 2 minggu atau kurang);
• Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham yang berubah dalam jenis dan intensitasnya
dari hari ke hari atau dalam hari yang sama;
• Harus ada keadaan emosional yang sama beraneka ragamnya;
• Walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam , tidak satupun dari gejala itu ada secara cukup
konsisten memenuhi kriterika skizofrenia atau episode manik atau episode depresif

- Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dengan Gejala Skizofrenia

 Memenuhi kriteria (a), (b), (c) diatas yang khas untuk gangguan psikotik polimorfik akut.
 Disertai gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia yang harus sudah ada
untuk sebagian besar waktu sejak munculnya gambaran klinis psikotik itu secara jelas.
 Apa bila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk lebih dari 1 bulan makan diagnosis harus
diubah menjadi skizofrenia

- Gangguan Psikotik polimorfik akut Lir-skizofrenia


 Untuk diagnosis pasti harus memiliki:
 Onset gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang, dari suatu keadaan nonpsikotik menjadi
keadaan yang jelas psikotik);
 Gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk skizofrenia harus sudah ada untuk sebagian besar
waktu sejak berkembangnya gambaran klinis yang jelas psikotik;
 Kriteria untuk polimorfik akut tidak terpenuhi
 Apa bila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk kurun waktu lebih dari 1 bulan lamanya, maka
diagnosis harus dirubah menjadi skizofrenia

- Gangguan Psikotik polimorfik akut dengan predominan waham


 Untuk diagnosis pasti harus memiliki:
 Onset gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang, dari suatu keadaan nonpsikotik menjadi
keadaan yang jelas psikotik);
 Waham dan halusinasi harus sudah ada dalam sebagian besar waktu sejak berkembangnya
keadaan psikotik yang jelas; dan
 Baik kriteria untik skizofrenia maupun untuk gangguan psikotik polimorfik akut tidak terpenuhi
 Kalau waham-waham menetap untuk lebih dari 3 bulan lamanya, maka diagnosis harus diubah
menjadi gangguan waham menetap. Apabila hanya halusinasi yang menetap untuk lebih dari 3
bulan lamanya, maka diagnosis harus diubah menjadi gangguan psikotik nonorganik lainnya.

PROGNOSIS
Prognosis gangguan psikotik akut ditentukan oleh gejala yang terjadi. Pasien dengan gejala dominan
waham atau halusinasi memiliki tingkat kekambuhan dan komplikasi berupa schizophrenia yang
lebih tinggi. Komplikasi juga dapat terjadi akibat obat antipsikotik yang digunakan, misalnya sindrom
ekstrapiramidal.

KOMPLIKASI

Komplikasi gangguan psikotik akut cenderung lebih rendah dibandingkan schizophrenia,


dikarenakan kemampuan kembali pada fungsi premorbid. Komplikasi yang terjadi dibedakan
menjadi komplikasi psikiatri, kematian, komplikasi sosial, dan komplikasi akibat penggunaan obat
antipsikotik.

Sumber :

Harrison, P., Cowen, P., Burns, T., & Fazel, M. (2018). Shorter Oxford Textbook of Psychiatry Seventh
Edition. Oxford: Oxford University Press.

Memon, M. A. (2017, December 11). Emedicine Medscape. (D. Bienenfeld, Editor) Retrieved from
Emedicine Medscape: https://emedicine.medscape.com/article/294416-overview

Lopez-Diaz, A., Lorenzo-Herrero, P., Lara, I., Fernandez-Gonzalez, J., & Ruiz-Veguilla, M. (2018,
November). Acute stress and substance use as predictors of suicidal behaviour in acute and transient
psychotic disorders. Psychiatry Research, 269, 414-418. doi:10.1016/j.psychres.2018.08.036

Sadock, B. J., Sadock, V. A., & Ruiz, P. (2017). Kaplan & Sadock's Comprehensive Textbook of
Psychiatry Tenth Edition. In R. Mojtabai, L. J. Fochtmann, & E. J. Bromet, Other Psychotic Disorders
(pp. 4040-4055). Philadelphia: Wolters Kluwer.

Anda mungkin juga menyukai