DISUSUN OLEH:
Malvin Himawan
112017098
PEMBIMBING:
FAKULTAS KEDOKTERAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Intoksikasi merupakan suatu kondisi yang diikuti setelah pemberian suatu zat
psikoaktif yang hasilnya berupa gangguan dalam tingkat kesadaran, kognisi,
persepsi, daya nilai, afek, perilaku dan respon. Gangguan / perubahan ini
berhubungan langsung dengan efek farmakologis dari zat psikoaktif tersebut, dan
dengan seiring berjalannya waktu, gejala tersebut akan berangsur menghilang bila
tidak terjadi penggunaan zat lagi. Dengan demikian orang tersebut akan kembali ke
kondisi semula, kecuali telah terjadi kerusakan jaringan atau komplikasi lainnya. 2
Intoksikasi sangat tergantung dari tipe zat psikoaktif, dosis yang digunakkan dan
toleransi individual yang menggunakan zat psikoaktif terserbut. Seringkali, zat
psikoaktif ini digunakan justru untuk mencapai tingkat intoksikasi. Tingkat
intoksikasi yang dapat terjadi sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dan ekspektasi
pengguna terhadap efek obat yang dikonsumsinya. 2
3
3. Manifestasi Klinis Intoksikasi Akut
Etil alkohol / etanol merupakan bentuk yang paling lazim untuk dikonsumsi.
Alkohol akan mencapai konsentrasi puncak dalam 30-90 menit. Keadaan perut
kosong akan meningkatkan absorbsi dan setelah makan akan menurunkan
absorbsi. 1
- Intoksikasi : ataksia, bicara tidak jelas, cadel, emosi labil dan disinhibisi,
napas berbau alkohol.
- Overdosis : koma, stupor, kulit dingin dan lembab, suhu tubuh rendah
- Satu atau lebih tanda yang timbul selama / segera penggunaan alkohol:
a. pembicaraan meracau
b. inkoordinasi
c. gaya berjalan tidak stabil
d. nistagmus
e. hendaya atensi atau memori
f. stupor / koma
4
- Gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis umum dan tidak lebih baik
diterangkan oleh gangguan mental lain. 4
- Dua atau lebih tanda yang timbul selama / segera penggunaan alkohol:
5
g. agitasi / retardasi psikomotor
h. kelemahan otot, depresi napas, nyeri dada, atau aritmia jantung
i. kebingungan, kejang, diskinesia, distonia, koma.
- Gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis umum dan tidak lebih baik
diterangkan oleh gangguan mental lain 4
- Dua atau lebih tanda yang timbul dalam waktu 2 jam setelah penggunaan:
6
Kriteria diagnosis (DSM-IV) untuk Intoksikasi opioid:
- Konstriksi / dilatasi pupil akibat anoksia pada overdosis berat, dan satu atau
lebih tanda yang timbul selama / segera penggunaan opioida:
a. mengantuk / koma
b. cadel
c. hendaya atensi atau memori
- Gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis umum dan tidak lebih baik
diterangkan oleh gangguan mental lain. 4
7
Tanda-tanda untuk mendeteksi penggunaan terakhir: 3
- Penggunaan secara sengaja baru-baru ini atau jangka pendek atau pajana
dosis tinggi dalam jangka pendek inhalan yang mudah menguap,
- Dua atau lebih tanda yang timbul selama / segera penggunaan alkohol:
a. Pusing b. inkoordinasi
c. gaya berjalan tidak stabil d. nistagmus
e. bicara cadel f. letargi
g. refleks terdepresi h. retardasi psikomotor
i. kelemahan otot menyeluruh j. tremor
k. Diplopia l. stupor / koma
m. euforia
- Gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis umum dan tidak lebih baik
diterangkan oleh gangguan mental lain. 4
8
• Gangguan terkait Halusinogen
Merupakan zat alami maupun sintetik yang disebut juga dengan istilah
psikadelik karena efeknya yang menginduksi halusinasi. Halusinogen klasik:
psilocybin (jamur), mescaline (kaktus). Halusinogen sintetik: LSD. LSD
merupakan halusinogen kuat yang efeknya dapat bertahan selama 2-12 jam.
Penghentian LSD dalam beberapa tahun masih dapat menimbulkan efek
halusinogen secara tidak menetap dan tanpa tanda pendahulu (flashback effect).
1,4
- Dua atau lebih tanda yang timbul selama / segera penggunaan alkohol:
9
• Gangguan terkait Benzodiazepin
- Satu atau lebih tanda yang timbul selama / segera penggunaan alkohol:
a. cadel
b. inkoordinasi
c. gaya berjalan tidak stabil
d. nistagmus
e. hendaya atensi atau memori
f. stupor / koma
- Gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis umum dan tidak lebih baik
diterangkan oleh gangguan mental lain. 4
10
4. Penatalaksanaan Kondisi Intoksikasi
- Intoksikasi Alkohol 4
a. Bila terdapat kondisi Hipoglikemia injeksi 50 ml Dextrose 40%
b. Kondisi Koma: posisikan menunduk untuk cegah aspirasi, observasi
tanda vital setiap 15 menit, injeksi Thiamine 100 mg IV untuk
profilaksis terjadinya Wernicke Encephalopathy, lalu 50 ml Dextrose
40% IV (berurutan jangan sampai terbalik)
c. Problem Perlaku (gaduh/gelisah):
- Petugas keamanan dan perawat siap bila pasien agresif
- Terapis harus toleran dan tidak membuat pasien takut /terancam
- Buat suasana tenang dan bila perlu tawarkan makan
- Beri dosis rendah sedatif: lorazepam 1-2 mg / haloperidol 5 mg oral,
bila gaduh gelisah berikan secara parenteral IM
11
- Intoksikasi Kanabis 1,4
a. Umumnya tidak perlu farmakoterapi dapat diberikan terapi supportif
dengan 'talking down', gejala akan berkurang seiring berjalannya waktu,
b. Bila ada gejala ansietas berat: lorazepam 1 mg / alprazolam 0.5 mg oral
c. Bila terdapat gejala psikotik menonjol dapat diberikan haloperidol 1-2
mg oral atau IM ulangi setiap 20-30 menit
- Intoksikasi/Overdosis Opioida 4
a. Merupakan kondisi gawat darurat, perlu penanganan secara cepat
b. Atasi tanda vital dan observasi tanda vital selama 24 jam.
c. Berikan antidotum Naloxon HCl 0,01 mg/kg.bb IV/IM/SC
d. Mungkin perlu rawat ICU, khususnya bila terjadi penurunan kesadaran
g. Asamkan urin dengan amonium chlorida 2,75 meq/kg atau ascorbic acid
8 mg/hari sampai pH urin < 5 akan mempercepat ekskresi zat.
- Intoksikasi Halusinogen 4
a. Intervensi Non Farmakologik :
- Lingkungan yang tenang, aman dan mendukung
- Reassurance: bahwa obat tersebut menimbulkan gejala-gejala itu ;
dan ini akan hilang dengan bertambahnya waktu (talking down)
b. Intervensi Farmakologik:
Pilihan untuk bad trip atau serangan panik adalah dengan anti ansietas:
Diazepam 10-30 mg oral /im/iv pelan atau Lorazepam 1-2 mg oral.
12
b. Mengurangi efek obat dalam tubuh 1,4
- Dengan flumazenil (antagonis benzodiazepin) 7.5 - 45mg/ hari
ditirtrasi (akan muncul gejala putus zat pada pasien ketergantungan)
- Pikirkan penggunaan hemoperfusion pada pasien dengan tingkat
serum sedatif-hipnotik sangat tinggi dengan menggunakan charcoal
resin / norit.
- Tindakan suportif: pertahankan jalan napas, perbaiki gangguan asam
basa.
- Alkalisasi urin hingga pH 8 untuk mempercepat pengeluaran obat,
berikan furosemide 20-40mg atau manitol 12.5-25mg untuk diuresis
c. Mengurangi absorbsi lebih lanjut
Rangsang muntah bila baru terjadi pemakaian, kalau tidak berikan
activated charcoal.
d. Mencegah komplikasi
- Perhatikan tanda vital dan depresi pernapasan, aspirasi dan edema
paru
- Bila sudah terjadi aspirasi, berikan antibiotik 4
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock's synopsis of psychiatry : Behavioral
sciences/clinical psychiatry.10 th edition. Philadelphia : Lippincott Williams and
WOLTERS Kluwer business.2007. Bab 9.Schizophrenia.;p.86-138.
2. WHO. Acute intoxication. Who.int. 2019. [cited 3 May 2019]. Available from:
https://www.who.int/substance_abuse/terminology/acute_intox/en
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Pedoman Penatalaksanaan Medik
Gangguan Penggunaan NAPZA. Jakarta, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik.
4. Diagnostic and statistical manual of mental disorders. Washington, DC: American
Psychiatric Association; 2011.
14