NYERI KEPALA
KELOMPOK 3
dr. Andi Moeh. Ilham Patu, Sp.BS
Skenario Seorang perempuan berusia 21 tahun
datang ke Poliklinik dengan keluhan nyeri
kepala berdenyut. Yang dialami sejak 4
bulan yang lalu, hilang timbul. Dengan
nyeri kepala hamper sama sejak awal,
terutama di bagian kepala sisi kanan.
Saat nyeri kepala pasien tak mampu
melakukan aktivitas sehari-hari. Durasi
sakit kepala sekitar 4-5 jam. Keluhan
kadang disertai mual tetapi tidak disertai
demam.
Kata Kunci • Seorang perempuan
• Berusia 21 tahun
• keluhan nyeri kepala berdenyut.
• sejak 4 bulan yang lalu, hilang timbul.
• di bagian kepala sisi kanan
• tak mampu melakukan aktivitas sehari-
hari.
• Durasi sakit kepala sekitar 4-5 jam.
• Keluhan kadang disertai mual tetapi
tidak disertai demam.
MIGRAIN
Defenisi • Suatu kondisi kronis yang dicirikan oleh nyeri
kepala episodik dengan intensitas sedang-
berat yang berakhir dalam waktu 4-72 jam
( International Headache Society)
• Diklasifikasi menjadi :
Migren dengan aura ( Classic migrain ) → 20%
diagnosis
2. Serangan nyeri kepala berlangsung selama 4-72 jam (tidak
diobati atau tidak berhasil diobati)
untuk migren
3. Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua di antara karakteristik
berikut :
a) Lokasi unilateral
tanpa aura b) Kualitas berdenyut
adalah : c)
d)
Intensitas nyeri sedang atau berat
Keadaan bertambah berat oleh aktivitas fisik rutin
atau penderita menghindari aktivitas fisik rutin
(seperti berjalan atau naik tangga)
4. Selama nyeri kepala disertai salah satu di bawah ini :
a) Nausea dan atau muntah
b) Fotofobia dan fonofobia
5. Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain
PERDOSSI 2005
Lanjutan… Kriteria diagnosis untuk migren dengan aura adalah :
a. Sekurang-kurangnya telah mengalami 2 serangan yang
yang tersebut dalam B.
b. Sekurang-kurangnya terdapat 3 dari 4 karakteristik tersebut
dibawah ini :
– Satu atau lebih gejala aura yang reversibel yang menunjukkan
disfungsi hemisfer dan atau batang otak
– Sekurang-kurangnya satu gejala aura berkembang lebih 4 menit, atau
2 atau lebih gejala aura terjadi bersama-sama
– Tidak ada gejala aura yang berlangsung lebih dari 60 menit; bila dari
satu gejala aura terjadi, durasinya lebih lama.
– Nyeri kepala mengikuti gejala aura dengan interval bebas nyeri < dari
60 menit, tetapi kadang-kadang dapat terjadi sebelum aura
PERDOSSI 2005
Terapi • ANALGESIK RINGAN : aspirin (drug of choice),
parasetamol
Abortif • NSAIDs :
– Menghambat sintesis prostaglandin, agregasi platelet,
dan pelepasan 5-HT
– Naproksen terbulti lebih baik dari ergotamin
– Pilihan lain : ibuprofen , ketorolac
• GOLONGAN TRIPTAN :
– Agonis reseptor 5-HT1 → menyebabkan vasokontriksi
– Menghambat pelepasan takikinin, dengan memblok
inflamasi neurogenik
– Efikasinya setara dengan dehidroergotamin tetapi
onsetnya lebih cepat
– Sumatriptan oral lebih efektif dibanding ergotamin oral
Lanjutan … • Ergotamin
– Memblokade inflamasi neurogenik dengan
menstimulasi reseptor 5-HT presinaptik
– Pemberian IV dapat dilakukan pada serangan berat
• Metoklopramide
– Untuk mencegah mual muntah
– Diberikan 15-30 menit sebelum terapi anti migren,
dapat diulang setelah 4-6 jam
• Kortikosteroid
– Dapat mengurangi inflamasi
• Analgesik opiat
– Contoh : butarphanol
1. Kelompok Studi Nyeri Kepala PERDOSSI. Diagnostik dan Penatalaksanaan Nyeri Kepala Konsenses
Nasional IV. Airlangga University Press. Surabaya. 2013. p. 11-30
2. Sjahrir H. Nyeri Kepala. Diagnostik dan Penatalaksanaan. Buku 3. USU Press and Publishing. Medan. 2005.
p. 15-36
Terapi • BETA BLOKER
Profilaksis
– Merupakan drug of choice untuk prevensi
migren
– Contoh : atenolol, metoprolol, propanolol,
nadolol
• ANTIDEPRESAN TRISIKLIK
– Pilihan : amitriptilin, imipramin, doksepin,
nortriptilin,
– Punya efek antikolinergik, tidak boleh
digunakan pada penderita glaukoma atau
hiperplasia prostat
1. Kelompok Studi Nyeri Kepala PERDOSSI. Diagnostik dan Penatalaksanaan Nyeri Kepala Konsenses Nasional IV.
Airlangga University Press. Surabaya. 2013. p. 11-30
2. Sjahrir H. Nyeri Kepala. Diagnostik dan Penatalaksanaan. Buku 3. USU Press and Publishing. Medan. 2005. p. 15-36
Lanjutan … • METISERGID
– Merupakan senyawa ergot semisintetik, antagonis 5-HT2
• ASAM/NA VALPROAT
– Dapat menurunkan keparahan, frekuenasi dan durasi
pada 80% penderita migren
• NSAIDs
– Aspirin dan naproxen terbukti cukup efektif
– Tidak disarankan penggunaan jangka panjang karena
dapat menyebabkan gangguan GI
• Verapamil
– Merupakan terapi lini kedua atau ketiga
• Topiramat
– Sudah diuji klinis, terbukti mengurangi kejadian migren
Prognosis Migrain adalah kondisi kronis, Tingkat
keparahan dan frekuensi serangan migrain
cenderung berkurang dengan bertambahnya
usia. Setelah 15 tahun menderita migrain,
sekitar 30% pria dan 40% wanita tidak lagi
mengalami serangan migrain.
<
CLUSTER
HEADACHE
Defenisi Nyeri kepala tipe cluster merupakan nyeri
kepala pada satu sisi yang disertai dengan
keluarnya air mata dan hidung tersumbat.
Serangan berlangsung regular selama 1 minggu
hingga 1 tahun. Serangan-serangan diantarai
oleh periode bebas nyeri yang berlangsung
setidanknya satu bulan atau lebih lama.
Epidemiologi • Prevalensi sekitar 0.24% pada populasi
umum
• Rasio Laki-laki dan perempuan 6 : 1
• Sering diatas usia 30 thn
Etiologi • Idiopatik, tapi pemicu :
– Injeksi subkutan histamine
– Stres
– Alergi
– Gangguan pola tidur
– Perokok berat
– Alkohol
Invention
design
process
Klasifikasi • Episodik
Cluster headache yang terjadi 2 fase yang berlangsung
7 hari hingga 1 tahun dipisahkan oleh remisi tanpa
nyeri yang berlangsung selama1 bulan atau lebih lama.
• Kronik
Cluster headache yang terjadi setiap hari selama lebih
dari 1 tahun tanpa remisi atau degan periode nyeri
yang berlangsung kurang dari 2 minggu.
Gejala klinik • Sakit kepala sangat berat, mendadak,
unilateral wajah, durasi serangan 10 menit – 3
jam per episode, karakter seperti ”dibor”
seolah-olah mata didorong keluar, distribusi
divisi 1 dan 2 nervus trigeminus, ada fase
remisi (2 bulan-2 tahun)
• Lakrimasi atau injeksi konjungtiva
• Rhinore
• Edema kelopak mata ipsilateral
• Miosis atau ptosis ipsilateral
• Keringat pada dahidan wajah ipsilateral
• Lemah/lesu
Diagnosis • Anamnesis
• Pemeriksaan fisik : pemeriksaan
neurologi biasanya normal kecuali
untuk lakrimasi, injeksi konjungtiva,
miosis dan ptosis muncul saat priodik
serangan
• Pemeriksaan Penunjang : CT-Scan atau
MRI untuk menyingkirkan diagnosis
banding
Penatalaksan Abortif
• Oksigen (8 liter/ menit selama 10 menit) dapat mengurangi
LC Newman. 2015
Etiologi Penyebab di balik paroxysmal
hemicrania tidak diketahui tetapi diyakini
terkait dengan saraf trigeminal.
LC Newman. 2015
Gejala Klinis • Nyeri berdenyut yang hebat, seperti
cakar, terbakar, tajam dan menikam
• Hidung berair atau tersumbat
• Wajah memerah
• Kelopak mata bengkak
• Dahi atau wajah berkeringat
Doherty C, 2018
Diagnosis • Anamnesis
• Tes Indometachin
• MRI
Doherty C, 2018
Pengobatan •Indomethacin adalah pengobatan
pilihan untuk hemicrania paroksismal.
• Verapamil
• Tegretol (carbamazepine)
• Topamax (topiramate)
• Amitriptyline (Elavil)
TTH kronik :
• sensitasi nosiseptik perifer
• sensitasi neural sentral
• kelainan di pusat antinosiseptif
Faktor • Stress
• Depresi dan kecemasan
Pemicu • postur tubuh yang rendah
• bekerja dalam posisi canggung atau bertahan pada
satu posisi dalam waktu yang lama
• kurang tidur.
Patofisiologi 1. Impuls nosiseptif dari otot perikranial → menjalar
ke kepala → timbul nyeri kepala & nyeri yang
bertambah pada tempat otot maupun tendon
tempat insersinya
2. Mekanisme timbulnya nyeri miofascial & nyeri
tekan sbb :
• Sensitisasi nosiseptor miofascial perifer
• Sensitisasi 2nd order neuron pada level kornu dorsalis
medulla spinalis / n. trigeminal
• Sensitisasi neuron supraspinal
• Berkurangnya aktivitas antinosiseptif struktur
supraspinal
Penatalaksan Strategi pokok penanganan TTH