HIPOTESIS
Berdasarkan hasil karyotyping dan hasil USG terdapat trisomy 13.
PEMBAHASAN
ISI
Anamnesis
Anamnesis adalah suatu teknik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan
antara seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang
mengetahui tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta
permasalahan medisnya.
Sebuah anamnesis yang baik haruslah mengikuti suatu metode atau sistematika yang
baku sehingga mudah diikuti. Tujuannya adalah agar selama melakukan anamnesis
seorang dokter tidak kehilangan arah, agar tidak ada pertanyaan atau informasi yang
terlewat. Sistematika ini juga berguna dalam pembuatan status pasien agar
memudahkan siapa saja yang membacanya. Sistematika tersebut terdiri dari data
umum pasien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu,
riwayat penyakit keluarga, serta riwayat kebiasaan/sosial.
Sepertimana yang telah kita ketahui, trisomy 13 ini merupakan suatu kelainan genetic.
Jadi, anamnesis dilakukan melalui orang tua pasien yaitu secara alloanamnesis.
Menjadi suatu hal yang penting bagi kita untuk menanyakan faktor-faktor risiko yang
dapat menyebabkan trisomy 13.
Pertanyaan yang diajukan saat anamnesis :
- Identitas (usia ibu)
- KU (ANC)
- Kehamilan ke berapa? (G?P?A?)
- Riwayat kehamilan sebelumnya?
- Adakah kelainan pada kehamilan sebelumnya?
- Adakah riwayat keluarga yang mengalami kelainan genetic? (baik suami atau istri)
- Adakah riwayat kelainan genetic yang di derita sendiri?
- Pernahkah memeriksakan kromosom pada dokter sebelumnya?
- Pernahkah mengikuti konseling pranikah?
- Apakah merokok, minum alcohol, pernah terpapar radiasi atau zat-zat toksin?
- Apakah selama kehamilan mengonsumsi obat-obatan? Obat apa?
- dll
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan
Kepala
- Holoprosensefali
- Hypotelorism
Teknik cepat kedua untuk diagnosis trisomi 13, 18, 21 serta kelainan kromosom
seks adalah QF-PCR suatu teknologi yang cepat dan tangguh dan sangat automatis
sehingga membutuhkan staf yang lebih sedikit daripada yang dibutuhkan pada
penentuan kariotipe lengkap dan sekali lagi melibatkan penggunaan teknologi
fluoresen. DNA diekstrasi dari sel janin kemudian kadarnya dilipatgandakan dan
diberi label dengan pewarna fluoresen untuk memungkinkan dilakukan nya
analisis. Suatu sekuenser mengukur daerah spesifik pada molekul DNA dan
hasilnya ditampilkan pada grafik dilayar komputer sebagai rangkaian puncakpuncak. Untuk meyakinkan bahwa hasilnya akurat, setidaknya dilakukan analisis
pada empat fragmen yang berbeda untuk tiap kromosom.
-
Karyogram2
Karyotipe adalah gambar penampilan sebenarnya dari kromosom yang terlihat di
bawah mikroskop dan pengaturan yang sesuai.
Idiogram adalah representasi diagram dari kromosom. memungkinkan peta
identifikasi kromosom dari genom haploid.
Karyogram adalah istilah lain untuk mewakili seluruh kromosom ditetapkan
sebagai serangkaian kromosom banded.
Karakter kariotipe merupakan informasi fundamental dalam studi sistematis dan
evolusi. Pentingnya mempertimbangkan posisi centromeric dan panjang relatif
lengan kromosom untuk klasifikasi kromosom yang diperlukan untuk
mempersiapkan kariotipe. Rasio lengan dapat ditentukan dengan lengan panjang
(P), lengan pendek (Q).
Kromosom diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Metacentric (median centromere)
2. Sub metacentric (sub median centromere)
3. Sub terminal (sub terminal centromere)
4. Telocentric (tail end centromere)
Working Diagnosis
Trisomi 13 / patau syndrome
Merupakan penyakit kelainan genetik dengan kromosom 13. Trisomi 13 (47,
XX/XY+ 13) serta memiliki jumlah kromosom 47 (45A+XX atau 45A+XY). Patau
syndrome atau dikenal juga trisomi 13 adalah salah satu penyakit yang melibatkan
kromosom, yaitu struktur yang membawa informasi genetik seseorang dalam
gen. Syndrome ini terjadi jika pasien memiliki lebih satu kromosom pada pasangan
kromosom ke 13 karena tidak terjadinya persilangan antara kromosom saat proses
meiosis. Beberapa pula disebabkan oleh translokasi Robertsonian. Lebih satu
kromosom pada kromosom yang ke 13 mengganggu pertumbuhan normal bayi serta
menyebabkan munculnya tanda-tanda syndrome patau.
Diagnosis
Disarankan untuk pemeriksaan sitogenetik (kromosom) untuk setiap neonatus atau
anak yang dicurigai dengan Trisomi 13 (kariotipe). Jika trisomi 13 dicurigai saat
periode prenatal (biasanya karena pemeriksaan USG, adanya riwayat kelainan
kromosom sebelumnya, atau usia ibu sebagai faktor resiko tinggi) sebaiknya
disarankan pemeriksaan sitogenetik konvensional melalui cairan amnion, vili
chorionic, atau darah fetus. Lakukan pemeriksaan imaging (USG) jika ditemukan
holoprosensafali, anomali jantung atau ginjal. Oleh karena tingginya defek struktural,
lakukan evaluasi untuk intervensi bedah jika pasien telah melewati periode
neonatal. Patau syndrome sering terdeteksi selama kehamilan pada pemindaian
anomali janin rutin pada 20 hingga 22 minggu kehamilan. Orang tua dapat memilih
untuk tidak melanjutkan kehamilan. Dalam banyak kasus bayi hilang sebagai
keguguran spontan.
Kadang-kadang bayi dapat lahir dengan fitur patau syndrome setelah scan normal
pada kehamilan. Dalam situasi ini, sampel darah dari bayi akan dikirim untuk analisis
kariotip untuk mengkonfirmasikan diagnosis.
Etiologi
- Sindrom Patau adalah hasil dari trisomi 13, yang berarti setiap sel dalam tubuh
memiliki tiga salinan kromosom 13 bukan dua biasa. Sebagian kecil kasus terjadi
ketika hanya beberapa sel-sel tubuh memiliki salinan tambahan, kasus tersebut
disebut mosaik Patau
- Sindrom patau juga dapat terjadi ketika bagian dari kromosom 12 menjadi melekat
pada kromosom lain (translokasi) sebelum atau pada saat pembuahan dalam
Epidemiologi
Kelainan ini kira-kira ditemukan pada 1 diantara 12000 bayi baru lahir. Seperti halnya
dengan trisomy autosom lain nya (18 dan 21), terdapat hubungan dengan makin
lanjutnya usia ibu.4
Faktor Predisposisi
Faktor risiko trisomi 13, yaitu :
- Meningkat nya risiko bersamaan dengan peningkatan usia ibu
- Orang tua pembawa jenis kelainan translokasi seimbang
Patofisiologi5
Aneuploidi adalah istilah yang digunakan dalam genetika klinis untuk menjelaskan
perubahan dalam kromosom. Aneuploidi adalah suatu keadaan ketika seseorang
memiliki satu atau lebih kromosom lebih atau kurang dari komplemen 46 yang
normal, yang dapat sangat berpengaruh pada kesehatan dan kesejahteraan janin.
Trisomi terjadi apabila kromosom seks atau somatik gagal berpisah secara benar
selama proses meiosis. Hal ini disebut nondisjungsi. Sebagian besar trisomi
menyebabkan aborsi embrio secara spontan, walaupun ada kemungkinan kecil untuk
terjadinya kelahiran hidup.
Patofisiologi terjadinya trisomi 13 pada umumnya tak jauh berbeda dengan trisomi
18. Patau Syndrome disebabkan munculnya ekstra duplikasi kromosom 13, umumnya
terjadi saat konsepsi dan ditransmisikan ke setiap sel tubuh. Sementara mekanisme
bagaimana kromosom trisomi mengganggu perkembangan masih belum diketahui
secara pasti. Pada perkembangan normal genom autosomal manusia memperoleh 2
duplikat, munculnya duplikat autosomal ke-3 terutama trisomi 13 tipe sempurna/total
sangat lethal terhadap perkembangan embrio.
Manifestasi Klinis4
Hampir semua bayi dengan trisomy 13 menunjukkan gambaran dismorfik yang jelas
dan kelainan mayor pada organ dalam. Sangat jarang ditemukan kasus yang dapat
bertahan hidup diatas beberapa minggu, sebanyak 50% kasus meninggal dalam 3 hari
setelah lahir. Penderita yang bertahan hidup lama menunjukkan cacat fisik yang berat.
Secara umum : hipertonisitas selama masa neonatal, gagal tumbuh yang berat dengan
kematian dini pada sebagian besar kasus.
Anggota badan : polidaktili (post-aksial, yaitu pada sisi radial), garis tangan tunggal,
talipes
Daerah kelapa & wajah :
Tipe I : holoprosensefali, yaitu : tidak ada hidung (agenesis premaksilaris), lubang
hidung tunggal (sebosefal), belalai (etmosefali)
Tipe II : mikroftalmia, hidung bulat besar, palato/labioskizis, telinga kecil/defek pada
kulit kepala
Lain-lain : kelainan jantung, eksomfalos, kriptokidismus/hipuspadia, ginjal polikistik
Kelainan
yang Kelainan
yang
ditemukan 50% kasus
ditemukan <50% kasus
Pertumbuhan
Defisiensi pertumbuhan saat
prenatal, berat badan lahir ratarata 2480 gram
Susunan saraf pusat
Holoprosensefali
denganHipertonia, hipotonia, agenesis
derajat perkembangan tidakkorpus kallosum, hidrosefalus,
Kranium
Mata
Hidung, mulut,
mandibula
Telinga
Kulit
Tulang lain
Jantung
aurikuler, dekstrokardia
Abdominal
Omfalokele,
Heterotropik
jaringan pancreas atau limpa,
rotasi colon yang tak sempurna,
Divertikulum Meckel.
Ginjal
Polikistik
ginjal
(31%),
hidronefroposis, Horseshoe
kidney, ureter duplikat.
Genitalia
Lain-lain
Meningkatnya
frekuensiTrombositopenia, situs inversus
proyeksi inti neutrofil, biasanyaparu, kista thymus, kalsifikasi
persisten pada periode embrioarteri pulmonal, kantung empedu
atau fetal tipe
yang besar, aplasia tulang
hemoglobin.
radialis, deformitas sendi besar,
Arteri umbilikalis tunggal,defek
Hernia umbilicalis.
diafragma
Gambar 7. Polidaktili
Gambar 8. Labiopalatoschizis
Konseling genetik6
Konseling genetik pada hakikatnya akan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan
kelainan pada suatu keluarga, serta memberikan gambaran dan dapat memperkirakan
kelainan pada suatu keluarga, serta memberikan gambaran dan dapat memperkirakan
terulangnya suatu kelainan didalam keluarga yang sama.
Fungsi konseling genetik mencakup :
a. Fungsi preventif tingkat I : memberikan informasi tentang berbagai faktor genetik
yang mungkin ada
b. Fungsi preventif tingkat II : mengadakan deteksi pasangan, calon suami istri yang
berkaitan dengan masalah genetik, baik dalam masa prokontrasepsi maupaun pada pra
kelahiran
c. Fungsi preventif tingkat III : melalui informasi tentang langkah-langakah dalam
pengambilan keputusan orang tua yang memiliki anak yang memiliki kelainan
genetik.
Cara pelaksanaan konseling genetika :
a. Mengadakan anamnesis untuk menggali masalah yang berkaitan dengan keturunan
dan menyusun pedegre (genogram)
b. Mengajak pasangan untuk memahami kemungkinan terjadi nya kelainan genetik atau
kelainan herediter
c. Mencari jalan keluar bersama klien dan pasangan nya dan memberikan alternatif jalan
keluar
d. Mendorong klien dan pasangan nya untuk dapat mengambil keputusan secara tepat
e. Membantu klien untuk melaksanakan jalan keluar yang sudah dipilih
Tujuan akhir :
Well development growth
intrauteri
Well born baby & well health
Terminasi kehamilan :
Mengurangi beban
social ekonomi
keluarga
Reevaluasi factor
Terapi gen5
Sampai saat ini belum terdapat alat yang efektif untuk terapi gen, akan tetapi
perkembangan mutakhir dalam bidang biologi molekular menjanjikan harapan bahwa
sesegera mungkin dapat dilakukan penggantian secara langsung gen gen abnormal
oleh gen gen normal. Kekhawatiran masyarakat akan prospek permainan dengan gen
telah diredakan dengan suatu konsensus universal bahwa terapi gen hendaknya hanya
dilakukan untuk menyembuhkan suatu penyakit daripada untuk maksud-maksud
eugenetika seperti meningkatkan kecerdasan atau kemampuan atlet, dan terapi gen
tersebut seharusnya ditujukan terutama pada pengubahan suatu jaringan tubuh (terapi
somatik) daripada pengubahan pewarisan konstitusi genetik yang mendasarinya.
Prognosis
Pada umumnya prognosis sangat buruk pada neonatus dengan trisomi 13. Umur
harapan hidup rata-rata hanya 2,5 hari.
Penatalaksanaan
Intervensi bedah umumnya ditunda untuk beberapa bulan pertama kehidupan karena
tingginya
angka
kematian.
Hati-hati
dalam
mengambil
keputusan
terhadap kemungkinan harapan hidup mengingat beratnya derajat kelainan neurologik
dan kelainan fisik dan pemulihan pos operasi.7 Konsultasi genetika sangat penting
ditinjau dari resiko berulangnya trisomi 13 seperti halnya terhadap trisomi 18 karena
translokasi.
Manajemen medis anak-anak dengan trisomi 13 direncanakan berdasarkan kasus per
kasus dan tergantung pada keadaan individual pasien. Pengobatan patau
syndrome berfokus pada masalah fisik tertentu dengan yang setiap anak lahir. Banyak
bayi mengalami kesulitan bertahan dalam beberapa hari pertama atau minggu karena
saraf parah masalah atau kompleks cacat jantung . Pembedahan mungkin diperlukan
untuk memperbaiki kerusakan jantung atau celah bibir dan langit-langit . Terapi fisik,
okupasi, dan pidato akan membantu individu dengan patau syndrome mencapai
potensi penuh perkembangan mereka.
KESIMPULAN
Trisomy 13 atau patau syndrome merupakan kelainan kromosom karna adanya
ekstraduplikasi kromosom 13, yang umumnya terjadi saat konsepsi dan kemudian
ditransmisikan ke setiap sel tubuh. Karna normal genom autosomal manusia adalah 2
duplikat, munculnya autosomal ke 3 pada trisomy 13 menyebabkan berbagai
gangguan pertumbuhan dan malformasi pada tubuh bayi terutama gangguan pada
organ jantung menyebabkan bayi tidak mempunyai usia harapan hidup yan tinggi.
Pemeriksaan kromosom pranikah sangat dianjurkan kepada pasangan suami istri
dengan risiko. Konseling genetic yang kuat sangat penting dalam kasus-kasus
kelainan genetic seperti trisomy 13 ini, sehingga dapat diambil jalan keluar yang
terbaik.
DAFTAR ISI
1. Sacher R A, McPherson R A. Pemeriksaan laboratorium. Ed 11. Jakarta : EGC;
2004. Hal 64-5
2.
3.
4.
5.
6.
Jha T B, Ghosh B. Tissue Cluture. India : Universitas Press; 2005. Hal 136
Curttis GB. Kehamilan diatas usia 30. Jakarta: Arcan; 2000. Hal 99-108
Hull D, Johnston D I. Dasar-dasar pediatric. Ed 3. Jakarta: EGC; 2008..Hal 16-7
Hull D, Johnston DI. Dasar-dasar pediatri. Ed 3. Jakarta: EGC; 2008. hal 30
Uripni C L, Sujianto U, Indrawati T. Komunikasi kebidanan. Jakarta: EGC; 2003.
Hal 99
7. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Ed 3. Jakarta: EGC;2009. Hal 53