TINJAUAN PUSTAKA
1
2.1. Definisi
2.2. Epidemiologi
2.3. Etiologi
Sulit untuk menentukan penyebab penyakit yang telah berubah begitu banyak
dari waktu ke waktu.Dugaan saat ini bahwa penyebab gangguan skizoafektif mungkin
2
mirip dengan etiologi skizofrenia.Oleh karena itu teori etiologi mengenai gangguan
skizoafektif juga mencakup kausa genetik dan lingkungan.
Penyebab gangguan skizoafektif adalah tidak diketahui, tetapi empat model
konseptual telah diajukan2 :
1. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe skizofrenia atau suatu
tipe gangguan mood
2. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan ekspresi bersama-sama dari
skizofrenia dan gangguan mood
3. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe psikosis ketiga yang
berbeda, tipe yang tidak berhubungan dengan skizofrenia maupun suatu
gangguan mood
4. Kemungkinan terbesar adalah bahwa gangguan skizoafektif adalah kelompok
gangguan yang heterogen yang meliputi semua tiga kemungkinan yang
pertama.
3
ditemukan diantara sank saudara pasien yang pasien dengan skizoafektif, tipe bipolar;
tetapi, sanak saudara pasien dengan gangguan skizoafektif, tipe depresif, mungkin
berada dalam resiko yang lebih tinggi menderita skizofrenia daripada suatu gangguan
mood2.
4
membentuk sebagian penyakit skizofrenik yang sudah ada, atau di mana gejala-gejala
itu berada bersama-sama ata
5
2.6. Penatalaksanaan
A. Pengobatan Psikososial
Pasien dapat terbantu dengan kombinasi terapi keluarga, latihan
keterampilan sosial, dan rehabilitasi kognitif.Oleh karena bidang
psikiatri sulit memutuskan diagnosis dan prognosis gangguan
skizoafektif yang sebenarnya, ketidakpastian tersebut harus dijelaskan
kepada pasien.Kisaran gejala mungkin sangat luas, karena pasien
mengalamaikeadaan psikosis dan variasi kondisi mood yang terus
berlangsung. Anggota keluarga dapat mengalami kesulitan untuk
menghadapi perubahan sifat dan kebutuhan pasien tersebut. 2
B. Pengobatan Farmakoterapi
Prinsip dasar yang mendasari farmakoterapi untuk gangguan
skizoafektif adalah dengan pemberian antipsikotik disertai dengan
pemberian antimanik atau antidepresan.Pemberian obat antipsikotik
diberikan jika perlu dan untuk pengendalian jangka pendek.
6
Skizoafektif,Episode Manik atau Campuran (fase akut) 3
Injeksi : olanzapin 2x 5-10 mg/ hari dengan diazepam 2x10 mg/hari.
Oral :
Terapi kombinasi:
Oral :
Terapi kombinasi
1. Litium karbonat 2x400mg, dinaikan sampai kisaran
terapeutik 0,8-1,2 mEq/L (biasanya dicapai dengan dosis litium
karbonat 1200-1800 mg/hari, pada fungsi ginjal normal) atau
divalproat dengan dosis 2x250 mg/har dan dinaikan setiap
beberapa hari hingga kadar plasma mencapai 50-100 mg/L atau
Karbamazepin dengan dosis awal 300-800 mg/hari dan dosis
dapat dinaikan 200 mg setiap dua-empat hari hingga mencapai
kadar plasma 4-12 ug/ML. Sesuia dengan Karbamazepin 800-
1600 mg/hari atau Lamotrigin dengan dosis 200-400 mg/hari.
7
2. Antidepresan, SSRI, misalnya Fluoksetin 1x10-20
mg/hari.
3. Antipsikotika generasi kedua Olanzapin 1x10-
30mg/hari atau risperidone 2x1-3 mg/hari atau quetiapin hari I
(200mg), hari II (400mg), hari III (600mg) dan seterusnya atau
aripirazol 1x10-30mg/hari
Litium Karbonat 0,6-1 m gejala urutan pertama dari Scheneider tampaknya tidak
meramalkan perjalanan penyakit
8
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
10