Disusun oleh :
Pembimbing:
1
I. IDENTITAS PASIEN :
Nama (inisial) :F
Usia : 19 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
KELUHAN UTAMA
3
C. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Riwayat perkembangan fisik:
Pasien mengatakan pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara
2. Riwayat perkembangan kepribadian
a. Masa kanak-kanak (0-11 tahun):
Pasien dapat berinteraksi dan berkomunikasi baik dengan keluarga,
dan pasien dapat bermain dengan teman-teman sebayanya.
b. Masa Remaja (12-18 tahun):
Pasien tumbuh secara normal anak seusia nya.
3. Riwayat pendidikan
SD : Tamat sesuai waktu
SMP : Tamat sesuai waktu
SMA : Tidak tamat
4. Riwayat pekerjaan
Pasien mengatakan tidak bekerja
5. Kehidupan beragama
Pasien beragama Islam, pasien mengaku sholat 2x sehari
6. Kehidupan sosial dan perkawinan
.
7. Riwayat kehidupan sosial sekarang
Pasien dapat bergaul dengan teman-temannya dengan baik
8. Riwayat keluarga
Pasien merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara.. Pasien mengaku tidak
ada riwayat gangguan jiwa ataupun penggunaan zat terlarang pada
keluarga.
4
Pohon keluarga
5
4. Sikap terhadap Pemeriksa
Pasien bersikap kooperatif dalam menjawab setiap pertanyaan yang
ditanyakan.
5. Pembicaraan
a. Cara berbicara : Spontan, jelas, lancar dan volume cukup.
b. Gangguan berbicara : Tidak terdapat gangguan dalam berbicara.
C. GANGGUAN PERSEPSI
a. Halusinasi : Halusinasi auditorik dan visual
b. Ilusi : Tidak ada
c. Depersonalisasi : Tidak ada
d. Derealisasi : Tidak ada
6
d. Konsentrasi : Baik
e. Perhatian : Baik
f. Orientasi :
o Waktu : Baik (dapat menyebutkan hari, tanggal, bulan dan tahun
dengan benar).
o Tempat :Baik (tahu tempat sekarang dimana ia berada dan dirawat).
o Orang : Baik (tahu sedang diwawancara oleh dokter muda).
o Situasi : Baik.
g. Daya ingat
Jangka panjang :Baik (dapat mengingat masa sekolahnya).
Jangka pendek :Baik (dapat menyebutkan nama dokter yang
merawatnya).
Segera :Baik (dapat mengulang angka yang
disebutkan).
h. Pikiran abstraktif :Baik (beda pena dan kertas)
i. Visuospasial :Baik (dapat menggambar jarum jam)
j. Bakat kreatif : tidak dilakukan
k. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik (pasien mau makan,
mandi, dan berpakaian sendiri).
E. PROSES PIKIR
1. Arus piker
- Produktivitas : cukup ide
- Kontinuitas : inkoheren
- Hendaya bahasa : Tidak ada
2. Isi pikir
- Preokupasi dalam pikiran : Tidak ada
- Waham : Tidak ada
- Obsesi : Tidak ada
- Fobia : Tidak ada
- Gagasan rujukan : Tidak ada
7
- Gagasan pengaruh : Tidak ada
F. PENGENDALIAN IMPULS
Baik (dapat mengontrol emosinya).
G. DAYA NILAI
- Daya nilai sosial : Baik
- Uji daya nilai : Baik
- Daya nilai realitas : Baik
H. TILIKAN
Tilikan 5 : Mengakui bahwa dirinya sakit dan tahu bahwa penyebabnya adalah
perasaan irasional atau gangguan-gangguan yang dialami, tetapi tidak
memakai pengetahuan tersebut untuk pengalaman di masa datang.
I. RELIABILITAS
Dapat dipercaya
8
B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranial (I-XII) : Dalam batas normal
2. Tanda rangsang meningeal : Negatif
Refleks fisiologis : Dalam batas normal
Refleks patologis : Negatif
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
9
Tilikan derajat 5. Reabilitas dapat dipercaya. Pemeriksaan fisik dan
neurologik tidak ada kelainan.
Tidak ada
Tidak ada
GAF = 90-81 (tidak ada gejala atau gejala minimal, misalnya cemas sebelum
ujian. Berfungsi dengan baik di segala bidang, dapat beraktifitas dan
bersosialisasi dengan baik, puas dengan kehidupannya.
VIII.EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis V: GAF = 90-81 (tidak ada gejala atau gejala minimal, misalnya cemas
sebelum ujian. Berfungsi dengan baik di segala bidang, dapat beraktifitas dan
bersosialisasi dengan baik, puas dengan kehidupannya.
IX.DAFTAR MASALAH
X.PROGNOSIS
11
XI.PENATALAKSANAAN
2. Psikoterapi
Memotivasi dan mengedukasi pasien untuk minum obat teratur dan istirahat
yang cukup.
3. Sosioterapi :
12
PEMBAHASAN
Penyalahgunaan zat adalah suatu perilaku mengonsumsi atau menggunakan
zat-zat tertentu yang dapat mengakibatkan bahaya pada diri sendiri maupun orang
lain. Menurut DSM, peyalahgunaan zat melibatkan pola penggunaan berulang yang
menghasilkan konsekuensi yang merusak. Konsekuensi yang merusak bisa termasuk
kegagalan untuk memenuhi tanggung jawab utama seseorang (misalnya: sebagai
pelajar, sebagai pekerja, atau sebagai orang tua), menempatkan diri dalam situasi
dimana penggunaan zat secara fisik berbahaya (contoh mencampur minuman dan
penggunaan obat), berhadapan dengan masalah hukum berulang kali yang meningkat
karena penggunaan obat. Memiliki masalah sosial atau interpersonal yang kerap
muncul karena pengunaan zat (contoh: berkelahi karena mabuk).1
Dalam nomenklatur kedoteran, ketergantungan NAPZA adaah suatu jenis penyakit
atau “disease entity” yang dalam ICD 10 yang dikeluarkan WHO digolongkan dalam
“Mental and behavioral disorders due to psychoactive substance use”. Menurut DSM-
IV menggolongkan gangguan ini dalam dua kategori
a. Gangguan Penggunaan Zat (substance use disorders) penggunaan maladaptif dari
zat psikoaktif, tipe gangguan ini mencakup gangguan penyalahgunaan zat
(substance abuse) dan gangguan ketergantungan zat (substance dependence).
b. Gangguan Akibat Penggunaan Zat (subtance induced disorders) Gangguan
fisiologis ataupun psikologis yang muncul karena penggunaan zat psikoaktif,
seperti intoksikasi, gejala putus zat, gangguan mood, delirium, demensia,
amnesia, gangguan psikotik, gangguan kecemasan, disfungsi seksual, dan
gangguan tidur.2
F19 : - Gangguan Mental dan Prilaku Akibat Penggunaan Zat Multipel dan
Penggunaan Zat Psikoaktif lainnya.
13
F1x.5 Gangguan Psikotik
Kriteria Diagnostik
Gangguan psikotik yang terjadi selama atau segera sesudah penggunaan zat
psikoaktif (biasanya dalam waktu 48 jam), bukan merupakan manifestasi dari
keadaan putus zat dengan delirium (lihat Flx.4) atau suatu onset lambat.
Gangguan psikotik onset lambat (dengan onset lebih dari 2 minggu setelah
penggunaan zat) dimasukkan dalam Flx.75.
Gangguan psikotik yang disebabkan oleh zat psikoaktif dapat tampil dengan pola
gejala yang bervariasi. Variasi ini akan dipengaruhi oleh jenis zat yang digunakan
dan keprihadian pengguna zat. Pada penggunaan obat stimulan, seperti kokain
dan amfetamin, gangguan psikotik yang diinduksi oleh obat umumnya
berhubungan erat dengan tingginya dosis dan/atau penggunaan zat yang
berkepanjangan. Diagnosis gangguan psikotik jangan hanya ditegakkan
berdasarkan distorsi persepsi atau pengalaman halusinasi, bila zat yang
digunakan ialah halusinogenika primer (misalnya Lisergide (LSD), meskalin,
kanabis dosis tinggi. Perlu dipertimbangkan kemungkinan diagnosis intoksikasi
akut (Flx.0).3
Diagnosis suatu keadaan psikotik dapat ditentukan lebih lanjut dengan kode lima
karakter berikut :
Flx.50 Lir-skizofrenia (Schizophrenic-like)
Flx.51 Predominan waham
Flx.52 Predominan halusinasi (termasuk halusinasi alkoholik)
Flx.53 Predominan polimorfik
Flx.54 Predominan gejala depresi
Flx.55 Predominan gejala manik
Flx.56 Campuran.3
14
Jenis-Jenis Antipsikotik
No Nama obat
1 An
tip
sik
oti
k
tipi
kal
:
An
tip
sik
oti
k
tipi
kal
me
rup
aka
n
ant
ips
iko
tik
ge
ner
asi
la
ma
ya
ng
me
mp
un
yai
aks
i
unt
15
uk
me
ng
ebl
ok
res
ept
or
do
pa
mi
n
D2
.
An
tip
sik
oti
k
jen
is
ini
leb
ih
efe
ktif
unt
uk
me
ng
ata
si
gej
ala
pos
itif
ya
ng
mu
nc
ul.
Efe
k
sa
16
mp
ing
eks
tra
pir
am
ida
l
ba
ny
ak
dit
em
uk
an
pa
da
pe
ng
gu
naa
n
ant
ips
iko
tik
tipi
kal
seh
ing
ga
mu
nc
ull
ah
ant
ips
iko
tik
ati
pik
al
ya
ng
17
leb
ih
am
an.
- P
h
e
n
o
t
h
i
a
z
i
n
e
- Phenothiazine
Rantai aliphatic : chlorpromazine
Rantai piperazine : perphenazine, trifluoperazine, fluphenazine
Rantai piperidine : thioridazine
- Butyrophenone : Haloperidol
- Diphenyl-butyl-piperidine : pimozide
2 An
tip
sik
oti
k
ati
pik
al :
An
18
tip
sik
oti
k
ati
pik
al
ada
lah
ge
ner
asi
bar
u
ya
ng
ba
ny
ak
mu
nc
ul
pa
da
tah
un
19
90
an.
Ak
si
ob
at
ini
yai
tu
me
ng
ebl
ok
res
ept
or
5-
19
HT
2
da
n
me
mil
iki
efe
k
blo
ka
de
pa
da
res
ept
or
do
pa
mi
n
ya
ng
ren
da
h.
An
tip
sik
oti
k
ati
pik
al
me
rup
aka
n
pili
ha
n
per
ta
ma
20
dal
am
ter
api
ski
zof
ren
ia
kar
ena
efe
k
sa
mp
ing
ny
a
ya
ng
cen
der
un
g
leb
ih
kec
il
jik
a
dib
an
din
gk
an
de
ng
an
ant
ips
iko
tik
tipi
kal
.
21
An
tip
sik
oti
k
ati
pik
al
me
nu
nju
kk
an
pe
nur
un
an
dar
i
mu
nc
uln
ya
efe
k
sa
mp
ing
kar
ena
pe
ng
gu
naa
n
ob
at
da
n
ma
sih
efe
ktif
dib
22
eri
ka
n
unt
uk
pas
ien
ya
ng
tel
ah
res
iste
n
ter
ha
da
p
pe
ng
ob
ata
n.
An
tip
sik
oti
k
ini
efe
ktif
unt
uk
me
ng
ata
si
gej
ala
bai
k
pos
itif
ma
23
up
un
ne
gat
if.
- Benzamide : sulpiride
- Dibenzodiazepin : clozapine, olanzapine, quetiapine, zotepine
- Benzisoxazole : risperidon, aripiprazole
Daftar Pustaka
1. BNN, 2013. Pedoman Pencegahan penyalaguna NAPZA, Badan Narkotika
Nasional: Jakarta. From :http://www.bnn.go.id/, diakses pada 2 Mei 2019.
2. Sadock B, Shadock, Virginia. 2010. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis,
Penerbit EGC. Jakarta
3. Elvira S, Hadisukanto G, 2013. Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
24